PENGAMBIL KEPUTUSAN YG BERSANGKUTAN Kendala yg paling sering menampakkan diri adalah ketidakmampuan seseorang bertindak tegas. Sering seorang manajer membiarkan dirinya diliputi oleh keragu-raguan, sehingga: 1. Ia menyerahkan pengambilan keputusan kpd para bawahannya, dengan dalih pendelegasian wewenang. 2. Ia mengangkat permasalahan ketingkat yg lebih tinggi sehingga pimpinan pada hirarkhi yg lebih ataslah yg kemudian mengambil keputusan. 3. Ia mencari alasan sedemikian rupa, sehingga peranan mengambil keputusan itu bergeser kepada manajer lain yg setingkat. HANTU KEGAGALAN DI MASA LALU
Dalam perjalanan karir seseorang sbg manajer,
tidak ada seorang pun yg mencapai nilai keberhasilan seratus persen. Pengalaman pahit demikian tidak jarang menjadi kendala dalam pengambilan keputusan, dan bahkan menghantui seseorang sehingga ia menjadi takut atau ragu-ragu mengambil keputusan. Utk menutupi rasa takut, seorang manajer biasanya berusaha menemukan perisai sehingga ia merasa terlindung dari kegagalan. HANTU KEGAGALAN DI MASA LALU
Berbagai bentuk perisai itu antara lain:
1. Pembentukan panitia ad hoc 2. Penyerahan tugas menyelesaikan masalah kepada sekelompok tenaga ahli 3. Pengerahan tenaga konsultan dari luar organisasi 4. Proses pengambilan keputusan menjadi tugas & tanggung jawab yg sifatnya kolektif, & tidak lagi merupakan tanggung jawab manajer yg bersangkutan Tindakan demikian dapat saja membebaskan manajer pengambil keputusan itu dari beban memikul tanggung jawab tunggal, tetapi tdk berarti bahwa manajer yang bersangkutan telah bebas dari berbagai tekanan organisasional. PEMAHAMAN YG TDK TEPAT TENTANG PERANAN INFORMASI Keluhan para pengambil keputusan yg mengatakan bahwa mereka tdk mengambil keputusan karena mereka tdk memiliki informasi yg cukup. Ada kalanya keluhan tsb mengandung kebenaran. Akan tetapi tdk jarang dalih itu hanya merupakan cara utk mengelak dari tanggung jawab utk mengambil keputusan. Dalam banyak hal, situasi yg dihadapi oleh pengambil keputusan adalah justru terlalu banyak informasi yg disajikan kepadanya, yg mengakibatkan terlalu banyak waktu &tenaga yg dipakai utk menganalisis informasi guna menentukan informasi mana yg relevan & mana yg tidak, sehingga proses pengambilan keputusan menjadi lambat. KONSULTASI YANG BERLEBIHAN
Proses mengambil keputusan dapat
menjadi sangat lamban apabila seorang pengambil keputusan melakukan terlalu banyak konsultasi dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar organisasi. FAKTOR KETIDAKPASTIAN
Melakukan perhitungan, dan
memproyeksikan situasi masa depan yg akan dihadapi, tetap merupakan satu hal yg tidak mungkin utk menghilangkan seluruhnya faktor ketidakpastian tersebut. Yang dapat dilakukan ialah memperkecil ketidakpastian. KETERLIBATAN KELOMPOK SEBAGAI KENDALA
Keterlibatan sejumlah orang dalam proses
pengambilan keputusan merupakan hal yg sangat baik utk dipraktekkan. Karena dgn demikian rasa tanggung jawab pelaksana diharapkan menjadi lebih besar. Tetapi segi-segi positif tersebut berbagai bukannya tidak dibarengi oleh berbagai kelemahan yg perlu diwaspadai. KETERLIBATAN KELOMPOK SEBAGAI KENDALA
2 kelemahan utama yg ditimbulkan oleh
keterlibatan banyak orang dlm proses pengambil keputusan adalah: 1. Proses pengambil keputusan dpt menjadi sangat lamban, & keadaan demikian mempersulit pemecahan masalah yg dihadapi. 2. Sering timbul polarisasi pandangan dikalangan mereka yg terlibat, yg pada gilirannya mempersulit tercapainya mufakat. KETIDAKJELASAN PERANAN Ketidakjelasan peranan itu dapat berakibat pada berbagai hal yg negatif, seperti: 1. Kemungkinan seorang bertindak melampaui batas-batas wewenang yg sesungguhnya dimiliki. 2. Kemungkinan tumpang tindih kegiatan 3. Kemungkinan terjadinya duplikasi 4. Kemungkinan tidak lancarnya koordinasi INERTIA ATAU KEMALASAN
Sikap inertia mendorong seseorang utk
tidak berbuat apa-apa sesungguhnya merupakan salah satu bukti terkuat dari ketidakmampuan seseorang bersikap tegas dan cepat dalam mengambil keputusan. KEKURANGMAMPUAN MENGELOLA WAKTU
Efektifitas seorang manajer sangat
tergantung pada kemampuannya mengelola waktunya secara tepat. Ketidakmampuannya mengelola waktu sering mengakibatkan seorang manajer menghadapi stress yang pada gilirannya pasti mempengaruhi prestasi kerjanya. KAITAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN STRESS Tanggung jawab seorang manajer utk mengambil keputusan yg rasional, logis, realistis, & efektif, bukanlah tanggung jawab yg ringan. Karena itu tidak mengherankan bila banyak manajer yang dihinggapi stress sebagai akibat beratnya tugas yang harus diembannya. KAITAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN STRESS Banyak faktor yg dapat menimbulkan stress dlm kehidupan manajerial seseorang. Misalnya, mengalirnya terlalu banyak informasi, sehingga menyita banyak waktu, tenaga, pikiran utk menganalisis & menyaringnya, adalah salah satu faktor. Faktor lain adalah kebisingan yang terjadi sekeliling tempat kerja seseorang, baik itu kebisingan yg bersumber dari dalam organisasi sendiri, seperti kebisingan di suatu pabrik, maupun kebisingan yg bersumber dari luar organisasi, seperti lalu lintas yg padat. KAITAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN STRESS
FAKTOR LAIN LAGI: karena desakan
waktu yg sedemikian kuat, sehingga manajer yg bersangkutan merasa, bahwa ia selalu diburu-buru utk menyelesaikan tugas. FAKTOR-FAKTOR YANG BERSIFAT PRIBADI: misalnya pertikaian atau ketidaksesuaian dalam kehidupan rumah tangga. EFEK STRESS DAN CARA-CARA PENANGGULANGANNYA
Jika seorang manajer menghadapi
stress yg akut, bukanlah hal yg mustahil apabila ia tdk mampu mengambil keputusan sama sekali. 3 HAL YANG DIPANDANG SANGAT BERMANFAAT DLM PENANGGULANGAN DAMPAK PSIKOLOGIS DARI STRESS DARI STRESS
1. Meenimbulkan kesadaran dikalangan para
pengambil Keputusan bahwamemang selalu terdapat resiko yg melekat & harus dihadapi pada tindakan memilih sesuatu alternatif 2. Menimbulkan harapan bahwa pintu utk mencari & menemukan alternatif yg lebih baik tidak tertutup, asal pengambil keputusan yg bersangkutan tidak berpandangan apriori dalam menjalankan fungsinya. Artinya resiko yg timbul seyogyanya dipandang bukan sebagai masalah, melainkan sbg tantangan yg pada dirinya mengandung berbagai peluang. 3. Menimbulkan keyakinan, bahwa tersedia waktu utk mencari & melakukan pengkajian yg matang sebelum suatu keputusan diambil. Timbulnya stress dapat dicegah, atau paling sedikit dikurangi dampaknya, apabila disadari, bahwa tdk semua alternatif yg akan ditempuh. Mengandung resiko yg sama intensitasnya. Melalui cara berpikir yang kreatif, pendidikan, pengalaman, digabung dgn teknik-teknik pengambilan keputusan yg ilmiah & rasional, perlu ditumbuhkan keyakinan dalam diri para manajer, bahwa dengan segala resiko yg mungkin timbul pun kemungkinan keberhasilan selalu ada. Sekian