Anda di halaman 1dari 19

OLEH: SIGIT PURWANTO

KENDALA YG BERSUMBER PADA DIRI


PENGAMBIL KEPUTUSAN YG BERSANGKUTAN
Kendala yg paling sering menampakkan diri
adalah ketidakmampuan seseorang bertindak
tegas. Sering seorang manajer membiarkan
dirinya diliputi oleh keragu-raguan, sehingga:
1. Ia menyerahkan pengambilan keputusan kpd
para bawahannya, dengan dalih pendelegasian
wewenang.
2. Ia mengangkat permasalahan ketingkat yg lebih
tinggi sehingga pimpinan pada hirarkhi yg lebih
ataslah yg kemudian mengambil keputusan.
3. Ia mencari alasan sedemikian rupa, sehingga
peranan mengambil keputusan itu bergeser
kepada manajer lain yg setingkat.
HANTU KEGAGALAN DI MASA LALU

Dalam perjalanan karir seseorang sbg manajer,


tidak ada seorang pun yg mencapai nilai
keberhasilan seratus persen.
Pengalaman pahit demikian tidak jarang menjadi
kendala dalam pengambilan keputusan, dan
bahkan menghantui seseorang sehingga ia
menjadi takut atau ragu-ragu mengambil
keputusan.
Utk menutupi rasa takut, seorang manajer
biasanya berusaha menemukan perisai
sehingga ia merasa terlindung dari kegagalan.
HANTU KEGAGALAN DI MASA LALU

Berbagai bentuk perisai itu antara lain:


1. Pembentukan panitia ad hoc
2. Penyerahan tugas menyelesaikan masalah kepada
sekelompok tenaga ahli
3. Pengerahan tenaga konsultan dari luar organisasi
4. Proses pengambilan keputusan menjadi tugas &
tanggung jawab yg sifatnya kolektif, & tidak lagi
merupakan tanggung jawab manajer yg
bersangkutan
Tindakan demikian dapat saja membebaskan manajer
pengambil keputusan itu dari beban memikul tanggung
jawab tunggal, tetapi tdk berarti bahwa manajer yang
bersangkutan telah bebas dari berbagai tekanan
organisasional.
PEMAHAMAN YG TDK TEPAT TENTANG
PERANAN INFORMASI
Keluhan para pengambil keputusan yg
mengatakan bahwa mereka tdk mengambil
keputusan karena mereka tdk memiliki informasi
yg cukup. Ada kalanya keluhan tsb mengandung
kebenaran. Akan tetapi tdk jarang dalih itu hanya
merupakan cara utk mengelak dari tanggung
jawab utk mengambil keputusan.
Dalam banyak hal, situasi yg dihadapi oleh
pengambil keputusan adalah justru terlalu banyak
informasi yg disajikan kepadanya, yg
mengakibatkan terlalu banyak waktu &tenaga yg
dipakai utk menganalisis informasi guna
menentukan informasi mana yg relevan & mana
yg tidak, sehingga proses pengambilan
keputusan menjadi lambat.
KONSULTASI YANG BERLEBIHAN

Proses mengambil keputusan dapat


menjadi sangat lamban apabila
seorang pengambil keputusan
melakukan terlalu banyak konsultasi
dengan berbagai pihak, baik di
dalam maupun di luar organisasi.
FAKTOR KETIDAKPASTIAN

Melakukan perhitungan, dan


memproyeksikan situasi masa depan yg
akan dihadapi, tetap merupakan satu hal
yg tidak mungkin utk menghilangkan
seluruhnya faktor ketidakpastian tersebut.
Yang dapat dilakukan ialah memperkecil
ketidakpastian.
KETERLIBATAN KELOMPOK SEBAGAI KENDALA

Keterlibatan sejumlah orang dalam proses


pengambilan keputusan merupakan hal
yg sangat baik utk dipraktekkan.
Karena dgn demikian rasa tanggung
jawab pelaksana diharapkan menjadi
lebih besar.
Tetapi segi-segi positif tersebut berbagai
bukannya tidak dibarengi oleh berbagai
kelemahan yg perlu diwaspadai.
KETERLIBATAN KELOMPOK SEBAGAI KENDALA

2 kelemahan utama yg ditimbulkan oleh


keterlibatan banyak orang dlm proses
pengambil keputusan adalah:
1. Proses pengambil keputusan dpt menjadi
sangat lamban, & keadaan demikian
mempersulit pemecahan masalah yg
dihadapi.
2. Sering timbul polarisasi pandangan
dikalangan mereka yg terlibat, yg pada
gilirannya mempersulit tercapainya
mufakat.
KETIDAKJELASAN PERANAN
Ketidakjelasan peranan itu dapat berakibat
pada berbagai hal yg negatif, seperti:
1. Kemungkinan seorang bertindak
melampaui batas-batas wewenang yg
sesungguhnya dimiliki.
2. Kemungkinan tumpang tindih kegiatan
3. Kemungkinan terjadinya duplikasi
4. Kemungkinan tidak lancarnya koordinasi
INERTIA ATAU KEMALASAN

Sikap inertia mendorong seseorang utk


tidak berbuat apa-apa sesungguhnya
merupakan salah satu bukti terkuat dari
ketidakmampuan seseorang bersikap
tegas dan cepat dalam mengambil
keputusan.
KEKURANGMAMPUAN MENGELOLA WAKTU

Efektifitas seorang manajer sangat


tergantung pada kemampuannya
mengelola waktunya secara tepat.
Ketidakmampuannya mengelola
waktu sering mengakibatkan
seorang manajer menghadapi stress
yang pada gilirannya pasti
mempengaruhi prestasi kerjanya.
KAITAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN
STRESS
Tanggung jawab seorang manajer
utk mengambil keputusan yg
rasional, logis, realistis, & efektif,
bukanlah tanggung jawab yg ringan.
Karena itu tidak mengherankan bila
banyak manajer yang dihinggapi
stress sebagai akibat beratnya tugas
yang harus diembannya.
KAITAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DENGAN STRESS
Banyak faktor yg dapat menimbulkan stress dlm
kehidupan manajerial seseorang. Misalnya,
mengalirnya terlalu banyak informasi, sehingga
menyita banyak waktu, tenaga, pikiran utk
menganalisis & menyaringnya, adalah salah satu
faktor.
Faktor lain adalah kebisingan yang terjadi
sekeliling tempat kerja seseorang, baik itu
kebisingan yg bersumber dari dalam organisasi
sendiri, seperti kebisingan di suatu pabrik,
maupun kebisingan yg bersumber dari luar
organisasi, seperti lalu lintas yg padat.
KAITAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DENGAN STRESS

FAKTOR LAIN LAGI: karena desakan


waktu yg sedemikian kuat, sehingga
manajer yg bersangkutan merasa,
bahwa ia selalu diburu-buru utk
menyelesaikan tugas.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERSIFAT
PRIBADI: misalnya pertikaian atau
ketidaksesuaian dalam kehidupan
rumah tangga.
EFEK STRESS DAN CARA-CARA
PENANGGULANGANNYA

Jika seorang manajer menghadapi


stress yg akut, bukanlah hal yg
mustahil apabila ia tdk mampu
mengambil keputusan sama sekali.
3 HAL YANG DIPANDANG SANGAT BERMANFAAT
DLM PENANGGULANGAN DAMPAK PSIKOLOGIS DARI STRESS
DARI STRESS

1. Meenimbulkan kesadaran dikalangan para


pengambil Keputusan bahwamemang selalu terdapat
resiko yg melekat & harus dihadapi pada tindakan
memilih sesuatu alternatif
2. Menimbulkan harapan bahwa pintu utk mencari &
menemukan alternatif yg lebih baik tidak tertutup, asal
pengambil keputusan yg bersangkutan tidak
berpandangan apriori dalam menjalankan fungsinya.
Artinya resiko yg timbul seyogyanya dipandang bukan
sebagai masalah, melainkan sbg tantangan yg pada
dirinya mengandung berbagai peluang.
3. Menimbulkan keyakinan, bahwa tersedia waktu utk
mencari & melakukan pengkajian yg matang sebelum
suatu keputusan diambil.
Timbulnya stress dapat dicegah, atau paling
sedikit dikurangi dampaknya, apabila disadari,
bahwa tdk semua alternatif yg akan ditempuh.
Mengandung resiko yg sama intensitasnya.
Melalui cara berpikir yang kreatif, pendidikan,
pengalaman, digabung dgn teknik-teknik
pengambilan keputusan yg ilmiah & rasional,
perlu ditumbuhkan keyakinan dalam diri para
manajer, bahwa dengan segala resiko yg
mungkin timbul pun kemungkinan
keberhasilan selalu ada.
Sekian

Anda mungkin juga menyukai