Anda di halaman 1dari 85

TEORI BERMAIN DAN

PERKEMBANGAN ANAK
USIA DINI BERDASARKAN
KONSEP BARAT, TIMUR,
DAN AGAMA
Teori menurut KI Hajar Dewantara

Tentang pendidikan anak usia dini


KI Hajar Dewantara, memendang
bahwa bermain bagi anak
merupakan:
Kodrat alam
Tutwuri handayani
Pembawaan masing-masing
Kemerdekaan
Bantuan diberikan pada saat
anak menghadapi hambatan
Teori KI Hajar Dewantara
yang paling terkenal
Konsentrus
Kontinyo Konsentrasi
Secara terus pada budaya
menerus nasiona

KONVERGENSI
(Perbadu
berbagai macam
kebudayaan)
Lingkungan yang berperan dalam
pendidikan
Lingkungan
Lingkungan Sekolah
Keluarga

Lingkungan
Masyarakat
TEORI MENURUT JHON DEWEY,
FROEBEL MARIA MONTESORI,
FLAGET VYGOTSKY
JHON DEWEY (1859-1952)
Pemikiran Dewey tentang pendidikan pada
umumnya dan pendidikan pada khususnya
tertuang dalam karya momental yang
berjudul DEMOCRACY AND EDUCATION.
Melalui ini Dewey menyatakan bahwa
pendidikan adalah rekontruksi dan organisasi
Prinsip pendidikan
Mayer (1949)

Pendidikan adalah perkembangan


Pendidikan adalah rekanstruksi
Pendidikan adalah proses sosial
Prinsip dasar pendidikan yang
progresip menurut Dewey secara
singkat dirangkum oleh Knelle
Belajar dikaitkan seharusnya kehidupan itu
sendiri
Belajar berkaitan dengan minat anak
Belajar melalui pemecahan masalah
Peran guru untuk menunjukkan, tetapi untuk
membimbing
Sekolah harus meningkatkan upaya kerja sama
Proebel (1782-1852)
Proebel adalah pencetus awal sekaligus
pelopor tunggal berdirinya KING
DERGAETEN atau Taman Kanak-Kanak
(TK) pertama di dunia
Pandangan pendidikan Proebel
Pendidikan bukan merupakan
persiapan untuk hidup
Ekspresi diri
Anak harus dibimbing
Spontanitas
Manusia adalah bagian dari alam
MARIA MONTESORI (1870-1952)
Montesori berpendapat bahwa kemerdekaan (kebebasan) adalah hak azazi setiap
anak.
Merdeka berarti sanggup membuat sesuatu dengan tenaga dan usaha sendiri, oleh
karena itu tugas pendidik adalah membimbing dan membina daya itu agar dapat
berkembang secara baik dan wajar.
Oleh karena itu anak-anak jangan digangu dengan selalu memberikan pertolongan
kepada mereka. Montesori memandang guru-guru di taman kanak-kanak adalah
pemimpin dan pembimbing
Jean Plaget
Jean Plaget dilahirkan di neuhatel kota Unoversitas kecil di Swiss. Ayahnya
seorang sejarahwan abad pertengah di universitas.
Piaget mengikuti ayahnya sebagai pemikir yang cermat dan sistematis tetapi
Ibunya sebaliknya, sangat emosional sehingga tingkah lakunya sering
menimbulkan tegerangan dalam keluarga (Wiliam Crain 2001)
LEV SEMYONOVICH VYGOTSKY
Dia adalah tokoh penting dalam psikologi yang berpengaruh
bersar pada pendidikan anak.
Keluarga Vygotsky memiliki keunikan yang tidak dimiliki
oleh keluarga lain pada umumnya.
Teori Psikologi Vygostsky
Ujaran
Membebaskan pikiran dan perhatian pada
perseptual langsung, sebuah kebebasan yang
membedakan kita dari spesies lain

Ujaran Egosentris

Anak-anak melewati sebuah fase dimana mereka


menghabiskan sejumlah waktu untuk berkata
keras-keras pada diri sendiri

Ucapan dalam hati

Seseorang berbicara dengan diam-diam pada


diri sendiri
Teori Bermain dan
Perkembangan Anak TK
Berdasarkan Pandangan
Abdullah Naskeh Ulwan dan
Ibnu Qoyim Al-Jauzyyah
(Filsuf Muslim)
Pandangan
Abdullah Naskeh Ulwan
Abdullah Nakeh Ulwan salah satu tokoh
pemikir Islam yang memiliki karya brilian di
bidang pendidikan, salah satu karya tersebut
adalah KITAB TARBIYAHAL AULAD FI AL
ISLAM (pendidikan anak dalam Islam).
Ia dilahirkan disebuah kota kecil di daerah
Qadhu Askar yang terletak di Halab Suriah
pada tahun 1928 M
Pemikiran Pendidikan Anak Usia
Diri Menurut Nashel Ulwan
Mendidik dengan keteladanan
Mendidik dengan adat kebiasaan
Mendidik dengan nasehat
Pendidikan dengan pengawasan
Metode pemberian hukum
Selanjutnya Naskeh Ulwan, menjelaskan
hukuman yang diberikan orang tua maupun
guru, hanyalah hukuman yang sifatnya
mendidik
Pandangan
Ibu Qayyim Al-Jauziyyah

Ibu Qayyim Al-Jauziyyah mempunyai


pandangan brilian tentang pentinfnya masa
awal perkembangan anak. Sebagimana
dikatakan oleh Usman Nadjati adalah salah
seorang ulma besar yang pemikirannya
banyak berkaitan dengan spikologi dan
pendidikan.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah memandang
ank didik sebagai makhluk beradap dan
berakhlak.
Menurutnya diantara adab dan akhlak
yang harus diperhatikan adalah:
Adab yang berhubungan dengan
kepribadian
Adab kepada ilmu yang dicarinya
Adab yang berhubungan dengan
gurunya
Ia juga menegaskan bahwa anak yang
Tujuan Pendidikan dalam Kitab
TAHFATUL MAUDUD BI
AKHKAMIL MAULUD
Menanamkan cinta kepada
Allah dan Rasul pada diri
anak semenjak usia dini
Meningkat kesehatan akal
Memperhatikan maslah
ahlak
Menjaga serta
mengembangkan
MODUL 2
Penerapan teori bermain
dan perkembangan Anak
Usia Dini berdasarkan
konsep barat, timur dan
agama
Penerapan teori bermain dan
perkembangan Anak Usia Dini
berdasarkan perapektif Ki Hajar
Dewantara
Menurut Ki Hajar Dewantara permainan
yang sesuai dengan jiwa anak berguna
untuk memenuhi daya khayal atau imajinasi
anak, dan mendorong anak untuk bergerak
mandiri.
Permainan yang dimainkan adalah
permainan yang sesuai dengan budaya
tradisional.
Seperti permainan sumbar, permainan
dakon, permainan gobag, permainan sulam
Permainan menurut KI Hajardewantara
mempunyai 2 manfaat:

Permainan menjadikan tubuh anak


menjadi sehat
Permainan tradisional melatih ketajaman
pikiran kehalusan rasa
Penerapan teori bermain dan
perkembangan anak usia dini
berdasarkan sudut pandang
Maria Montesori, Plaget,
Vigotsky
Berdasarkan penelitian dari Maria Montesori
bahwa sebagai dasar prinsip dasar dalam
metode pendidikan karakter umum adalah
semua anak mempunyai penyerapan pikiran
semua anak lewati masa sensitif atau masa
peka
Menurut Lesleg Brinton setiap
anak mempunyai 6 masa periode
Periode keteraturan
Periode kepekaan bahasa
Periode kepekaan berjalan
Periode kepakaan kehidupan
sosial
Periode kepekaan terhadap
detail
Periode kepekaan terhadap
belajar
Menurut Brittan, Sudono, Wittam
stiap anak mempunyai 5 masa
kepekaan
Periode keteraturan
Periode kepekaan terhadap detail
Periode penggunaan tangga
Periode berjalan
Periode kepekaan bahasa
Penerapan Teori Bermain dan
Perkembangan Anak Usia Dini
Berdasarkan Pandangan
Abdullah Naskeh Ulwan Ibnu
Qoyyim Al Jauzyyah (Fisuf
Muslim)
Model permainan yang dikemukan oleh Ibnu
Qoyyim Al Jauzyyah, permainan haruslah
dapat membentuk jiwa anak usia dini yang
mengarah pada pembiasaan keteladanan dan
praktek nyata
MERANCANG KEGIATAN
BERMAIN DI TK
Pendekatan, Stategi, Metode, dan
Teknik Bermain Sambil Belajar
Dengan Berbagai Perkembangan
Anak Usia Dini
Pendekatan Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini

Pembelajaran Pendidikan Anak


Usia Dini
Pembelajaran pada pendidikan
anak usia dini harus sesuai
dengan beberapa hal antara lain:
Karakteristik Cara belajar anak meliputi

Anak belajar secara bertahap dan


mandiri
Anak belajar secara berpikirnya
bersigat khas
Anak belajar dengan caranya sendiri
Anak belajar satu sama lain dalam
lingkungan sosial melalui kerja sama
Anak belajar memalui bermain secara
profesional
Prinsip pendekatan dalam
pembelajaran anak usia dini

Bermain sambil belajar


Bermain merupakan kegiatan yang diminati
Mengelola emosi bersosialisa
Bermain sebagai pelepasan energi
Bermain sebagai mempersiapkan anak senang belajar
Berorentasi Pada Kebutuhan Anak
Menutur Abraham Maslow terkait
dengan motivasi yang diterima
secara luar ada 5 hipotesis
dalam diri manusia antara lain:
Kebutuhan fisik
Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan sosial
Kebutuhan penghargaan
Kebutuhan aktualisasi diri
ESTIMASI TERPADU

Anak memiliki aspek moral, sosial, emosional,


fisik, kognitif berbahasa dan seni kebutuhan
anak juga mancakup kesehatan, gizi,
pengasuhan, kenyamanan, pendidikan dan
perlindungan
BERORIENTASI PADA
PERKEMBANGAN ANAK
Menurut Masitoh dkk, pembelajaran berorientasi pada pekembangan
anak yaitu:

Berorintasi pada usia yang tepat


Berorientasi pada individu yang tepat
Berorintasi pada konteks sosial budaya
Lingkungan Yang Kondusif Terintegrasi Nasionalis dan Gotong
Royong

Lingkungan yang kondusif adalah


lingkungan yang diciptakan
sedemikian rupa sehingga menarik
dan menyenangkan dan juga aman
bagi anak
Pendekatan Tematik Memiliki
Karakteristik Antara Lain:
Berpusat pada anak
Memberikan pengalaman langsung pada anak
Mengoptimalkan semua pemikiran anak
Menyajikan konsep-konsep dari berbagai
pengembangan dalam proses pembelajaran
Bersifat fleksibel
Menggunakan prinsip belajar sambil bermain
dan menyenangkan
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajarn
di Pendidikan Anak Usia Dini.......?

Proses yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik membangun


kompetensi sikap pengetahuan dan keterampilan melalui tahapan mengamati,
menenyakan, menyimpulkan informasi / menalar dan mengkomunikasikan
Mengapa perlu menggunakan
pendekatan Saintifik...?
Mendorong anak agar memiliki kemampuan
berpikir kritis, analisis, dan memiliki
kemampuan memecahkan masalah

Memberikan pengalaman
yang bermakna bagi anak

Mendorong anak untuk


mencari informasi
melalui abservasi
Tujuan Sainstifik Untuk
Pendiidkan Anak Usia Dini (Leeper 1994)

Agar anak memiliki kemampuan dalam


memecahkan masalah

Agar anak bersikap Ilmiah

Agar anak mendapatkan pengetahuan dan


informasi
Agar anak lebih tertarik untuk menghayati Sains
Manfaat belajar Sainstifik

. Eksplorasi dan Investasi

Mengembangkan keterampilan proses sains dasar

. Mengembangkan rasa ingi tahu, rasa


senang
Pengetahuan akan berbagai ciri-ciri tertentu suatu
benda
Bagaimana Pelaksanaan
Pendekatan Saintifik....?
Mengamati

Mengkomunikasi Menanya

Mensosiasi Mengumpulkan
Materi Sainstifik Bagi Anak Usia Dini
Mengenal Gerak
Mengenal Benda Cair
Mengenal Timbangan (Neraca)
Bermain Gelombang Sabun
Mengenal Benda-benda Lenting
Mengenal Binatang
Penerapan Metodde
Pembelajaran Yang Berkaitan
Dengan Berbagai Bidang
Pengembangan Anak Usia
Dini
Karekteristik Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini

Adalah rencana yang berisi sejumlah


pengalaman belajar melalui bermain yang
diberikan pada anak usia dini berdasarkan
potensi dan tugas perkembangan
Macam-macam Metode Pembelajaran Anak Usia Dini
Pemilihan Metode Pembelajaran Anak Usia
Dini
1. Karakteristik tujuan pembelajaran
2. Karakteristik bidang pengembangan
3. Karakteristik bahan/materi
4. Karakteristik anak / materi
5. Karakteristik anak dan cara belajar
6. Tema pembelajaran
7. Peta kegiatan
8. Sumber belajar, sarana/prasarana
9. Kemampuan guru
Manfaat dan Tujuan Metode
Demontrasi
Manfaat spikologis, pedagogis dari metode
demonstrasi secara umum adalah:
Perhatian anak lebih dipusatkan
Proses belajar anak lebih terarah
Pengalaman dan kesan sebagai hasil
pembelajaran
Tujuan Metode Demonstrasi

Demontrasi merupakan satu wadah untuk memberikan pengalaman belajar agar


anak dapat menguasai kemampuan yang diharapkan menjadi lebih baik
Bercakap-Cakap
Bercakap-cakap dapat dilakukan dalam bentuk tanya jawab.
Moeslichatoen (1999-95) menanyakan bahwa Metode bercakap-cakap
mempunyai manfaat:
Meningkatkan keberanian untuk menggunakan kemampuan bahasa
Meningkatkan keberanian anak menanyakan secara lisan.
Tujuan Metode Bercakap-Cakap
Dengan mengugunakan metode bercakap-cakap tujuan pengembangan bahsa
yang ingin dicapai antara lai:
Mengembangkan keberanian dalam menyampaikan pendapat
Memperbaiki ucapan dan lapal anak
Melatih daya tangkap anak
Menambah perbendaharaan / kosakata
Metode Bercakap-Cakap
Kelebihan Kelemahan

Anak mendapat kesempatan Membutuhkan waktu yang


mengemukakan ide dan cukup lama
pendapat Memerlukan ketajaman dalam
Anak mendapat kesempatan menangkap inti pembicaraan
menyumbangkan gagasannya Percakapab akan selalu
Hasil belajar dengan metode didominasi beberapa orang
bercakap-cakap bersifat saja
fungsional
Pemberian Tugas
Pemberian tugas dilakukan oleh pendidik untuk memberi
pengalaman yang nyata kepada anak secara individu maupun
kelompok

Manfaat Tujuan
Untuk memberi pengalaman Anak memperoleh
Bila dirancang secara pemantapan cara
mempelajari materi
propesional dapat
pelajaran secara lebih
meningkatkan bagaimana
efektif
belajar yang benar
Meningkatkan kemampuan
Apabila diberikan secara berfikir
teratur akan menanamkan
sikap belajar yang positif
SOSIO DRAMA
Manfaat
(BERMAIN PERAN)
Metode ini adalah suatu cara Menyalurkan aspirasi
memainkan peran dalam suatu cerita anak
tertentu
Mendorong aktivitas
Memahami isi cerita
Membantu
menghilangkan rasa malu
SOSIO DRAMA
Kelebihan Kelemahan
Anak melatih dirinya Sebagaian besar anak yang
Anak akan berlaku ikut bermain menjadi
berinisiatif kurang kreatif
Bakat anak dapat dipupuk Banyak memakan waktu
Kerja sama antar pemain Memerlukan tempat yang
cukup luas
Kelas lain sering terganggu
Karya Wisata
Merupakan salah satu metode pembelajaran di TK
yang dilaksanakan dengan cara mengamati dunia
sesuai dengan kenyataan yang ada secara
langsung
PROYEK
Metode ini merupakan suatu tugas yang terdiri
atas rangkaian kegiatan yang diberikan oleh
pendidik kepada anak, baik secara individu
maupun kelompok
EKSPERIMEN
Metode ini sering digunakan dan saling melengkapi
Misal:
Ketika melakukan percobaan tentang magnet

Pendidikan Anak Usia Dini Berorientasi Perkembangan. Praktek Pendidikan


Yang Berorientasi Perkembangan Mengacu pada 3 Hal yairu:
Berorientasi pada usia
Perkembangan harus sesuai dengan tingkat
usia anak

Berorientasi pada Individu


Anak-anak secara Individu

Berorientasi Pada Konteks sosial budaya anak


Pendidikan Anak Usia Dini
Holistik Integratif
Pengertian PAUD Holistik adalah upaya perkembangan anak usia dini
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan
saling terkait secara utuh

Tujuan umum adalah terselenggaranya layanan pengembangan anak usia dini


holistik Integratif. Menuju terwujudnya anak Indonesia yang sehat,
cerdars, ceria dan berakhlak mulia
Prinsip arah kebijakan pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif
mengacu pada beberapa prinsip:

Pelayanan yang menyeluruh


Pelayanan yang berkesinambungan
Pelayanan yang tidak diskriminasi
Partisipasi Masyarakat
Ruang Lingkup dan sasaran kegiatan
pengembangan Taman Kanak-Kanak

Pengembangan moral dan nilai agama


Pengembangan sosial emosional dan kemandirian
Pengembangan kemampuan berbahasa
Pengembangan kognitif
Pengembangan fisik / motorik
Pengembangan Seni
Pengembangan pembentukan perilaku melalui
pembiasaan

Pengembangan kemampuan dasar


Kemampuan Dasar meliputi:
Kemampuan berbahasa
Kemampuan Kognitif
Kemampuan Seni
Bermain berdasarkan kemampuan
anak
Untuk itu bermain dapat diklasifikasikan sesuai
kemampuan anak, seperti yang dipaparkan
sebagai berikut:
Bermain Eksplorasi
Bekerja dengan tangan
Bermain energetik
Menemukan pada kaki sendiri
Bersikap untuk bergerak
Bermain keterampilan
Pentingnya Bermain
Dapat membantu anak untuk menjadi
mambangun
Dapat mengurangi keputusasaan
Mengembangkan keterampilan
Belajar melalui memegang langsung
bahan
Memeganag Tangan
Langsung Pintar

Mencari Menggunakan
Meraih Melanjutkan
Menggenggam Membangun
Seluruh jari dan ibu jari Menggambar
Bermain Sosial

Memilih Kegiatan Permaianan


Bermain denganku
Kita berdua
Bergurau

Bermain Imajinatif

Bermain Teka Teki

Permainan serupa tetapi tak sama


Strategi penerapan Bermain Untuk
Pemgembangan Anak Usia Dini
Tujuan
Dapat merangsang kegiatan bermain
sebagai bentuk pembelajaran yang
mendidik pada usia Anak Usia Dini secara
kreatif dan profesional
Indikator Pencapaian Kompetensi
Aspek pengembangan Anak Usia Dini diharapkan dapat:
Merancang kegiatan bermain melalui pendekatan saintifik dalam model
kelompok dengan kegiatan pengembangan dengan kreatif dan profesional
Merancang kegiatan bermain melalui kegiatan saintifik dalam model sudut
dengan kreatif dalam proposional
Merancang kegiatan bermain melalui kegiatan santifik dalam metode area,
dengan kreatif dan profesional
Merancang kegiatan bermain melalui kegiatan santifik dalam model sentra dengan
kreati dan profesional
Merancang kegiatan bermain melalui pencapaian berbagai metode pembelajaran yang
terkait dengan berbagai bidang pengembangan Anak Usia Dini dengan kreatif dan
profesiobal
Merancang kegiatan bermain dengan teknik bermain sambil belajar yang bersifat
halistik sesuai kebutuhan anak usia dini dan bermakna yang terkait dengan berbagai
bidang pengembangan anak usia dini dengan kreatif dan profesioal
Uraian Materi
Pendekatan bermain untuk pengembangan aspek pengembangan Anak Usia
Dini. Tujuan dan penggunaan strategi di PAUD adalah:
Menyajikan anak belajar dengan kondisi yang menyenangkan, tidak ada
tekanan, secar mentalitas dan emosional
Memperoleh perubahan perilaku anak didik sebagai hasil belajar yang
sudah diorganisasikan
Membuat lingkungan belajar yang merangsang anak serta mengembangkan
seluruh aspek pengembangan baik efeksi, bahasa, fisik, motorik maupun
sosial emosional

Menurut Gordon dalam Moeslichton (2004:37) dibagi dalam 4 golongan


yaitu:
Bermaian secara saliter artinya bermain sendiri tanpa teman (permainan sa,a tapi
anak main sendiri)
Bermain asosiatif artinya anak bermain dalam permainan yang sama tapi tidak ada
peraturan
Bermain kooperatif adalah masing-masing anak melakukan peran tertentu, guna
mencapai tujuan bermain
Kegiatan bermain berdasarkan pada kegembiraan anak
terbagi 4 macam :

Bermain bebas dan spontan


Bermain purak-purak
Bermain dengan cara membagikan dan menujukkan
Nilai bermain bagi pertumbuhan dan
Perkembangan Anak
Nilai bermain bagi perkembangan kognitif
Nilai bermain bagi perkembangan fisik
Nilai bermain bagi perkembangan emosional

Bermain mempunyai nilai yang penting bagi perkembangan aspek fisik,


koqnitif, bahasa, sosial, emosional anak
Manfaat bermaian
Memacu kreativitas anak
Mencerdaskan otak anak
Menanggulangi konflik anak
Mengasah panca indra
Melatih empati anak
Sebagai terapi bagi anak
Melakukan penemuan-penemuan baru
Adapun bermain bagi perkembangan anak menurut Gurlock (1978:323)
adalah:
Perkembangan fisik
Berkomunikasi
Penyaluran bagi anak eneggi emosional yang terpendam
Penyaluran bagi kebutuhan dalam keinginannya
Sumber belajar
Lapangan bagi kreativitas
Perkembangan
Standar moral
Belajar bermain sesuai dengan peran jenis
Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan
Kegiatan bermain melalui pendekatan sentifik dalam model pembelajaran ada 5
yaitu:
Mengamati
Menanya
Mencoba
Mengasosiasi
mengkonumikasikan
Langkah-Langkah Kegiatn
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Istirahat / Makan
Penutup
Penilaian
FUNGSI KEGIATAN
Sebagai tempat kegiatan anak yang telah menyelesaikan tugasnya lebih
cepat sehingga tidak mengganggu temannya yang lain
Untuk motivasi anak agar cepat menyelesaikan tugasnya
Untuk mengembangkan aspek emosional sosial, kerjasama dan kreativitas

Anda mungkin juga menyukai