Anda di halaman 1dari 70

Respon tubuh terhadap

agen menular
Ns MN Firdaus SKep
Farmakologi Keperawatan
1. Kulit dan mukosa orofaring

Faktor hospes pada infeksi


Batas utama antara lingkungan dan tubuh manusia
adalah kulit.
Kulit yang utuh memiliki lapisan keratin atau lapisan
tanduk pada permukaan luar dan epitel berlapis
gepeng sebagai barier mekanis yang baik sekali
terhadap infeksi. Namun jika terjadi luka iris, abrasi
atau maserasi (seperti pada lipatan tubuh yang
selalu basah) dapat memungkinkan agen menular
masuk.
Kulit juga mempunyai kemampuan untuk melakukan
dekontaminasi terhadap dirinya sendiri.
Pada dekontaminasi fisik, organisme yang melekat
pada lapisan luar kulit (dengan anggapan bahwa
mereka tidak mati kalau menjadi kering) akan
dilepaskan pada waktu lapisan kulit mengelupas.
Dekontaminasi kimiawi terjadi karena tubuh
berkeringat dan sekresi kelenjar sebasea sehingga
membersihkan kulit dari kuman. Flora normal yang
terdapat pada kulit menimbulkan dekontaminasi
biologis dengan menghalangi pembiakan organisme
organisme lain yang melekat pada kulit.
2. Saluran pencernaan
a. Mukosa lambung merupakan kelenjar dan tidak
merupakan barier mekanis yang baik.
Sering terjadi defek defek kecil atau erosi pada
lapisan lambung, tetapi tidak banyak berarti pada
proses infkesi sebab suasana lambung sendiri sangat
tidak sesuai untuk banyak mikroorganisme. Hal ini
sebagian besar disebabkan oleh keasaman lambung
yang tinggi, disamping lambung cenderung
memindahkan isinya ke usus halus dengan proses
yang relatif cepat
b. Lapisan usus halus juga bukan merupakan barier
mekanis yang baik dan secara mudah dapat
ditembus oleh banyak bakteri. Namun gerakan
peristaltik untuk mendorong isi usus berlangsung
cepat sekali sehingga populasi bakteri dalam
lumen dipertahankan tetap sedikit.
c. Lapisan dalam usus besar secara mekanis juga
tidak baik.
Pada tempat ini pendorongan tidak cepat dan terdapat
stagnasi relatf dari isi usus. Pertahanan utma
melawan jasad renik adalah melalui banyaknya flora
normal yang menghuni usus besar dan hidup
berdampingan dnegan hospes. Bakteri normal yang
banyak ini berkompetisi untuk mendapatkan makanan
atau mereka benar-benar mengeluarkan substansi
antibakteri (antibiotik).
3. Saluran pernafasan
Epitel pada saluran nafas misalnya pada lapisan
hidung, lapisan nasofaring, trakea dan bronkus
Terdiri dari sel sel tinggi yang beberapa diantaranya
mengeluarkan mukus, tetapi sebagian besar
diperlengkapi dengan silia pada permukaan lumen
mereka. Tonjolan-tonjolan kecil ini bergetar seperti
cambuk dengan gerakan yang diarahkan kemulut,
hidung dan keluar tubuh. Jika jasad renik terhirup,
mereka cenderung menegnai selimut mukosa yang
dihasilkan dari mukus, untuk digerakkan keluar dan
atau dibatukkan atau ditelan.
Kerja perlindungan ini dipertinggi dengan adanya
antibodi didalam sekresi. Jika beberapa agen
menghindar dari pertahanan ini dan mencapai
ruang ruang udara didalam paru-paru, maka
disana selalu terdapat makrofag alveoler yang
merupakan barisan pertahanan lain.
4. Sawar pertahanan lain
a. Radang
Jika agen menular berhasil menembus salah satu
barier tubuh dan memasuki jaringan, maka barisan
pertahanan berikutnya adalah reaksi peradangan
akut yaitu aspek humoral (antibodi) dan aspek
seluler pertahanan tubuh bersatu.
b. Pembuluh limfe
Aliran limfe pada radang akut dipercepat sehingga
agen-agen menular ikut menyebar dengan cepat
sepanjang pembuluh limfe bersama dengan aliran
limfe itu.
Kadang-kadang menyebabkan limfangitis, tetapi lebih
sering agen-agen tersebut langsung terbawa ke
kelenjar limfe, dimana mereka dengan cepat
difagositosis oleh makrofag. Pada keadaan ini maka
cairan limfe yang mengalir ke pusat melewati kelenjar
limfe dapat terbebas dari agen-agen tersebut.
c. Pertahanan terakhir (vena primer)
Jika penyebaran agen menular tidak terhenti pada
kelenjar limfe atau jika agen tersebut langsung
memasuki vena ditempat primernya, maka dapat
terjadi infeksi pada aliran darah.
Ledakan bakteri didalam aliran darah sebenarnya
tidak jarang terjadi, dan peristiwa yang dinamakan
bakteremia ini biasanya ditangani secara cepat dan
efektif oleh makrofag dari sistem monosit
makrofag.
c. Pertahanan terakhir (vena primer)
Ledakan bakteri didalam aliran darah sebenarnya
tidak jarang terjadi, dan peristiwa yang dinamakan
bakteremia ini biasanya ditangani secara cepat dan
efektif oleh makrofag dari sistem monosit
makrofag.
Septikemia atau keracunan darah terjadi jika kondisi
bakteremia berlanjut yang mengakibatkan
organisme yang masuk berjumlah sangat besar dan
cukup resisten sehingga sistem makrofag
ditaklukkan. Organisme yang menetap ini
menimulkan gejala malaise, kelemahan, demam,
dll.
Pada kondisi yang parah yang disebut
septikopiemia atau disingkat piemia, dimana
organisme mencapai jumlah yangs edemikan
besarnya sehingga mereka bersirkulasi dalam
gumpalan-gumpalan dan mengambil tempat pada
banyak organ dan menimbulkan banyak sekali
mikroabses.
1. Daya Transmisi

Faktor Jasad Renik Pada


Infeksi
Cara Penularan Penyakit Infeksi :
a. Secara Langsung (Direct) dari satu orang ke orang
lain, misalnya melalui batuk, bersin dan
berciuman.
Contoh :
1. Penyakit yang ditularkan melalui saluran nafas :
common cold, tuberkulosis, batuk rejan, batuk
rejan, pes pneumoni, meningitis, meningokokus,
sakit tenggorokan karena infeksi srtreptokokus,
tonsilitis, influenza, difteri, campak, rubella
(campak jerman). Penyakit penyakit ini ditularkan
melalui ciuman, penggunaan alat makan yang
terinfeksi, dan droplet yang terinfeksi.
2. Penyakit Kelamin dapat ditularkan langsung
melalui hubungan seksual dengan penderita dan
juga dapat melalui plasenta (infeksi transplasenta)
yang ditularkan dari ibu yang menderita kepada
bayi yang dilahirkan.
b. Secara Tidak Langsung (Indirect) penularan
mikroba patogen memerlukan adanya media
perantara, baik berupa barang/bahan, air, udara,
makanan/minuman maupun vektor. Organisme
dikeluarkan dari penderita kemudian diendapkan pada
berbagai permukaan lalu di lepaskan kembali dalam
udara. Dengan cara serupa organisme dapat sampai
kedalam tanah, air, makanan atau rantai pemindahan
tidak langsung lainnya.
Di rumah sakit, infeksi juga dapat disebarkan melalui
eksudat-eksudat dan ekskreta. Transfusi darah dapat
juga menjadi sarana penyebaran infeksi (misal.
Penyakit hepatitis virus).Jenis pemindahan tidak
langsung yang lebih kompleks melibatkan vektor-
vektor seperti serangga, misalnya nyamuk (penyakit
malaria), lalat (penyakit disentri), cacing (penyakit
filariasis), dll.
2. Daya Invasi
Sekali dipindahkan kedalam hospes baru, jasad renik
harus mampu bertahan pada atau didalam hospes tersebut
untuk dapat menimbulkan infeksi.

Misalnya:
a. Kolera, disebabkan oleh organisme yang tidak pernah
memasuki jaringan, tetapi hanya menduduki epitel
usus, melekat dengan kuat pada permukaan sehingga
tidak terhanyut oleh gerakan usus.
b. Disentri basiler, hanya memasuki lapisan superfisial
usus tetapi tidak pernah masuk lebih jauh kedalam
tubuh.
c. Dan beberapa penyakit lain seperti : salmonella thypi
yang menyebabkan demam tifoid, spiroketa sifilis yang
menyebabkan sifilis, mikrobacterium tetani yang
menyebabkan tetanus, dll.
3. Kemampuan untuk menimbulkan penyakit.
Beberapa agen menular mengeluarkan eksotoksin
yang dapat larut yang kemudian bersirkulasi dan
menimbulkan perubahan perubahan fisiologis
yang nyata yang bekerja pada sel sel tertentu.
Contohnya pada penyakit tetanus dan penyakit
difteri.
Banyak mikroorganisme lain seperti bakteri gram
negatif mengandung endotoksin kompleks yang
dilepaskan waktu mikroorganisme mengalami lisis.
Pelepasan endotoksin ada hubungannya dengan
timbulnya demam dan dalam keadaan keadaan
yang lebih ekstrim, seperti septikemia gram negatif,
dengan timbulnya sindrom syok.
Beberapa organisme menimbulkan cedera pada
hospes, sebagian besar dengan cara imunologis
dengan membantu pembentukan kompleks antigen
antibodi, yang selanjutnya dapat menimbulkan
kelainan, misalnya pada kompleks imun
glomerulonefritis.
Virus sebagai parasit obligat intraseluler adalah
potongan sederhana bahan genetik (DNA, RNA)
yang mempunyai alat untuk menyusupkan dirinya
kedalam sel hospes.
Sel akan mengalami cedera bila ada informasi
genetik baru yang diwujudkan pada fungsi sel yang
diubah. Satu wujud informasi genetik tambahan
semacam itu adalah replikasi virus yang menular,
yang dapat disertai oleh lisis dari sel-sel yang
terkena.
Sel dapat berubah tanpa menjadi nekrosis dan
dapat dirangsang untuk berproliferasi, misalnya
pada kasus tumor yang diinduksi oleh virus. Virus
juga dapat mencederai hospes dengan
menimbulkan berbagai reaksi imunologi dimana
bagian tertentu dari virus bertindak sebagai antigen
Reaksi Hopses Dengan
Jasad Renik
Cara interaksi hopses dengan mikroorganisme

Komensalisme,

Antara hopses dan agen menular tidak saling


menyerang atau menguntungkan bagi yang satu
tanpa menimbulkan cedera pada yang lain.
Cara interaksi hopses dengan mikroorganisme

Mutualisme,

Interaksi hopses dengan mikroorganisme saling


menguntungkan.
Cara interaksi hopses dengan mikroorganisme

Parasitisme,

menguntungkan bagi yang satu tetapi merugikan bagi


yang lain.
Sifat Sifat Umum
Penyakit Karena Infeksi
Bakteri
Organism ber sel tunggal
Mampu berproduksi sendiri tetapi menggunakan
hewan sebagai penjamu
Tidak memiliki inti sel
Memiliki sitoplasma dan dikelilingi dinding sel
Mengandung DNA maupun RNA
Bereproduksi secara aseksual melalui replikasi DNA
dan pembelahan sederhana
Bakteri
Sebagian membentuk kapsul sehingga mampu
bertahan pada system imun penjamu
Dapat bersifat aerob dan anaerob
Sebagian mengeluarkan toksin
Bakteri gram positif mengeluarkan eksotoksin, pada
pewarnaan akan berwarna ungu.
Gram negative pada pewarnaan akan berwarna
merah
2. Virus
a. Memerlukan penjamu untuk bereproduksi
b. Terdiri dari satu RNA atau DNA yang terkandung
dalam selubung protein : kapsid.
c. Virus harus berkaitan dengan membrane sel
penjamu, masuk dan bergerak ke inti, DNA virus
menyatu dengan DNA penjamu, gen gen virus
diwariskan kepada sel sel baru selama mitosis,
virus mengambil alih fungsi sel dan mengontrol
sel.
3. Mikroplasma
Mikroorganisme unisel mirip bakteri, tetapi lebih kecil
dan tidak mengandung peptidoglikan
4. Riketsia
a. Memerlukan penjamu untuk bereproduksi secara
seksual
b. Mengandung DNA dan RNA
c. Memiliki dinding patidoglikan
d. Ditularkan melalui gigitan kutu
5. Klamida
a. Organism unisel
b. Bereproduksi secara aseksual dalam penjamu dan
mengalami siklus replikasi.
6. Jamur
a. Mencakup ragi (yeast) dan kapang (mold)
b. Memiliki inti sel dan dinding sel
7. Parasit
a. Cacing
b. Protozoa
c. Arthropoda
Jenis Jenis Penyakit
Infeksi
1. Jenis jenis penyakit infeksi karena bakteri

a. Infeksi stfilokokus atau streptokokus


b. Gonore
c. Sipilis
d. Kolera
e. Sampar
f. Salmonelosis
g. Sigelosis
h. demam typoid
i. Difteri
j. haemofilus influenza
k. Pertusis
l. Tetanus
m. Tuberculosis
2. Jenis jenis penyakit infeksi karena virus
a. Ensefalitis
b. Demam kuning
c. Campak jerman
d. Rubella
e. Gondongan
f. Poliomyelitis
g. Hepatitis
3. Jenis jenis penyakit infeksi karena mikroplasma
a. Pneumonia mikroplasma
4. Jenis jenis penyakit infeksi karena Riketsia
a. Tifus
b. Rocky Mountain fever
5. Jenis jenis penyakit infeksi karena klamida
a. Infeksi urogenital
6. Jenis jenis penyakit infeksi karena jamur
a. Kandidiasi mulut
b. Vagina
c. Kurap
Infeksi Oportunistik
Konsep infeksi oportunistik mencerminkan adanya
banyak mikroorganisme yang tidak kita pikirkan
akan berbuat banyak terhadap individu sehat, tetapi
dengan adanya lingkungan yang salah, akan
berubah dan menimbulkan penyakit menular.
Organisme organisme semacam itu disebut
Oportunistik, sebab mereka kelihatannya
mengambil keuntungan pada keadaan tertentu dari
hospes.
Agen menular endogen adalah organisme
oprtunistik yang secara tetap bertempat tinggal
dalam hospes.
Infeksi oportunistik timbul jika beberapa faktor atau
sekelompok faktor membahayakan mekanisme
pertahanan instrinsik hospes atau dengan cara
mengubah ekologi jasad renik penghuni normal.
Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan infeksi
oportunistik:
1. Penderita gangguan gizi buruk
2. Penderita gangguan imunologis
3. Penderita yang mendapatkan terapi antimikroba
4. Penderita yang mendapatkan terapi kortikosteroid
adrenal
FLORA MIKROBA NORMAL
Flora normal atau flora jasad renik asli yang
mendiami tubuh, misalnya :
Pada kulit, diperkirakan kepadatannya >10.000
organisme/cm2 kulit, merupakan organismeyang
hidup jauh didalam berbagai struktur epitel kulit,
yang dikeluarkan dalam jumlah yang lebih besar jika
kulit digosok.
Didalam mulut, terdapat 100 juta organisme/mm
saliva; kerokan yang diambil dari permukaan gigi
ata gusi dapat mengandung berjuta-juta
organisme/mg bahan kerokan.
Pada usus, perbandingan bahan anaerobik melebihi
bakteri aerobik, sebesar 1000 : 1
BERBANGGALAH
KARENA MEMILIH PERAWAT SEBAGAI PILIHAN
HIDUPMU

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai