Transaksi Yang Dilarang
Transaksi Yang Dilarang
1.Kuantitas
Pedagang yang mengurangi takaran/timbangan
barang yang dijualnya.
2.Kualitas
Penjual yang menyembunyikan cacat barang yang
ditawarkannya.
3.Harga
Seorang tukang becak yang menaikkan tarif becak 10
kali lipat dari tarif normalnya kepada turis karena
ketidak tahuhannya terhadap harga pasaran.
4.Waktu Penyerahan
Seorang konsultan yang berjanji untuk menyelesaikan
proyek dalam waktu 2 bulan untuk memenangkan tender,
padahal konsultan tersebut tahu bahwa proyek itu tidak
dapat diselesaikan dalam waktu tersebut.
B. Haram Selain Zat-nya
Contoh: Dalam perbankan, riba fadl dapat ditemui dalam transaksi jual beli
valuta asing yang tidak dilakukan dengan cara tunai (spot)
d. Riba
2. Riba Nasiah
1. Riba ini disebut juga dengan riba duyun yaitu riba yang timbul akibat
hutang-piutang yang tidak memenuhi kriteria untung muncul bersama
resiko (al ghummu bi ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya ( al
kharaj bi dhaman). Transaksi seperti ini mengandung pertukaran
kewajiban menanggung beban, hanya karena berjalan waktu.
2. Nasiah adalah penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang
ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam
nasiah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan
antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.
3. Imam Sarkhzi mengatakan:
Riba adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa
adanya iwadh (atau padanan yang dibenarkan syariah atas penambahan
tersebut).
4. Dalam perbankan konvensional, riba nasiah dapat ditemui dalam
pembayaran bunga kredit dan pembayaran bunga deposito, tabungan dan
lain-lain. Bank sebagai kreditur yang memberikan pinjaman mensyaratkan
bunga yang besarnya tetapn dan ditentukan terlebih dahulu diawal
transaksi (fixed and predetermined rate). Padahal nasabah yang
mendapatkan jaminan itu tidak mendapatkan keuntungan fixed and
predetermined juga. Sesuatu yang bersifat uncertain dipaksakan menjadi
certain.
c. Riba
Riba Jahiliah
Riba jahiliyah adalah hutang yang dibayar melebihi dari
pokok pinjaman, karena si peminjam tidak mampu
mengembalikan pinjaman pada waktu yang telah ditetapkan.
Riba jahiliyah dilarang karena terjadi pelanggaran kaidah
:kullu qardin jarra manfaah fahuwa riba (setiap pinjaman
yang mengambil manfaat adalah riba)
Dari segi penundaan waktu, riba jahiliyah digolongkan riba
nasiah, dari segi kesamaan objek yang dipertukarkan
tergolong riba fadl.
Tafsir Qurtuby menjelaskan:
Pada zaman jahilyah para kreditur, apabila hutang telah jatuh
tempo, akan berkata kepada para debitur:Lunaskan hutang anda
sekarang, atau anda tunda pembayaran itu dengan tambahan.
Maka pihak debitur harus menambah jumlah kewajiban
pembayaran hutangnya dan kreditur menunggu waktu pembayaran
kewajiban tersebut sesuia dengan ketentuan baru. (Tafsir qurtubi
2/1157)
Dalam perbankan konvensional, riba jahilyah ini dipraktekkan
dalam transaksi kartu kredit yang tidak dibayar penuh
tagihannya.
C. Tidak Sah