Anda di halaman 1dari 37

HRM.

Hardadi Airlangga
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG

PROFESIONALISME DOKTER
PROFESIONALISME

 Merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan


atau suatu rangkaian kwalitas yang manandai
atau melukiskan coraknya suatu “Profesi”.
Profession mengandung 2
unsur :
 Unsur keahlian
 Unsur panggilan.
 Sehingga seorang profesional harus
memadukan dalam diri pribadinya kecakapan
teknik untuk menjalankan pekerjaannya dan
kematangan etik.
Menurut ENCYCLOPEDIA,
PROF TALCOTT PARSONS
 Profesi dan profesionalisme itu adalah :
1. Bahwa manusia-manusia profesional tidak dapat
digolongkan sebagai kelompok kapitalis atau
kelompok kaum buruh. Juga tidak dapat
dimasukkan sebagai administrator atau
birokrat.
2. Bahwa manusia-manusia profesional merupakan
suatu kelompok tersendiri yang bertugas
memutar roda perusahaan, dengan leadership
status.
Menurut PARSONS :

 Profesionalisme merupakan suatu proses


yang tidak dapat ditahan-tahan dalam
perkembangan dunia perusahaan modern
dewasa ini.
Menurut
SOEGITO REKSODIHARJO
 Profesi adalah suatu bidang kegiatan yang
dijalankan oleh seseorang dan merupakan
sumber nafkah bagi dirinya.
 Lazimnya profesi dikaitkan dengan taraf
lulusan akademik, tetapi di Indonesia dikenal
beberapa profesi yang non akademik
misalnya : profesi bidan, pemain sepak bola,
petinju profesional dll.
 Diploma dan gelar bukan jaminan prestasi
seseorang.
 Prestasi harus diukur disatu pihak dengan
hasil yang diperoleh dari seseorang dan dilain
pihak dengan tolak ukur yang dikaitkan
dengan kemampuan yang semestinya apa
pada orang itu.
Beberapa ciri Profesionalisme :
1. Menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect
result), sehingga kita dituntut untuk selalu meningkatkan
mutu.
2. Memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya
dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.
3. Menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak
mudah putus asa dan puas sampai hasil tercapai.
4. Memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh
“keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan
kenikmatan hidup.
5. Memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan,
sehingga terjaga efektifitas kerja yang tinggi.
Menurut TJERK HOOGHIEMSTRA
 Profesional adalah Mereka yang sangat
kompeten atau memiliki kompetensi –
kompetensi tertentu yang mendasari kinerjanya.
 Kompetensi adalah karakteristik pokok
seseorang yang berhubungan dengan unjuk
kerja yang efektif atau superior pada jabatan
tertentu.
 Kompetensi dapat berupa motif,sifat, konsep
diri pribadi, attitude atau nilai-nilai,
pengetahuan yang dimiliki, dll.
Karakteristik pokok Adalah

 Kompetensi yang sangat mendalam dan


merupakan bagian melekat pada pribadi
seseorang dan dapat menyesuaikan sikap
pada berbagai kondisi atau berbagai tugas
pada jabatan tertentu.
Ada lima Karakteristik
Kompetensi :
 Motif
 Sikap
 Konsep diri (attitude, nilai-nilai atau
imaginasi diri)
 Pengetahuan
 Keterampilan.
Pada Seminar Penyusunan Regional Model
Competency Standar, Bangkok 1999
Kompetensi meliputi :
1. Keterampilan melaksanakan tugas individu dengan
efisien (Task skill).
2. Keterampilan mengelola beberapa tugas yang berbeda
dalam pekerjaannya (Task management skill).
3. Keterampilan merespon dengan efektif hal-hal yang
bikan merupakan pekerjaan rutin dan kerusakan
(Contigency management skill).
4. Keterampilan menghadapi tanggungjawab dan
tuntutan lingkungan termasuk bekerja dengan orang
lain dan bekerja dalam kelompok (Job/role environment
skill).
 Kompetensi lebih menitik beratkan pada apa
yang diharapkan dikerjakan oleh pekerja
ditempat kerja, dengan perkataan lain
kompeten menjelaskan apa yang seharusnya
dikerjakan oleh seseorang bukan latihan apa
yang seharusnya diikuti.
 Menurut konsep Jerman (dalam sistem
ganda) menggunakan istilah kompetensi
profesional atau kualifikasi kunci.
 Kompetensi profesional mencakup kumpulan
beberapa kompetensi yang berbada seperti
dibawah ini :
Komponen-komponen yang perlu untuk Kompetensi
Profesional
Kompetensi Kompetensi Metodik
Spesialis Kemampuan Untuk :
Kemampuan untuk : - Mengumpulkan dan
-Keterampilan dan menganalisa
pengetahuan informasi
-Menggunakan perkakas - Mengevaluasi informasi
dan peralatan - Orientasi tujuan kerja
dengan sempurna - Bekerja secara
-Mengorganisasikan sistematis
-dan menagani masalah

Kompetensi Kualifikasi
Profesional Kunci

Kompetensi Individu
Kemampuan untuk : Kompetensi Sosial
-Inisiatif Kemampuan untuk :
-Dipercaya -Berkomunikasi
-Motivasi -Kerja Kelompok
-Kreatif - Kerjasama
Panggilan Dokter
 Tabib / Doktora

 MD (Medical Doctor)

 Medicinae Doctor (Latin)

 General Practitioner / physician

 Indonesia  dokter
Kostum Dokter
Siapa itu Dokter
Seseorang yang:
 Memiliki pengetahuan kedokteran  Tamat FK

 Dapat melakukan Pertolongan Medik (Mempraktekkan

ilmu & ketrampilannya pada orang sakit )

 Punya Surat Izin

 SID (Surat izin Dokter)

 STR (Surat tanda Registrasi)

 SIP (Surat Izin Praktek)

 Punya Hak & Kewajiban


Gelar Dokter
 Gelar Profesi
 Dokter Umum (dr atau Dr)

 dr Spesialis (dr Sp) mis : dr Sp B, Sp PD dll

 dr Spesialis Konsultan (dr, Superspesialis) (dr Sp –K)

 Gelar Akademis (Keilmuan)


 S1  Sarjana Kedokteran (S Ked)(Drs Med)

 S2  Magister  MARS, MPH dll

 S3  Doktor

 Gelar Jabatan dosen  Asisten, Lektor, Profesor


 Contoh : Prof DR, dr Nurdin SpPD KH
Praktek Dokter

 Pekerjaan yang hanya boleh dilakukan oleh

dokter

1. Bekerja sesuai dg standar dokter (IDI)

2. Mempunyai “sikap profesional dokter”

3. Long life learning (Belajar seumur hidup)

4. Aspek Hukum  malpraktek


Standar Dokter ?

1. Standar Pendidikan  Lulus FK yang diakui

2. Standar Kompetensi  Punya kemampuan dasar minimal

sesuai standar pendidikan di FK & Pend. berkelanjutan

3. Standar profesi  Punya kemampuan dasar minimal

yang sesuai standar organisasi profesi dokter .

4. Standar Prosedur Kerja (Standar Operasional

Procedure) (SPO)  Langkah-langkah kerja sesuai

standar yang telah diakui profesi


Sikap Profesional Dokter
 Sikap pribadi  etika profesi

 Sikap bertanggung jawab pada:

 Pribadi  sumpah dokter

 Masyarakat  pasien

 Pemerintah  Undang-undang kesehatan

 Sikap empati pada : Pasien, Sesama dokter & Guru

 Sikap altruism (rela berkorban).

 Sikap disiplin  Bekerja sesuai dg tempat & waktu


Long Life Learning
 Pendidikan di FK

 Pendidikan dasar  kurikulum standar

 Pendidikan spesialisasi & Subspesialisasi

 Pendidikan Lanjutan

 Mengikuti seminar

 Dik-lat

 Workshop

 CME  Continuing Medical Education


Malpraktek Dokter

World Medical Association (WMA) (1992)


 Medical malpractice involves the physician’s failure to
conform to the standard of care for treatment of
the patient’s condition, or lack of skill or negligence
in providing care to the patient, which is the direct
cause of an injury to the patient.

 Tidak menggunakan standar pengobatan

 Kelalaian dalam menangani penderita.

 Mengakibatkan kecacatan pasien.


Kenapa terjadi Malpraktek
 Asumsi Masyarakat tentang Kesehatan
 Layanan di RS harus selalu  Sembuh.
 Dr dianggap serba bisa  Tak sembuh malpraktik

 Pelayanan Kedokteran
 Kompleks & berjenjang
 Pekerjaan yg harus dilakukan dengan penuh hati hati
 Berhubungan dengan manusia yang punya HAM

 Pasien sering dibawa terlambat


 Dokter multifungsi  Banyak jabatan & Kerja
overload.
Aspek Hukum Malpraktek

1. Penyimpangan dari Standar Profesi Medis

2. Kesalahan yang dilakukan dokter  kesengajaan

(pelanggaran) ataupun kelalaian

3. Tindakan medis yang menimbulkan kerugian materil, non

materil maupun fisik, mental

4. Sering kesalahan sarana Rumah Sakit


Unsur Malpraktik
1. Unsur kesengajaan (Intentional)  Professional

misconducts (Melakukan tindakan yang tidak


benar)

2. Unsur Pelanggaran

 Negligence (kelalaian)

 Malfeasance (pelanggaran jabatan)

 Misfeasance (Ketidak hati-hatian)

 Lack of skill (Kurang keahlian)


Profesional Misconduct (Salah Tindakan

 Menahan-nahan pasien

 Membuka rahasia kedokteran tanpa hak

 Aborsi illegal

 Euthanasia (Mempercepat kematian pasien)

 Memberikan keterangan palsu

 Melakukan praktek tanpa izin


Neglicence
 Melakukan kelalaian sehingga mengakibatkan

kerugian pada pasien

 Misal

 Kesalahan pemeriksaan

 Kekeliruan dalam memberikan penilaian penyakit

 Salah menulis dosis resep

 Kesalahan tindakan  mis kesalahan operasi


Malfeasance (Pelanggaran jabatan)

 Melakukan tindakan yang melanggar hukum

atau tindakan yang tidak tepat & layak

 Misalnya

 Melakukan tindakan pengobatan tanpa indikasi yang

jelas

 Mengobati pasien dengan coba-coba tanpa dasar

yang jelas.
Misfeasance

 Melakukan pilihan tindakan medis yang tepat

tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat

(improper performance),

 Misalnya

 Melakukan tindakan medis dengan menyalahi prosedur


Lack of Skill

 Melakukan tindakan diluar kemampuan atau

kompetensi seorang dokter, kecuali pada situasi

kondisi sangat darurat.

 Misal

 Melakukan pembedahan yang bukan dokter bedah

 Mengobati pasien diluar spesialisasinya / keahliannya


Sanksi Malpraktek

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)


 Pasal 359,
 Pasal 360,
 Pasal 361

2. UU Praktek Kedokteran
 Pasal 75
 Pasal 76
 Pasal 79
KUHP
 Pasal 359  Barangsiapa karena salahnya menyebabkan matinya
orang dihukum penjara selama-lamanya 5th atau kurungan selama-
lamanya 1 th.

 Pasal 360 ayat 1  Barangsiapa karena salahnya menyebabkan


orang luka berat dihukum penjara selama-lamanya 5 th atau
hukuman kurungan selama-lamanya 1 th.

 Pasal 360 ayat 2 Barangsiapa karena salahnya menyebabkan


orang menjadi sakit atau tidak dapat menjalankan jabatannya atau
pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman penjara selama-
lamanya 9 bl atau hukuman kurungan selama-lamanya 6 bl atau
hukuman denda setinggi tingginya Rp 4500.
UU Praktek Kedokteran
 Pasal 75 ayat 1  Setiap dr, drg yang dengan sengaja melakukan

praktik kedokteran tanpa memiliki STR dapat dipidana penjara paling

lama 3 (tiga) th atau denda paling banyak Seratus juta rupiah

 Pasal 76  Setiap dr, drg yang dengan sengaja melakukan praktik

kedokteran tanpa memiliki SIP dapat dipidana penjara paling lama 3

(tiga) tahun atau denda paling banyak Seratus juta rupiah.

 Pasal 79  Setiap dr, drg yang dengan sengaja tidak memasang papan

nama, membuat rekam medis dan tidak memenuhi kewajiban dapat

dipidana dengan penjara paling lama 1 th atau denda paling banyak Lima

puluh juta rupiah.


Pencegahan Malpraktek

 Dokter harus pintar berkomunikasi

 Bersikap empati

 Harus selalu mengembangkan diri & ilmu

Anda mungkin juga menyukai