Anda di halaman 1dari 250

Handout

KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3) di Rumah Sakit
Trainer Anda :

1. Alumnus Magister Administrasi


Rumah Sakit (MARS)-Universitas
Indonesia;
2. Alumnus Manajemen Of Training
(MOT) – Departemen Kesehatan;
3. Pengalaman lebih dari 15 tahun di
RS dan Kesehatan;
4. Direktur Akademi Kesehatan;
5. Staf Pengajar/Dosen SPK/Bidan,
Akademi Kesehatan dan Politeknik
Kesehatan
6. Trainer dan Konsultan RS
Konsep Dasar
KESEHATAN dan KESELAMATAN
KERJA
DI RUMAH SAKIT
Kontruksi

Kesehatan
Transportasi
Matra D/L/U

Perkebunan /
Pariwisata
Perkebunan

K3
Rumah Sakit /
Sana Pertambangan
Kesehatan

Industri Formal
Maritim
Informal

Perkantoran
Konsep Dasar K3RS

Upaya terpadu seluruh pekerja rumah sakit,


pasien, pengunjung/pengantar orang sakit
untuk menciptakan lingkungan kerja, tempat
kerja rumah sakit yang sehat, aman dan
nyaman baik bagi pekerja rumah sakit, pasien,
pengunjung/pengantar orang sakit maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar rumah
sakit.
Hospital System
as A system Integration
INPATIENT BUILDING

SUPPORTING
SYSTEM
SERVICES NURSES

OTHER
PERSON O.K
OUTPATIENT

DOCTOR EMERGENCY
 Human Resources
 Facility
 Inform. System
 Management • In and out patient
 Finance • Emergency
 etc • Surgery
• Supporting System
• Good Governance • Excellence medicine
• Good Clin .Govern. • Excellence service
• etc
TUJUAN K3RS
Terciptanya cara kerja, lingkungan kerja, yang
aman, nyaman dan sehat dalam rangka untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan
konsumen RS.
TUNTUTAN K3RS
ASPEK HUKUM

 UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


 UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Psl 86 & 87)
 UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
 UU No 8 tahun 1998 tentang Perlindungan Konsumen (Pasal 2)
 PP No 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3 (SMK3)
 Kepmenkes No 432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman
Manajemen K3 RS
TUNTUTAN K3RS
ASPEK HUKUM (Cont’)
 Kepmenkes No 1087/Menkes/SK/VIII/2010
tentang Standar K3 di Rumah Sakit
 Permenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 ttg persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
 Permenkes No 472/Menkes/Per/V/1996 ttg
Pengelolaan B3
 Permenaker 04/Men/1980 ttg pemasangan APAR
 Permenaker No 02/Men/1983 ttg Alarm Kebakaran
 Dll
TUNTUTAN K3RS
ASPEK PERLINDUNGAN PASIEN, KELUARGA &
PENGUNJUNG
 Penelitian di Paris, 1505 tenaga kerja wanita terkena gangguan
muskuloskeletal 16% (47% nyeri punggung dan pinggang)
 566 perawat wanita terpajan gas anestesi dengan gejala
neuropsikologi.
 Perawat yang bekerja pada bangsal kemoterapi tanpa perlindungan
menunjukkan aktivitas mutagenik
 Sotaniemi, melaporkan adanya kerusakan liver pada tiga perawat
yang bekerja pada bangsal perawatan kanker.
(Sumber : Pedoman K3-IFRS, Depkes RI ,2006)
TUNTUTAN K3RS
ASPEK EKONOMI
 K3 & Peningkatan Produktifitas
 K3 & Pengendalian Kerugian
 Akreditasi Rumah Sakit
 Citra / Image RS
 Kepuasan Pelanggan
TUGAS POKOK PETUGAS K3RS

• Memberi rekomendasi & pertimbangan tentang masalah


K3RS kepada pimpinan RS
• Merumuskan kebijakan, pedoman, & prosedur tentang
K3RS
• Membuat Program K3RS
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN DI RS
1. Membentuk Panitia K-3 RS
2. Menyusun kebijakan K3 RS
3. Identifikasi sumber bahaya & bahaya potensial di RS
4. Menyusun pedoman & SOP K3 RS
5. Melaksanakan 11 cakupan instrumen akreditasi K3RS
6. Melakukan simulasi & latihan K3
7. Melakukan pencatatan & pelaporan kcelakaan kerja &
penyakit akibat kerja
8. Melakukan internal audit K3 dng menggunakan instrumen
self assessment akreditasi RS
FUNGSI PETUGAS K3RS
• Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta
permasalahan yang berhubungan dengan K3
• Membantu direktur rumah sakit mengadakan dan meningkatkan
upaya promosi K3, pelatihan dan penelitian K3 di rumah sakit
• Pengawasan terhadap pelaksanaan program K3
• Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan
korektif
• Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3 rumah
sakit
• Memberi nasehat tentang manajemen K3 di tempat kerja, kontrol
bahaya, mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan
• Investigasi dan melaporkan kecelakaan, dan merekomendasikan
sesuai kegiatannya
• Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru,
pembangunan gedung dan proses
ORGANISASI K3RS
Organisasi K3 berada satu tingkat di bawah direktur dan bukan
merupakan kerja rangkap.

• Model 1 :
Merupakan organisasi yang terstruktur dan bertanggung jawab
kepada direktur rumah sakit. Bentuk organisasi K3 di rumah sakit
merupakan organisasi struktural yang terintegrasi ke dalam komite
yang ada di rumah sakit dan disesuaikan dengan kondisi/kelas
masing-masing rumah sakit, misalnya komite medis/nosokomial

• Model 2 :
Merupakan unit organisasi fungsional (non struktural), bertanggung
jawab langsung ke direktur rumah sakit. Nama organisasinya
adalah unit pelaksana K3 RS, yang dibantu oleh unit K3 yang
beranggotakan seluruh unit kerja di rumah sakit.
ORGANISASI K3RS
Organisasi K3 berada satu tingkat di bawah direktur dan bukan
merupakan kerja rangkap.

• Model 1 :
Merupakan organisasi yang terstruktur dan bertanggung jawab
kepada direktur rumah sakit. Bentuk organisasi K3 di rumah sakit
merupakan organisasi struktural yang terintegrasi ke dalam komite
yang ada di rumah sakit dan disesuaikan dengan kondisi/kelas
masing-masing rumah sakit, misalnya komite medis/nosokomial

• Model 2 :
Merupakan unit organisasi fungsional (non struktural), bertanggung
jawab langsung ke direktur rumah sakit. Nama organisasinya
adalah unit pelaksana K3 RS, yang dibantu oleh unit K3 yang
beranggotakan seluruh unit kerja di rumah sakit.
KEANGGOTAAN K3RS
• Organisasi/unit pelaksana K3 rumah sakit beranggotakan unsur-
unsur dari petugas dan jajaran direksi rumah sakit

• Organisasi/unit pelaksana K3 rumah sakit terdiri dari sekurang-


kurangnya ketua, sekretaris,dan anggota. Organisasi/unit pelaksana
K3 dipimpin oleh ketua.

• Pelaksanaan tugas ketua dibantu oleh wakil ketua dan sekretaris


serta anggota. Ketua organisasi/unit pelalsana K3 RS sebaiknya
adalah salah satu manajemen tertinggi di rumah sakit atau sekurang-
kurangnya manajemen dibawah langsung direktur rumah sakit.

• Sedang sekretaris organisasi/unit pelaksana K3 rumah sakit adalah


seorang tenaga profesional K3 rumah sakit, yaitu manajer K3 rumah
sakit atau ahli K3
STANDARISASI KETENAGAAN K3 DI RUMAH SAKIT

Jenis Tenaga A B C D
S3-S2 K3 Pelatihan K3 1
S2 Pelatihan K3 1 1
Dokter Spesialis K3 (SpOK) 1 1
S-1/D-3 Pendidikan K3 2 1 1
Dokter Umum/Gigi Pelatihan K3 1 1 1
Paramedis Pelatihan K3 2 1 1 1
Teknis Lainnya Pelatihan K3 2 1 1 1
Program K3RS
• Pengembangan Kebijakan K3RS
• Pembudayaan perilaku K3RS
• Pengembangan SDM K3RS
• Pengembangan Pedoman,Petunjuk Teknis dan Standart Operational
Procedure (SOP) K3RS
• Pemantauan dan Evaluasi kesehatan lingkungan tempat kerja
• Pelayanan kesehatan kerja
• Pelayanan keselamatan kerja
• Pengembangan program pemeliharaan pengelolaan limbah
padat,cair dan gas
Program K3RS
• Pengelolaan jasa, bahan beracun berbahaya
dan barang berbahaya
• Pengembangan manajemen tanggap darurat
• Pengumpulan,pengolahan,dokumentasi data
dan pelaporan kegiatan kegiatan K3
• Review kerja tahunan
Langkah dan Strategi Pelaksanaan K3RS
• Advokasi ke pimpinan RS, sosialisasi & pembudayaan
K3RS
• Menyusun kebijakan K3RS oleh pimpinan RS
• Perencanaan K3RS
• Menyusun pedoman & SOP K3RS
• Melaksanakan 12 program K3RS
• Evaluasi pelaksanaan program K3RS
• Internal Audit (self assesment) K3RS
• Akreditasi RS
ANGKA KESAKITAN & KEMATIAN
AKIBAT KERJA/AKIBAT HUB. KERJA
(ILO-2002)

• 2 JUTA ORANG MENINGGAL SETIAP TAHUN


• 160 JUTA KASUS PAK/PAHK SETIAP TAHUN

KERUGIAN DUNIA SEBESAR 1.25 TRILIUN


DOLLAR ATAU 4% GDP DUNIA
ILMU KESEHATAN KERJA
Bagian dari Ilmu Kesehatan
masyarakat yang khusus
mempelajari secara luas dan
mendalam permasalahan
kesehatan yang berkaitan dengan
pekerjaan
T Y P E OF ACCIDENT
A
IMMEDIATE CAUSES
C
C
UNSAFE ACTS RESULT I
UNSAFE CONDITIONS D
E
CONTRIBUTING CAUSES N
SAFETY MENTAL PHYSICAL T
MANAGEMENT CONDITION CONDITION
PROGRAM OF WORKERS OF WORKERS
PRINSIP KESEHATAN KERJA

PENYERASIAN

Kapasitas Kerja Beban Kerja Ling.Kerja


- Status Kesehatan * Beban fisik: - Bising,
- Sex, Umum , gizi, - mengangkat, - Debu
- Pendidikan, - mendorong,dll - Panas, --- Keterampilan
* Beban mental: - dll
RS Menurut Pasien
Sebagai Sistem Pelayanan

Pasien
Petugas
Tukang parkir Satpam Pendaftaran

Kasier

Dokter

Perawat
Petugas
Apotik
Lab.
Petugas Rontgent
Perlindungan dengan Barier
Protektif Terhadap HIV/AIDS
Alat pelindung
pribadi
• Sarung tangan
• Masker/pelindung
mata/muka
• Apron/Celemek
• Alas/penutup kaki
Jenis kecelakaan kerja

• Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban adalah


pasien
• Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah
pekerja di Rumah Sakit itu sendiri
Uraian
Materi
Pembudayaan K3 di Rumah Sakit
METODE SOSIALISASI PENERAPAN
BUDAYA K3-RUMAH SAKIT
Pengenalan (awareness)
 Sosialisasi Kebijakan K3 pada setiap pertemuan
(rapat, upacara, dll)
 Spanduk dengan pesan K3 (bulan K3, Ultah
RS, Kegiatan Ilmiah)
 Poster-poster pesan keselamatan
 Buku saku yang berisi kebijakan K3  slip gaji
 Safety talk sebelum melaksanakan tugas
(kegiatan overran, baca laporan, dll)
 Contoh langsung dilapangan
METODE SOSIALISASI PENERAPAN
BUDAYA K3-RUMAH SAKIT
Pemahaman
 Kursus/Pelatihan
 Seminar
 Study banding
 Pelibatan dalam organisasi K3
 Praktek lapangan K3

Pengembangan (Development)
 Keterlibatan dalam tim K3
 Sebagai Fasilitator K3
Materi
Kaitan K3 Dengan
Keselamatan Pasien
Di Rumah Sakit
DASAR HUKUM
Dasar hukum yang terkait dengan pelaksanaan K3 RS :
 UU No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
 UU No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
 UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit berisi akreditasi RS dan syarat fisik RS
 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
 Permenaker Nomor 5/Men/1996 tentang SMK3
 Permenkes Nomor 432/Menkes/ SK/IV/2007 tentang pedoman Manajemen K3 Rumah
Sakit
 Permenkes Nomor 432/Menkes/ SK/VIII/2010 tentang Standar K3 Rumah Sakit
Kesehatan dan Keselamatan Kerja

• Upaya untuk memberikan jaminan


keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan cara
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi.
Isu K3 RS

Beberapa isu K3 RS yang penting adalah :


• Keselamatan pasien dan pengunjung
• Keselamatan dan kesehatan petugas kesehatan
• Keselamatan bangunan
• Keselamatan lingkungan
Keselamatan pasien
• Suatu proses pelayanan • is a new healthcare
pasien yang aman terdiri discipline that
dari:
emphasizes the
1. Asesmen risiko
reporting, analysis, and
2. Identifikasi dan manajemen prevention of medical
risiko
error that often leads to
3. Pelaporan dan analisis
insiden
adverse healthcare
events.
4. Tindak lanjut dan solusi
untuk meminimalkan
timbulnya risiko
Tujuan K3 Rumah Sakit
adalah terciptanya :
• cara kerja,
• lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman,
dan
• dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
karyawan RS.
Manfaat K3 Rumah Sakit
1. Bagi RS :
a. Meningkatkan mutu pelayanan
b. Mempertahankan kelangsungan operasional RS
c. Meningkatkan citra RS.
2. Bagi karyawan RS :
a. Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)
b. Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
3. Bagi pasien dan pengunjung :
a. Mutu layanan yang baik
b. Kepuasan pasien dan pengunjung
5 prinsip dasar
dalam penerapan SMK3

Peningkatan
Berkelanjutan Penetapan
Kebijakan K3
Peninjauan Ulang dan menjamin
Peninjauan Komitmen
& Peningkatan
Ulang&
SMK3 oleh
Peningkatan
Manajemen
oleh manajemen
Perencanaan
K3
Pengukuran
dan
Evaluasi Penerapan
K3
Faktor-faktor yg mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja
Beban Lingkungan
kerja kerja
-Fisik -Fisik
-Mental -Kimia
-Biologi
-Ergonomi
Kapasitas kerja -Psikologi
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani &
rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
Identifikasi Potensi Bahaya
Identifikasi Potensi Bahaya
Dampak zat kimia
Identifikasi Potensi Bahaya
MANUAL HANDLING
POSTUR MEMBUNGKUK
POSTUR DUDUK
3.Mekanisme kerja pelaksana K3

Ketua :
pimpin & koord
Komunikasi rekomendasi
Peninjauan kegiatan org
Pada Direktur
Ulang&
Komunikasi pencegahan
Peningkatan
KAK & PAK pd pekerja,
oleh manajemen
pasien, pengunjung Sekretaris :
pimpin & koord
kesekretariatan
Rumusan pemecahan
Masalah berdasar Anggota: laksanakan
Data &info berupa tugas org & rapat
Rekomendasi
Bahas masalah k3
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

Kecelakaan Kerja
• Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak
diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian
material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai
kepada yang paling berat.

Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :


1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas
laboratorium itu sendiri.
PEKERJAAN KOMPLEKS
PEMAKAIAN APD
KEGIATAN MENYUNTIK/AMBIL
DARAH
LAY OUT LABORATORIUM
Pengendalian Infeksi Nosokomial
pada Pasien dan Pekerja
Alat kesehatan
• adalah instrumen, aparatus, mesin dan atau
implan yang tidak mengandung obat yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan, meringankan penyakit dan
merawat orang sakit.
ALAT KESEHATAN
ALAT KESEHATAN
ALAT KESELAMATAN
• Beberapa sarana Keselamatan kerja yang perlu
diawasi antara lain bejana tekan uap,
penangkal petir, sistem pemadaman
kebakaran, sistem jaringan gas medis. Sarana
tesebut perlu mendapat pemeliharaan dan
pengawasan sehingga aman dalam
pengoperasiannya.
PENANGKAL PETIR & BEJANA
TEKAN
Kebakaran

• Kebakaran terjadi apabila terdapat tiga unsur


bersama-sama. Unsur-unsur tersebut adalah adalah
oksigen, panas dan bahan yang mudah terbakar.
Bahan yang mudah terbakar di Rumah Sakit antara
lain ethyl eter, ethylene oxide dan ethyl alcohol.
• Sebagai tempat layanan umum perlu disediakan
peralatan pemadaman kebakaran mulai dari APAR,
Hydran hingga sistem pemadaman Otomatis. Jalur
evakuasi juga perlu dipasang.
APAR
APAR
Penyediaan APAR yang sesuai
SISTEM PEMADAM API OTOMATIS
Kegawatdaruratan
• Kegawatdaruratan merupakan suatu kejadian yang
dapat menimbulkan kematian atau luka serius bagi
pekerja, pengunjung ataupun masyarakat atau dapat
menutup kegiatan usaha, mengganggu operasi,
menyebabkan kerusakan fisik lingkungan ataupun
mengancam finansial dan citra RS.
• Sistem Tanggap Darurat RS : BSB dan Internal.
DENAH EVAKUASI
PETUNJUK EVAKUASI
PENUTUP
 SMK3 RS: lingkungan kerja aman, sehat dan nyaman
baik bagi karyawan, pasien, pengunjung ataupun
masyarakat di sekitar RS.
 Pengelolaan K3 di RS dapat berjalan dengan baik bila
ada komitmen pimpinan puncak/Direktur RS.
 Perlu pemahaman, kesadaran dan perhatian yang
penuh dari segala pihak yang terlibat di RS, sehingga
apa yang diharapkan bisa tercapai.
Rumah Sakit
• Salah satu tempat bagi masy utk mendptkan
pengobatan & pemeliharaan kes dg bbg
fasilitas & peralatan kes
• Sbg tempat kerja yg unik & kompleks tdk saja
menyediakan pelayanan kes bagi masy, tetapi
juga mrp tempat pendidikan & penelitian
kedokteran
• Apabila tdk dikelola dg baik, segala fasilitas &
peralatannya dpt menjadi sumber bahaya
keslmt & kes yg potensial, t.u. bagi petugas
kes
09/08/2008
73
Masalah K3 RS
• Bagian maintenance: solvent, asbestos, listrik, bising,
panas
• Bagian cleaning service: deterjen, desinfektan, jarum
suntik, dll.
• Bagian katering: terpotong jari, tertusuk, luka bakar,
terpeleset, keletihan, stress kerja dll.
• Teknisi radiologi: radiasi sinar X, radioaktif isotop, dll.
• Perawat: back injuries, zat kimia beracun, radiasi,
stress akibat shift kerja
• Petugas ruang operasi: masalah reproduksi akibat gas
anestesi, tertusuk, radiasi, dll.

1/28/2018 74
Kasus kronis & akut pd pekerja RS
• Hipertensi
• Varicus veins
• Anemia
• Gangguan ginjal
• Eksim, dermatitis
• Low back injuries
• Gangguan saluran pernapasan
• Gangguan saluran percernaan

1/28/2018 75
Potensi bahaya di RS
• Pemaparan radiasi
• Bahan kimia toksik
• Bahaya biologis
• Temperatur ekstrim
• Kebisingan
• Debu
• Stress, dll.
1/28/2018 76
Tipe hazards di RS
• Physical exertion
• Fire & natural disaster
• Compressed gas
• Flammable & combustable liquids,
vapors, gases
• Electrical equipments

1/28/2018 77
Tempat kerja risiko tinggi di RS
• Central supply • Print shops
• Food service • Patient care
• Housekeeping areas (nursing
• Laundry service)
• Maintenance • Pharmacy
engineering • Laboratories
• Office area • Surgical service
1/28/2018
• Temporary 78
Tempat kerja risiko tinggi di RS
Location Type of hazards
Central supply Sterilization equipment; sharp objects
(blade, needles, knive); material handling;
soaps, detergent, cleaning solution
Food services Handling material; walking on wet & greasy
floor; faulty equipment: stove hoods; fire
extinguiser syst, kitchen equipment; knives,
hot utensils; chemical & physical agent,
ammonia, chlorine, drain cleaners; ambient
heat; microwave radiation;oven cleaners,
soaps & detergent, cautic solution

1/28/2018 79
Location Type of hazards
Housekeeping X-ray; radioisotops; material handling;
chemical & physical agent, soaps, detergent,
solvents, cleaners, disinfectants, bacteria &
viruses
Laundry Floor, soiled linens, soaps & detergent, high
temp, heat stress, lifting & material handling
Maintenance Drive belts, tools, blade, electrical equipment,
engineering extention cords, electrical switches, metal
ladders, battery-charging; gasoline, diesel-
powered equipment; paint, solvent, hand tool,
fuel, cylinders; trash compactors, compressor,
chemical & physical agent; asbestos,
ammonia, CO, noise, pesticides, waste
anesthetic gases, ethylene oxide, welding
fume

1/28/2018 80
Location Type of hazards
Office area Electrical equipment, carpets, paper & office
material, video display terminal
Print shops Flammable liquids, ventilation, cutters, printing
equipment, noise
Patient care areas Physical exertion, needles & sharp
instruments, obstacle & broken objects,
electrical equipment, chemical, antineoplastic
drug
Laboratories Equipment, microorganisms, allergic
sensitization, chemicals, physical stress,
laboratory animals, emotional stress
Surgical service Anesthetic gases, flammable anesthetic,
Compressed gas, scavenging

1/28/2018 81
Bahaya Kecelakaan Kerja di RS
• Ketel uap
• Kebakaran
• Bahan radioaktif
• Cedera pd punggung krn
mengangkat pasien
• Pekerjaan menyuntik
• Terpeleset/terjatuh
1/28/2018 82
Penyakit Akibat Kerja di RS
• Faktor biologik (kuman patogen dari pasien)
• Faktor kimia (antiseptik pd kulit, gas anatesi, dll.)
• Faktor ergonomik (cara duduk yg salah, cara
mengangkat pasien yg salah, dll.)
• Faktor fisik dlm dosis kecil & terus menerus (panas
pd kulit, radiasi pd sistem reproduksi/darah)
• Faktor psikososial (ketegangan di kamar bedah,
penerimaan pasien gawat darurat, bangsal
penyakit jiwa, dll.)

1/28/2018 83
Konsep Dasar
PENGELOLAAN BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
DI RUMAH SAKIT
Pendahuluan

Potensi Kecelakaan B3 : • B3 potensi iritasi, korosi,


• Toksik (Racun) masuk teratogenik dll
melalui pernafasan, kulit, • B3 potensi terbakar
kmd beredar keseluruh • B3 potensi meledak
tubuh/organ • Potensi Kecelekaan , PAK
dan Upaya Preventive
• Zat toksik terakumulasi di: melalui Pengawasan
Hati, darah, tulang, cairan Ketenaga kerjaan dibidang
limpa efek jengka panjang K3 DAN K3RS

Pengetahuan K3RS & B3


Edukasi
Masalah ?
 Sejauh mana pemahaman Rumah Sakit & Staf
thd kebijakan & peraturan B3 ?

 Sejauh mana kepatuhan terhadap


kebijakan dan peraturan tersebut. ?
RESIKO Terpapar B3 di Laborat RS

(Toxic ) (Explosive )
Mikrobiologi & PK Bahan Kimia & Gas
Potensi Terpapar Radiasi
Saat tindakan medis
Tujuan

Peserta dapat Menjelaskan hal2 sbb :


• Apa & Penggolongan B3
• Permasalahan Bahaya Resiko B3
• Hub Pengelolaan B3 , K3 dan Produktivitas
• Sekilas K3 dan K3RS
• Pengelolaan B3,
Hubungan Penanganan B3 , K3RS &
Produktivitas di RS
Penanganan B3
Tujuan Pelayanan

Resiko Bahaya

Tujuan Terapi Out Comes UPAYA K3RS


(ELIMINIR)
KECELAKAAN

• Kerugian Serius
Produktivitas • Materi/moril
• Sarana Fisik RS
• Peralatan RS
• Pegawai, Pasien &klg
• Sosial
Pengertian Kecelakaan Kerja

Suatu kejadian yg tidak diinginkan , tidak


terduga yg dapat menimbulkan Kerugian,
al.:
1.Material,
2.Disfungsi peralatan/bahan
3.Peralatan/bahan
4.Cidera
5.Korban jiwa
6.Kekacauan pelayanan
WHY ?
Kecelakaan terjadi dg B3?
Mengapa terjadi KECELAKAAN ?? Faktor-faktor Terjadinya
Kecelakaan al :

1. UNSAFE CONDITION
2. UNSAFE ACTION ,
dlm Kelola B3

“Pendapat Ahli K3 dua faktor tsb merupakan


Gejala akibat Buruknya dan Kurangnya
Komitmen Manajemen K3”
CONTOH UNSAFE CONDITION dg B3
UNSAFE CONDITION
• Peralatan usang (tidak laik pakai)
• Tempat kerja acak-acakan
• Peralatan kerja tdk ergonomis
• Peralatan Mesin putar tidak tertutup
• Tempat kerja dg B3 tidak dilengkapi
sarana pengaman (label,simbol, rambu,
prosedur pengelolaan B3)
CONTOH SAFE CONDITION kelola B3
DI ROI / OK / CSSD

Apakah Peralatan laik ?


CONTOH UNSAFE ACTION
Kelola B3
UNSAFE ACTION
• Pegawai bekerja tdk memakai APD (Alat
Pelindung Diri)
• Pegawai mengabaikan aturan K3
• Merokok didaerah larangan
• Melakukan tindakan timbulkan percikan
api di sekitar B3
• Pgwai tdk tahu/mengikuti Protap Kerja
• Senda gurau pada saat kerja, dll
Mengapa “UNSAFE ACTION” ?

Pegawai bertindak tidak aman kelola B3 (“UNSAFE


ACTION”,) al. :
A. Pegawai Tidak Tahu
1. Bahaya di tempat kerja
2. Protap kerja Aman
3. Peraturan K3
4. Instruksi Kerja
Mengapa “UNSAFE ACTION” ?
Pegawai bertindak Tidak aman kelola B3 (“UNSAFE
ACTION”) :
B. Pegawai Kurang Terampil (Unskill) dlm
1. Mengoperasikan peralatan pernafasan
2. Mereview Hasil Lab, DMK, resep
3. Penyediaan Alat Dx, Dispensing Resep
4. Menyiapkan ruang ROI, peralatan sediaan scr
aseptis di ICCU
5. Mengerjakan Rekonstitusi obat suntik &
mendistribusikan obat kanker, dll
Bagaimana
Pengelolaan B3 ?

Standar Pengelolaan B3 sbb :


A. Proses Pengadaan bahan berbahaya
(B3)
B. Pemindahan B3
C. Penyimpanan B3
D. Penggunaan B3
E. Penanganan B3 tumpah &terpapar
F. Pembuangan limbah B3
Landasan Hukum :
Peraturan Kelola B3

UU 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan
• PP 74/Thn 2001 (Pasal 58 – 61)
• Pengelolaan B3
• PP 18 jo PP 85
Tahun 1999 • Pengelolaan Limbah B3
Keputusan Kepala Bapedal
-
- Keputusan Menteri Negara
Peraturan Lainnya
Lingkungan Hidup
- Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Peraturan pengelolaan B3 & Limbah

Tentang

UU 32/2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

PP 74 /Tahun 2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Bacun (B3)

PP 18 /199 jo PP 85/199 PP 18 /199 jo PP 85/199

Tata Cara & Persyaratan Teknis Penyimpanan &


Kepdal 01/BAPEDAL/09/95
Pengumpulan Limbah B3

Kepdal 02/BAPEDAL/09/95 Dokumen Limbah B3

Kepdal 03/BAPEDAL/09/95 Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3

Kepdal 04/BAPEDAL/09/95 Tata Cara Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi


Bekas Pengolahan dan Lokasi Penimbunan Limbah B3
Pengertian B3

B3 adalah bahan yang karena


Sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung,
Dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan
hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya; (Bab I, pasal 1)

PP.RINo: 74 TAHUN 2001, Ttg PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


PENGGOLONGAN B3

1. Mudah meledak (explosive);


2. Pengoksidasi (oxidizing);
3. a Sangat mudah sekali menyala
(extremely flammable);
b.Sangat mudah menyala (highly
flammable)
c. Mudah menyala (flammable);
4. a. Amat sangat beracun
(extremely toxic);
PENGGOLONGAN B3

5. Beracun (moderately toxic);


6. Berbahaya (harmful);
7. Korosif (corrosive);
8. Bersifat iritasi (irritant);
9. Berbahaya bagi lingkungan
(dangerous to the environment);
10.Karsinogenik (carcinogenic);
11.Teratogenik (teratogenic);
12.Mutagenik (mutagenic).
B3 disertai MSDS (Material Safety Data Sheet)
PP.R I No: 74 TAHUN 2001, Ttg PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

MSDS adalah suatu informasi terperinci yang disiapkan


oleh produsen atau manufaktur atau importer dari suatu
bahan kimia yang menjelaskan mengenai sifat kimia dan
fisika, bahaya yang ada, batas bahaya yang
diperbolehkan, cara penanganan yang aman, serta
pertolongan pertama.

Hak pekerja terkait dengan MSDS adalah :


 Tempat kerja kita harus memiliki MSDS untuk setiap bahan
kimia berbahaya yang kita gunakan dalam pekerjaan kita.
 MSDS yang ada harus bisa dibaca dengan mudah.
 Jika kita meminta MSDS pada perusahaan kita dan ternyata
tidak tersedia maka dalam waktu satu hari kerja MSDS harus
tersedia.
Informasi penting di
M S D S - B3 ???
Sections Format Kepmenaker Format GHS
1 Identitas Perusahaan Identitas Perusahaan
2 Komposisi Bahan * Identifikasi Bahaya *
3 Identifikasi Bahaya * Komposisi Bahan *
4 Tindakan P3K Tindakan P3K
5 Tindakan Penanggulangan Kebakaran Tindakan Penanggulangan Kebakaran

6 Tindakan Penanggulangan Kebocoran dan Tindakan Penanggulangan Kebocoran dan


Tumpahan Tumpahan
7 Penyimpanan dan Penanganan Bahan Penyimpanan dan Penanganan Bahan

8 Pengendalian Pemaparan dan APD Pengendalian Pemaparan dan APD

9 Sifat Fisika dan Kimia Sifat Fisika dan Kimia


10 Stabilitas dan Reaktifitas Bahan Stabilitas dan Reaktifitas Bahan

11 Informasi Toksikologi Informasi Toksikologi


12 Informasi Ekologi Informasi Ekologi
13 Pembuangan Limbah Pembuangan Limbah
14 Informasi Untuk Pengangkutan Bahan Informasi Untuk Pengangkutan Bahan

15 Informasi Perundang-undangan Informasi Perundang-undangan

16 Informasi Lain Informasi Lain


Efek terpapar B3

Jangka Pendek Jangka Panjang

• Rasa Mual • Leukimia


• Pusing • Kanker
• Gatal-gatal • Mutasi Gen
• Sesak Nafas
Chemical Hazard di RS
Bahan Kimia sering ditemukan di Lab, Farmasi, maintenance dll

Contoh : Insektisida
Reagensia Asam, Pestisida
Alkohol Cairan Pembersih
Formaldehyde Detergen
Glutaraldehyde Minyak
Ethylene oxyde Bensin / bahan bakar
Krim dan gel Antiseptik dan Disinfektan
4 Limbah infeksius
Hazard and waste from Farmasi

ANTISEPTIK DAN • Alkohol / H2O2 / Microshield / Formalin / Natrium


DISINFEKTAN hipoklorida/Povidone Iodine
• Cidex /Presept Tablet/Phisohex/
• Wash bensin/Lysol/Karbol

OBAT-OBAT • Hormon, antiviral, dll

OBAT KANKER • Obat-obat Kemoterapi

• Reagensia untuk Laboratorium dan Farmasi


REAGENSIA • Aseton/Larutan Ammonia/Dietil eter/HCL Pekat 35
%/NaOH 6 Crystal/KOH Crystal/H2SO4 (Asam
Sulfat)/Phenol Crystal/Asam Asetat/Asam Formiat
/Asam Sitrat/Methanol/Xylol.

GAS MEDIS • O2, N2, CO2,Acetylen, N2O


Radioactive materials and waste

Radiasi Ion
*Alat X-ray Radiasi Non Ion
*Scanner CAT • Cahaya UV
*Fluoroscopy • Laser
*Angiography • Alat Ultrasound
*Radiologi Dental
*Bahan Radioaktif • Oven Microwave
*Kedokteran Nuklir • Tampilan Video
*X Ray portabel 4
*Pasien dengan implan
radioaktif
CONTOH :
Radioactive materials and waste
BAHAN KIMIA MUDAH MELEDAK (EXPLOSIF)

1. ASETILEN 1. N- NITRO
2. DIAZO 2. AZIDA
3. DIAZONIUM
3. NITROZO
4. N- LOGAM BERAT
4. NITRO 5. HIDROKSIL AMONIUM
5. ALKIL POLINITRO 6. PERKHLORIL
6. OKSIM 7. PEROKSIDA
7. AZO 8. DAN OZON
8. N- NITROSO
BAHAN MUDAH TERBAKAR

 ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR


 ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR
 GASMUDAH TERBAKAR :
• Oxygen ( O2 )
• Nitrous Oxide ( N, , O )
Medical Compressed Air ( Breathing Air )
Vacum ( Suction ) Oxygen
BAHAN KIMIA REAKTIF THD AIR

 BILA BEREAKSI DENGAN AIR AKAN


MENGELUARKAN PANAS DAN GAS YANG
MUDAH TERBAKAR. MISAL : ALKALI (Na, K);
ALKALI TANAH (Ca)
 LOGAM HALIDA ANHIDRAT (ALUMUNIUM
TRIBROMIDA)
 CaO
 SULFURIL CHLORIDA
BAHAN KIMIA IRITAN & BENTUK ZAT

 BAHAN IRITAN PADAT. MISAL : NaOH, FENOL

 BAHAN IRITANCAIR. MISAL : ASAM SULFAT, ASAM FORMAT.

 BAHAN IRITAN GAS.


MISAL :
 GAS AMAT LARUT DLM AIR. (AMONIAK, FORMALDEHIDE)
 GAS DG KELARUTAN SEDANG : SULFUR DIOKSIDA
 GAS DG KELARUTAN KECIL ,MERUSAK ALAT PERNA FASAN
BAGIAN DALAM
BAHAN KIMIA OKSIDATOR

 ADALAH BAHAN KIMIA YANG MUNGKIN TIDAK


TERBAKAR, TETAPI DAPAT MENG HASILKAN
OKSIGEN YANG DAPAT MENYE BABKAN
KEBAKARAN PADA BAHAN LAINNYA.
 BAHAN KIMIA OKSIDATOR BERSIFAT EKSPLOSIF
KARENA SANGAT REAKTIF ATAU TIDAK
STABIL.ATAU MAMPU MENGHA SILKAN
OKSIGEN DALAM REAKSI ATAU
PENGURAIANNYA SHG MENIMBULKAN
KEBAKARAN.
Contoh :
• kalium permanganat (KMnO4), feri klorida
(FeCl3), natrium nitrat (NaNO3), hidrogen
peroksida (H2O2).
• Bahan kimia oksidator dipisahkan dari bahan-
bahan flammable dan combustible
BAHAN KIMIA KOROSIF & IRITAN

KOROSIF : BAHAN YANG KARENA REAKSI KIMIA DAPAT MERUSAK LOGAM,


Contoh :
• Asam & Basa, Asam klorida, asam pospat, asam perklorat,, asam berasap :
as.nitrat, as.sulfat
• Basa : NH4H, KOH, NaOH
IRITAN: BAHAN YANG KARENA REAKSI KIMIA DAPAT
MENIMBULKAN KERUSAKAN ATAU PERA DANGAN /
SENSITISASI BL KONTAK DG PERMUKAAN TUBUH YG
LEMBAB, SPT KULIT, MATA DAN PERNAFASAN.
BAHAN IRITAN PADA UMUMNYA ADALAH BAHAN KOROSIF.
Urutan tingkat bahaya B3

Bahan Radioaktif > Bahan Piroforik >


Bahan Eksplosif > Cairan Flammable >
Asam/basa Korosif > Bahan Reaktif
terhadap Air > Padatan Flammable >
Bahan Oksidator > Bahan Combustible >
Bahan Toksik > Bahan yang tidak
memerlukan pemisahan secara khusus
PENGADAAN B3

Pengadaan adalah Kegiatan memenuhi kebutuhan operasional


yang telah di gariskan sesuai perencanaan yang telah dibuat
dan disetujui.

Peraturan Pengadaan :
(Perpres No. 54 / 2010 & No 70 / 2012)

Metode Pengadaan :
Lelang, PL, or Pengadaan langsung
Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK)
PENGADAAN B3
Tiap pengadaan B3 harus dilampirkan
lembar MSDS :

a.Lembar MSDS
b.Labelling B3
c.Lembar “Sertificate analisa”
d.Informasi dampak bahaya
e.Informasi P3K dan APDnya
PROSES PEMINDAHAN B3

Proses Pemindahan B3
1. Sblm bongkar B3, Pengawas menyiapkan
kelengkapan administrasi :
a. Daftar nama B3 yg akan dibongkar
b. Prosedur kerja dan perijinan
c. Daftar petugas & penanggung jawab
2. Perencananaan & tindakan K3
sblm/sesudah bongkar muat
3. ..
PROSES PEMINDAHAN B3

Bongkar muat B3
3. Yakinkan petugas mengetahui resiko /
bahaya B3, & cara pencegahan &
penanggulangan
4. Sarana Pelindung Diri (APD) & APAR yg
sesuai, serta ada P3K
5. Pengawas wajib membina bila ada
penyimpangan dari K3
6. Pemasangan Rambu2/Simbol K3 :
a. Peringatan bahaya sesuai jenis B3
PROSES PEMINDAHAN B3

Bongkar muat B3
b. Simbol B3 harus dipasang dg jelas
c. Simbol B3 mudah dibaca
d. Mudah dimengerti
e. Dan terlihat oleh petugas / pegwai
7. Pegawai menghindari tindakan tdk aman :
a. Merokok ditempat terlarang
b. Tidak memakai APD
PROSES PEMINDAHAN B3

Bongkar muat B3
7. Pegawai hindari tindakan tdk aman :
c. Mengerjakan kegiatan yg tidak sbg
wewenang
d. Bersenda gurau, menolak perintah
8. Tiap Kecelakaan, Kebakaran,
Peledakan termasuk kondisi
bahayadan tidk dapat diatasi sendiri,
segera laporkan atasan.
9. P3K dilakukan dg benar
PENYIMPANAN B3

Penyimpanan B3
1. Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar
Aman dari pengaruh alam & lingkungan :
a. Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b. Suhu ruangan terjaga konstan & aman
c. Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
PENYIMPANAN B3

Penyimpanan B3
2. Tata letak dan pengaturan penempatan B3
mempertimbangkan sbb :
a. Pemisahan dan pengelompokan untuk
menghindari reaktivitas
b. Penyusunan tidak melebihi batas maksimum
(anjuran industri) agar tidak roboh dan rapi
c. Dibuatkan lorong & terjaga agar alat angkat &
angkut dapat lewat
PENYIMPANAN B3

Penyimpanan B3
d. Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas
bertekanan ditempatkan yg aman, idak lembab,
dan aman dari sumber panas (listrik, pai terbuka
dll)
3. Program “House keeping” scr periodik
(Kebersihan, Kerapihan & Keselamatan)
4. Sarana K3 disiapkan dan digunakan
PENYIMPANAN B3

Penyimpanan B3
5. Selain petugas gudang dilarang masuk, & harus
menggunakan APD
6. Inpeksi scr periodik, pemeriksaan kondisi
lingkungan, bahan, peralatan dan sistem, segera
lapor bila ada kondisi tidak aman kpd atasan.
7. Penyimpanan B3 dilengkapi dg Simbol/label B3
(Label isi, safety, resiko bahaya) serta cara
pencegahan & pertolongan pertama
Contoh : PENYIMPANAN tabung Oksigen &
Bahan Kimia
PENYIMPANAN B3 Explosif

1. Pewadahan dan penandaan


Mengikuti Pola pewadaan & penandaan B3 dg benar & teliti sesuai
dg macam dan tingkat bahaya

2. Kondisi ruangan
 Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan
ledakan, tahan api,tahan gempa
 Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu
 Kedap air
 Pintu dari bahan yg baik dan kuat + kunci
 Terhindar dan terlindung dari getaran,dilengkapi
dengan penangkal petir
 Ruangan diberi tanda peringatan u/ B3 gol Eksplosif dan
pemberitahuan dilarang merokok
PENYIMPANAN B3 Gas Mampat

1. Pewadahan dan penandaan


Mengikuti polapewadahan & penandaan yg berlaku dgn benar & akurat sesuai dg
jenis & tingkat bahaya

2. Kondisi ruangan
 Bahan kontruksi tahan thd api, getaran, tersedia
penangkal petir

 Pengaturan suhu / panas / cahaya


* suhu sejuk & kering
* hindari cahaya langsung matahari
* hindarkan instalasi litrik, sumber panas
* Hindarkan kenaikan suh

 Pengaturan udara
* Fentilasi baik shg udara tersalur dg baik & suhu ruangan tetap optimal
Pewarnaan Tabung Oksigen & Tangki
Oksigen cair
No GAS WARNA TABUNG

1 Oksigen Medis Putih

2 N2O Biru

3 Nitrogen Abu2
PENYIMPANAN
B3 Cairan Mudah Menyala

1. Pewadahan dan penandaan

 Wadah/pembukus/kemasan harus dpt melindungi isinya


terhadap saluran dari luar
 Wadah / pembungkus / kemasan harus dapat bertahan
terhadap daya kemas isinya
 Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel
Kemasan cairan Alkohol

Alkohol Drum
Alkohol
PENYIMPANAN
B3 Cairan Mudah Menyala
2. Kondisi ruangan
 Bahan & konstruksi bangunan :
a. Tahan terhadap B3 yg disimpan (tidak interaksi)
b. Mempunyai ventilasi secukupnya
c. Udaranya harus terisolir dari udara zat
cairan mudah menyala

Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya


a. Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
b. Mencegah terjadinya gangguan mekanik
c. Mencegah kotak langsung dengan B3
d. Mencegah kenaikan suhu & cahaya yg berlebihan
PENYIMPANAN B3 Beracun

1. Pewadahan dan penandaan


Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola
pewadaan dan penandaan B3 yang berlaku sesuai dengan
jenis dan tingkat bahaya

2. Kondisi ruangan
Bahan dan konstruksi bangunan
a. Tahan terhadapB3 yang disimpan
b. Kedap air
c. Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
d. Tertutuprapat dan dapat dikunci
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
TIDAK BOLEH TERCAMPUR
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
TIDAK BOLEH TERCAMPUR
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
TIDAK BOLEH TERCAMPUR
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
TIDAK BOLEH TERCAMPUR
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
TIDAK BOLEH TERCAMPUR
PENGGUNAAN B3

Penggunaan B3
1. Perencanaan dan penerapan K3 dalam
penggunaan B3 hrs memperhatikan sbb :
a. APD yg sesuai dg faktor resiko bahaynya,
APAR & P3K harus siap dan cukup
b. Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan
aman oleh yg berwenang
c. Peralatan kerja harus layak pakai
d. …
PENGGUNAAN B3

…….Penggunaan B3

d. Metode kerja/cara pelaksanaan kerja


/protap /SPOsudah aman dan efektif
e. Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan
(perintah kerja , daftar B3 dll)

2. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak


aman. Sesuai SPO
PENGGUNAAN B3

Penggunaan B3
3. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap
serah terima & tanggung jawab dilakukan sebaik2
nya. Laporkan situasi kondisi kerja lebih2 yg tidak
aman

4. Bila selesai, amankan & bersihkan alat2 kerja,


lingkungan kerja, wadah sisa B3 hingga aman.

5. Lakukan P3K bila ada kecelekaan & penanganan


lebih lanjut
Resiko Kecelakaan B3

1.Terpapar B3 :
Cara Masuk B3 Dalam
Tubuh Terhirup
• Kontak dengan kulit (Inhalation)
• Kontak dengan mata
• Tertelan
• Terhirup
Tertelan Terserap
(Swallowing) (Absorption)
2.Tumpah (Spills)
Bahaya Gas Medis

 GASMUDAH TERBAKAR :
• Oxygen ( O2 )
• Nitrous Oxide ( N, , O )
Medical Compressed Air ( Breathing Air )
Vacum ( Suction ) Oxygen
 Bahaya Oxigen
• Kebakaran :bersifat oksidator, membantu proses
pembakaran/memperbesar nyala api
• Ledakan; Bisa menimbulkan ledakan/ pecahnya tabung
silinder
Penanganan Bahaya Gas Medis

Pencegahan bahaya oxigen


•Jauhkan dari minyak, oli, gemuk, api dan zat lain
yang mudah terbakar
•Jauhkan dari api atau sumber panas lainnya
Pencegahan / solusi saat bahaya
•Jika terjadi kebakaran : semprotkan pemadam Api, dry
chemical
•Siram air pada silinder yang ada disekitarnya supaya dingin
•Ket :Tabung silinder oxigen bertekanan tinggi ( 150 atm)
dapat meledak/ pecah terkena panas yang tinggi
Penanganan terpapar Oksigen
pd kulit
Bahaya oksigen terpapar Kulit
•Kulit melepuh atau luka/ beku karena pengaruh
dingin, jika terkena O2 cair
Pencegahan :
• Pakai sarung tangan, sepatu pelindung dan hindari
kontak kulit dgn oksigen cair
Pertolongan P3K ;
•Siram dengan air hangat ( 30-40 derjat C) pd bagian
kulit yang terbakar/ luka karena dingin, jika perlu
Penanganan terpapar Oksigen
pd mata
Bahaya oksigen terpapar mata
• Penglihatan kabur/ iritasi ke mata

Pencegahan :
• pakai pelindung mata saat menangani O2 cair

Pertolongan P3K :
• Bilas mata dengan air bersih sekitar 15 menit
& jika perlu bawa ke IRD - RS
Penanganan keracunan
B3 masuk mulut
Penanganan keracunan bahan kimia masuk mulut
• Berilah minum berupa air atau susu 2 hingga 4 gelas.
• Jika korban keracunan sedang dalam keadaan pingsan, jangan
memasukkan sesuatu (berupa makanan/minuman) melalui mulutnya
• Masukkan jari telunjuk ke dalam mulut korban sambil menggerak-
gerakkan jari di bagian pangkal lidah dengan tujuan agar si korban
muntah
• Jangan melakukan poin di atas jika korban keracunan minyak tanah,
bensin, alkali atau asam
• Berilah 1 sendok antidote dan segelas air hangat kepada korban
Antidote itu dalam keadaan serbuk dan terbuat dari 2 bagian arang
aktif, 1 bagian magnesium oksida dan 1 bagian asam tannat.
Emergency Procedures
Personal Contamination

 Flush contaminated area


with water
 Remove contaminated
clothing
 Rinse with water for 15
minutes
 Seek medical attention if
irritation persists
Emergency Procedures
Chemical in the Eye(s)

 Flush eyeballs and


inner eyelids
 Forcibly hold eyes open
 Irrigate for at least 15
minutes
 Seek medical attention
immediately
Ketentuan Umum
Penanganan tumpahan (“Spills “)

 Tutup tumpahan dengan kain yang mudah menyerap.


 Kosongkan area dari pasien dan pengunjung
 Bersihkan tumpahan tergantung estimasi jumlah:
o Bila kurang dari 5 ml, perawat atau tenaga lain
terlatih dapat membersihkan tumpahan tersebut
o Bila lebih dari 5 ml, namun kurang dari 500 ml, ada
tenaga dilatih khusus untuk membersihkan tumpahan
tersebut
o Bila lebih dari 500 ml, hubungi emergensi. Petugas
lingkungan akan memberi bantuan

 Semua tumpahan merkuri harus dibersihkan oleh


petugas yang terlatih
Emergency Procedures
Chemical Spills
 Evacuate and call Public Safety at 911
for larger spill (>5-gallons) situations
 Treat life threatening injuries
immediately
 Contain the spill - read MSDS

 Wear protective equipment during


clean-up
 Best response is preparation
PENANGANAN TUMPAHAN
HAZMAT & LIMBAH HAZMAT

Hal 2 yg di perhatikan :
 Lokasi kejadian
 Jumlah materi yang tumpah
 Sifat kimia dan fisika
 Sifat berbahaya
 APD yang diperlukan
 Tempat Spill Kit dan jenis Spill Kit
 MSDS dan Spill Kit ditempat yang mudah dilihat dan mudah
segera diperoleh.
 Spill kit terisi lengkap dan kondisi baik

16
Penanganan Tumpahan Asam
( Fisrt Responder Acid Spill Kit)
FUNCTION:
Safe and effective method for controlling
incidental acid spills.
Kit contains :
personal safety wear, clean-up equipment
and Neutralizing Acid Adsorber™.
Acid Spill Kit
FIRST RESPONDER™ ACID SPILL KIT tdd :
• Personal Safety Wear:
– Apron; Face Shield; Chemical Goggles; Gloves
(2 pair);
– Steel Toe, Chemical Resistant Boots
• Clean-Up Equipment:
– Chemical Resistant Broom & Shovel
• Spill Neutralizing Adsorber:
• Neutralizing Acid Adsorber
Spill kit
Pembersihan Tumpahan darah
Persiapan alat:
APD: sarung tangan karet,gaun pelindung,celemek dan
sepatu bot

Spill kit:
kain pembersih sekali pakai,wadah limbah
infeksius (plastik kuning), detergen, air dalam
tempatnya, cairan disinfektan sodiumhipoklorit
0,5% (hafox)
“Spill kit “ tumpahan darah
Penanganan B3 Radiasi

Prinsip penggunaan Radiasi


1. Justifikasi
2. Limitasi
3. Optimasi
Prinsip proteksi Radiasi Baca hasil diluar
1. APD (Shielding) – apront plumbi
2. Jaga jarak- jarak pd tingkat aman
3. Persingkat waktu – (0,02 detik > 1,02 detik)

APD plumbi Preparasi cermat


Alat pelindung diri

ALAT PELINDUNG DIRI


• SAFETY HELMET :
DIPAKAI UNTUK MELINDUNGI KEPALA DARI BAHAYA
KEJATUHAN, TERBENTUR DAN TERPUKUL BENDA
KERAS DAN TAJAM.
BAHAN : PLASTIK, BAKELITE
• HOOD (TUTUP KEPALA)
DIPAKAI UNTUK MELINDUNGI KEPALA DARI BAHAN
KIMIA, PANAS RADIASI TERBUAT DARI ASBES ATAU
KAIN YANG DILAPISI ALUMUNIUM
• HAT/CAP TOPI YANG DIPAKAI UNTUK MELIN DUNGI
KEPALA DARI KOTORAN.
Alat Pelindung Diri
NO UNIT KERJA SPESIFIKASI RINCIAN

Kamar - Sarung Tangan


1 Operasi Lengkap
- Masker
- Tutup wajah / gorgle
- Tutup Kepala

- Sepatu tertutup (bool)


- Gaun lengan panjang

- Apron plastik
Alat Pelindung Diri

2 Kamar Bersalin Lengkap - Sarung Tangan


- Masker
- Tutup wajah / gorgle
- Tutup Kepala

-Sepatu tertutup

-Gaunlengan panjang
- Apron plastik
Komunikasikan _KAN
Tentang kelola B3 kpd Sejawat kerja

METODE Komunikasi

2 3
1

Tulisan Visual
Lisan •Poster simbol
•Ceramah • Buku panduan •Alur
•Diskusi •sop
•dll
Komunikasikan _KAN
DG LABEL KIMIA B3
Komunikasikan _KAN
DG LABEL KIMIA B3
Simbol (Piktogram) B3
Kelas Simbol Keterangan

1
Eksplosif

2
Gas Pengoksidasi

3 Gas Bertekanan

4 Cairan Mudah Menyala

5 Padatan Mudah Menyala


Simbol (Piktogram) B3
Kelas Simbol Keterangan

6 Bahan Yang Dapat Bereaksi Sendiri

7 Padatan Piroporik

Bahan Yang Dapat Menimbulkan Panas


8 Sendiri

Bahan Yang Apabila Kontak Dengan Air


9
Menyebabkan Gas Mudah MenyalaCairan

10 Cairan Pengoksidasi
Simbol (Piktogram) B3
Kelas Simbol Keterangan

Cairan Pengoksidasi
11

Padatan Pengoksidasi
12

Peroksida Organik

13

Korosif Terhadap Logam


14

Toksisitas Akut
15
Materi
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
DI RUMAH SAKIT
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk
melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.

APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga


kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak
dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah
pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
METODE PENENTUAN APD
• Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis
material yang dipakai
• Telaah data-data kecelakaan dan penyakit
• Belajar dari pengalaman industri sejenis lainnya
• Bila ada perubahan proses, mesin, dan material
• Peraturan perundangan
KRITERIA APD
• Hazard telah diidentifikasi.
• APD yang dipakai sesuai dengan hazard yang
dituju.
• Adanya bukti bahwa APD dipatuhi
penggunaannya.
JENIS APD:
• Kepala : Helmet
• Mata : Safety glosses, safety gogle
• Wajah : Face shield, pelindung jari
• Tangan : Safety gloves, pelindung jari
• Kulit : Cream pelindung, skin cleaner
• Kaki : Safety shoes
• Pernapasan : Masker, Breathing apparatus
• Telinga : Ear plug, Ear.
Sarung tangan
• Melindungi tangan dari bahan infeksius dan
mellindungi pasien dari mikroorganisme pada
tangan petugas. Alat ini merupakan pembatas
fisik terpenting untuk mencegah penyebaran
infeksi dan harus selalu diganti untuk
mencegah infeksi silang.
Menurut Tiedjen ada tiga jenis sarung
tangan yaitu:
1. Sarung tangan bedah, dipaka sewaktu melakukan
tindakan infasif atau pembedahan.
2. Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk
melindungi petugas kesehatan sewaktu malakukan
pemeriksaan atau pekerjaan rutin.
3. Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu
memprose peralatan, menangani bahan-bahan
terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan
permukaan yang terkontaminasi.
Sarung tangan bedah Sarung tangan pemeriksaan
Sarung tangan
rumah tangga
Masker
• Masker harus cukup besar untuk menutup hidung, muka bagian
bawah, rahang dan semua rambut muka.
• Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu
petugas kesehatan atau petugas bedah bicara, batuk, atau bersin
dan juga untuk mencegah cipratan darah atau cairan tubuh yang
terkontaminasi masik kedalam hidung atau mulut petugas
kesehatan.
• Masker jika tidak terbuat dari bahan tahan cairan, bagaimanapun
juga tidak efektif dalam mencegah dengan baik.
Respirator
• Masker jenis khusus, disebut respirator
partikel, yang dianjurkan dalam situasi
memfilter udara yang tertarik nafas dianggap
sangat penting (umpamanya, dalam
perawatan orang dengan tuberculosis paru).
Respirator
Pelindung mata
• Melindungi staf kalau terjadi cipratan darah
atau cairan tubuh lainya yang terkontaminasi
dengan melindungi mata.
• Pelindung mata termasuk pelindung plastik
yan jernih. Kacamata pengaman, pelindung
muka.
• Kacamata yang dibuat dengan resep dokter
atau kacamata dengan lensa normal juga
Pelindung mata
Pelindung mata
Tutup kepala/kap
• Dipakai untuk menutup rambut dan kepala
agar guguran kulit dan rambut tidak masuk
dalam luka sewaktu pembedahan. Kap harus
dapat menutup semua rambut.
Tutup kepala/kap
Tutup kepala/kap
Gaun
• Gaun penutup, dipakai untuk menutupi baju
rumah. Gaun ini dipakai untuk melindungi
pakaian petugas pelayanan kesehatan.
• Gaun bedah, petama kali digunakan untuk
melindungi pasien dari mikroorganisme yang
terdapat di abdomen dan lengan dari staf
perawatan kesehatan sewaktu pembedahan.
Gaun
Gaun
Apron
• Terbuat dari bahan karet atau plastik sebagai
suatu pembatas tahan air di bagian depan dari
petugas kesehatan.
Apron
Apron
Alas kaki
• Dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan
oleh benda tajam atau berat atau dari cairan
yang kebetulan jatuh atau menetes pada kaki.
Alas kaki
Alas kaki
Materi
KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA
DI LABORATORIUM
BAGIAMANA CARA MENJAGA
K3 DILABORATORIUM
KESEHATAN ?
FASILITAS
MENGENAL
LABORATURIUM
PENDAHULUAN MASALAH K3
YANG MENUNJANG
DILABKES.
K3.

IDENTIFIKASI
PENGENDALIAN
MASALAH K3
PAKK MELALUI
DILABKES DAN
PENERAPAN K3
PENCENGANNYA
I. PENDAHULUAN
• Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23
tahun 1992 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat
kerja harus Pengembangan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. DiLaboratorium Analis
Kesehatan melaksanakan upaya kesehatan
kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan
pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan disekitarnya.
• Petugas laboratorium merupakan orang
pertama yang terpajan terhadap bahan kimia
yang merupakan bahan toksisk korosif, mudah
meledak dan terbakar serta bahan biologi.
Selain itu dalam pekerjaannya menggunakan
alat-alat yang mudah pecah, berionisasi dan
radiasi serta alat-alat elektronik dengan
voltase yang mematikan, dan melakukan
percobaan dengan penyakit yang dimasukan
ke jaringan hewan percobaan.
• Dalam penjelasan undang-undang nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat
kerja harus melaksanakan upaya kesehatan
kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan
pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan disekitarnya.
• Diantara sarana kesehatan, Laboratorium
Kesehatan merupakan suatu institusi dengan
jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan
yang cukup besar. Kegiatan laboratorium
kesehatan mempunyai risiko berasal dari faktor
fisik, kimia, ergonomi dan psikososial. Variasi,
ukuran, tipe dan kelengkapan laboratorium
menentukan kesehatan dan keselamatan kerja.
Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya
kemajuan teknologi laboratorium, maka risiko
yang dihadapi petugas laboratorium semakin
meningkat.
II. FASILITAS LABORATORIUM
• Laboratorium Kesehatan adalah sarana
kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia atau bahan yang
bukan berasal dari manusia untuk penentuan
jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan dan faktor yang dapat berpengaruh
terhadap kesehatan perorangan dan
masyarakat.
• Disain laboratorium harus mempunyai sistem
ventilasi yang memadai dengan sirkulasi
udara.
• Disain laboratorium harus mempunyai
pemadam api yang tepat terhadap bahan
kimia yang berbahaya yang dipakai.
• Kesiapan menghindari panas sejauh mungkin
dengan memakai alat pembakar gas yang
terbuka untuk menghindari bahaya kebakaran.
• Untuk menahan tumpahan larutan yang mudah
terbakar dan melindungi tempat yang aman dari
bahaya kebakaran dapat disediakan bendung-bendung
talam.
• Dua buah jalan keluar harus disediakan untuk keluar
dari kebakaran dan terpisah sejauh mungkin.
• Tempat penyimpanan di disain untu mengurangi
sekecil mungkin risiko oleh bahan-bahan berbahaya
dalam jumlah besar.
• Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaam (P3K)
III. MASALAH KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
• Kinerja (performance) setiap petugas kesehatan dan
non kesehatan merupakan gabungan dari tiga
komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan
beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen
tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat
kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan
produktivitas Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian
dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa
penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada
akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.
III. MASALAH KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
• 1. Kapasitas Kerja
• Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya
belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat
gambaran bahwa 30– 40% masyarakat pekerja kurang kalori
protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi
tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan
bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal.
Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang
ada sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non
kesehatan yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk
dalam melakukan tugasnya mungkin sering mendapat kendala
terutama menyangkut masalah PAHK (Penyakit Akibat Hubungan
Kerja) dan kecelakaan kerja.
• 2. Beban Kerja
• Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang
bersifat teknis beroperasi 8 - 24 jam sehari, dengan
demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium
menuntut adanya pola kerja bergilir dan tugas/jaga malam.
Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan
kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan
pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut
memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan
jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang
berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan
secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu
lama dapat menimbulkan stres.
• 3. Lingkungan Kerja
• Lingkungan kerja bila tidak memenuhi
persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan
kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja
(Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja
dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(Occupational Disease & Work Related
Diseases).
IV. IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA LABORATORIUM KESEHATAN DAN PENCEGAHANNYA
• A. Kecelakaan Kerja

• Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak


terduga dan tidak diharapkan. Biasanya
kecelakaan menyebabkan, kerugian material
dan penderitaan dari yang paling ringan
sampai kepada yang paling berat.
Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis
yaitu :
2. Kecelakaan kerja, jika yang
1. Kecelakaan medis, jika yang
menjadi korban petugas
menjadi korban pasien.
laboratorium itu sendiri.
Penyebab kecelakaan kerja dapat
dibagi dalam kelompok :
• 1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu
yang tidak aman dari:
• a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
• b. Lingkungan kerja
• c. Proses kerja
• d. Sifat pekerjaan
• e. Cara kerja
2. Perbuatan berbahaya (unsafe action), yaitu
perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat
terjadi antara lain karena:
• a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
pelaksana
• b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
• c. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
• d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
Beberapa contoh kecelakaan yang
banyak terjadi di laboratorium :
• Mengambil sample
darah/cairan tubuh
lainnya Hal ini
merupakan pekerjaan
sehari-hari di
laboratorium Akibat :
- Tertusuk jarum suntik
- Tertular virus AIDS,
Hepatitis B
Pencegahan :
- Gunakan alat suntik sekali
pakai
- Jangan tutup kembali atau
menyentuh jarum suntik
yang telah dipakai tapi
langsung dibuang ke
tempat yang telah
disediakan (sebaiknya
gunakan destruction clip).
- Bekerja di bawah
pencahayaan yang cukup
• Risiko terjadi kebakaran
(sumber : bahan kimia,
kompor) bahan
desinfektan yang
mungkin mudah
menyala (flammable)
dan beracun.Kebakaran
terjadi bila terdapat 3
unsur bersama-sama
yaitu: oksigen, bahan
yang mudah terbakar
dan panas.
• Pencegahan :
- Konstruksi bangunan yang tahan api
- Sistem penyimpanan yang baik terhadap
bahan-bahan yang mudah terbakar
- Pengawasan terhadap kemungkinan
timbulnya kebakaran
• - Sistem tanda kebakaran
• >. Manual yang memungkinkan seseorang
menyatakan tanda bahaya dengan segera
• >. Otomatis yang menemukan kebakaran
dan memberikan tanda secaraotomatis
- Jalan untuk menyelamatkan diri
- Perlengkapan dan penanggulangan
kebakaran.
- Penyimpanan dan penanganan zat kimia
yang benar dan aman.
B. Penyakit Akibat Kerja & Penyakit Akibat Hubungan Kerja di
laboratorium kesehatan
• Penyakit akibat kerja di laboratorium kesehatan umumnya
berkaitan dengan :
– faktor biologis (kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien);
– faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus
seperti antiseptik pada kulit, zat kimia/solvent yang menyebabkan
kerusakan hati;
– faktor ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah);
– faktor fisik dalam dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit,
tegangan tinggi, radiasi dll.);
– faktor psikologis (ketegangan di kamar penerimaan pasien, gawat
darurat, karantina dll.)
1) Faktor Biologis
Pencegahan :
1. Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan,
epidemilogi dan desinfeksi.
2. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan
dalam keadaan sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk bekrja
dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.
3. Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (Good
Laboratory Practice)
4. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang
benar.
5. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius
dan spesimen secara benar
6. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
7. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
2) Faktor Kimia
• Petugas di laboratorium kesehatan yang sering
kali kontak dengan bahan kimia dan obat-
obatan seperti antibiotika, demikian pula
dengan solvent yang banyak digunakan dalam
komponen antiseptik, desinfektan dikenal
sebagai zat yang paling karsinogen. Semua
bahan cepat atau lambat ini dapat memberi
dampak negatif terhadap kesehatan mereka.
• Gangguan kesehatan yang paling sering adalah
dermatosis kontak akibat kerja yang pada
umumnya disebabkan oleh
– iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh
karena alergi (keton).
– Bahan toksik ( trichloroethane,tetrachloromethane)
jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat
menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan
kematian.
– Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan
kerusakan jaringan yang irreversible (permanen) pada
daerah yang terpapar.
Pencegahan :
1. ”Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh bahan
kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh petugas
laboratorium.
2. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum
untuk mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya
aerosol.
3. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung
tangan, celemek, jas laboratorium) dengan benar.
4. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat
antara mata dan lensa.
5. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.
3) Faktor Ergonomi
• Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni
berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan
lingkungan kerja terhadap kemampuan,
kebolehan dan batasan manusia untuk
terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja
yang sehat, aman, nyaman dan tercapai
efisiensi yang setinggi-tingginya. Pendekatan
ergonomi bersifat konseptual dan kuratif,
secara populer kedua pendekatan tersebut
dikenal sebagai To fit the Job to the Man and
• Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan
Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang
kurang ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan,
hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada
umumnya barang impor yang disainnya tidak sesuai
dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang
salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah
sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam
jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan
psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering
adalah nyeri pinggang kerja (low back pain)
4) Faktor Fisik
• Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan kerja meliputi:
1. Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan
stress dan ketulian
2. Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan,
laboratorium, ruang perawatan dan kantor administrasi
dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan
kecelakaan kerja.
3. Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
4. Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.
5. Terkena radiasi
• Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya
teknologi pemeriksaan, penggunaannya
meningkat sangat tajam dan jika tidak
dikontrol dapat membahayakan petugas yang
menangani.
• Pencegahan :
1. Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.
2. Pengaturan ventilasi dan penyediaan air
minum yang cukup memadai.
3. Menurunkan getaran dengan bantalan anti
vibrasi
4. Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
5. Pelindung mata untuk sinar laser
6. Filter untuk mikroskop
e. Faktor Psikososial
• Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium
kesehatan yang dapat menyebabkan stress :
1. Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency
dan menyangkut hidup mati seseorang. Untuk itu
pekerja di laboratorium kesehatan di tuntut untuk
memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai
dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan
2. Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat
monoton.
3. Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan
dan bawahan atau sesama teman kerja.
4. Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja
di sektor formal ataupun informal.
V. PENGENDALIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN KECELAKAAN
MELALUI PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
• A. Pengendalian Melalui Perundang-undangan
(Legislative Control) antara lain :
1. UU No. 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok
2. Petugas kesehatan dan non kesehatan
3. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan tentang higene dan
sanitasi lingkungan.
6. Peraturan penggunaan bahan-bahan berbahaya
7. Peraturan/persyaratan pembuangan limbah dll.
B. Pengendalian melalui Administrasi /
Organisasi (Administrative
control) antara lain:
• 1. Persyaratan penerimaan tenaga medis, para
medis, dan tenaga non medis yang meliputi
batas umur, jenis kelamin, syarat kesehatan
• 2. Pengaturan jam kerja, lembur dan shift
• 3. Menyusun Prosedur Kerja Tetap (Standard
Operating Procedure) untuk masing-masing
instalasi dan melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaannya
• 4. Melaksanakan prosedur keselamatan kerja
(safety procedures) terutama untuk
pengoperasian alat-alat yang dapat
menimbulkan kecelakaan (boiler, alat-alat
radiology, dll) dan melakukan pengawasan
agar prosedur tersebut dilaksanakan
• 5. Melaksanakan pemeriksaan secara
seksama penyebab kecelakaan kerja dan
mengupayakan pencegahannya.
C. Pengendalian Secara Teknis (Engineering
Control) al.:
• 1. Substitusi dari bahan kimia, alat kerja atau
proses kerja
• 2. Isolasi dari bahan-bahan kimia, alat kerja,
proses kerja dan petugas kesehatan dan non
kesehatan (penggunaan alat pelindung)
• 3. Perbaikan sistim ventilasi, dan lain-lain
D. Pengendalian Melalui Jalur
kesehatan (Medical Control)
• Yaitu upaya untuk menemukan gangguan
sedini mungkin dengan cara mengenal
(Recognition) kecelakaan dan penyakit akibat
kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis
pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan
pencegahan meluasnya gangguan yang sudah
ada baik terhadap pekerja itu sendiri maupun
terhadap orang disekitarnya.
Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui
pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi:
• 1. Pemeriksaan Awal
• Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
sebelum seseorang calon / pekerja (petugas
kesehatan dan non kesehatan) mulai
melaksanakan pekerjaannya.
• 2. Pemeriksaan Berkala
• Adalah pemeriksaan kesehatan yang
dilaksanakan secara berkala dengan jarak
waktu berkala yang disesuaikan dengan
besarnya resiko kesehatan yang dihadapi.
• 3. Pemeriksaan Khusus
• Yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
pada khusus diluar waktu pemeriksaan
berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau
diduga ada keadaan yang dapat mengganggu
kesehatan pekerja.
Daftar
SOP K3RS INSTRUMEN AKRESITASI
DI RUMAH SAKIT
CAKUPAN INSTRUMEN AKREDITASI K-3 :

1. Kewaspadaan, upaya pencegahan &


pengendalian bencana
2. Pencegahan & pengendalain kebakaran
3. Keamanan pasien
4. Kesehatan kerja bagi pegawai
5. Pengelolaan jasa, bahan & barang berbahaya
6. Kesehatan lingkungan rumah sakit
CAKUPAN INSTRUMEN AKREDITASI K-3 :

7. Sanitasi rumah sakit


8. Pengelolaan, pemeliharaan & sertifikasi
sarana, prasarana & peralatan
9. Pengelolaan limbah padat, cair & gas
10. Pelatihan
11. Pengumpulan, pengelolaan, dokumentasi data
& pelaporan utk evaluasi
SOP K3 di RS (Akreditasi)
• Penggunaan B3
• Identifikasi dan pemasangan label B3
• Pengadaan B3
• Penyimpanan B3
• Penanganan B3
• Penanganan Aceton
• Penanganan Asam Acetat
• Penanganan Asam Clorida
• Penanganan Dietil Eter (C4H10O)
• Penanganan Parafin
• Penanganan Viorex Liquid
• Penanganan Air Raksa
• Penanganan Boraks
• Penanganan Cat Wright
• Penanganan Etil Alkohol 70%
• Penanganan Etil Alkohol 96%
• Penanganan Cat Giemsa
• Penanganan Fenol
• Penanganan Formalin
• Penanganan Hidrogen Pirksida (H2O2)
• Penanganan Metanol
• Penanganan Savlon
• Penanganan Spiritus
• Pencatatan dan Pelaporan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Pencatatan dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
• Pengelolaan Air Bersih dan Air Minum
• Pengendalian Serangga dan Tikus
• Pemeliharaan Ruangan dan Alat
• Perbaikan Ruangan dan Alat
• Penggunaan Insect Killer

Anda mungkin juga menyukai