Pada proses fermentasi biasa, hidrogen yang dihasilkan terbatas karena adanya
fermentation barrier. Disini bakteri seperti kehilangan tenaga yang akhirnya
hanya mengkonversi karbohidrat menjadi sejumlah hidrogen serta campuran
produk fermentasi lainnya seperti asam asetat, dan asam butirat, yang disebut
sebagai dead end. Ini yang membedakan dengan MFC, bakteri pada proses
fermentasi diberi tenaga tambahan berupa aliran listrik kecil sekitar 0,25 volt,
yang berfungsi sebagai penghilang barrier dan mengkonversi produk dead end
menjadi karbondioksida dan hidrogen.
Prinsip utama yang terjadi adalah oksidasi substrat oleh mikroorganisme atau
enzimnya yang melibatkan elektron untuk produksi listrik. Sejak konversi tak
bisa terputus oleh siklus Carnot, secara teoritis efisiensinya bisa mencapai 90%.
Ada 2 macam MFC :
Melibatkan penggunaan metabolit elektroaktif seperti
hidrogen yang dikonversi mikroba melalui
metabolisme atau reaksi enzim dari substrat.
Melibatkan penggunaan mediator sebagai pentransfer
elektron dari sistem metabolisme tertentu atau enzim
pada elektroda.
MFC terdiri atas dua ruang yang dipisahkan oleh
membran penukar proton/ Proton Exchange Membrane
(PEM).
Satu ruangan menjadi tempat untuk anoda dan ruangan
lainnya untuk katoda.
Prinsip penggunaan MFC ini erat berhubungan dengan
proses biokimia yang terjadi dengan melibatkan
mikroba yang disebut glikolisis, siklus asam sitrat, dan
rantai transfer elektron.
MIKROORGANISME DALAM MFC
Organisme yang digunakan dalam MFC terdahulu
adalah ragi roti.
Namun dalam penelitian selanjutnya ditemukan bakteri
yang berasal dari dasar teluk Finlandia.
Alasan yang menyebabkan penggunaan bakteri adalah
karena bakteri itu lebih bersifat tahan terhadap
lingkungan yang ekstrim seperti misalnya pH atau
derajat keasaman yang tinggi atau basa.
Terima Kasih
^-^