Anda di halaman 1dari 20

Delignifikasi adalah proses pemisahan secara imiawi omponen lignin dayu dari

selulosa sebagai penyusun utama pulp. Kebanyakan proses ini dilakukan dengan
penambahan asam sulfat (sulfitasi) pada suhu tinggi sehingga lignin dapat terpisah
dari komponen selulosa dengan bentuk ligno-sulfat dalam lindi hitam. Tingginya
kandungan lignin yang tidak teroksidasi sempurna menyebabkan limbah dari proses
ini berwarna gelap dan mengganggu estetika lingkungan.

Salah satu penanganan permasalahan ini dapat dilakukan dengan


memanfaatkan mikrobia pendegradasi lignin, dimana mikrobia tersebut mampu
mempercepat degradasi lignin dalam limbah serta mengurangi intensitas warna
gelap limbah melalui dekolorisasi.
Berbagai penelitian telah mengkaji pemamfaatan mikrobia eukariotik dalam
mendegradasi limbah lignin, salah satunya yaitu kelompok jamur pembusuk putih
(white rot) seperti Coriolus sp., Phanerochaete chrysosporium dan P. Sordida.
Permasalahan
Sumber Isolat

Isolat yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari berbagai


substrat alami yag mengandung banyak lignin seperti lindi hitam, tanah
gambut, kompos, kayu lapuk dan sampah. Sebanyak 11 gr dari setiap
substrat disuspensikan dalam 99 ml aquades stsril, dilanjutkan dengan
membuat seri pengenceran menggunakan aqudes steril. Suspensi yang
telah diencerkan tersebut digunakan sebagai sumber isolat.
M E TO D E
KE R J A
Isolasi dan Seleksi
Bakteri Pendegradasi Lignin

Isolasi bakteri dilakukan dengan


Proses selesi dilakukan secara kualitatif,
metode surface plating di atas medium
yaitu didasarkan atas luasnya pembentukan
nutrien agar yang telah dimodifiasi dan
zona warna coklat, selanjutnya masing-masing
mengandung asam tanat sebesar 1.0%.
isolat diinokulasikan dengan metode titik di atas
Adanya zona kecoklatan disekitar
medium termodifikasi. Setelah diinkubasi,
koloni bakteri megindikasikan bahwa
dilakukan seleksi isolat unggul berdasarkan rasio
kolonin tersebut mampu mendegradasi
antara diameter zona coklat dengan diameter
lingnin, sehingga hanya koloni-koloni
koloni, serta intensitas warna coklat yang
tersebut yang akan diisolasi dan
terbentuk.
ditumbuhkan pada medium agar.
PENGUJIAN DEGRADASI LIGNIN DALAM
LINDI HITAM DAN KARAKTERISASI

Karakterisasi dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat morfologi

koloni, morfologi sel dan beberapa sifat biokimiawi pada masing-masing isolat unggul

dalam mendegrasi lignin.


Hasil
&
Pembahasan
Tabel tersebut
menunjukkan bahwa
isolat bakteri hanya
dijumpai pada beberapa
substrat saja, yaitu kayu
lapuk dan sampah
domestik. Hal ini
dimungkinkan kaerna
pada kayu lapuk terjadi
dekomposisi bahan
organik termasuk
lignin, dimana hal Struktur kimia lignin yang sangat kompleks dan resisten menyebabkan
serupa juga terjadi pada komponen kayu ini didegradasi paling akhir sehingga pada kedua substrat tersebut
sampah yang
mengalami dekomposisi masih dijumpai bakteri pendegradasi lignin sebanyak 5, 1 dan 15 yang secara
bahan orrganik berturut-turut terdapat pada kayu asal Jetis, asal Sleman dan sampah domestik.
terutama selulosa dan
hemiselulosa.
21 Isolat yang ada selanjutnya dipelihara
dan ditumbuhkan dalam medium agar
kemudian dilakukan seleksi sacara kualitatif
maupun kuantitatif. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa sebagian besar data
menunjukkan ketidasesuaian antara besar
rasio aktifitas lignolitik dengan warna zone.
Sebagai contoh, isolat KLJ-4 memiliki rasio
4,14 dan membentuk warna coklat tua (++),
sedangkan isolat SPH-4, SPH-12 serta SPH-
14 memiliki rasio kurang dari 4 namun
membentuk warna coklat tua kehitaman
(+++). Oleh karena itu, seleksi dilakukan
berdasarkan rasio aktivitas lignoltik,
sedangkan warna coklat yang terbentuk
sebagai pendukungnya.
Pada Proses ini, lindi hitam
dienterkan terlebih dahulu hingga
beberapa tingkat untuk mengurangi
toksisitasnya, sehingga dapat dikethui
konsentrasi maksimal lindi hitam untuk
degradasi lingin oleh isolat yang diujikan.
Kedua isolat terpilih selanjutnya
diinokulasikan dalam medium yang
mengandung lindi hitam dengan berbagai
konsentrasi berkisar 1% hingga 50%.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa konsentrasi awal lindi hitam mempengaruhi tingkat degradasi yang
dilakukan oleh kedua isolat. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya senyawa antara yang terbentuk selama
degradasi lignin seperti senyawa fenolat yang bersifat toksik. Oleh karena itu, semakin tinggi konsentrasi lindi hitam
maka pertumbuhan bakteri serta aktifitas degradasinya semakin menurun.
Hasil pengamatan makroskopis, mikroskopis dan analisis biokimiawi yang

dibandingkan dengan beberapa genera bakteri menurut kunci determinasi bakteri


C
menunjukkan kedua isolat memiliki kemiripan dengan genus micrococcus dan bacillus.

Meskipun begitu, analisis selanjutnya masih perlu dilakukan secara biokimiawi maupun

molekuler.
Isolat bakteri hanya dijumpai pada
kayu lapuk dan sampah domestik, dengan
jumlah isolat masing-masing yaitu 6 dan 15.
Adapun hasil seleksis kualitatif dan
kuantitatif menunjukkan kemampuan
degradasi lignin tertinggi terdapat pada isolat
SPH-9 dan SPH-10.

Berdasarkan uji degradasi lignin dalam


limbah lindi hitam, proses degradasi
tertinggi terjadi pada konsentrasi lindi hitam
10% selama 14 hari, dimana kedua isolat
tersebut mampu mendegradasi lignin
masing-masing sebesar 75% dan 78%
YES NO

Anda mungkin juga menyukai