Landasan Hukum
• Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 Pasal 11 ayat (2)
tentang Penataan Ruang, pemerintah daerah kota mempunyai
wewenang dalam pelaksanaan penataan ruang wilayah kota
yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kota,
pemanfaatan ruang wilayah kota dan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kota.
4. Penetapan rapeda kota tentang RTRW kota oleh Sekretariat Daerah kota.
Kesimpulan
Dalam kaitannya dengan penatagunaan tanah yang tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 kebijakan mengenai penggunaan dan
pemanfaatan tanah harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah pada suatu
wilayah kota.
Kesesuaian tersebut sebagaimana ditentukan berdasarkan pedoman, standard
dan kriteria teknis yang ditetapkan oleh pemerintah yang nantinya lebih lanjut
dijabarkan oleh pemerintah kota sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.
Sedangkan penggunaan yang tidak sesuai dengan RTRW tidak dapat diperluas
atau dikembangkan penggunaannya. Oleh sebab itu pemanfaatan tanahnya tidak
dapat ditingkatkan.
Saran
1. Mendorong sinergisitas konsep RTRWN dengan RTRWD sehingga tercipta
kesesuaian konsep tata ruang nasional yang berimplikasi pada pembangunan.
2. Melaksanakan proses penyusunan rencana tata ruang yang bersifat dinamis dan
fokus kepada hal-hal yang strategis (strategic planning) serta
mempertimbangkan keragaman budaya lokal.
3. Mengembangkan konsep audit penataan ruang sebagai instrumen monitoring
dan evaluasi atau pengendalian pelaksanaan rencana tata ruang dalam skala
wilayah maupun kota.
4. Melanjutkan penyiapan Norma, Standar, Prosedur dan Manual penyusunan
rencana tata ruang dan pemanfaatan ruang dan melakukan diseminasi,
sosialisasi dan advokasi penyelenggaraan penataan ruang kepada seluruh
pelaku pembangunan.
5. Meningkatkan kapasitas perencana, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas dan
sistem informasi penataan ruang sebagai alat monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan penataan ruang bersama-sama dengan lembaga-lembaga
pendidikan, asosiasi profesi dan LSM.
6. Peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam penataan ruang
baik secara pasif maupun secara aktif, yang ditempuh melalui sosialisasi
informasi pemanfaatan ruang secara kontinu dan sistematis.
7. Penegakan hukum (law enforcement) secara konsisten terhadap penyimpangan
pemanfaatan rencana tata ruang.
8. Penyelenggaraan prinsip-prinsip good governance dalam bidang penataan
ruang, seperti transparansi, akuntabilitas, efisiensi, keadilan, keberlanjutan
pembangunan, dan pelayanan publik (misalnya mekanisme perizinan
pemanfaatan ruang
9. Merevitalisasi peran dan fungsi BPN sebagai badan yang mempunyai tanggung
jawab melakukan pengaturan dan penataan pertanahan di Indonesia, yang
mencakup penataan Rencana Tata Ruang Wilayah.
Terima kasih…