Anda di halaman 1dari 28

JANUARY 2018

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


PERIODE 11 DESEMBER 2017 – 15 FEBRUARI 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

REFERAT
FRAKTUR OS FACIAL
RSAL DR MINTOHARDJO
Prepared by
Hana Ananda Irivani
030.13.088
Pembimbing
Dr. Dani Wicaksono SpBP-
RE
LATAR Lebih dari 50% pasien dengan Trauma Maxillofacial ini memiliki trauma
multisistem yang memerlukan penanganan terkoordinasi.
BELAKANG Nalliah dkk, menggunakan Sampel Rawat Inap Nasional untuk 39,88 juta
total penerimaan di AS, memperkirakan total 21.244 pasien rawat inap
yang mengalami facial fracture reduction sebagai prosedur utama.

Sistem sensorik penting terdapat di wajah misalnya penglihatan,


pendengaran, sensasi somatik, gustatory, olfaction dan vestibular), juga
struktur vital di daerah kepala & leher berhubungan erat (jalan nafas,
pembuluh darah, saraf dan saluran pencernaan), & dampak psikologis.
HANA ANANDA IRIVANI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
1 THE UPPER FACE
Dari garis rambut sampai glabella. Fraktur di wilayah
ini melibatkan tulang frontal dan sinus frontal.

2 THE MID FACE


Dari glabella sampai ke dasar kolumella. Fraktur
daerah ini melibatkan maxilla, tulang hidung, kompleks
nasoetmoidal (NOE), zygomaticomaxillary complex
(ZMC) & lantai orbital.
3 THE LOWER FACE
Dari pangkal kolumella hingga jaringan lunak menton.
Bagian ketiga yang lebih rendah terbagi dalam 1/3 atas
dari dasar kolumella ke lip commissure dan 2/3 lebih
rendah dari bibir bawah ke menton. Fraktur di wilayah
ini melibatkan segmen dentoalveolar dan mandibula.

HANA ANANDA IRIVANI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
DEFINISI

Fraktur os facial adalah diskontinuitas struktur


tulang dan atau tulang rawan wajah.
Kekuatan yang diperlukan untuk menghasilkan
fraktur tulang wajah adalah sebagai berikut:
Os frontal : 80g
Os supraorbital : 200g
Os nasal : 30g
Os zygoma : 50g
Os maksila : 100g
Os mandibula : 70-100g

HANA ANANDA IRIVANI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
HANA ANANDA IRIVANI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI

EPIDEMIOLOGI

52% 12 32

Kejadian fraktur tulang 52,2% insiden Insiden puncak trauma Sedangkan untuk
wajah di Indonesia kecelakaan lalu maksilofasial terjadi di dewasa biasanya
meningkat disertai lintas di usia 20-40 tahun & pada laki-laki sekitar
peningkatan kecelakaan lalu Indonesia. anak-anak <12 tahun, umur 32 tahun.
lintas. Kejadian fraktur 81,73% fraktur hanya 5-10% menderita Trauma maksilofasial
tulang wajah banyak terjadi maksila terbesar. trauma maksilofasial. dominan terjadi
pada pria (3:1). Fraktur Selain itu juga os Fraktur os facial sering pada pria dibanding
tulang wajah sering terjadi maksila, os nasal ditemukan pada anak wanita (14:1).
pada anak akibat child & os mandibula. laki-laki ± 12,5 tahun.
abuse.
ANATOMI OS FACIAL
Bagian anterior dari tulang tengkorak adalah
1 tulang wajah, terdiri dari os frontal yaitu bagian
superior dari os orbita. Bagian medial dari superior
os orbita terdapat arcus supersiliar. Bagian superior
os orbita terdapat foramen supraorbital. Di tengah
terdapat glabella. Di bagian lateral dari os orbita
terdapat prosesus zigomatik.
Tulang wajah terdiri dari os zigoma & os nasal. Os
2 zigoma (tulang pipi) terdapat di bagian bawah tepi
dari tulang orbita. Bagian medial dari tulang orbita
terdapat os nasal kanan dan kiri.
Os maksila merupakan bagian dari tulang wajah,
3 terletak di antara os orbita bagian inferior &
superior dari gigi geligi bagian atas. Os maksila
memanjang sampai ke prosesus zigomatik kanan
dan kiri dan ramus maksila. Os maksila dibagi
menjadi corpus maxilla, proc. Frontalis, proc.
Zygomaticus, proc. Palatinus dan proc. Alveolaris
yang membentuk batas bawah maksila.
ANATOMI

Os Mandibula

Os Mandibula atau rahang


bawah yang terletak paling
inferior dari os fasial.
Bagian Os Mandibula adalah
angulus madibula, corpus
mandibula & ramus mandibula.

HANA ANANDA IRIVANI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
KULIT Kulit adalah struktur paling luar dari wajah. Pada trauma kulit
wajah dapat terjadi cedera yang mengakibatkan luka robek,
luka tusuk, luka sayat dan lain-lain. Dalam penyembuhan luka
perlu diketahui kerutan garis langer. Apabila luka sejajar
dengan garis Langer maka penyembuhan berhasil baik karena
HANA ANANDA IRIVANI garis Langer mengikuti arah dari berkas kolagen, namun apabila
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI tidak sejajar makan dapat menimbulkan bekas.

Garis Langer kulit wajah


Otot-otot disekitar mata
memiliki fungsi proteksi,
sementara otot-otot di daerah
OTOT mulut berfungsi untuk
mastikasi & artikulasi.
Otot yang sering terkena saat
terjadi trauma adalah
HANA ANANDA IRIVANI m. rektus inferior orbita pada
FAKULTAS KEDOKTERAN blow out fracture.
UNIVERSITAS TRISAKTI
Area wajah merupakan
area yang kaya akan
vaskularisasi sehingga
penyembuhan pada
area wajah lebih cepat
di bandingkan dengan
area lainnya.
Arteri-arteri superfisial
VASKULARISASI didaerah wajah adalah
a. fasialis dengan
cabang-cabangnya,
serta R. parietalis &
R. frontalis dari a.
HANA ANANDA IRIVANI
FAKULTAS KEDOKTERAN temporalis superfisial.
UNIVERSITAS TRISAKTI
SARAF
Persarafan pada wajah bagian anterior
oleh nervus fasialis (N.VII), sehingga
penting dilakukan pemeriksaan
n. fasialis pada kasus trauma wajah.
Wajah juga penuh saraf N.V yaitu N.V1
oftalmik 1/3 bagian atas wajah
termasuk mata dan hidung, N.V2
maksila bagian tengah wajah termasuk
inferior orbita dan N.V3 1/3 bawah
wajah dan berfungsi untuk mastikasi.

HANA ANANDA IRIVANI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
Penyebab utama fraktur Meningkatnya angka Kecelakaan mobil Penyebab utama fraktur
tulang wajah adalah kejadian fraktur tulang merupakan salah satu mandibular adalah
kecelakaan lalu lintas, wajah bersama dengan penyebab utama fraktur kecelakaan kendaraan
juga olahraga & peningkatan angka midfasial. bermotor, kekerasan,
kekerasan yg disengaja. kecelakaan lalu lintas. jatuh & cedera olahraga.

HANA ANANDA IRIVANI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
ETIOLOGI
GEJALA Fraktur tulang wajah sering disebabkan oleh trauma
wajah, sehingga perlu di curigai adanya fraktur
tulang wajah bila ditemukan adanya:

NYERI LASERASI KO N T U S IO

DEFISIT NEUROLOGI MALOKLUSI

HANA ANANDA IRIVANI


FAKULTAS KEDOKTERAN GANGGUAN VISUALISASI
UNIVERSITAS TRISAKTI
GANGGUAN PENGLIHATAN
ASIMETRI WAJAH
KLASIFIKASI | UPPER FACE

1. FRAKTUR OS FRONTAL

• Fraktur os frontal & supraorbital sebagai


dampak dari cedera dengan energi yg besar.
• Fraktur pada sinus frontalis dapat terjadi
pada dinding anterior, posterior, inferior &
supraorbital.
• Tanda & gejala fraktur frontal adalah adanya
laserasi, kontusio, nyeri fasial/hematoma di
dahi, juga ditemukan krepitasi rima
supraorbita, emfisema subkutan/paresthesia
supraorbital & saraf supratroklear.
KLASIFIKASI | UPPER FACE

2. FRAKTUR DASAR ORBITA


•Blow-out fracture (fraktur dasar orbita) melibatkan dinding medial Fraktur Orbital
& dasar orbita. blow-out
•Fraktur dasar orbita merupakan hasil dari dampak cedera bola
mata & kelopak mata atas.
•Fraktur pure blow-out biasanya terjadi apabila suatu objek tumpul
yang lebih besar dari diameter orbital rim (tinju, siku, bola
baseball, bola tenis, atau bola hoki).
•Isi orbital akan terkompresi ke posterior, mengarah ke arah
apeks orbita. Oleh karena bagian posterior orbita tidak bisa
mengakomodasi peningkatan volume jaringan ini, tulang orbital
akan patah di titik yang paling lemah yaitu pada dinding inferior.
•Tanda & gejalanya adalah hematoma/edema periorbital, ekimosis,
perdarahan subkonjungtiva, enoftalmus, perubahan ketajaman
visus, diplopia.
KLASIFIKASI | MID FACE
1. FRAKTUR OS ZIGOMA
•Os zigoma terdiri dari zigomatikofrontal, zigomatikotemporal,
zigomatikomaksila & zigomatikoorbita.
•Fraktur zygoma biasanya terjadi akibat dari trauma langsung pada tulang.
•Tanda & gejala pada fraktur arkus zigoma adalah nyeri sedangkan pada
fraktur zigomatikoorbita dapat menyebabkan perdarahan subkonjungtiva
& defek pada palpasi di sepanjang orbita lateral/infroorbita rim.
•Karena zygoma membentuk dinding tulang dari bagian superolateral
sinus maksila, bila terjadi fraktur dapat mengakibatkan ruptur dari lapisan
mukosa sinus, perdarahan dan hematom.
•Rotasi & depresi fraktur zygoma sering berakibat kelainan pada orbita.
•Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai adanya udem, ekimosis periorbita,
hematoma subkonjungtiva, retraksi kelopak mata bawah unilateral akibat
depresi os zigoma, epistaksis unilateral, maloklusi sisi yang terkena
eksoftalmus, dan pada palpasi dapat teraba adanya pergeseran zigoma ke
inferior dan posterior, serta asiemtris tulang pipi.
KLASIFIKASI | MID FACE
2. FRAKTUR NASAL
• Fraktur Os. Nasal merupakan fraktur tulang
maksilofasial yang paling umum dijumpai,
58,6% dari seluruh insidens fraktur tulang
maksiofasial.
• Fraktur tulang hidung paling sering
disebabkan karena rudapaksa, seperti
pukulan, benturan dalam kecelakaan,
perkelahian maupun olahraga.
• Fraktur rangka hidung biasa terjadi karena
pertengkaran fisik, kecelakaan mobil & seni
bela diri.
• Tanda dan gejalanya adalah edema, epitaksis,
nyeri, deviasi, krepitasi, dan terdapat fraktur.
• Pada inspeksi biasanya terlihat hematoma
septum. Gangguan traumatik os dan
kartilago nasal dapat menyebabkan
deformitas eksternal & obstruksi jalan napas.
KLASIFIKASI |
MID FACE

3. FRAKTUR NASO-ORBITO-ETHMOIDALIS (NOE)


Tipe fraktur NOE menurut klasifikasi Leipzinger & Manson adalah sebagai berikut:
• Fraktur tipe I ligamen canthus medial displaced dengan melekat pada tulang lacrimal tanpa
kepingan fraktur dan tanpa gangguan.
• Fraktur tipe II melibatkan kepingan fragmen pusat, namun ligamen canthus medial tetap
melekat kuat pada segmen tulang yang dapat ditentukan.
• Fraktur tipe III jarang terjadi dan mengakibatkan pemecahan kepingan fraktur pusat yang parah
dengan gangguan melekatnya ligamen canthus medial yang dapat berupa avulsi ligamen.
Fraktur tipe III ini dapat unilateral maupun bilateral.
KLASIFIKASI |
MID FACE

4. FRAKTUR MAKSILA
Le Fort I : Pemeriksaan klinis dilakukan dalam 2 cara; secara ekstra oral & intra oral. Selanjutnya
pemeriksaan dilakukan dengan foto rontgen dengan proyeksi wajah anterolateral.
Le Fort II : Pemeriksaan klinis dilakukan dalam 2 cara; secara ekstra oral & intra oral. Pemeriksaan
selanjutnya dengan foto rontgen proyeksi wajah anterolateral, foto wajah polos & CT scan.
Le Fort III : Pemeriksaan klinis dilakukan secara ekstra oral atau visualisasi & dapat terlihat
pembengkakan pada daerah kelopak mata, ekimosis periorbital bilateral. Usaha untuk melakukan
tes mobilitas pada maksila mengakibatkan pergeseran seluruh bagian atas wajah. Pemeriksaan
selanjutnya dengan foto rontgen proyeksi wajah anterolateral, foto wajah polos & CT scan.
KLASIFIKASI | LOWER FACE
1. FRAKTUR MANDIBULA
• Fraktur mandibula sering terjadi karena lokasinya yang terpajan didaerah kepala.
• Struktur berbentuk U menjelaskan berbagai tipe fraktur mandibula, terutama di level gigi
taring (Dens caninus) dan geraham (molar) ketiga.
• Pasien dengan fraktur mandibula dapat menunjukan berbagai tanda & gejala berkaitan
dengan jenis dari fraktur, tarikan dari otot pengunyah dan gigi yang sudah ada sebelumnya.
• Ekstravasasi darah dari mandibula berkumpul dijaringan longgar dasar mulut, menyebabkan
bitik-bintik perdarahan kecil di bawah kulit (ekimosis)

HANA ANANDA IRIVANI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
PEMERIKSAAN Inspeksi:
Evaluasi kelainan lokal berupa luka, disproporsi, asimetri
FISIK wajah, gangguan fungsi mata, gangguan oklusi, trismus,
paresis fasialis & edema jaringan lunak serta ekimosis.
Palpasi:
Di daerah supraorbital, lateral orbital rim, zygoma, infra
orbital, mandibula, sendi temporomandibular, palpasi
bimanual (ekstra-intra oral)

PEMERIKSAAN 1. Foto polos sinus paranasal: posisi Waters memberikan


informasi pada cedera dari midfasial. Tulang orbita dapat
PENUNJANG terlihat dengan baik dan tulang hidung dapat terlihat.
2. Foto kepala lateral maupun servikal lateral
3. Tomografi computer sinus paranasal & wajah 3 dimensi.
CT-scan menghasilkan sejumlah gambar cross-sectional
dari otak & gambar 3D dari kranium & pembuluh darah.
4. Rontgen thoraks
Advance Trauma Life Support (ATLS)
dianjurkan oleh American College of Surgeon
adalah perawatan trauma ABCDE:
1. Airway maintenance with cervical spine
Mempertahankan jalan nafas control/protection
Mengatasi perdarahan 2. Breathing & adequate ventilation
Memperbaiki sirkulasi darah 3. Circulation with control of hemorrhage
serta cairan tubuh. 3. Disability: neurologic examination
4. Exposure/enviromental control

PENATALAKSANAAN
• Pemberian oksigen
• Pemberian cairan kristaloid isotonic
• Tetanus profilaksis (indikasi)
• Antibiotik
• Manajemen Nyeri

TATALAKSANA
KONSERVATIF
TATALAKSANA
KHUSUS
Fr. SINUS FRONTAL Fr. OS NASAL
(small plates & screws) (reduction – Walshams
Fr. OS ORBITAL forcep lateral > medial)
(polypropylene mesh) Fr. OS MAKSILA
Fr. OS NASO-ORBITAL (Rowe’s forcep & wire/mini
(open reduction – plat & plates)
mesh medial mata) Fr. OS ZIGOMA (Gillies)
Fr. MANDIBULA ( Arch bar,
ivy loop)
JANUARY 2018

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


PERIODE 11 DESEMBER 2017 – 15 FEBRUARI 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

thank
Prepared by
Hana Ananda Irivani
030.13.088

Pembimbing

you
Dr. Dani Wicaksono SpBP-RE

Anda mungkin juga menyukai