Anda di halaman 1dari 30

KEMOTERAPEUTIKA

OLEH :
NOVI AYUWARDANI, M.SC., APT.

Prodi S-1 Keperawatan


Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
PENDAHULUAN
• Kemoterpeutika adalah obat-obat kimiawi yang digunakan untuk
mengobati penyakit yang diakibatkan oleh infeksi
• Infeksi adalah invasi dan atau kolonisasi mikroorganisme patogen pada
jaringan tubuh, terutama yang menyebabkan cedera selular lokal akibat
kompetisi metabolisme, toksin replikasi intraselular atau respon antigen-
antibodi.
Infeksi dapat disebabkan oleh mikroorganisme yakni bakteri, fungi, virus,
protozoa (plasmodium, amuba, trichomonas, dll) serta cacing
Lanjutan…

Yang termasuk dalam obat - obatan kemoterapeutik adalah zat - zat


dari golongan :

• 1. Antbiotika • 6. Leprostatik
• 2. Antimikroba • 7. Obat - obat anti-malaria
• 3. Sulfonamida dan kuinolon • 8. Antelmintika (obat cacing)
• 4. Virustatika • 9. Sitostatik (obak kanker)
• 5. Tuberklostatika • 10. Desinfektan dan antiseptik
ANTIBIOTIKA
Antibiotika, berasal dari bahasa yunani : Anti (lawan), Bios (hidup)

Merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri ataupun


jamur yang berkhasiat obat apabila digunakan dalam dosis
tertentu serta berkhasiat mematikan atau menghambat
pertumbuhan kuman dan toksisitasnya tidak berbahaya bagi
manusia.
PENDEKATAN SISTEMIK PADA SELEKSI
ANTIBIOTIK

1. Ada / Tidaknya Infeksi : demam (T >37,8o C), gejala dan tanda (hasil
rongten), pemeriksaan laboratorium darah (LED, leukosit)
2. Identifikasi Patogen : pengamatan (warna urin/sputum), pengecatan
bakteri, kultur (jumlah bakteri)
3. Seleksi Terapi : Faktor pasien (ada tidaknya alergi, riwayat penyakit),
faktor obat (eso, interaksi dengan obat lain, dosis, pemberian, biaya),
faktor organisme (terapi empirik, resistensi bakteri terhadap antibiotic,
tempat infeksi)
4. Monitoring Respon Terapi : penilaian klinik (demam), tes laboratorium
(leukosit) dan kegagalan terapi (tercapai tidaknya tujuan terapi)
MEKANISME KERJA ANTIBIOTIK
1. Menghambat sintesis dinding sel (ex : penisilin,
sefalosporin, basitrasin, glikopeptida, sikloserin, fosfomisin)
2. Menghambat sintesis protein (ex : kloramfenikol,
makrolida, tetrasiklin, linkomisin, aminoglikosida)
3. Menghambat sintesis asam nukleat (ex : kuinolon,
sulfonamid, rifampisin, trimetropim, novobiosin)
4. Mempengaruhi Permeabilitas membrane sel (ex :
polimiksin, amfoterisin, nistatin)
Pennisili
n
PENGGOLONGAN
Lain-lain Sefalosporin
ANTIBIOTIK

Sulfonamid & Beta Laktam


Trimetoprim Lainnya
Antibiotik

Kuinolon Tetrasiklin

Makrolida Aminoglikosida
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK
Penisilin : benzil penisilin, fenoksimetilpenisilin, ampisilin, amoksisilin.
Sefalosporin dan antibiotik beta laktam lainnya ; sefadroksil, sefaklor,
sefotaksim
Tetrasiklin : doxycycline, tertrasiklin
Aminoglikosida; streptomisisn, gentamisin, neomisin
Makrolida; eritromisin, linkomisin
Kuinolon; siprofloksasin, ofloksasin
Sulfonamida dan trimetoprim; kotrimiksazol
Antibiotik lainnya : rifampisin, vankomisin, kloramfenikol
BERDASARKAN MEKANISME KERJA
1. Bakterisid : pada dosis yang sesuai mampu mematikan bakteri pada
fase tumbuh atau fase istirahat.
2. Bakteriostatik : pada dosis yang sesuai mampu menghentikan
pertumbuhan dan perbanyakan bakteri
Bakterisid Bakteriostatsik
Penisiilin Sulfonamid
Sfalosporin Tetrasiklin
Aminoglikosida Kloramfenikol
Metronidazol Eritromisin
Fluorokuinolon Trimetropim
Imipenem Klindamisin
Kotrimoksazol, dll Etambutol, dll
Berdasarkan luas aktivitas
1. Antibiotika narrow-spectrum (aktivitas sempit) : aktif
terhadap satu atau beberapa jenis kuman (ex :
penisilin G atau penisilinV, klindamisin yag bekerja
pada bakteri gram (+) saja, sedangkan sterptomisin,
gentamisin bekerja pada bakteri gram (-)).
2. Antibiotika broad-sectrum (aktivitas luas) : bekerja
ada lebih banyak baik bakteri gram (+) maupun gram (-
) (ex : ampisilin, sefalosporin, klorafenikol, tetrasiklin,
dan rifampisin)
GRAM (+) AEROB GRAM (-) AEROB
Antibiotik MRS E
SA SE MR SE St Ec KP EB PM SM PA HI HI*
A Coli
Penisilin + - + - ++++ ++ - - - - - - - -
Ampisilin + - + - ++++ ++ ++ - - +++ - - ++++ -

Ticarcilin + - + - ++++ - ++ + ++ +++ +++ ++ +++ -

Co-amoxiclav ++++ + ++++ - ++++ ++ +++ ++ - ++++ - - ++++ ++++


Cefazolin ++++ - ++++ - ++++ - +++ +++ - ++++ - - + -
Cefuroxime ++++ - ++++ - ++++ - +++ +++ + ++++ + - ++++ ++++
TGC +++ - ++ - ++++ - ++++ ++++ + ++++ ++++ + ++++ ++++
Cefepime +++ - ++++ - ++++ - ++++ ++++ +++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++
Cotrimoxazol ++++ +++ ++++ + ++++ + +++ +++ ++++ ++++ +++ - ++++ ++++
Eritromisin ++ - + - ++++ -
Gentamisin ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ +++ ++ ++
Ciprofloksazin +++ ++ +++ ++ + + ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ +++ ++++ ++++
Fluoroquinolon ++++ ++ +++ ++ ++++ ++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++
Imipenem ++++ + ++++ - ++++ ++ ++++ ++++ ++++ +++ ++++ ++++ ++++ ++++
Aztreonam - - - - - - ++++ ++++ + ++++ ++++ +++ ++++ ++++
Vancomisin ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ +++
AN AEROB KETERANGAN
Antibiotik
BF P PS C SA = Staphylococcus aureus
SE = Staphylococcus epidermidis
Penisilin + - + -
St = Streptococci
Ampisilin + - + - Ec = Enterococci
Ticarcilin + - + - KP = Klebsiella pneumoniae
EB = Enterobactercioacae
Co-amoxiclav ++++ + ++++ - PM = Proteus Mirabilis
Cefazolin ++++ - ++++ - SM = Serratia marcescens
PA = pseudomonas aeruginosa
Cefuroxime ++++ - ++++ -
HI = Haemophillus Influenzae
TGC +++ - ++ - BF = bacteroides fragilis
P = Peptococcus
Cefepime +++ - ++++ -
PS = Peptostreptococccus
Cotrimoxazol ++++ +++ ++++ + C = Clostridia
Eritromisin ++ - + -
Gentamisin
Ciprofloksazin +++ ++ +++ ++
Fluoroquinolon ++++ ++ +++ ++
Imipenem ++++ + ++++ -
Aztreonam - - - -

Vancomisin ++++ ++++ ++++ ++++


JENIS INFEKSI DAN PENYEBAB
INFEKSI PADA ORGANISME YANG DICURIGAI
SALURAN NAFAS
Pharyngitis Group A streptococci

Bronchitis, otitis H influenzae, Strep pneumoniae, Moraxella


catarrhalis
Sinusitis akut Strep pneumoniae, H influenzae, Moraxella
catarrhalis
Sinusitis kronik Anaerob, Stap aureus

Epiglottitis Haemophilus influenzae


JENIS INFEKSI DAN PENYEBAB
PNEUMONIA (CAP) ORGANISME YANG DICURIGAI

Host Normal Strep pneumoniae, viral, mycoplasma

Aspirasi Flora normal aerob dan anaerob

Pediatrik Strep pneumoniae, H influenzae

PPOK Strep pneumoniae, H influenzae

Alkoholik Strep pneumoniae , Klebsiella


JENIS INFEKSI DAN PENYEBAB
INFEKSI PADA ORGANISME YANG DICURIGAI
SALURAN KEMIH
Bersumber dari E coli, gram (-) bacilli lain, Stap
masyarakat aureus, Stap epidermidis, enterococci

Bersumber dari rumah gram (-) bacilli yang resistan, enterococci


sakit
JENIS INFEKSI DAN PENYEBAB
INFEKSI PADA ORGANISME YANG DICURIGAI
SAKIT/JARINGAN
LUNAK
Selulitis Group A streptococci,
Stap aureus,
Tempat intravena Stap aureus, Stap epidermidis
Kateter
Luka bedah Stap aureus, gram (-) bacilli

Diabetic ulcer Stap aureus, gram (-) aerob bacilli, anaerob


TERAPI EMPIRIK ANTIBIOTIK

Terapi empirik digunakan sebelum identifikasi organisme yang


didasarkan pada bukti-bukti ilmiah & pengalaman dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. mengutamakan obat bakterisid
b. memilih obat dengan daya penetrasi baik (jaringan tubuh,
sistem saraf pusat)
c. memilih obat dengan frekuensi pemberian rendah (drug
compliance)
d. mengutamakan obat dengan pengikatan protein rendah, tidak
merutinkan penggunaan antibiotik mutakhir (misalnya
sefalosporin gen-3) agar terjamin ketersediaan antibiotik yang
lebih efektif bila dijumpai resistensi)
PENISILIN
• Penisilin diperoleh dari jamur penicilium chrysogenum,
• Memiliki cincin beta lactam, yang merupakan syarat
mutlak untuk dapat berefek, apabila ada penisilinase
(enzim yang merusak cincin beta lactam) maka
antibiotic tersebut menjadi inaktif
• Penisilin mempunyai spectrum sempit yakni sebagin
besar gram (+), khususnya cocci (ex : penisilin
G/benzilpenisilin dan penisilin V/fenoksimetilpenisilin)
• Efek samping : reaksi alergi, diare, mual dan muntah
Lanjutan….
Penggolongan penisilin :
1. Zat – zat spektrum sempit : benzilpenisilin,
penisilin-V, fenetisilin
2. Zat – zat tahan laktamase : metisilin, kloksasilin
dan flukloksasilin
3. Zat – zat spektrum luas : paling banyak
digunakan ampisislin (500 mg) dan amoksisilin
(500 mg)
4. Zat – zat anti pseudomonas : tikarsilin dan
piperasilin
SEFALOSPORIN
• Sefalosporin diperoleh dari jamur
cephalorium acremonium
• Memiliki cincin beta lactam seperti penisilin
• Sebagian besar diberikan secara parenteral
• Efek samping : lebih ringan dari golongan
penisislin, ESO yang muncul seperti diare
dan nausea
• Nefrotoksisitas terutama pada generasi 1
Lanjutan….
• Penggolongan Sefalosporin :
1. Generasi ke 1 : cefalotin, cefaleksin, cefadroksil
(500mg) untuk ISK dan Infeksi saluran pernapasan
2. Generasi ke 2 : sefaklor, sefamandol untuk gonoroe
3. Generasi ke 3 : cefotaksim (1 gr injeksi), ceftriakson (1
gr injeksi), cefiksim (200mg tablet) untuk gonoroe
4. Generasi ke 4 : sefepim dan sefpiron untuk
Pseudomonas
TETRASIKLIN
• Diperoleh dari streptomyces aureofaciens
• Spektrum luas
• Penggunaannya pada infeksi saluran nafas, acne (250 - 500 mg)
• Turunan dari tertasiklin adalah doksisiklin dan minosiklin
• Doksisiklin dosis 200 mg, digunakan untuk malaria, chlamydia,
gonore. Minosiklin dosis 200 mg, digunakan untuk meningitis,
bronchitis kronis dan acne
• Efek samping : mual, muntah diare, warna kuning-coklat pada
gigi
• Tidak direkomendasikan penggunaan bagi anak-anak, bayi,
wanita hamil dan menyusui
AMINOGLIKOSIDA
• Dihasilkan oleh jenis fungi streptomyces dan micromonospora
• Spektrumnya luas
• Aktivitasnya bakterisid, penetrasi dinding bakteri dan mengikat diri
pada ribosom di dalam sel
• Efek samping : kerusakan pada organ pendengar dan kerusakan
pada ginjal pada pemakaian jangka panjang
• Contoh : Streptomisin : TBC, dosis 0,5 – 1 g im. Kanamisin dengan
turunannya amikasin dan gentamisin. Gentamisin untuk MRSA
(Methicilllin Resistent Staphylococcus Aureus) dosis 3-5 mg/kg/hr,
Neomisin (0,5 – 2 gsehari), framisetin dan paromomisin
MAKROLIDA
Bekerja secara bakteriostatis
Efek samping : diare,nyeri dan nausea
Contoh : Eritromisin : dosis 250-500 mg
digunakan untuk infeksi paru dan infeksi usus,
Azitromisin : dosis 500 mg digunakan untuk
infeksi saluran nafas, ISK, Klindamisin : 150 mg
atau 300 mg digunakan untuk infeksi
pseudomonas, Linkomisin : 500 mg untuk acne
KUINOLON
Bersifat bakterisidal
• Penggunaan : ISK, infekSi saluran nafas
bawah, gonore, infeksi saluran cerna
(tifoid), untuk infeksi sistemik
• Efek samping : mual dan hilangnya nafsu
makan
Contoh : Ciprofloksasin : 500 mg,
Ofloksasin : 500 mg, Levofloksasin : 500 mg
KEAMANAN ANTIBIOTIK PADA IBU
HAMIL

KATEGORI CONTOH ANTIBIOTIK


A -
B AMOKSISILIN, AMPISILIN, SEFALEKSIN,
MAKROLIDA, SEFALOSPORIN
C KOTRIMOKSAZOL, SIPROFLOKSAZIN
D AMINOGLIKOSIDA, TETRASIKLIN
X -
EFEK SAMPING UTAMA YANG TIMBUL
1. Golongan aminoglikosida: kerusakan pada organ pendengar dan
kerusakan pada ginjal pada pemakaian jangka panjang
2. Golongan sefalosporin : efek pada gastrointestinal (mual, muntah, diare)
3. Kloramfenikol : gray baby syndrom pada neonatus
4. Golongan makrolida : gangguan gastrointestinal
5. Golongan penisillin : reaksi alergi akibat hipersensitif
6. Golongan quinolon : gangguan gastrointestinal, ruam kulit, efek
neurologi
7. Golongan sulfonamid : sakit kepala, reaksi alergi, agranulositosis dan
anemia hemolitik pada penggunaan jangka panjang
8. Tetrasiklin : gangguan lambung-usus, membentuk kompleks dengan
kalsium-fosfor sehingga mengganggu struktur kristal dari gigi pada janin
dan anak-anak yang sedang tumbuh, fotosensitivitas
KOMBINASI ANTIBIOTIK
 Pengobatan infeksi campuran (polimikroba)
ex : selulitis DM
 Pengobatan pada infeksi berat yang belum jelas
penyebabnya (terapi empirik)
ex : sepsis (sefalosporin generasi 3 + amoglikosida)
 Efek sinergis
ex : shigellosis (trimetrhopim + sulfametoxazole =
cotrimoxazole)
 Memperlambat resistensi
Ex : TBC (INH + rifampicin + pirazinamid)
Resistensi antibiotik
Definisi “resisten” :
Bila pertumbuhan bakteri tidak dapat dihambat oleh
antibiotik pada kadar maksimal yang dapat ditolerir host

Penyebab resistensi :
 Perubahan genetik,
 Mutasi spontan DNA,
 Transfer DNA antar organisme (konjugasi, transduksi,
transformasi),
 Induksi antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai