Anda di halaman 1dari 33

Kelompok 4 – Apoteker Kelas B

Penyimpanan Sediaan Farmasi,


Alat Kesehatan, Dan Bahan
Medis Habis Pakai
Anggota Kelompok 4
Winona Madelina 260112170008
Alsya Utami Rahayu 260112170020
Nailil Fadhilah 260112170032
Deby Tantina Rohaida 260112170044
Sistha Anindita Pinastika. H 260112170056
Iman Firmansyah 260112170068
Hasby Mahmassani. J 260112170080
Henny Aryani 260112170092
Muhammad Abdul Aziz. P 260112170104
Yunike Karunia Putri 260112170116
Pendahuluan

O Definisi, Tujuan Penyimpanan

u
Syarat Ruang Penyimpanan
t
Metode Penyimpanan
l
i Unsur Pengelola dan Sarana Manajeman

n Indikator Penyimpanan Obat

e Keamanan Gudang Farmasi


Pendahuluan
• Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di
Rumah Sakit yang menjamin seluruh rangkaian kegiatan
perbekalan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku
serta memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya.
• Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai
dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan
dan penarikan, pengendalian, dan administrasi yang
diperlukan bagi kegiatan Pelayanan Kefarmasian.
Dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang No.44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan Alat
Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di
Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi sistem satu
pintu.

• Dengan demikian semua Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang beredar di Rumah Sakit merupakan tanggung jawab Instalasi Farmasi, sehingga tidak
ada pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah
Sakit yang dilaksanakan selain oleh Instalasi Farmasi.
• Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum
dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan
kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan ke
amanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
Definisi
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diteri
ma agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan
mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis


Pakai dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Bentuk dan jenis sediaan;
2. Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan
Sediaan Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan
kelembaban; mudah atau tidaknya meledak/terbakar
3. Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
4. Tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
Tujuan Penyimpanan

Menghindari
Memudahkan
Memelihara penggunaan
Menjaga pencarian
mutu sediaan yang tidak
ketersediaan dan
farmasi bertanggung
pengawasan
jawab

(Kemenkes RI, 2010)


Syarat Ruang Penyimpanan
Utilities • Ruang penyimpanan memiliki sumber listrik, air, AC, dan sebagainya

Communication • Ruang penyimpanan harus memiliki alat komunikasi, misalnya telepon

• Ruang penyimpanan harus berada di lingkungan yang baik dengan


Drainage sistem pengairan yang baik pula

• Ruang penyimpanan harus aman dari resiko pencurian dan


Security penyalahgunaan serta hewan pengganggu

• Ruang penyimpanan harus memiliki ukuran yang cukup untuk


Size menampung barang yang ada

Accessibility • Ruang penyimpanan harus mudah dan cepat diakses

(Seto, 2008)
Metode Penyimpanan
Metode Penyimpanan

berdasarkan

Kelas Bentuk Jenis Sediaan Alat Bahan Medis Habis


terapi sediaan Farmasi Kesehatan Pakai

Disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO)
dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan dan penamaan yang
mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan
khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat

Permenkes No.72 Tahun 2016


Komponen yang harus diperhatikan
dalam penyimpanan antara lain:
a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan Obat diberi label
yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka, tanggal
kadaluwarsa dan peringatan khusus.
b. Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan kecuali untuk
kebutuhan klinis yang penting.
c. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan pada area
yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-
hati.
d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang dibawa oleh
pasien harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi.
e. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya
yang menyebabkan kontaminasi.

Permenkes No.72 Tahun 2016


Hal yang harus diperhatikan dalam
penyimpanan
Jenis/kelompok barang

Susun Alfabetis

Lemari khusus untuk Narkotika

Pisahkan obat luar dan obat dalam

FEFO /FIFO
Permenkes No.72 Tahun 2016
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang harus disimpan
terpisah yaitu:

B. Gas medis disimpan dengan posisi


berdiri, terikat, dan diberi penandaaan
untuk menghindari kesalahan dalam
A. Bahan yang mudah terbakar, disimpan pengambilan jenis gas medis.
dalam ruang tahan api dan diberi tanda Penyimpanan tabung gas medis kosong
khusus bahan berbahaya. terpisah dari tabung gas medis yang ada
isinya. Penyimpanan tabung gas medis di
ruangan harus menggunakan tutup demi
keselamatan.

Permenkes No.72 Tahun 2016


Proses Penyimpanan Obat
• Pencatatan Penerimaan Obat • Periksa Lembar
• Pencatatan Penerimaan Obat Kegiatan Penerimaan permintaan

Obat • Periksa Kemasan Obat


• Pencatatan Kartu Stok Induk
• Pencatatn Pengeluran • Periksa Jenis, bentuk,
kondisi dan tanggal
• Pelaporan kadaluarsa
Kegiatan
Kegiatan Penyusunan
Penyimpanan dan • Pembuatan Laporan
Obat
Pelaporan

• Pemeriksaan surat
permintaan

• Pemeriksaan stok obat


dan tanggal kadaluarsa
• Pengecekan obat dan
• Pembuatan Laporan
perbekalan farmasi. Kegiatan Stock Kegiatan Pengeluaran Penyerahan Obat
opname Obat
• Penyiapan Obat
Unsur Pengelola dan Sarana Manajemen
Penyimpanan Obat

Personalia Sarana Peralatan Dokumen

(Depkes RI, 2008)


Personalia
• Membuat perintah • Bertanggung jawab
tertulis atas penerimaan dab
• Membentuk panitia penyimpanan,
Mencatat mutasi obat
• Melaporkan
pelaksanaan
Atasan
Kepala
Kepala
Gudang
Gudang

Staff
Pengurus
Pelaksana
Barang
Gudang
• Membantu • Menyelenggarakan
pengurusan pembukuan
barang • Mengatur/menyusun,
(pengepakan) memelihara barang
Sarana
•Gudang terbuka yang tidak diolah, yaitu berupa satu lapangan terbuka yang permukaannya diratakan
tanpa perkerasan.
Gudang
•Gudang terbuka diolah, yaitu lapangan terbuka yang sudah diratakan dan diperkeras atau dipersiapkan
Terbuka dengan melapiskan bahan yang serasi, sehingga dapat dilaksanakan pekerjaan-pekerjaan pengaturan
barang-barang (material handling) dengan efisien.

• Merupakan suatu kombinasi antara penyimpanan terbuka dan penyimpanan dalam


Gudang Semi
gudang.
Tertutup

Gudang • Gudang tertutup merupakan suatu ruang penyimpanan dalam suatu bangunan yang
Tertutup beratap dan berdinding.
Lokasi dan Desain Gudang

 Kemudahan bergerak
 Sirkulasi udara
 Penggunaan palet
 Pengaturan cahaya
 Kemudahan perawatan
 Mudah dijangkau  Penyimpanan dingin
 Penyimpanan khusus: Mudah terbakar,
 Infrastruktur Psikotropika, Narkotika
 Keamanan  Alat pemadam kebakaran
 Bebas banjir
Desain Gudang
Jenis Layout Gudang

Layout Gudang

ARUS GARIS LURUS ARUS L


SEDERHANA Proses keluar masuk
ARUS U
Proses keluar masuk barang melalui
Proses keluar masuk lorong/ruangan yang tidak
barang tidak melalui
barang melintasi lorong berbelok-belok, namun
lorong atau gang yang
yang berkelok-kelok,
berbelok, sehingga proses lorong membentuk huruf L.
akibatnya pengambilan
penyimpanan dan Prose penyimpanan dan
barang relatif lebih lama
pengambilan barang relatif pengambilan dapat lebih
cepat cepat.
Ruang Penyimpanan

Flammable storage Cold storage Container storage

Mudah terbakar Sed.biologis & termolabil Tube dan botol-botol

Dressing storage Cylinder storage Dangerous storage

Bahan pembalut Tabung gas Bahan berbahaya


Kondisi umum ruang penyimpanan

Obat Jadi Obat Produksi

Bahan Baku
Alat Kesehatan
Obat
Permenkes No.72 Tahun 2016
Kondisi khusus ruang penyimpanan

Obat Termolabil Bahan laboratorium dan


reagensia

Sediaan Farmasi yang Mudah Obat/bahan obat berbahaya


Terbakar (Narkotik/Pskiotropik) Permenkes No.72 Tahun 2016
Persyaratan Tempat Menyimpan
Bahan Beracun dan Berbahaya
1.
•Tempat penyimpanan tidak untuk aktivitas

2.
•Dekat dengan hidrant/safety shower

3.
•Ruang cukup luas dapat melindungi mutu produk

4.
•Menjamin keamanan produk dan petugas

5.
•Ada rambu/tanda

6.
•Denah lokasi

7.
•Jalur evakuasi

8.
•Bahan tidak diletakkan di lantai (letakkan di atas palet, rak, lemari)

9.
•Sumber listrik sejauh mungkin

10.
•Ada alat pengukur suhu dan kelembapan

11.
•Alat deteksi kebakaran dan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

12.
•Ada APD (Alat Pelindung Diri)
Media Komunikasi K3 RSUP Dr. Sardjito,http://sardjitohospital.co.id/
Flammable Storage
1. Disimpan di tempat yang aman
2. Terhindar dari benturan fisik
3. Ruangan penyimpanan kering, sejuk
4. Berventilasi cukup
5. Jauh dari tempat berpotensi kebakaran
6. Bebas rokok.
Cold Storage
1. Suhu area terjaga
2. Penyimpanan sejuk (< 25C): Disimpan dalam ruangan
ber-AC
3. Penyimpanan dingin (2-8 C): Disimpan dalam lemari
pendingin untuk menyimpan vaksin dan serum
4. Penyimpanan khusus (0 C): Chiller dan freezer Khusus
untuk vaksin OPV

Peraturan Kepala BPOM Nomor Hk.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012


tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. BPOM.
Penyimpanan Narkotika dan
Psikotropika
PERMENKES RI No. 28/MENKES/PER/I/1978 tentang Pada pasal 6, dinyatakan sebagai berikut:
Tata Cara Penyimpanan Narkotika. Pasal 5 menyatakan:

1. Apotek dan rumah sakit harus menyimpan


narkotika pada tempat khusus sebagaimana
1. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan
yang dimaksud pada pasal 5, dan harus dikunci
lain yang kuat
dengan baik.
2. Harus mempunyai kunci yang kuat 2. Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk
3. Lemari dibagi dua masing-masing dengan kunci menyimpan barang lain selain narkotika.
yang berlainan, bagian pertama dipergunakan 3. Anak kunci lemari khusus harus dikuasai oleh
untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam- penanggung jawab/asisten apoteker atau
garamnya, serta persediaan narkotika; bagian pegawai lain yang dikuasakan.
kedua dipergunakan untuk menyimpan 4. Lemari khusus harus ditaruh pada tempat yang
narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari aman dan tidak boleh terlihat oleh umum.
4. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari
ukuran kurang dari 40 x 80 x 100 cm, maka
lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau
lantai
Penanganan Sitostatika
1. Aliran serta partikel udara sangat dibatasi dan
terkontrol
2. Punya ruang cuci tangan
3. Diperhatikan jendela antara ruang
4. LAF
5. Kelangkapan alat pelindung diri (seperti (seperti baju,
masker, sarung tangan, sepatu)
6. Adanya biological safety cabinet yakni alat yang
melindungi petugas, materi dan lingkungan sekitar

Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. 2008.


Peralatan
1. Lemari/ rak obat

2. Ganjal/ pallet

3. Troli dorong

4. Alat pendingin (AC)

5. Lemari arsip (kartu dll)


Dokumen

Buku Harian Buku Harian Kartu Induk


Kartu Obat
Penerima Obat Pengeluaran Obat Persediaan Obat

Surat Perintah Surat Bukti Barang/


Surat Kiriman Obat Daftar Isi Kemasan
Mengeluarkan Obat Obat Keluar

LPLPO (Laporan
Berita Acara Berita Acara Kartu Persediaan Pemakaian dan
Penerimaan Obat Penyerahan Obat Obat Lembar Permintaan
Obat)
Indikator Penyimpanan Obat
Presentase ketidaksesuaian barang antara
barang di gudang dengan barang yang ada
dalam pencatatan

Death stock (stok mati)

TOR (Turn Over Ratio)

Persentase barang yang kadaluarsa dan


rusak

Kesesuaian sistem pengeluaran obat


(FIFO/FEFO)
Keamanan Gudang Farmasi

Perlu dihindari adanya penumpukan


bahan-bahan yang mudah terbakar, Alat pemadam kebakaran harus dipasang
seperti karton dll. pada tempat yang mudah dijangkau dan
dalam jumlah yang cukup. Tabung pemadam
kebakaran diperiksa secara berkala, untuk
memastikan masih berfungsi atau tidak
Daftar Pustaka
• Depkes RI. 2008. Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Tersedia
online di https://galihendradita.files.wordpress.com/2015/03/pedoman-pengelolaan-
perbekalan-farmasi-2010.pdf [diakses 13 Oktober 2017] Media Komunikasi K3 RSUP
Dr. Sardjito,http://sardjitohospital.co.id/
• Menteri Kesehatan. 2016. Permenkes No.72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Sekretariat negara.
• Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. 2008. Jakarta:
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
• Peraturan Kepala BPOM Nomor Hk.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012 tentang Pedoman
Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. BPOM.
• PERMENKES RI No. 28/MENKES/PER/I/1978 tentang Tata Cara Penyimpanan
Narkotika
• Seto, S. 2008. Manajemen Farmasi Edisi kedua. Surabaya: Airlangga University Press.
• Surahman, Emma. 2015. Pengenalan Alat Kesehatan Secara Umum. Bandung: Unpad
Press

Anda mungkin juga menyukai