Anda di halaman 1dari 89

EMULSI

By : T. Ismanelly
Hanum, S.Si.,Msi.,Apt
Emulsion
suitable for
intravenous
injection.

emulsion
Emulsi
Balm: Water in oil Sodas: Oil in Water
emulsion
Milk: Oil in Water
emulsion

Mayonnaise: Oil in
Water emulsion
Dodecane droplets in
a continuous phase
of water/glycerol
EMULSI
• Sistem terdispersi mengandung
sekurangkurangnya dua fase cairan yang tidak
bisa bercampur
• Fase terdispersi 0,1µm - 100µm
• In some cases 0.01-100um
• Tidak stabil secara termodinamik,droplet yang
terdispersi cenderung bergabung bersama
• Emulsi yang stabil sekurang-kurangnya
mengandung tiga komponen:
- fase terdispersi (fase dalam = fase internal)
- medium terdispersi (fase luar = f.ext = fase
kontinyu)
Emulsions

Phase A

Phase B
A B C D

A.: Two immiscible liquids not emulsified


B. An emulsion of phase B dispersed in Phase A
C. Unstable emulsion slowly separates.
D. The emulsifying agent ( black film) places it self
on the interface between phase A and phase B 4
Emulsi di mana minyak adalah
fase terdispersi disebut emulsi
-o/w,
fase external : air
- jlhnya lebih dari 45% dari total berat vol.
- emulsifier : hidrofilik
- Aplikasi : pemberian oral dan kosmetik (dpt
dicuci) 5
- Ukuran globul = 0,25 sampai 10 mikron.
emulsi di mana air sebagai
terdispersi disebut emulsi
-w/o
fase external : minyak
- jlhnya lebih dari 45% dari total berat vo
- emulsifier : lipofilik
- Aplikasi : kosmetik ,pengobatan kulit ker
dan emolien.
Aplikasi emulsi dalam bidang farmasi
- Pemberian secara oral, spt Vitamin yg larut dalam
lemak  diabsorbsi lebih sempurna jk diemulsikan dan
obat-obatan yg larut dalam minyak
- Rasa tidak menyenangkan atau bau dapat ditutupi oleh
emulsifikasi
- Diagnostic purposes emulsi radiopak sbg bhn
diagnostik pada pemeriksaan sinar -X
- Penyerapan dan penetrasi obat diperkuat oleh
emulsifikasi
Proses emulsifikasi dapat meningkatkan absorbsi
minyak dalam dinding usus halus. Mengingat secara
alaminya proses pencernaan lemak juga melalui
emulsifikasi dalam duodenum dengan bantuan garam
empedu. Efisiensi absorbsi ini terjadi karena adanya
proses homogenisasi yang memperkecil ukuran globul
fase minyak.
-Sec topikalbtk krim dan losion
dermatologik dan kosmetikproduk
mudah menyebar dan menutupi area
yg dioleskandpt dibersihkan dg air
dan tdk menimbulkan noda
-Suntikan intramuskular obat larut air
atau vaksin untuk memberikan
pelepasan lambat
- Penggunaan steril stabil iv emulsi
yang mengandung lemak, karbohidrat,
dan vitamin sebagai nutrisi potensial 
utk merawat pasien lemah yg tak dpt
mencerna makanan sec oral
Emulsi yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari

Pesticide Asphalt Skin cream

Metal cutting oils Margarine Ice cream


Stabilitas emulsi dapat direkayasa untuk
bervariasi dari detik ke tahun tergantung
pada aplikasi
• Examples:
• Oral use:
Cod-liver,
Liquid paraffin,
castor oil emulsions

• External use
Turpentine Liniment BP,
Oily calamine lotion BP.

4/14/18 PHT 312 10


DIFFERENCE BETWEEN O/W AND W/O EMULSIONS

Water in oil emulsion (w/o) Oil in water emulsion (o/w)


They are greasy and not water They are non greasy and easily
washable removable from the skin surface
They are used externally to prevent They are used externally to
evaporation of moisture from the provide cooling effect e.g.
surface of skin e.g. Cold cream vanishing cream
Oil soluble drugs are more quickly Water soluble drugs are more
released from w/o emulsions quickly released from o/w
emulsions
They are preferred for formulations They are preferred for
. meant for external use like creams formulations meant for internal
use as bitter taste of oils can be
. masked
W/O emulsions do not give a O/W emulsions give a positive
positive conductivity test as oil is conductivity test as water is the
the external phase which is a poor external phase which is a good
. conductor
4/14/18 of electricity PHT 312. conductor of electricity 11
TIPE EMULSI DAN ALAT DETEKSI
1. Uji pengenceran
- Emulsi o/w dapat diencerkan dengan air.
- Emulsi w/o dapat diencerkan dengan
minyak
2. Uji konduktivitas
Emulsi o/w dapat dialiri arus listrik
3. Uji kelarutan zat warna
- Zat warna larut air akan larut dalam fase
air
- Zat warna larut minyak akan larut dalam
fase minyak
13
Conductivity Test
prinsip dasar bahwa air  konduktor listrik yang baik
Pada kasus o / w emulsi, tes ini akan positif bila air
sebagai fase eksternal.
Dalam tes ini. Sebuah perakitan terdiri dari sepasang
elektroda dihubungkan ke lampu dan dicelupkan ke
dalam emulsi.
Jika emulsi o / w  lampu akan menyala

4/14/18 14
Uji Kelarutan Zat warna

emulsi + pewarna larut air


seperti metilen blue dan
diamati di bawah mikroskop,
jika fasa kontinyu tampak
biru  emulsi o / w air, sbg
fase eksternal dan pewarna
akan larut di dalamnya untuk
memberi warna tetapi jika
gumpalan tersebar tampak
biru dan fase kontinyu tanpa
warna,
pewarnamaka wminyak
larut / o.
seperti Sudan III
ditambahkan ke emulsi
dan fasa kontinyu
tampak merah, maka w /
4/14/18 15
o emulsi.
PEMBENTUKAN DAN PEMECAHAN
DROPLET CAIRAN TERDISPERSI
I
OOO
OOO
II
OO

Cairan bulk mula-mula Droplet (tetes-tetes= globule)

Proses I : Menaikkan energi bebas permukaan


Proses II : Mengurangi energi bebas permukaan
Proses ini adalah konstan dan terus sampai
fasa bulk terbentuk kembali
PENGGABUNGAN (COALESCENCE)
DROPLET

Dispersi Flokulasi Coalescence

Coalescence: Peleburan (fusion) dari droplet


menjadi droplet yang lebih besar
Bahan pengemulsi
(Emulsifying Agent):

Sifat-sifat bahan pengemulsi yang


diinginkan:
 Mengandung surfaktan untuk menurunkan
tegangan permukaan
 Cepat diabsopsi di sekeliling droplet
terdispersi untuk mencegah koalesensi
 Memberi droplet potensial listrik
secukupnya untuk mempermudah daya
tolak menolak
 Menambah viskositas emulsi
 Efektif pada konsentrasi rendah
MEKANISME KERJA BAHAN PENGEMULSI

1. Menurunkan tegangan antarmuka di


antara dua fase yang tak bercampur (air-
minyak) : Surfaktan  membentuk
lapisan film monomolekuler

Reduces
interfacial
tension
MEKANISME KERJA BAHAN PENGEMULSI

2. Membentuk lapisan pelindung di sekitar


globul terdispersi dengan membentuk
lapisan film antarmuka →mencegah
koalesensi fase terdispersi : Polimer

Monolayer or multilayer film prevents coalescence


MEKANISME KERJA BAHAN PENGEMULSI

3. Partikel padat terbagi halus diadsorpsi


di sekitar glubul dan menghasilkan
penghalang partikulat yang mencegah
collision dan koalesensi : Padatan
anorganik terbagi halus.

Particulate film prevents coalescence


Pembentukan Film
Pengemulsi harus dapat membentuk film di
sekeliling droplet.
Film dapat merupakan:
• Ekalapis (monolayer)
• Multilapis (multilayer)
• Kumpulan partikel kecil yang diadsorpsi
pada antarmuka
Tipe-tipe film yang terbentuk oleh bahan
pengemulsi pada antarmuka minyak air
1. Film monomolekul
2. Film multimolekul
3. Film partikel padatan
Minyak air

Minyak air
Film
monomolekul
Air

Film
multimolekul
Emulsi o /
w Air
Film partikel
padatan
KLASIFIKASI BAHAN PENGEMULSI
1. Sintesis (surfaktan)
a. anionik
b. kationik Tipe film
c. nonionik monomolekul

2. Alam Koloid hidrofilik


- akasia Tipe film multimolekul
- gelatin
- Lesitin Tipe film
- Kolesterol monomolekul
3. Padatan terbagi halus
Colloidal clays:
- Bentonit
Tipe film partikel padatan
- Veegum
Hidroksida metal:
- Mg hidroksida Tipe film partikel padatan
4. Bahan pengemulsi Pembantu
Senyawa-senyawa yang mereka sendiri
tidak sanggup membentuk emulsi stabil.
Membantu menstabilkan emulsi dengan
menambah kekentalan emulsi.
Contoh: Metil selulosa, Natrium alginat,
Natrium karboksi metilselulosa
Auxiliary emulsifying agents
Product Source and Use
composition
Cetyl Lipophilic thickening
alcohol agent and stabiliser for
o/w lotions and
ointments.
Glyceryl Lipophilic thickening
mono agent and stabiliser for
stearate o/w lotions and
ointments.
Methyl Series of methyl Hydrophilic thickening
cellulose esters of cellulose agent and stabiliser for
o/w emulsions weak w/o
emulsions.
Sodium Sodium salt of the Hydrophilic thickening
carboxcyme carboxy methyl agent and stabiliser for
thyl esters of cellulose o/w emulsions ,
cellulose 27
Stearic acid A mixture of solid Lipophilic thickening
BAHAN PENGEMULSI DAN TIPE EMULSI
HLB
0–3 => Bahan-bahan antibusa
4–6 => Pengemulsi w / o
7–9 => Bahan-bahan pembasah
8 – 18 => Pengemulsi o / w
13 – 15 => Detergen
10 – 18 => Bahan-bahan penglarut (Solubilizing agent)
• Semakin hidrofilik surfaktan, semakin tinggi
HLB ( >10)
• Surfaktan HLB 1 – 10 dianggap lipofilik
• Pengemulsi lebih hidrofilik kelarutan dalam
air tinggi, membentuk emulsi o / w.
• Pengemulsi lipofilik kelarutan dalam air rendah,
membentuk emulsi w / o.
Preparation of Emulsions
• Preparation Of Emulsions
• On small scale mortar and pestle
can be used but its efficiency is
limited. To overcome these
drawback small electric mixers can
be used although care must be
exercised to avoid excessive
entrapment of air.
• For large scale production
mechanical stirrers are used
to provide controlled agitation
and shearing stress
to produce stable emulsions. 35
PEMBUATAN EMULSI

1. Pemilihan Bahan Pengemulsi
a. Sistem HLB : HLB 4 – 6 membentuk emulsi w / o
HLB 8 –18 membentuk emulsi o / w
b. Campuran bahan pengemulsi
- Untuk mendapatkan HLB yang diinginkan.
-Untuk menambah stabilitas dan kepaduan dari
antarmuka
- Untuk mempengaruhi konsistensi dan rasa dari
produk
Cth: gom arab+tragakan dan camp surfaktan nonionik
HLB tinggi dan rendah
2. Pembuatan Skala Kecil
Mortir dan stamfer selalu dipakai untuk emulsi yang
distabilkan dengan film multimolekul (mis: akasia,
tragakan, agar) pada antarmuka.
Combination of emulsifying
agents

Oil

Sodium cetyl sulphate

Cholesterol
Combination of emulsifying agents at
37
the interface of oil and water.
Ada 3 metode:
a. The wet gum method (English method)
b. The dry gum method (continental
method)
c. The forbes
Metode bottle
gom methode
basah
Bahan pengemulsi dimasukkan ke dalam
mortir dan dispersikan dalam air untuk
membentuk mucilago. Minyak ditambahkan
dalam jumlah yang sedikit dengan
penggerusan kontinu, setiap bagian minyak
diemulsikan
sebelum penambahan selanjutnya.
Metode gom kering
Gom ditambahkan ke dalam minyak untuk
membentuk emulsi primer, kemudian
diencerkan dengan fase kontinu
Metode Botol Forbes
• Metode ini cocok untuk pembuatan emulsi
yang berisi minyak – minyak menguap dan
mempunyai viskositas rendah.
• Caranya, serbuk gom dimasukkan ke botol
kering, tambah 2 bagian air dan dikocok
kuat dalam keadaan botol tertutup rapat.
Tambahkan minyak dan air secara
bergantian sedikit demi sedikit sambil terus
dikocok setiap kali dilakukan penambahan
air dan minyak. Metode ini kurang cocok
untuk minyak kental karena viskositasnya
yang terlalu tinggi sehingga sulit untuk
dikocok dan dicampur dengan gom dalam
botol.
• Methods for preparing Emulsions for
External use:
• Emulsions meant for external
application such as creams, lotions
and liniments contain in their formula
waxy solids which require melting
before mixing.
• Such emulsions may be prepared by
melting the oily components
separately at 60 0C.
• Similarly in another vessel, the
aqueous components are mixed and
0
Yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan emulsi
• Stabilitas bahan aktif
• Stabilitas eksipien
• tampilan visual
• Warna
• Bau (pengembangan tajam nya bau /
hilangnya aroma)
• Viskositas
• Kehilangan air dan menguapnya komponen
pembawa
• Konsentrasi emulsifier
• Urutan penambahan bahan
• Distribusi ukuran partikel dari fasa
terdispersi
• pH
• Suhu emulsifikasi
• Jenis peralatan
• Metode dan laju pendinginan
• Tekstur, rasa (kekerasan, berpasir,
berminyak, kelengketan, penyebaran)
• Kontaminasi mikroba / sterilitas (dalam
wadah yang belum dibuka dan dalam
kondisi penggunaan)
• pelepasan/ bioavailabilitas (penyerapan
perkutan)
• Distribusi fase, fase Inversi (homogenitas /
PENGERTIAN STABILITAS
EMULSI
Emulsi stabil jika :
 Tetesan fase terdispersi dapat
mempertahankan karakter awalnya dan
masih tetap terdistribusi secara homogen ke
seluruh fase kontinyu selama usia guna
sediaan
 Tidak boleh ada perubahan fase atau
kontaminasi mikroba selama penyimpanan
 Harus mempertahankan penampilan, bau
warna dan konsistensinya
 Ketidakstabilan kimia cenderung
menyebabkan ketidakstabilan fisika
Ketidakstabilan kimia

 Ketengikan minyak nabati karena teroksidasi


 Depolimerisasi pengemulsi makromolekul akibat hidrolisis atau
penguraian karena mikroba.
 Dapat diatasi dengan penambahan antioksidan dan pengawet
 Interaksi bahan aktif – eksipien atau antara sesama eksipien
atau dengan bhn pengemulsi  emulsi pecah

Cth : - bhn kationik surfaktan (mis setrimonium bromida atau


obat (neomisin sulfat) ditambahkan pada krem air yg
distabilkan dengan surfaktan ionik spt Na-Lauril sulfat
- Interaksi antara pengawet fenol dan pengemulsi ionik
polioksietilen menyebabkan hilangnya daya emulsifikasi dan
daya pengawetan
STABILITAS EMULSI
Tiga fenomena yang berhubungan dengan stabilitas
emulsi (termasuk ketidakstabilan sec fisika):
1. Creaming dan sedimentasi
Creaming : Pergerakan ke atas dari fase
terdispersi
Sedimentasi : Pergerakan ke bawah dari fase
terdispersi

2. Agregasi dan kemungkinan coalescence


(koalesensi) dari droplet terdispersi untuk
membentuk kembali pemisahan, fasa-fasa bulk.

3. Inversi. Emulsi o / w membalik menjadi w / o, atau


CREAMING dan SEDIMENTASI
Creaming:
Jika fasa terdispersi densitasnya
< fasa kontinu
Sering terjadi pada emulsi 0 / w

Sedimentasi:
Jika fasa terdispersi densitasnya
> fasa kontinu
Droplet akan mengendap
Fenomena ini sering terjadi pada
emulsi w / o.
Laju creaming atau sedimentasi dapat dikurang
dengan:
1. Viskositas fasa luar ditingkatkan
2. Ukuran partikel globul dikurangi
Lebih besar ukuran globul lebih banyak lagi creaming
tersebut
3. Mengurangi perbedaan densitas antara fasa
terdispersi dan medium dispersi
Meningkatkan densitas fase minyak : dg
penambahan bahan yang larut dlm minyak spt
bromoform atau CCl4 (tdk utk produk obat) atau
minyak brominasi (bermutu pangan)
• Creaming dan Sedimentasi, tidak menyebabkan
pemecahan emulsi. Droplet dapat didispersikan
dengan pengocokan ringan
(Kecepatan
creaming)
Grav tinggi  kec creaming tinggi
AGREGASI dan KOALESENSI
Agregasi (flokulas) : droplet
terdispersi bergabung bersama
tetapi tidak melebur.
Agregasi:
• mendahului koalesensi dalam
emulsi
• Mempercepat creaming dan
sedimentasi
• Berhubungan dengan potensial
listrik pada droplet
Koalesensi: Peleburan (fusi) sempurna dari droplet,
menyebabkan berkurang jumlah droplet dan
akibatnya pemisahan dua fasa yang tidak
bercampur.

Koalesensi:
• Tergantung pada sifat-sifat struktur film antarmuka
• Dalam emulsi yang distabilkan oleh pengemulsi
tipe surfaktan membantu film ekalapis, koalesensi
dilawan oleh elastisitas dan kekompakan film yang
terdapat di antara dua droplet. Meskipun dua
droplet bersentuhan mereka tidak akan melebur
• Film multilapis dan partikel padatan memberi pada
emulsi suatu derajad tekanan yang tinggi terhadap
koalesensi oleh karena kekuatan mekaniknya.
Inversi
• Perubahan emulsi o /w menjadi w / o, atau w
/ o menjadi o / w, bisa disebabkan :
• Sifat emulsifier
Emulsifier lbh berminyak  W/O, atau
sebaliknya
• penambahan suatu elektrolit
Emulsi o / w yang menggunakan Na. Stearat
sebagai pengemulsi, dapat diinversikan
dengan penambahan CaCl2, oleh karena Ca.
stearat yang terbentuk adalah suatu
pengemulsi lipofilik dan lebih suka
membentuk emulsi w / o.
• Ratio vol.fase ;
O/W ratio emulsi W/O atau
sebaliknya

• Temperatur
 Temperatur pada emulsi O/W
(surfactant nonionik polyoxyethylen
)  the emulsifier lebih hydrophobic
and the emulsion berubah mjd W/O.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kestabilan emulsi
 Perbedaan berat jenis antara kedua fase. Perbedaan yang
minimum adalah yang baik.
 Kohesi fase terdispersi, sifat kohesi yang minimum adalah
yang baik
 Persentase padatan di dalam emulsi. Persentase fase
terdispersi yang rendah adalah yang baik
 Temperatur luar yang ekstrim. Temperatur luar yang
tinggi atau rendah adalah kurang baik
 Ukuran butiran fase terdispersi. Makin kecil ukurannya
makin baik
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kestabilan emulsi

 Viskositas fase kontinyu. Viskositas


yang tinggi adalh yang baik
 Muatan fase terdispersi. Muatan yang
sama dan seragam adalh yang baik
 Distribusi ukuran butiran fase
terdispersi. Ukuran yang kecil dan
seragam adalah yang baik
 Tegangan interfasial antara kedua
fase. Makin rendah nilainya makin
baik
SOAL
 Misalkan suatu emulsi m/a yang
mengandung minyak mineral dengan BJ
0,9 didispersikan dlm fase air yang
mempunyai BJ 1,05. Jika partikel-partikel
minyak mempunyai d rata 5um atau 5 x 10-4
cm, fase external mempunyai viskositas 0,5
poise (0,5 dyne det/cm2 atau 0,5 g/cm det)
dan g 981 cm/det2. berapakah kec
pengkriman emulsi ini dalam cm/hari?
Packaging, Labeling and Storage
of Emulsions
Tergantung pada penggunaan, emulsi harus dikemas dalam wadah
yang sesuai.
Emulsi dimaksudkan untuk penggunaan oral biasanya dikemas dalam

wadah yg tertutup baik dan kedap udara


Produk peka thd cahaya yang dikemas dalam botol coklat
Untuk emulsi kental, botol mulut lebar harus digunakan.
Label pada emulsi harus menyebutkan bahwa produk ini harus

dikocok lebih dahulu


Penggunaan utk obat luar harus jelas menyebutkan pada label “untuk

pemakaian luar.”
Emulsi harus disimpan di tempat yang dingin tapi pendingin harus

dihindari karena suhu rendah ini dapat mempengaruhi stabilitas


pembuatan
PENGAWETAN EMULSI
 Hal ini diperlukan untuk menjaga emulsi dari
mikroorganisme agar tdk berkembang biak
dengan mudah dalam sistem emulsi dengan
kadar air tinggi, terutama jika mengandung
karbohidrat, protein atau bahan steroid
 Kontaminasi akibat mikroorganisme dapat
mengakibatkan masalah seperti perubahan
warna, bau, produksi gas, hidrolisis,
perubahan pH dan akhirnya memecah
emulsi.
Oleh karena itu pada sistem emulsi perlu
ditambahkan pengawet.
Pengawet yang ideal harus :

Nonirritant,
Harus
Pengawet
Seharusnya
stabil
memiliki
selektif
dan efektif
harus memiliki kelarutan air yan
Contoh pengawet antimikroba
ester
Preservation from
oxidation
 Perubahan oksidatif seperti tengik dan
busuk karena oksigen atmosfer dan efek
enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme terlihat di banyak emulsi
yang mengandung sayuran dan minyak
mineral dan lemak hewani.
 Antioksidan dapat digunakan untuk
mencegah perubahan yang terjadi
karena oksigen atmosfer.
Antioksidan yang ideal harus:

tidak
Uji Quality Control untuk Emulsi
Uji Quality Control untuk
Emulsi
 Pada o/w emulsi , globul yang terflokulasi
 meningkatkan visk.

 Pada emulsi w/o, partikel fase terdispersi


cpt berflokulasi  mengurangi viskositas
emulsi, yang stabil setelah 5 sampai 15
hari .

penurunan viskositas krn penyimpanan


 merefleksikan adanya peningkatan
ukuran partikel karena koalesensi
PENGUJIAN STABILITAS
Melibatkan penentuan stabilitas pada
 kondisi penyimpanan jangka panjang,
 kondisi penyimpanan dipercepat,
 freezing and thawing conditions  Peningkatan
pertumbuhan partikel
 Stress condition yang diterapkan untuk
mempercepat pengujian stabilitas dengan
mempercepat ketidakstabilan emulsi meliputi:
Gaya sentrifugal, gaya agitasi, penyimpanan dan
suhu
 Parameter fisik dievaluasi untuk menilai efek dari
salah satu kondisi stres di atas yaitu:
 Pemisahan fasa
 Viskositas
 Sifat elektroforesis
PENGUJIAN STABILITAS
 Kondisi stres yang digunakan untuk mengevaluasi
stabilitas emulsi :
1 - Penyimpanan dan suhu
- siklus antara dua temperatur ( 4 dan 45 ° C )
- Pada suhu tinggi : mempercepat laju koalesensi
dan creaming yang diikuti dengan perubahan
viskositas
suhu tinggi emulsi tipis
suhu kamaremulsi tebal

- Pembekuan lebih merusak emulsi daripada


pemanasan
Karena, kelarutan pengemulsi lebih sensitif
PENGUJIAN STABILITAS
 2.
Sentrifugasi :
Sentrifugasi pada 3750 rpm selama 5 jam =
efek
gravitasi selama satu tahun .

3 – Gaya Agitasi
Emulsi O / W Emulsi O /
W

Emulsi W / O / Emulsi O / W / O
W
EMULSI GANDA
 Emulsi ganda sistem kompleks (emulsi
dalam emulsi)
 droplet dari fase terdispersinya mengandung
droplet terdispersi yang lebih kecil.
 Ada 3 fase dg tipe umum :
W/O/W (air dalam minyak dalam air)
O/W/O (minyak dalam air dalam minyak).
 Kegunaan utama sistem emulsi ganda adalah
membatasi dan melindungi sistem untuk pelepasan
terkendali dari zat aktif
 obat terperangkap di lapisan dalam sehingga harus
melewati dua fase berikutnya untuk dapat lepas dan
diabsorpsi
• Surfaktan Lipofilik (larut-minyak, HLB
rendah) untuk menstabilkan emulsi w / o
• Surfktan hidrofilik (larut dalam air, tinggi
HLB) utk menstabilkan emulsi o / w .
• Pd emulsi ini setiap obat tdpt dalam fase
terdalam harus melintasi dua batas fase
untuk mencapai fase kontinyu eksternal.
Emulsi tersebut juga dapat membalikkan
fase membentuk emulsi sederhana. w / o /
w  emulsi o / w
• Pembuatan emulsi ganda:
Fase air + fase minyak,
mengandung surfactant lipofilik
w / o emulsi  dituangkan ke
dalam larutan II mgdg surfaktant
hidrofilik pencampuran emulsi
ganda w / o / w
Jenis beberapa emulsi: w / o / w, o / w
/o
Manfaat Emulsi Ganda
• industri makanan : tipe W/O/W dapat meningkatkan
masalah kelarutan, bahan larut dan tidak larut minyak,
mampu melindungi reservoir cairan untuk molekul yang
sensitive terhadap aktifitas lingkungan luar, seperti
oksidasi, cahaya, dan enzim.
• industri kosmetik : pembuatan berbasis air akan
memberikan sensasi nyaman dengan pelepasan zat aktif
serta aroma, dan memberikan sifat mudah dicuci dengan
air.
• Industri farmasetika : meningkatkan efek kemoterapi dari
obat antikanker, imobilisasi obat, pengobatan overdosis
obat, dan melindungi insulin dari degradasi enzimatik.
• Industri bahan bakar : alternative bentuk bahan bakar
mesin diesel.
• Industri agrikultur : sebagai sistem lepas lambat untuk
penyubur dan pestisida.
MIKROEMULSI
 thermodynamically stable
 Emulsi transparan, jernih, homogen spt lar.
sejati
 Jari2 globul di bawah kisaran 10-75 nm.
Munculnya emulsi tergantung pada
panjang gelombang cahaya tampak yaitu
tetesan kurang dari 120 nm tidak
memantulkan cahaya
 Salah satu kerugian : memerlukan
surfaktan dalam jumlah lebih banyak oleh
karena ukuran droplet yang sangat kecil.
MIKROEMULSI
Microemulsion Emulsion
Transparent Yes No
Size 10-120 nm 0.1 – 10 µ
Formation Spontaneous Require
vigorous
shaking
Type o/w, w/o. cylinder o/w, w/o,
w/o/w, o/w/o
Stability Thermodynamically Thermodyna
stable mically
unstable
Viscosity Can accommodate 20 More viscous
to 40% without
increase in viscosity 83
Metode pembuatan mikroemulsi:

 Surfaktan, minyak dan air dicampur


membentuk emulsi spt susu dan
ditmbah dg co surfaktan jernih
 Jk di + minyak pada sistem w/o 
keruh
 + co surfaktan  jernih  emulsi
transparan
Contoh komponen mikroemulsi

 Minyak mineral 11 %b/b


 PEG 100 27,8
 PEG oleil ester 6
 Sorbitol 7
 Propilen glikol 5
 Air 43,2
 Komponen %b/b
 Minyak mineral 16
 Sukrose distearat 5
 Sukrosa stearat 5
 Dietilamin oleil eter 10 Pospat2
 Dietilamin oleil eter 3 Pospat 5
 1,3 etil heksandiol 2,5
MICRO EMULSION IN OUR
LIFE
The advance of micro emulsion has lead to the
improvement in many fields.

Food
pharmacy

MICRO EMULSION Kosmetik


Catalyst

Oil Daily use


Recovery Chemistry
KEGUNAAN MIKROEMULSI
• Many commercially important uses.
• The fluid used in some dry cleaning
processes is a water-in-oil microemulsion.
Some floor polishes and cleaners,
personal care products, pesticide
formulations, and cutting oils

Pharmaceutical applications of
microemulsions
• Increase bioavailability of drugs poorly
soluble in water.
• Topical drug delivery systems
MIKROEMULSI
KESIMPULAN
• Emulsi adalah sistem dispersi dari minimal dua fase
cair yang tidak dapat bercampur atau hanya
tercampur sebagian, yang distabilkan oleh suatu
emulgator
• Emulsi, merupakan sistem yang secara termodinamika
tidak stabil, tetapi dapat distabilkan secara kinetika
oleh surfaktan, polimer, dan partikel terbagi halus
• Surfaktan larut air membentuk emulsi O/W, surfaktan
larut minyak: emulsi W/O
• Emulsi dapat distabilkan dengan surfaktan ionik,
polimer, partikel padat ataupun dengan meningkatkan
viskositas fase kontinyu
• Emulsi dapat pecah oleh karena adanya flokulasi,
creaming, koalesensi
• Mikroemulsi adalah emulsi transparan yang stabil
secara termodinamika

Anda mungkin juga menyukai