Anda di halaman 1dari 55

REFERAT

HIPERTIROID
DISUSUN OLEH :
D E W I R A H AY U - 4 0 6 1 7 1 0 5 2

PEMBIMBING :
D R . S U R A N T I , S P. A

K E PA N I T E R A A N K L I N I K I L M U K E S E H ATA N A N A K
R S U D R A A S O E W O N D O PAT I
PERIODE 27 NOVEMBER – 6 JANUARI 2017
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S TA R U M A N A G A R A
ANATOMI KELENJAR TIROID
Harold H. Lindner, MD, A Lange Medical Book Clinical Anatomy, Appleton & Lange,
Connenticut, 2000. Page 132-138
FISIOLOGI TIROID

Sherwood L. Human physiology. 7th ed. USA:


brooks/Cole; 2012. p 444-81
DEFINISI HIPERTIROID
• Hipertiroid  meningkatnya produksi hormon
tiroid dalam darah
• Kondisi hipertiorid pada anak Penyakit
Graves
• Ditandai :
• Berat Badan
• Gelisah
• Tremor
• Berkeringat
• Kelemahan otot
DEFINISI DAN ETIOLOGI

Definisi Suatu penyakit autoimun  aktivitas


Penyakit kel tiroid meningkat  peningkatan
Graves hormon tiroid

• Proses autoimun
Etiologi Penyakit • Terdapat TSH reseptor stimulating
Graves antibodies (TRSAb)  aktivasi
reseptor TSH (TSHr)
Remaja < 15
tahun sebesar
Perempuan : 15%
Usia < 40 thn
laki-laki = 5:1  10 per
100.000,

Usia > 60 EPIDEMIOLOGI Di Indonesia 


tahun  19 usia ≥15 tahun
per 0,4%
100.000.

Penyakit Graves
Berbagai usia 
Puncak insiden 20-40
thn
Anamnesis

KRITERIA
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik Penunjang
ANAMNESIS
Gejala
 Hiperaktivitas, iritabel, gangguan mood, insomnia, anxietas, sulit
konsentrasi
 Intoleransi terhadap panas, peningkatan produksi keringat
 Palpitasi
 Fatigue, kelemahan
 Dispneu
 Penurunan BB, namun nafsu makan tinggi (peningkatan BB pd 10% pasien)
 Pruritus
 Peningkatan frekuensi BAB
 Haus dan polyuria
 Oligomenorrhea atau amenorrhea
ANAMNESIS

Tanda Manifestasi penyakit Graves

 Sinus takikardi, atrial  Diffuse goiter


 Oftalmopati
fibrilasi, supraventikular
 Rasa tidak nyaman pada
takikardia
mata,
 Fine tremor, hiperkinesis,
 Retraksi kelopak mata
hiperreflkes
 Eksoftalmus
 Kulit hangat dan lembab  Edem periorbita, kemosis,
 Eritema palmar, tangan injeksi skleral atau
sering basah konjungtiva
 Kelemahan otot  Disfungsi otot ekstraokular
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Kelenjar Tiroid :

 Tremor (+) ketika pasien mengangkat kedua lengan setinggi bahu,


dan diletakkan kertas diatas kedua punggung tangan

 Inspeksi pada mata  eksoftalmus (+)

 Inspeksi pada leher  saat mendongak  trakea letak ditengah,


pembesaran kelenjar tiroid (+)

 Palpasi kelenjar tiroid  terfiksasi, bentuk seperti kupu-kupu,


konsistensi kenyal, nyeri tekan (-), permukaan licin, ukuran 3-4 cm

 Auskultasi pada kelenjar tiroid  bruit (+)


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sero-Imunologi Pemeriksaan USG :
Peningkatan T4 bebas (fT4)
• Volume kelenjar tiroid
dan total T3, penurunan
meningkat (goiter)
kadar TSH, dan antibodi
tiroid ( terutama TRAbs)  Hipoekogenik
hasilnya positif  Tekstur kelenjar tiroid
Heterogenik difus, dapat
berbentuk garis
hiperekogenik
 Peningkatan vaskularisasi
parenkimal difus
(“thyroid inferno”)
Gambar 2.9. Color Doppler memperlihatkan adanya penigkatan
difus dari vaskularisasi parenkim, yang dikenal sebagai “ thyroid
inferno”.

Pina OG, Souza MT, Chammas MC. Graves' Disease Thyroid Color-Flow Doppler Ultrasonography Assessment. Scientific
Research Publishing Inc. 2014 [cited 2017 Des 26] ; 6, 1487-1496. Available from:
https://file.scirp.org/pdf/Health_2014062510091016.pdf
Perbedaan Interpretasi USG Kelenjar Tiroid Normal dan pada Penyakit Graves

Tiroid Normal Penyakit Graves


Volume kelenjar 6-15 cm3 Meningkat (goiter)

Ekogenisitas Sebesar atau lebih besar Hipoekogenik


dari kelenjar
submandibular
Tekstur Homogen Heterogenik difus dapat
berbentuk garis
hiperekogenik
Vaskularisasi normal Peningkatan vaskularisasi
parenkim difus ( “thyroid inferno”)

SPV (sistolic peak < 40 cm/det 50 cm/det


velocity)
TATALAKSANA
• Tujuan : tercapai kadar hormon tiroid yang normal
• 3 modalitas terapi :
• Obat antitiroid
• Yodium radioaktif
• Tiroidektomi
• Faktor berpengaruh terhadap pemilihan terapi :
• Usia pasien
• Besar kelenjar tiroid
• Alergi obat antitiroid
• Derajat berat hipertiroid
• Antitiroid : Propiltiourasil 5-10 mg/kgBB dibagi dalam 3
dosis
• Terapi simtomatik : propanolol 0.5-2 mg/kgbb/ hari
• Pantau kadar hormon tiroid dalam 1-3 bulan terapi awal
Tatalaksana Hipertiroid pada
penyakit Graves

Buku Ajar Endokrinologi Anak.


IDAI 2010
Terapi radioaktif : Tiroidektomi :
• Dengan I131 • Oleh ahli bedah
• Harus mencapai • Harus mencapai
kadar eutiroid  PTU kadar eutiroid
selama 7-10 hari. • Eutiroid  berikan
Alergi  propanolol. solution tersaturasi
• KI  oftalmopati potasium iodida 3-5
• Lama terapi 2-4 tetes 3x/ hari selama
bulan 2 minggu sebelum
operasi
• Dosis : 185-555 MBq
KOMPLIKASI
• Kebanyakan dari kasus hipertiroid memiliki komplikasi di
masing-masing sistem. Berhubungan dengan kardiovaskular
dapat menyebabkan gagal jantung kongestif, dan atrial
fibrilasi, dengan tulang dapat menyebabkan ostereoporosis,
pada mata dapat menyebabkan oftalmopati/ eksoftalmus
dan pada sistem endokrin lainnya dapat menyebabkan
diabetes mellitus.
PROGNOSIS

• Sebanyak 30% anak yang diobati obat antitiroid


mencapai remisi dalam 2 tahun.
• Sebanyak 75% pasien relaps dalam 6 bulan
setelah henti obat, sedangkan hanya 10%
relaps setelah 18 bulan.
REKAM MEDIS KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Annisa Rahmasari
Usia : 16 tahun 4 bulan
No CM : 31645
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : Sekolah Menengah Pertama
Pekerjaan :-
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Guyangan 01/01 Trangkil
ANAMNESIS

• Alloanamnesa dan autoanamnesa dengan bapak pasien


dan pasien dilakukan satu kali, yaitu pada tanggal 10
November 2017 pukul 11.02, pada hari kontrol ke-2 di
poli anak RSUD RAA Soewondo Pati.

• Keluhan Utama : Tangan bergetar dan telapak tangan


berkeringat ± 3 bulan SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke poli Anak RSUD RAA Soewondo Pati pada hari
Jumat, 10 November 2017 pada pagi hari (pukul 09.45) karena
mengeluhkan tangannya bergetar dan telapak tangan
berkeringat sejak ± 3 bulan SMRS. Keluhan tangan bergetar
dan telapak tangan basah dirasakan terus menerus, dan timbul
bukan karena aktivitas. Keluhan tangan bergetar semakin
memberat ketika pasien berada di ruangan ber AC dan pasien
merasa grogi atau cemas. Pasien mengaku bahwa keluhan
utama dirasakan semakin lama semakin berat. Keluhan
tambahan yang dialami pasien yaitu mudah kelelahan, baik
aktivitas berat seperti saat berolahraga maupun aktivitas
ringan.
Saat pasien merasa kelelahan pasien mengeluhkan nyeri kepala dan
sesak nafas. Nyeri kepala terutama di sisi kepala sebelah kanan dan
sifat nyerinya terasa tertekan. Pasien juga merasa mudah lapar,
mudah haus dan nafsu makan menigkat pesat. Terdapat keluhan
sulit menelan diakibatkan adanya benjolan pada leher yang semakin
lama semakin membesar. Benjolan tersebut tidak mobile, tidak nyeri
bila ditekan, konsistensi kenyal, dan permukaan halus rata. Ayah
pasien mengaku bahwa pasien mudah marah, sering merasa cemas,
dan labil saat mengambil keputusan. Ayah pasien juga menyatakan
bahwa mata pasien semakin lama semakin melotot. Selanjutnya
pasien mengeluhkan sering merasa kesulitan tidur pada malam hari,
sering berdebar-debar tanpa sebab dan siklus mens yang tidak
teratur. Pasien didiagnosa menderita hipertiroid dan penyakit Graves
sejak 3 bulan yang lalu. Pasien rutin kontrol tiap 1 minggu.
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU KELUARGA
• Riwayat hipertiroid
• Riwayat keluhan
pada keluarga (+) 
serupa sebelumnya (-)
paman
• Riwayat tekanan darah
• Riwayat tekanan darah
tinggi (-)
tinggi pada keluarga (-)
• Riwayat kencing manis
• Riwayat kencing manis
(-)
pada keluarga (-)
• Riwayat penyakit
• Riwayat penyakit
jantung (-)
jantung (-)
• Riwayat penyakit paru
• Riwayat penyakit paru
(-)
(-)
RIWAYAT PERINATAL
• Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pasien
dilahirkan dengan persalinan normal di Rumah Sakit dengan
BBL 3000 gram dan PBL 49 cm dengan usia kandungan kurang
lebih 9 bulan. Pasien langsung menangis saat dilahirkan. Saat
mengandung, ibu pasien rutin memeriksakan kandungannya
puskesmas. Selama mengandung, ibu pasien mengaku tidak
pernah menderita penyakit tekanan darah tinggi, kencing
manis, penyakit jantung, paru dan infeksi serta tidak merasa
adanya masalah kesehatan. Ibu pasien juga tidak
mengonsumsi jamu-jamuan tertentu.
RIWAYAT IMUNISASI
Saat lahir : HepB 0
1 bulan : BCG, polio 1
2 bulan : DPT/HepB 1, polio 2
3 bulan : DPT/HepB 2, polio 3
4 bulan : DPT/HepB 3, polio 4
9 bulan : Campak
7 tahun : MR
RIWAYAT RIWAYAT
PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN
• Persona sosial : Pasien aktif berorganisasi di
• BB : 50 kg
sekolahnya dan memiliki banyak teman baik
• TB : 158 cm di sekolah maupun di lingkungan
perumahannya.
• IMT : 20.02 kg/m2
• Motorik kasar : Pasien dapat melakukan
• Growchart CDC semua aktivitas sesuai dengan
perkembangan umurnya, seperti bermain
• BB/U : 96.29% (Gizi baik) badminton, berenang, dan bermain voli.
• TB/U : 96.93% • Motorik halus : Pasien dapat melakukan
(baik/normal) semua aktivitas sesuai dengan
perkembangan umurnya, seperti menulis,
• BB/TB : 113.04% (Gizi menjahit, dan melukis pemandangan.
lebih) • Bahasa : Pasien dapat berbicara
• Kesan : status gizi lebih, menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
Jawa secara fasih.
perawakan normal
• Kesan : Pekembangan sesuai dengan usia
pasien saat ini
RIWAYAT ASUPAN NUTRISI
• Usia 0-6 bulan : ASI eksklusif
• Usia 6-9 bulan : ASI + MP-ASI berupa bubur bayi 3x sehari
• Usia 9-11 bulan : ASI + MP-ASI berupa makanan lunak 3x
sehari dan selingan berupa biscuit bayi 1x sehari
• Usia 1-2 tahun : ASI + susu formula + makanan keluarga
yang dicincang kasar (nasi, sayur, telur, ayam, daging), buah-
buahan, selingan berupa biskuit
• Usia 2 tahun-sekarang :
• Makanan keluarga 3x sehari, nasi putih + lauk pauk seperti
telur, ayam, daging, ikan, sayur, buah-buahan, 1 gelas susu
• Kesan : Kuantitas dan kualitas asupan nutrisi tercukupi
PEMERIKSAAN FISIK
(Dilakukan tanggal 10 November 2017 pukul 11.02)
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Kompos Mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nadi : 102 x/menit, regular, isi cukup
Frekuensi napas : 18 x/menit
Suhu tubuh : 36,8o C
Saturasi oksigen : 98%
Data Antopometri : BB = 50 Kg, TB = 158 cm, IMT = 20.02 kg/m2
Pemeriksaan Sistem
• Kepala : Mesocephal, tidak teraba adanya benjolan, rambut
warna hitam dan terdistribusi merata, tidak mudah dicabut
• Mata : Pupil bulat, isokor D/S (+/+), diameter 2-3 mm,
refleks cahaya langsung dan tidak langsung D/S (+/+), Konjungtiva Anemis -/- ,
Sklera Ikterik -/-, mata cekung (-), eksoftalmus (+), retraksi kelopak mata (+)
• Telinga : Normotia, liang telinga terlihat lapang, tidak ada
sekret, serumen (+)
• Hidung : bentuk normal, deviasi septum (-) Rinore -/-,
Epistaksis -/-, nafas cuping hidung (-), sekret (-)
• Mulut : mukosa merah muda, lembab, sianosis perioral (-)
• Leher : trakea di tengah, pembesaran KGB submandibula,
servikal D/S (-)
• Tiroid : membesar (+), Palpasi : kel. Tiroid terfiksasi, bentuk
seperti kupu-kupu, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-), permukaan licin, ukuran
2-3 cm , Auskultasi : bruit (+)
Thoraks-Paru :
• Inspeksi : Dinding thoraks bentuk normal, simetris kanan dan kiri
saat inspirasi dan ekspirasi, retraksi dinding dada (-)
• Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
• Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
• Auskultasi : Suara dasar vesikular +/+, rhonki (-), wheezing (-)
• Kesan : Paru dalam batas normal

Jantung :
• Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL
sinistra
• Perkusi : Redup, batas jantung tidak melebar
• Auskultasi :Bunyi jantung I dan II normal, reguler, murmur(-),gallop(-)
• Kesan : Jantung dalam batas normal
Abdomen
• Auskultasi : bruit (+)
• Inspeksi : dinding abdomen tampak datar
• Auskultasi : Bising usus (+)
• Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen, hepar: pekak sampai di arcus
costae, di bawahnya tidak pekak lagi, nyeri ketok CVA -/-
• Palpasi : Supel, distensi (-), nyeri tekan seluruh lapang abdomen (-), limpa
dan ginjal tidak teraba membesar.
• Kesan : Abdomen dalam batas normal

Anus dan Genitalia : bentuk normal tak tampak adanya kelainan, fimosis (-)
Ekstremitas : Pemeriksaan fine tremor (+) kedua tangan, akral
hangat++/++, oedem ekstremitas --/--, CRT < 2s
Tulang Belakang : inspeksi saat istirahat dan bergerak normal, tidak tampak
adanya kelainan.
Kulit : sianosis (-), turgor kulit baik, berkeringat (+)
Kelenjar Getah Bening : tidak terlihat adanya pembesaran, tidak teraba
membesar, tidak ada nyeri tekan.
Pemeriksaan Neurologis
TANDA RANGSANG MENINGEAL
Kaku kuduk (-) Kernig (-)
Brudzinsky I-IV (-) Laseque (-)
MOTORIK
Pergerakan normal, eutrofi, normotoni
Kekuatan otot 555 555 / 555 555
REFLEKS FISIOLOGIS
Refleks biseps (++)/(++) N Refleks patella (++)/(++) N
Refleks triseps (++)/(++) N Refleks Achilles (++)/(++) N
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski (-)/(-)
Schaefer (-)/(-) Klonus paha (-)/(-)
Chaddock (-)/(-) Oppenheim (-)/(-)
Klonus kaki (-)/(-)
Gordon (-)/(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan sero-imunologi

Tanggal Pemeriksaan
Parameter Nilai Normal
25/10/2017

Endokrinologi

FT4 0.82-1.76 H 7.28 ng/dL

TSHs 0.510-4.940 L < 0.008 µIU/mL

Total T3 0.9-2.33 H > 9.00 nmol/L


PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan USG tiroid :
Kesan :
Tiroid kanan kiri membesar
Isthmus menebal
Parenkim hipoekoik inhomogen dengan vaskularisasi inferno  GRAVE
DISEASE dd/ THYROIDITIS
Limfadenopati colli kiri (ukuran 0.85 cm)
RESUME
• Telah diperiksa seorang pasien perempuan berumur 16 tahun yang
datang ke poli Anak RSUD RAA Soewondo pati dengan keluhan
tangan bergetar dan telapak tangan berkeringat sejak ± 3 bulan
SMRS. Keluhan tangan bergetar dan telapak tangan basah dirasakan
terus menerus, dan timbul bukan karena aktivitas. Keluhan tangan
bergetar semakin memberat ketika pasien berada di ruangan ber AC
dan pasien merasa grogi atau cemas. Pasien mengaku bahwa
keluhan utama dirasakan semakin lama semakin berat. Keluhan
tambahan yang dialami pasien yaitu mudah kelelahan, baik aktivitas
berat seperti saat berolahraga maupun aktivitas ringan. Saat pasien
merasa kelelahan pasien mengeluhkan nyeri kepala dan sesak nafas.
• Nyeri kepala terutama di sisi kepala sebelah kanan dan sifat nyerinya
terasa tertekan. Pasien juga merasa mudah lapar, mudah haus dan
nafsu makan menigkat pesat. Terdapat keluhan sulit menelan
diakibatkan adanya benjolan pada leher yang semakin lama semakin
membesar. Benjolan tersebut tidak mobile, tidak nyeri bila ditekan,
konsistensi kenyal, dan permukaan halus rata. Ayah pasien mengaku
bahwa pasien mudah marah, sering merasa cemas, dan labil saat
mengambil keputusan. Ayah pasien juga menyatakan bahwa mata
pasien semakin lama semakin melotot. Selanjutnya pasien
mengeluhkan sering merasa kesulitan tidur pada malam hari, sering
berdebar-debar tanpa sebab dan siklus mens yang tidak teratur. Pasien
didiagnosa menderita hipertiroid dan penyakit Graves sejak 3 bulan
yang lalu. Pasien rutin kontrol tiap 1 minggu.
• Pada PF : eksoftalmus (+), fine tremor (+), pembesaran kel tiroid (+),
auskultasi kel tiroid  bruit (+), akral hangat, tangan dan telapak
tangan berkeringat.
• Hasil PP : kadar FT4  meningkat, TSH  menurun, total T3 
meningkat
DAFTAR MASALAH / DIAGNOSA

Diagnosa Kerja :
• Penyakit Graves
• Hipertiroid
PENGKAJIAN
Tanda dan gejala : Pemeriksaan fisik :

 Tremor tangan, tangan berkeringat,


 Eksoftalmus (+)

telapak tangan basah  Retraksi kelopak mata


 Sering merasa cemas (anxietas)  Pemeriksaan kelenjar tiroid :
dan grogi, mudah marah, labil o Pembesaran kel. Tiroid
 Mudah kelelahan, sulit tidur
D/S (+), fine tremor (+),
 Nyeri kepala dan sesak nafas
o Palpasi : kelenjar tiroid 
apabila lelah beraktivitas baik
terfiksasi, bentuk seperti
ringan maupun berat
 Sering merasa haus, mudah lapar,
kupu-kupu, konsistensi

nafsu makan tinggi kenyal, nyeri tekan (-),


 Sulit menelan (disfagia) permukaan licin, ukuran
 Menstruasi tidak teratur, bisa telat 2-3 cm
hingga 4 bulan
o Auskultasi pada kelenjar
 Suka berdebar-debar tanpa ada
tiroid  bruit (+)
penyebab
Clinical Reasoning : Diagnosis Banding :
Pemeriksaan penunjang • Tiroiditis
 FT4 7.28 ng/dL (H)
 TSHs < 0.008 µIU/Ml (L)
Rencana Diagnostik :
 Total T3 > 9.00 nmol/L (H)
• Pemeriksaan sero
imunologi FT4, total T3
dan TSH di 4 minggu, 8
minggu dan 12 minggu
setelah mulai terapi
• USG Doppler kelenjar
tiroid setelah 6 bulan
terapi
Rencana Terapi Farmakologis :
 Propylthiourasil (PTU) tab 100 mg 3x/ hari PO
Rencana Terapi Non-farmakologis
• Istirahat yang cukup
• Asupan nutrisi dan cairan yang adekuat
• Hindari konsumsi makanan tinggi iodium (asin-asin)
• Belajar untuk mengontrol stress
• Rujuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang, bagian poli endokrin Anak (atas
permintaan dari orang tua pasien).
Rencana Evaluasi :
• Evaluasi KU, TTV, kesadaran
• Evaluasi kadar hormon tiroid berkala
• Evaluasi perbaikan gejala, respon terapi dan kepatuhan konsumsi obat
• Evaluasi efek samping yang timbul dari pengobatan
Edukasi :
• Jelaskan pada orang tua dan pasien tentang diagnosis, dasar diagnosis,
komplikasi serta prognosis.
• Jelaskan pada orang tua dan pasien tentang pentingnya pengobatan jangka
panjang
• Jelaskan pada orang tua dan pasien tentang pentingnya kepatuhan minum obat
anti tiroid sesuai dosis dan anjuran dokter setiap hari nya.
• Jelaskan pada orang tua dan pasien tentang pentingnya kontrol rutin + 1 minggu
sekali.
• Jelaskan pada orang tua dan pasien tentang efek samping obat yang mungkin
dapat timbul berupa leukopenia dan ruam serta urtikaria
• Menginformasikan kepada orang tua dan pasien mengenai evaluasi terhadap
hormon tiroid pada 4 minggu setelah pengobatan dimulai
• Jelaskan pada orang tua dan pasien untuk diet rendah garam dan belajar
mengontrol stress
• Motivasi pasien dan orang tua tetap dan terus optimis dalam menjalani
pengobatan jangka panjang.
PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
ANALISIS KASUS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai