Anda di halaman 1dari 14

OLEH : AL QADRI

REZKI AMALIAH
A. HAMZAH
NURFITRIANI
Geografi Politik berupaya mencari hubungan antara
konstelasi geografi dengan pendistribusian kekuasaan
(power) serta kewenangan (rights) dan tanggung jawab
(responsibilities) dalam kerangka mencapai tujuan politik
(nasional).

Hal ini disebabkan karena bagaimanapun juga


pendistribusian itu harus ditebarkan pada hamparan
geografi yang memiliki ciri-ciri ataupun watak yang tidak
homogen diseluruh wilayah negara.
Terdapat banyak sekali sistem politik yang
dikembangkan oleh negara negara di dunia antara lain:
1.anarkisme 8.fundamentalisme keagamaan
2.Autoritarian 9.Globalisme
3.Demokrasi 10.Imperalisme
4.Diktatirisme 11.Kapitalisme
5.Fasisme 12.Komunisme
6.Federalism 13.liberalism,
7.feminism, 14.Libertarianisme dss
Dalam Geografi Politik Pemilihan Umum menekankan pada
lingkup pembahasan wilayah (tradisional) dan pendekatan
spasial (perilaku) terhadap pemilihan umum. Disamping
itu dikaji pula Geografi Kampanye dan pengorganisasian
spasial dalam suatu daerah pemilihan serta
penyimpangan Pemilu, akibat kesalahan sistem organisasi
ruang, sehingga penduduk di suatu wilayah tidak memiliki
wakil di parlemen (Jai Singh Yadav. 1996: 9)
the geography of voting, yaitu kajian
pengaruh faktor geografi dalam
yang menjelaskan pola dan sebaran
perolehan suara
suatu hasil pemilu

geografi perwakilan, yaitu mencermati bagaimana


sistem representasi atau sistem pemilu yang dipakai
dalam sebuah wilayah, berdasarkan sistem
proporsional atau distrik, menghasilkan wakil dari
suatu wilayah. Penelitian ini adalah penelitian
geografi politik pemilu
partai politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri
dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat
yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada
pengendalian kekuasaan pemerintah dan bersaing untuk
memperoleh dukungan rakyat dengan beberapa kelompok
lain yang mempunyai pandangan berbeda.
Partai Politik di Indonesia mempunyai sejarah panjang , sejak
sebelum kemerdekaan Indonesia telah mempunyai partai politik
sebagai alat perjuangan

SEPERTI

Partai Nasional Partai Syarikat Islam


Indonesia Indonesia

Partai Indonesia Partai Komunis


Raya Indonesia
Partai Nasional Indonesia

Pada Pemilu I tahun Ada 4 partai Partai NU


1955
Partai Komunis Indonesia
Pemilu tahun 1999. Pemilu ini diikuti oleh 48 partai
politik setelah PDI,PPP dan Golkar Partai
mengalami
Masyumi
perpecahan. Muncullah Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan
Pada pimpinan
Pemilu II Megawati
tahun 1971 tinggal sebagai
10 Partaipemenang pemilu,
yang memenuhi
syarat diikuti
sebagai Partai
pesertaGolkar,PPP,
pemilu setelah Masyumi dan PKI
PAN,PKB,PDS,PKS.
dibubarkan . Partai Nasional Indonesia, Golkar, Partai Ikatan
Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Partai Murba, Partai
Katolik, Partai Kristen Indonesia, Partai NU, Partai Muslimin
Indonesia, Partai Syarikat Islam Indonesia
Sedangkan pada pemuli-pemilu selanjutnya dalam naungan
rezim orde baru partai peserta pemilu tinggal 3 yaitu PDI
(fusi dari PNI,IPKI,MURBA, Parkindo dan Partai Katolik),
Golongan Karya (Golkar) yang identik dengan pegawai negeri
dan tentara, serta PPP (Partai Persatuan Pembangunan)
sebagai fusi partai-partai berbasis Islam.
Konflik Politik pada dasarnya adalah memperebutkan
kekuasaan berlandaskan pada ideology politik yang
diyakini sebagai yang paling benar.
Konflik politik dapat bersifat lokal, misalnya dalam
perebutan kedudukan Ketua Partai. Setiap kali ada
konggres , Muktamar atau Musyawa rah Nasional yang
agendanya pemilihan Ketua Umum Partai, konflik politik
akan mengemuka. Calon-calon ketua akan menggalang
massa dengan membentuk Tim Sukses yang berkampanye
mempengaruhi peserta konggres yang mempunyai hak
suara untuk memilih calon yang diusungnya.
Maka konflik politikpun merebak. Melalui money politic
/politik uang dengan memberikan sejumlah uang dengan
dalih uang transport, uang akomodasi atau uang lelah.
Konflik politik terjadi antar partai kalau sudah
menyangkut keputusan-keputusan politik (seperti
penentuan angka ambang batas suara dalam pemilu),
PDIP menghendaki 5%, Partai Demokrat dan Golkar 4%,
PKS 3% dan lainnya menginginkan tetap 2,5%. Ruang
Sidang DPR ramai dengan debat antar anggota dari
masing-masing partai yang mengusulkan aspirasinya.
Konflik-konflik politik muncul pula di dalam Negara
seperti kasus Aceh dan Papua di Indonesia, kasus Tibet
di Cina, kasus Sudan Selatan di Sudan , kasus Basque di
Spanyol , kasus Taliban di Afghanistan. Konflik antar
Negara sampai kini masih dirasakan sebagai ancaman
bagi dunia yaitu Perang Korea yang melibatkan Korea
Utara (Negara komunis) dengan Korea Selatan (Negara
republik), konflik Israel dengan Palestina, konflik
kepulauan Spratley yang melibatkan
Cina,Vietnam,Brunei,Malaysia,Philipina dan Taiwan,
konflik perbatasan Thailand dengan Kamboja.
Sebagai Negara yang memilih demokrasi maka Indonesia
akan tetap memerlukan partai politik. Partai politik
menjadi alat demokrasi yang syah. Ibaratnya suatu
pertandingan memperebutkan kekuasaan maka demokrasi
mensyaratkan adanya pemilihan umum sebagai wujud
kekuasaan rakyat, cara bermain yang diatur dalam
perundang-undangan dan partai politik sebagai pemain
nya.
Partai politiklah yang berhak mendudukkan calonnya
menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Majelis
Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah.
Ketiga lembaga politik itu menentukan nasib bangsa
Indonesia untuk lima tahun kedepan, karena siklus pemilu
adalah lima tahunan.
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai