Anda di halaman 1dari 12

REFARAT

SINDROM NEFROTIK

FITRIANI DANISHA 102117098


WIDYA RAHMI FATMA 102117018

Pembimbing :
dr. Irfan Indra, M.Ked (Ped), Sp.A

KKS ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
RSUD Dr. RM. DJOELHAM BINJAI
2018
DEFINISI
• Suatu kompleks klinis yang mencakup proteinuria ma
ssif, dengan pengeluaran protein didalam urine 3,5
gr atau lebih perhari, hipoalbuminemia dengan kadar
albumin plasma kurang dari 3gr/dl, edema
generalisata yaitu gambaran klinis yang paling
mencolok serta hiperlipidemia dan lipiduria
EPIDEMIOLOGI
• Sindrom nefrotik (SN) pada anak merupakan penyakit ginjal
anak yang paling sering ditemukan. Insidens SN pada anak
dalam kepustakaan di Amerika Serikat dan Inggris adalah 2-7
kasus baru per 100.000 anak per tahun,1 dengan prevalensi
berkisar 12 – 16 kasus per 100.000 anak. Di negara
berkembang insidensnya lebih tinggi. Di Indonesia dilaporkan
6 per 100.000 per tahun pada anak berusia kurang dari 14
tahun. Perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2:1
ETIOLOGI
• Etiologi SN dibagi 3 yaitu kongenital,
primer/idiopatik (75-80%), dan sekunder
mengikuti penyakit sistemik, antara lain lupus
eritematosus sistemik (LES), purpura Henoch
Schonlein, dan lain-lain.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama yang ditemukan adalah :
• Edema anasarka.
• Pada awalnya dijumpai edema terutamanya jelas
pada kaki, namun dapat juga pada daerah
periorbital, skrotum atau labia. Bisa juga terjadi
asites dan efusi pleura. Akhirnya sembab menjadi
menyeluruh dan masif (anasarka).
• Proteinuria> 0,05 g/kg BB/hari pada anak – anak.
• Hipoalbuminemia < 20-30 mg/dl. iv.
Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia >
200mg/dl.
Penegakan Diagnosa
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• KU : Os datang dengan • Edema di palpebra, pretibia,
mengeluhkan adanya asites, dyspneu
pembengkakan di daerah
mata, tungkai, perut,
seluruh tubuh, sesak nafas,
demam.
Penegakan Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
• Proteinuria : 5
mg/kgBB/hari (Dipstick test
2+ )
• Hipoalbuminemia <2.5 g/dL
• Hiperkolesterolemia
>250mg/dL
Penatalaksanaan
Kortikosteroid ( Prednison/ SN Sering Relaps / Dependen
Prednisolon) Steroid
SN Sensitif Steroid - Pengobatan Steroid Jangka
- 4 minggu full doses panjang + steroid sparing
agents (Siklofosfamid)
(2mg/kgBB/hari) + 4 minggu
alternating doses
(1.5mg/kgBB/hari). - Sering Relaps
Prednison Full doses ( min 2
minggu) hingga Remisi di
lanjutkan CPA oral (
2mg/kgBB/hari) + alternating
doses selama 8 minggu.
Penatalaksanaan
Kortikosteroid Kortikosteroid
• - Dependen Steroid - Resisten Steroid
Prednison Full doses ( min 2 a. Siklofosfamid
minggu) hingga Remisi di Prednison alternating doses
tappering off + CPA oral selama 6
lanjutkan CPA oral + bulan
alternating doses selama 12 b. Kalsineurin inhibitor
minggu. Diberikan selama 6 bulan +
kortikosteroid dosis rendah.
Apabila terjadi remisi dapat
dilanjutkan 6 bulan lagi.
c. Mikofenolat mofetil
Penatalaksanaan
Obat non-imunosupresif untuk
KontraIndikasi Steroid mengurangi proteinuria
• CPA Oral : 2-3 mg/kgBB/hari • - Captopril 0.3 mg/kgBB. 3x
selama 8 minggu sehari
Penatalaksanaan Komplikasi SN

Komplikasi
SN

Efek
Trombo Hipokal sampi
Infeksi Hiperlipi Hipovo
sis semia Hipert ng
demia lemia ensi Steroi
d
Antibiotik Heparin Suplementasi
subkutan + kalsium
Warfarin Diit lemak Infus
NaCl ACE - Nafsu
inhibitor makan >
- Gejala
chusingoid
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai