Anda di halaman 1dari 33

ABSES PERIANAL

Pemb. Klinik : dr. Roberthy David Maelissa, Sp. B, FINACS


Oleh : Siti Innas Stassia
Pendahuluan
• Abses perianal merupakan jenis abses anorektal yang paling sering ditemukan.

• Abses perianal disebabkan oleh radang ruang pararektum akibat infeksi kuman usus.
Umumnya, pintu infeksi terdapat dikelenjar rektum di kripta antar kolumna rektum.
Penyebab lain ialah infeksi dari kulit anus, hematom, fisura anus, dan skleroterapi.

• Puncak terjadinya abses anorektal adalah pada decade ketiga dan keempat kehidupan. Pria
lebih sering terkena daripada wanita, dimana kondisi ini lebih didominasi oleh pria dengan
perbandingan 2:1 hingga 3:1
Anatomi
Vaskularisasi kanalis analis dan rectum
Definisi

Abses perianal merupakan infeksi jaringan lunak di sekitar kanalis analis,

dengan pembentukan rongga abses. Abses perianal adalah abses anorektal

yang sederhana dan merupakan manifestasi akut dimana pada keadaan ini

menghasilkan bahan purulen dari kelenjar kripta pada anus ataupun rektum.
Epidemiologi
– Puncak terjadinya abses anorektal adalah pada dekade ketiga dan keempat kehidupan.

– Berdasarkan data statistik internasional dan amerika serikat, sekitar 30% dari pasien dengan
abses perianal/anorektal melaporkan riwayat abses serupa baik yang diterapi melalui
intervensi bedah atapun sembuh secara spontan.

– Insiden pembentukan abses tampaknya lebih tinggi pada musim semi dan musim panas,
sedangkan dari segi dengan usia dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan yang jelas
pada kejadian abses perianal
Etiologi

Bakteri aerobik Bakteri anaerobik


– Escherichia coli, – Bacteroides
– Proteus vulgaris, – Peptostreptococcus
– Staphylococcus aureus,
– Streptococcus.
Manifestasi klinik

Nyeri di sekitar anus, kulit perianal, terutama bila


duduk atau berjalan

Gejala sistemik : demam

Tidak ada gangguan defekasi

Mungkin nyeri perut bawah pada abses yang letaknya


profunda
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan laboratorium
• Nyeri di sekitar anus, kulit • Gejala lokal tergantung letaknya
• DR
perianal, terutama bila duduk • Pada abses yang superfisial • Pemeriksaan radiologi
• USG
atau berjalan (perianal) tampak bengkak,
• CT-SCAN
• Gejala sistemik : demam indurasi, kemerahan, panas, • MRI
dan nyeri
• Tidak ada gangguan defekasi
• Pada abses yang profunda
• Mungkin nyeri perut bawah
dengan colok dubur/vaginal
pada abses yang letaknya
atau bimanual, letak abses
profunda
dapat ditentukan.
Pemeriksaan radiologi

Gambaran USG pada abses perianal MRI pada abses perianal Gambaran CT scan pada abses
perianal
Tatalaksana

– Penanganan abses terdiri dari penyaliran. Umumnya, sudah terjadi


pernanahan sewaktu penderita datang. Pemberian antibiotik kurang berguna
karena efeknya hanya untuk waktu terbatas dan menimbulkan risiko
penyamaran keluhan dan tanda. Rendam duduk dan analgesik merupakan
terapi paliatif. Umumnya setelah perforasi spontan atau insisi abses untuk
disalirkan, akan terbentuk fistel
PROGNOSIS KOMPLIKASI

– Secara keseluruhan, angka kematian Sekitar duapertiga pasien dengan abses

dari abses anorektal cukup rendah. perianal yang dilakukan insisi drainase atau
drainase spontan akan berkembang menjadi
Berdasarkan data menunjukkan bahwa
fistula anal kronik. Setelah pembentukan
pembentukan abses terulang sekitar
fistula, beberapa komplikasi dapat
10% pada pasien, dan menjadi kronik
berkembang setelah operasi.
yakni fistula anorektal sebanyak 50%.
Laporan kasus
Identitas pasien
– Nama : Tn. R.U
– Jenis kelamin : laki-laki
– Tanggal lahir/Usia : 05 Mei 1955/ 61 tahun
– Alamat : Ds. Wani Dua, Kec. Tanantovea
– Pekerjaan : Wiraswasta
– Agama : Islam
– Masuk R.S : 1 November 2016
– Tanggal pemeriksaan : 19 Desember 2016
– Ruangan : Seroja
Anamnesis
– Keluhan utama : luka pada bokong

– Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan terdapat luka pada bokong yang sudah dialami kurang
lebih 3 minggu sebelum pasien masuk rumah sakit. Awalnya luka berupa benjolan seperti jerawat
yang berukuran kurang lebih 1 x 1 cm, lama-kelamaan benjolan tersebut membesar, berisi nanah
lalu pecah dan kemudian menjadi luka yang luas. Pasien mengatakan benjolan terkadang
mengeluarkan darah dan nanah. Saat ini luka terasa gatal, nyeri, panas, dan tampak merah
kehitaman. Pasien merasa tidak nyaman untuk duduk, sehingga pasien hanya bisa berbaring. Saat
BAB pasien merasa nyeri, dan BAB tidak ada darah. Untuk BAK biasa. Pasien sempat mengalami
demam 2 hari sebelum masuk R.S. Pasien juga mengatakan badannya terasa lemas dan tidak napsu
makan selama dirawat di rumah sakit.
Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu: – Riwayat alergi :
Pasien sebelumnya pernah mengalami bisul Pasien tidak memiliki riwayat alergi
pada area bokong sekitar 2 tahun lalu, namun
tidak separah saat ini.
– Riwayat pengobatan :
Pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus yang
diketahui sekitar 20 tahun dan pasien Pasien biasanya mengkonsumsi obat
terkadang mengontrol di puskesmas. metformin

Riwayat penyakit keluarga:


Tidak terdapat anggota keluarga lain yang
mengeluhkan penyakit yang sama
Pemeriksaan Fisik

– Keadaan Umum : sakit sedang – Pengukuran Tanda vital :


– Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6 – Tekanan darah : 120/70 mmHg
– Nadi : 86 x/menit, reguler
– Berat badan : 61 kg – Suhu : 36,8 °C
– Tinggi badan : 171 cm – Respirasi : 20 x/menit
– IMT : 21,1 kg/m
Pemeriksaan fisik
Kepala Leher :
– Wajah : tampak lemas – Kelenjar GB : pembesaran (-)
– Deformitas : (-) – Tiroid : pembesaran (-)
– Bentuk : Normocephal – JVP : peningkatan (-)
– Massa lain : (-)
Mata
– Konjungtiva : anemis (-/-)
– Sklera : ikterik (-/-)
– Pupil : isokor ± 2,5 mm/2,5mm
– Mulut : sianosis (-/-)
Pemeriksaan fisik
Dinding dada/paru : – Jantung :
– Inspeksi : Ictus cordis tak terlihat
– Inspeksi : Bentuk simetris bilateral
– Palpasi : Ictus cordis teraba, kuat
– Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan angkat
kanan sama
– Perkusi :
– Perkusi : Sonor (+/+) Batas atas : ICS II linea parasternalis
– Auskultasi : vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), sinistra
Wheezing (-/-) Batas kanan : ICS V linea parasternalis
dextra
Batas kiri : ICS V lina midclavicula
sinistra
– Auskultasi : S1 S2 (+), gallop (-),
Murmur (-)
Pemeriksaan fisik

– Abdomen – Ekstremitas : akral hangat +/+,


– Inspeksi : Tampak datar edema (-/-),

– Auskultasi : Bising usus (+) kesan


normal – Genitalia : tampak pembengkakan
– Perkusi : Timpani pada scrotum

– Palpasi : Nyeri tekan regio


epigastrium, suprapubik
organomegali (-)
Status lokalisasi
Pemeriksaan penunjang
– Darah rutin Kimia darah
Creatinin : 1,20 mg/dl
– WBC : 30,5 x 103/mm3 Urea : 42,3 mg/dl
– RBC : 3,03 x 106/mm3
GDS
– HB : 8,9 g/dL (13/12/2016) : 169 mg/dl
(7/12/2016) : 148,8 mg/dl
– HCT : 26,1 %
(6/12/2016) : 170 mg/dl
– PLT : 549 103/mm3 (5/12/2016) : 86 mg/dl
Pemeriksaan penunjang

Urinalisis
– Leukosi : (+1) (-) negative
– Eritrosit : (+3)  negative
– Sedimen :
Leukosit : (+) penuh
Eritrosit : (+) penuh
Resume
Pasien laki-laki 61 tahun masuk dengan keluhan luka pada bagian bokong yang dialami sekitar 3
minggu sebelum masuk R.S. Awalnya luka tersebut berupa benjolan yang berukuran 1 x 1 cm,
kemudian luka semakin luas dan berisi nanah serta tampak kemerahan. Saat ini luka terasa nyeri,
gatal, dan panas. Pasien tidak bisa duduk. Saat BAB pasien merasa nyeri. BAK biasa. Pasien
memiliki riawayat diabetes mellitus sudah dialami sekitar 20 tahun dan terkadang mengontrol
dipuskesmas dengan mengkonsumsi metformin. Pada pemeriksaan fisik : 120/70 mmHg, Nadi :
86x/menit, suhu : 36,8°C, pernapasan : 20x/menit. Status lokalisasi : tampak ulser berukuran 15 x
15 x 10cm, eritema (+), terdapat pus. Palpasi nyeri tekan (+), teraba hangat. Pada pemeriksaan
laboratorium : WBC: 30,5 x 103/mm3, (13/12/2016) : 169 mg/dl.
Diagnosis kerja : abses prianal + ISK

Penatalaksanaan :
Farmakologi :
– RL 20 Tpm Non-farmakologi :
– Cefobactam 1 – Mengontrol diet
gr/12j/iv – Debridement
– Ketorolac amp/12j/iv
– Ranitidine amp/12j/iv
– Metronidazol drips
– Novorapid 6-6-6

Prognosis : dubia ad malam


Laporan operasi

 Baring pasien dengan posisi litotomi, dibawah anastesi total intravena anatesion
(TIVA)
 Melakukan disinfektan pada lapangan operasi
 Persempit lapangan operasi dengan duk steril
 Melakukan debridement pada luka operasi
 Bersihkan luka operasi dan tutup luka dengan kasa lembab
 Operasi selesai
Follow up
29 desember 2016 30 desember 2016 31 desember 2016

– S : nyeri pada bokong (+), – S : nyeri pada bokong (+) S : K.U baik

demam O : TD 160/100, N 82x/m, R


– O : TD 150/90, N 80x/m, R:
20x/m, S: 36,6 C, 18x/m, S 36,5C, GDS: 258
– O : TD 130/80, N 80x/m, R:
GDS 141 A : abses perianal post
20x/m, S: 37,8 C, GDS:
debridement H.1
141 – A : abses perianal
P : amlodipin, 1-0-0,
– A : abses perianal – P : amlodipin, 1-0-0, candesartan 8 mg 0-0-1,
candesartan 8 mg 0-0-1, metformin 3x500,
– P : novorapid 4-4-4 levemir novorapid 8-8-8
metformin 3x500, Cefobactam 1 gr/12j/iv
0-0-10
novorapid 8-8-8 Ketorolac amp/12j/iv
Ranitidine amp/12j/iv
Metronidazol drips
Follow up
1 januari 2017 2 januari 2017 4 januari 2017
S : Nyeri perut, nyeri pada
– S : sakit perut, kembung, nyeri – S : Nyeri perut, nyeri pada bokong, nyeri pada lubang
pada bokong bokong kemaluan
– O : TD 130/80, N 88x/m, R – O : TD 130/70 mmHg, N : O : TD 130/70 mmHg, N : 84x/m, R :
22x/m, S : 36,9 C
21x/m, S 36,7 C 84x/m, R : 22x/m, S :
A : abses perianal post
36,9 C debridement H.4
– A : abses perianal post
debridement H.2 – A : abses perianal post P : amlodipin 1-0-0, candesartan
debridement H.3 8 mg 0-0-1, metformin 3x500,
– P : amlodipin, 1-0-0, novorapid 8-8-8
candesartan 8 mg 0-0-1, – P : amlodipin 1-0-0, Cefobactam 1 gr/12j/iv
metformin 3x500, candesartan 8 mg 0-0-1,metformin Ketorolac amp/12j/iv
novorapid 8-8-8, Cefobactam 3x500, novorapid 8-8-8, Ranitidine amp/12j/iv
1 gr/12j/iv, Ketorolac Cefobactam 1 gr/12j/iv, Ketorolac Metronidazol drips
amp/12j/iv, Ranitidine amp/12j/iv, Ranitidine amp/12j/iv,
amp/12j/iv, Metronidazol drips Metronidazol drips
Follow up
5 januari 2017 Kamis, 6 januari 2017
– S : sesak (+), nyeri pada – Pasien meninggal
kemaluan
– O : TD 90/60 mmHg, N :
78x/m, R : 26x/m, S : 37,9
– A : abses perianal post
debridement H.5
P : amlodipin 1-0-0, candesartan
8 mg 0-0-1, metformin 3x500,
novorapid 8-8-8, Cefobactam
1 gr/12j/iv, Ketorolac
amp/12j/iv, Ranitidine
amp/12j/ivMetronidazol drips
Pembahasan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai