Anda di halaman 1dari 17

TRAUMA BLADDER

ABDUL AZIS
Universitas Muslim Indonesia
6 Oktober 2015

Makassar
TRAUMA BLADDER
Etiologi: trauma tumpul, trauma penetrasi, iatrogenic
surgical, ruptur spontan.
Trauma tumpul buli : kecelakaan kecepatan tinggi,
jatuh, crush injury
Ruptur spontan --> riwayat neurophatic disesase,
penyakit buli sebelumnya, operasi urologi sebelumnya
Klasifikasi : intraperitoneal, extraperitoneal (paling
banyak), atau kombinasi
60 – 90 % trauma buli dengan fraktur pelvis
Iatrogenik paling sering pada operasi ginekologi, lalu
bedah umum dan urologi
TRAUMA BLADDER
1. Trauma tumpul :

 Kontusi buli-buli

 Ruptur buli ekstraperitoneal

 Ruptur buli intraperitoneal

2. Trauma tajam (penetrating bladder injury)

 Luka tembak

 Luka tusuk

 Iatrogenik / instrumentasi
TRAUMA BLADDER
DIAGNOSTIK

Trauma ekstraperitoneal biasanya berhubungan dengan fraktur pelvis (95%)

Trauma intraperitoneal paling sering karena penetrasi atau dome buli pecah
oleh tabrakan langsung saat buli penuh --> ruptur fundus

Gejala utama : hematuri (5-15% non-visible haematuri)

Trauma perut bawah, abdominal tenderness, sulit kencing, jejas suprapubik,


distensi abdomen, infiltrat urin perivesika

10 - 29% terjadi ruptur uretra

Retrograde Sistografi (konvensional atau CT)  350 ml cairan kontras

Sistoskopi : intraoperative bladder injuries


7/10/2018
TRAUMA BLADDER
PENCITRAAN

Indikasi absolut sistografi : gross hematuri dengan fraktur pelvis --> 29%
ruptur buli; trauma penetrasi pada bokong, pelvis, dan lower abdomen.

Indikasi relatif sistografi : gross hematuri tanpa fraktur pelvis, mikrohematuri


dengan fraktur pelvis.

Retrograde Sistografi (konvensional atau CT)  350 ml cairan kontras -->


ekstravasasi kontras pada pelvis (ekstraperitoneal ruptur), pada usus dan
peritoneum bawah (intrapritoneal)

CT systography

Sistoskopi : intraoperative bladder injuries


7/10/2018
7/10/2018
TRAUMA BLADDER
Tes Buli-buli

Buli diisi PZ 300 – 400 cc kemudian dikeluarkan lagi :

• Tetap : tidak ada kebocoran

• Menurun: terdapat kebocoran


7/10/2018
TRAUMA BLADDER
TERAPI
Konservatif : perforasi kecil, uncomplicated,
iatrogenic intraperitoneal, perforasi tumpul
extraperitoneal, tanpa ileus dan peritonitis.
Surgical Repair : perforasi besar, penetrating
injury, blunt intraperitoneal injury, intra-operative
recognised injury, mengenai bladder neck,
berhubungan dengan trauma rektum dan dinding
buli
TRAUMA BLADDER
TERAPI

Manajemen konservatif :

- pasang kateter besar (22 Fr) 14 hari --> sistografi untuk memastikan

penyembuhan komplit.

- antibiotik minimal seminggu --> mencegah infeksi oleh hematom pelvis

Sistografi dilakukan 7 - 10 hari setelah repair buli


7/10/2018
Prinsip Terapi
 Diversi urin harus adekuat
 Drainase urin dari perivesikel area
 Jahit ruptur buli-buli
 Pada ruptur intraperitoneal :
 Eksplorasi laparotomi
 Bladder repair
 Pasang drain cavum retzii
 Pada ruptur ekstraperitoneal :
 Konservatif : pasang DK 7 - 10 hari
 Infiltrat urin bertambah : eksplorasi -->
mencegah fistel, abses, prolonged leak
7/10/2018
TRAUMA BLADDER
KOMPLIKASI

Trauma buli yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan asidosis, azotemia,


demam dan sepsis, low urine ourput, peritonitis, ileus, asites urine, sulit
bernapas.

Trauma bladder neck, vagina, dan rektal yg bersama ruptur buli yang tidak
terdeteksi --> inkontinensia, fistel, striktur, delayed major reconstrucsion yg
sulit.

fraktur pelvis berat --> neurologic injury sementara/permanen, sulit kencing

Anda mungkin juga menyukai