Anda di halaman 1dari 31

PENYAKIT MENIERE

Oleh: Dodi Maulana, S.Ked

Pembimbing: dr. Sri Handayani, Sp.S


SEJARAH

 1861 ditemukan oleh dokter asal Perancis, Prosper


Meniere menggambarkan gangguan pada telinga
dalam dengan gejala: vertigo, tinnitus, dan
penurunan pendengaran fluktuatif
 1938 Hallpike dan Caim menemukan hidrops
endolimfa di tulang temporal pasien
Anatomi Telinga
Telinga Dalam
Telinga Tengah (tulang-
Tulang pendengaran)
Fisiologi Pendengaran
Fisiologi Keseimbangan
PENYAKIT MENIERE
Penyakit Meniere

 Suatu sindrom yang terdiri dari:


1. Vertigo
2. Tinnitus
3. Gangguan pendengaran fluktuatif
4. Rasa penuh di telinga
 Akibat dari hidrops endolimfa pada koklea dan
vestibulum
Epidemiologi

 Merupakan penyebab terbanyak vertigo pada


telinga bagian dalam
 Rata-rata usia pasien 40 tahun usia pasien banyak
pada 20-60 tahun
 Jumlah Laki-laki:Perempuan
 Kulit putih >>>
Faktor Risiko

 riwayat alergi,
 merokok, stres,
 kelelahan,
 alkoholisme,
 dan pasien yang rutin mengonsumsi aspirin.
Etiologi

 ???
 Gangguan biokimia cairan endolimfa
dan gangguan klinik pada membran
labirin
 Diduga terkait faktor:
 Anatomi sakus endolimfatikus lebih
kecil, lebih sedikit epitel tubular
absorbtif,duktus vestibularis lebih kecil
Infeksi

Imunologi

Alergi

Genetik mutasi gen COCH


Patofisiologi

Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang timbul


diduga disebabkan oleh :
1. Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri,
2. Berkurangnya tekanan osmotik didalam kapiler,
3. Meningkatknya tekanan osmotik ruang ekstrakapiler,
4. Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat,
sehingga terjadi penimbunan cairan endolimfa
Pembesaran skala media. Membran Reissner
tampak teregang hingga ke tempat
perlekatannya pada dinding posterior koklea
Gejala Klinis

 Trias
1. Vertigo
2. Tinnitus
3. Tuli sensorineural terutama nada rendah (fluktuatif)
 Serangan pertama sangat berat, yaitu vertigo disertai muntah
 Serangan selanjutnya tambah ringan
Diagnosis
Diagnosis banding

 Seperti tumor N.VIII,


 Sklerosis multiple,
 Neuritis vestibuler atau
 Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (VPPJ).
tumor N.VIII, Sklerosis Neuritis BPPV
multiple vestibuler

Vertigo Progresif Periodik, Tidak Tiba2, karena


intensitas periodik, brubah posisi
sama setiap vertigo kepala, berat
serangan lama-lama (mual
hilang muntah)
Diagnosis

 Pemeriksaan fisik diperlukan hanya untuk menguatkan


diagnosis penyakit ini. Bila dalam anamnesis terdapat riwayat
fluktuasi pendengaran, sedangkan pada pemeriksaan
pendengaran terdapat tuli sensorineural, maka kita sudah
dapat mendiagnosis penyakit Meniere, sebab tidak ada
penyakit lain yang bisa menyebabkan adanya perbaikan
dalam tuli sensorineural, kecuali pada penyakit Meniere.
 Pemeriksaan tes gliserin: untuk tau adanya hidrops endolimfa
 Tes garputala (rinne, webber, swabach)
AAO-HNS (1995)
American Academy of
Otolaryngology—Head and Neck

Surgery
Sangat Pasti
 Diagnosa pasti + histopatologi
 Pasti
 ≥2 episode vertigo ≥20 menit setiap serangan
 Tinitus dan rasa penuh pada telinga
 Kemungkinan besar
 1 episode vertigo
 Audiometri: kehilangan pendengaran
 Tinitus dan rasa penuh pada telinga
 Kemungkinan kecil
 Episodik vertigo tanpa kehilangan pendengaran
 Tuli sensorineural, fluktuatif atau menetap, dengan disertai gangguan
keseimbangan tapi tanpa episode yang jelas
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan audiometri
 Elektronistagmografi (ENG) dan tes keseimbangan
 Elektrokokhleografi (ECOG)
Tatalaksana
Non farmakologis

 Pengaturan diet dengan meretriksi konsumsi natrium


seperti garam (≤1500 mg/hari), serta caffeine,
nikotin, rokok, alkohol, dan makanan dengan
kandungan tinggi theophyllin (chocolate), dapat
mengurangi gejala.
 Selama serangan akut dianjurkan untuk berbaring
di tempat yang keras, jangan banyak bergerak
 Rehabilitasi
1. Terapi rehabilitasi pada penyakit meniere tak
bermakna karena kelainan terjadi bukan akibat
lepasnya otolit melainkan hidrops pada endolimfa
Farmakologis

 Supresan vestibuler

Antagonis reseptor H1

o Dimenhidrinat 50-100 mg PO/IV/IM setiap 4-6 jam, jangan


melebihi 400 mg/hari

 Benzodiazepin
- Lorazepam 2 x 0,5 mg;
- Klonazepam 2 x 0,5 mg;
- Diazepam 2 x 2 mg PO.
 Antimimetik
- Metrokloperamid 3 x 10 mg PO atau 10 mg IM;
- Odansetron 3 x 4-8 jam PO atau 1 x 32 mg IV;

• Diuretik
o Hidroklorotiazid 12,5-50mg PO per hari;

o Steroid
 Untuk serangan akut diberikan metilprednisolon IM/IV dilanjutkan prednisone 1
mg/kg PO per hari selama 10-14 hari lalu diturunkan selama bertahap;

 Dapat diberikan PO,IM, atau transtympani;


 Steroid transtympani, lebih baik dibandingkan steroid oral yang memiliki efek sistemik.
Penatalaksanaan Bedah

 Dekompresi sakus endolimfatikus


 Labirinektomi
 Neurektomi vestibuler
 Labirinektomi dengan zat kimia
 Endolimfe shunt
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai