Anda di halaman 1dari 39

SENI

DALAM PANDANGAN
ISLAM
Oleh
DJUNAIDI ISHAK
Wakil Rektor IV UMMU dan Dosen AIK
PENDAHULUAN
• Banyakyat di daam Al-Qur’an mengisyaratkan
kepada kita utuk menyaksikan berbagai keindahan
alam yang terbentang di muka bumi dan langit
karya Sang Khalik.
• Dialah yang mendesain alam secara mendetail
dengan garis-garis, lekukan, bidang, dan lingkaran.
• Kindahan laut yang membiru dengan suara
gemuruh ombaknya yang me-nari2 mengikuti
irama gelombang yang bergemuruh secara ritmis,
gemericiknya riak air menepis pantai, semuanya
menciptakan keindahan.
Lanjutan......
• Pantai pantasi pasir putih yang luas
dan membujur sepanjang mata
memandang diterjang ombak,
menerbitkan rasa keindahan.
• Lembah dan ngarai di dataran
pegunungan, sementara di kejauhan
terlihat hamparan awan permadani.
Lanjutan………..
• Begitu indah dan mempesona alam semesta
ciptaan Allah Swt, membangkitkan persaan
keindahan (estetis) bagi setiap mata yang
memandang
• Keindahan alam ciptaan Allah sedemikian
agung, tidak tertandingi oleh lukisan
mahakarya seorang Maestro sekalipun
sekaliber: Pichasso, Van Gogh, Raden Saleh,
Basuki Abdullah, bahkwan Affandi.
Lanjutan………………..
* Keindahan alam ciptaan Allah sedemikian agung,
tidak tertandingi oleh lukisan mahakarya seorang
Maestro sekalipun sekaliber: Pichasso, Van Gogh,
Raden Saleh, Basuki Abdullah, bahkwan Affandi.
Bukanlah Allah Swt berfirman :
“(Dia) yang membuat segala sesuatu yang Dia
ciptakan dengan sebaik-baiknya” (QS. Al-
Sajadah/32:7)
“ Sesungguhnya Allah itu Maha indah dan (Dia)
menyukai keindahan” (HR. Muslim).
ISLAM MENDORONG KREASI SENI
• Sesungguhnya Islam menghidupkan dan
membangkitkan rasa keindahan
(estetis)dengan mendorong kita untuk
berkreasi seni.
• Namun, kreasi seni mesti memenuhi syarat-
syarat tertentu dan yang utama adalah unsur
yang menjadikan karya seni itu:
a. Memberi manfaat,
b. Bukan sebaliknya mendatangkan madharat
(kerugian).
Lanjutan......
• Jadi Islam kreasi seni yang :
a. Membangun,
b. Mencerahkan batin (konstruktif)
dari aspek moral spiritual.
c. Bukan merusak (destruktif) dari
sisi mental kehidupan manusia.
Lanjutan……….
• Sejak lama Islam melahirkan aneka
ragam karya seni yang mampu
mencerahkan peradabannya yang
unik dan khas, yang berbeda dengan
peradaban lainnya. Misalnya :
1. Seni kaligrafi yang menghiasi
rumah dan/atau kitab suci Al-Qur’an,
Lanjutan......
2. Sastra (syair),
3. Arsitektur khas Islam,
4. Ornamen dan ukiran yang banyak
menghiasi masjid, keraton, pintu
gedung/rumah ,
5. gagang pedang,
6. Bejana-bejana yang terbuat dari kuningan,
emas, perak, dll.
DEFENISI BERSENI
• Seni berkaitan erat dengan keindahan/
estetika, yakni ilmu tentang keindahan,
hal-hal yang indah secara umum.
• Estetika dari bahasa Yunani aisthetika
adalah hal-hal yang dapat dicerap dengan
pancaindera, atau aistheis ‘ perasaan atau
sensitivitas’ (Gie, 1983:15; Anwar, 1985:9).
• Sesuatu yang indah adalah kenikmatan
yang tak habis-habis, dan kecantikannya
selalu bertambah.
Lanjutan......
• Al-Gazali (dalam Jabbar, 1988: 8-9)
menyatakan, bahwa pencerapan keindahan
adalah kenikmatan dalam dirinya dan dicintai
karena keindahan serta bukan hal-hal lain
di luarnya.
• Keindahan erat sekali hubungannya dengan
selera perasaan dan citarasa (taste).
Kita merasakan keindahan-keindahan itu
dan menikmatinya.
Lanjutan……………….
• Seni atau keindahan adalah penjelmaan
dari rasa keindahan dan keterharuan
yang ada dalam diri manusia untuk
kesejahteraan hidup.
• Rasa disusun dan dinyatakan
oleh pikiran sehingga menjadi bentuk
yang dapat disalurkan, diindra,
dan dimiliki.
Lanjutan…………
• Dalam pengertian lain, kesenian
adalah segala sesuatu yang
membangkitkan rasa keindahan
(estetis) dan yang diciptakan
untuk membangkitkan persaan-
perasaan keindahan tersebut
(Idris, 1983:91).
Lanjutan.....
* Dengan kalimat lain, segala
gubahan manusia yang indah
dan dapat membangkitkan rasa
keindahan, baik berbentuk
tulisan, gerakan, suara, goresan,
ataupun bentuk lainnya,
termasuk kesenian.
Lanjutan……….
• Oleh karena itu, penjelmaan rasa keindahan
(esetetis) dapat berupa seni suara (nyanyian
dan musik), seni sastra (puisi, prosa, dan
drama), seni lukis (lukisan), seni ukir (kayu),
seni pahat (batu), seni tari (tarian, balet,
dance), seni teater ‘acting’ (drama, pantomim,
opera, sendratari, wayang orang, kethoprak,
ludruk, film, dll), ornamen, dan kaligrafi.
Semua itu termasuk karya seni.
Lanjutan.....
• Dengan demikian berseni atau
tepatnya berkarya seni adalah
mengekspresikan perasaan
dan pikiran melalui proses kreatif
dengan daya imajinasi ke dalam
bentuk karya yang indah
atau karya seni.
Lanjutan......
Adapun Kesenian merupakan bagian
dari kehidupan dan kehidupan
merupakan nikmat Tuhan, maka
tidak mungkin diharamkan Tuhan
(Idris, 1983; lihat Anshari,1986:154).
Arinta, seni atau berseni itu dapat
dibenarkan, atau boleh-boleh saja.
Lanjutan……………..
• Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Musa,
“sesungguhnya kamu telah diberi seruling, dari
seruling-seruling keluarga Daud” (HR. Bukhari,
Termidzi).
• Juga Rasulullah SAW tidak menampakkan sikap tidak
senang ketika beliau melewati sekelompok orang yang
sedang menari, bahkan Beliau bersabda: ‘Menarilah
dengan sebaik-baiknya wahai Bani Arfidah, agar
orang-orang Yahudi dan Nashrani dapat menyaksikan,
bahwa agama kita sesungguhnya memberi
keleluasaan”.
Lanjutan……………
• Adapun mengenai adanya larangan dari
sebagian ulama dalam menciptakan
patung ataupun lukisan, maka
sebenarnya jika kita mencermati ayat-
ayat Al-Qur’an mengenai berhala dan
penyembahannya kita akan menemukan,
bahwa larangan itu ditujukan langsung
terhadap perbuatan syirik yakni
penyembahan berhala yang
mempertuhankannya di samping Allah
saat itu (lihat asbabun nuzulnya
QS. Al-An’am/6: 74; QS. Maryam/19: 42).
Lanjutan.....
Dengan kata lain, menciptakan
karya seni berupa patung
(baik dari kayu, perunggu, emas,
maupun batu) ataupun lukisan,
sepanjang tidak dimaksudkan
untuk disembah, maka hukumnya
sama seperti karya seni yang lain
dapat dibenarkan.
CARA MENGEKSPRESIKAN SENI
• Berdasarka deskpresi di atas, maka tidak syak
lagi bahwa seni merupakan persoalan yang
sangat penting dan mendasar bagi manusia.
Karena itu, ia berhubungan dengan perasaan
dan emosi masyarakat. Ia juga membangun
kecenderungan, selera, dan orientasi
kejiwaan masyarakat dengan berbagai
instrumen/perangkat yang dapat didengar
dibaca, dilihat, dirasakan, dan direnungkan.
Lanjutan......
Seni, tidak ubahnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
dapat dipergunakan untuk maksud kebaikan dan
pembangunan (konstruktif), dapat pula dipakai untuk
maksud kejahatan dan perusakan (destruktif).
Jadi, seni dapat menjadi wahana untuk
mengekspresikan hasil kreativitas yang pada gilirannya
dapat semakin mendekatkan sang seniman dan
penikmatnya kepada Tuhan. Namun, dapat pula
berseni jika tidak hati-hati, tanpa disadari atau tidak
disadari dapat menjadi media untuk menuangkan hasil
kretivitasnya dalam bentuk karya seni yang dapat
membuat sang seniman dan penikmatnya semakin
jauh dari Tuhan. (Imron A,M., 1998).
HUKUM BERSENI
• Berangkan dari fungsi seni sebagai media untuk
mengekspresikan kreativitas sekaligus
menyampaikan dan/atau mencapai maksud
tersebut, maka hukum seni itu mubah sepanjang
cara pelaksaaannya (kafiyah-nya) tidak menyalahi
(bertentangan) dengan ajaran Islam (Idris,
1983:93).
• Jika secara substantif dan pragmatik
(pelaksanaanya) seni dipakai untuk sesuatu yang
halal, maka hala pula hukumnya. Sebaliknya, jika
seni digunakan dalam hal-hal yang haram, maka
haram pula hukumnya.
Lanjutan......
• Hal ini berdasarkan pada suatu kaidah, bahwa
suatu yang diharamkan dalam Islam pada
hakekatnya disebabkan oleh salah satu atau
beberapa dari lima unsur penyebab:
a. Merusak agama,
b. Merusak jiwa (moral, batin),
c. Merusak kehormatan,
d. Merusak harta benda,
e. Merusak keturunan.
Lanjutan………………..
• Dalil-dalil tersebut semakin memperkuat
kesimpulan, bahwa berseni—dengan aneka
bentuk dan genrenya– menurut Imam Malik
(dalam Idris, 1985:92) dalam Islam
hukumnya adalah mubah, tidak haram,
selama substansi seni dan cara
mengekspresikannya tidak disertai dengan
hal-hal yang haram.
Lanjutan.....
Jadi , berseni menjadi haram hukumnya jika
berseninya itu terikat oleh:
- al-Malahi (segala sesuatu yang membuat
orang lupa kepada Allah),
- al-Khamr (minuman keras/beralkhol),
- al-Qainat (cabul, erotis, mengumbar aurat),
- al-Syirk (jiwa kemusyrikan, penghambaan
pada makhluk).
ETIKA BERSENI
• Etika berseni diartikan sebagai tata cara yang
mengatur perilaku dalam berkreasi/berkarya
seni dalam bentuk dan genre seni apapun.
• Berkarya seni, menurut Islam dapat
merupakan formulasi ibadah jika memenuhi
kreteria:
1. Ikhlas sebagai titik tolak,
2. Mardlatillah sebagai titik tuju,
3. Amal shalih sebagai garis amal.
Lanjutan.......
Oleh karen itu, karena seni merupakan bagian dri
kehidupan manusia,maka tujuan berseni bagi
seorang muslim tidak lain adalah (untuk
mencapai) kebahagiaan spiritual dan meterial
di dunia dan akhirat (QS. Al-Baqarah/2: 210).
Sehingga, seorang muslim yang baik yang berkreasi
seni pada hakikatnya (lihat Anshari, 1986: 154),
adalah:
1. Melaksanakan tugas ibadah,
2. Menunaikan fungsi khalifah.
Lanjutan………….
• Berdasarkan pemikiran itu, maka dalam berseni seorang
muslim harus memperhatikan etika Islam. Paling tidak ada
lima kriteria atau pedoman yang harus diperhatikan sebagai
acuan dalam berseni/ Lima kreteria itu menurut Qardhawi
(1999: 67-73), dapat dijadikan barometer apakah suatu karya
seni atau berseni dapat digolongkan mubah atau haram
hukumnya :
1. Substansi/isinya sesuai dengan ajaran Islam.
Karya seni, dari segi substansi/isinya harus sesuai dengan
ajaran Islam dan etika Islam. Ajaran Islam sangat luas, namun
intinya ada dua, yakni: dimensi ilahiyah dan dimensi Insaniah,
memadukan aspek ketuhanan dan kemanusiaan.
Lanjutan.....
2. Penyajian dan gaya penampilannya harus Islami.
Dalam berseni, penampilan dan gaya
menyajikannya harus memenuhi nilai-nilai moral
Islam, atau akhlakul karimah. “….Janganlah kamu
tunduk (dibuat-buat, dilembut-lembutkan) dalam
berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang
ada penyakit hatinya….. (QS. Al-Ahzab/33:32).
3. Dalam menyajikan karya seni tidak disertai benda
haram.
Lanjutan......
4. Seni dan berseni memang boleh dan sah-sah saja.
Namun, dalammenyajikan karya seni tidak boleh
diserta dengan sesuatu atau benda yang haram,
sperti minum khamr (minuman keras) atau mabuk-
mabukan, mengkonsumsi NARKOBA, sehingga
mengalami fly dan tak terkontrol. “Sesungguhnya akan
ada beberapa orang dari umatku yang meminum khamr,
mereka menamainya dengan nama lain, di atas mereka
ditabuhkanlah instrumen musik dan dipertotonkan budianita-
biduanita. Allah akan menenggelamkan mereka ke dalam
bumi dan menjadikan mereka kera dan babi”
(HR. Ibnu Majah).
Lanjutan.....
5.Tidak berlebihan dalam menyajikan kreasi
seni.
Islam merupakan agama paling modern
yang sangat luas ajarannya. Berkreasi seni itu
baik isi maupun pembawaan, penampilan,
dan penyajiannya, mubah atau haramnya
dapat dikembalikan kepada hati nurani
masing-masing.
6. Dalam berseni baik isi maupun penyajiannya
dikembalikan kepada hati nurani.
PANDANGAN MUHAMMADIYAH
TENTANG SENI DAN BUDAYA
1. Islam adalah agama fitrah, yaitu agama yang
berisi ajaran yang tidak bertentangan dengan
fitrah manusia (QS. Al-Baqarah/2:197;
Ali Imran/3:7,190-191; Al-Maidah/5:100;
Ar-Ra’d/13: 19-20).
Islam bahkan menyalurkan, mengatur,
dan mengaharahkan fitrah manusia itu,
untuk kemuliaan dan kehormatan manusia
sebagai makhluk Allah.
Lanjutan.....
2. Rasa seni sebagai penjelmaan rasa
keindahan dalam diri manusia
merupakan salah satu fitrah yang
dianugerahkan Allah Swt yang harus
dipelihara dan disalurkan dengan
baik dan benar sesuai dengan jiwa
ajaran Islam.
Lanjutan…………..
3. Berdasarkan Keputusan Munas Tarjih ke-22
tahun 1995 bahwa karya seni hukumnya
mubah (boleh) selama tidak mengarah
atau mengakibatkan fasad (kerusakan),
dharar (bahaya), ‘ishyan (kedurhakaan),
dan ba’id ‘anillah (terjauhkan dari Allah);
maka pengembangan kehidupan seni dan
budaya di kalangan Muhammadiyah harus
sejalan dengan etika atau norma-norma Islam
sebagaimana dituntunkan Tarjih tersebut.
Lanjutan.....
4. Seni rupa yang obyeknya makhluk
bernyawa seperti: patung, hukumnya
mubah bila untuk kepentingan
sarana pengajaran, ilmu
pengetahuan, dan sejarah;
serta menjadi haram bila
mengandung yang membawa ‘ishyan
(kedurhakaan) dan kemusyrikan.
Lanjutan………………
5. Seni suara baik seni vokal maupun
instrumental, seni sastra, dan seni
pertunjukan pada dasarnya mubah
(boleh), serta menjadi terlarang
manakala seni dan ekspresinya baik
dalam wujud penandaan tekstual
manapun visual tersebut menjurus
pada pelanggaran norma-norma
agama.
Lanjutan......
6. Setiap warga Muhammadiyah baik dalam menciptakan
maupun menikmati seni dan budaya, selain dapat
menumbuhkan perasaan halus dan keindahan juga
menjadikan seni dan budaya sebagai sarana
mendekatkan diri kepada Allah, dan sebagai media
atau sarana dakwah untuk membangun kehidupan
yang berkeadaban.
7. Menghidpkan sastra Islam sebagai bagian dari strategi
membangun peradaban dan kebudayaan muslim.

(Sumber: Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah,


tahun 2000)
SEKIAN
WASSALAM……

Anda mungkin juga menyukai