Anda di halaman 1dari 32

• Delerium

GANGGUAN • Dementia
NEUROTIK •Sindroma Amnestik dan
halusinosis organik
GANGGUAN
MENTAL •Sindroma waham organik
ORGANIK
•Sindroma afektif organik
•Sindroma Kepribadian organik
•Intoksikasi dan Sindroma
Putus Zat
GANGGUAN
PSIKOTIK

• Skizofrenia
GANGGUAN • Gangguan afektif berat
PSIKOTIK •Gangguan Paranoid
FUNGSIONAL
•Psikosis Non Organik lainnya
NEUROSIS

NEUROSIS CEMAS

HISTERIA

NEUROSIS FOBIK
NEUROSIS
NEUROSIS OBSESIS KOMPULSIF

NEURASTENIA

NEUROSIS DEPRESIF

8/2/2018 3
B. PERBEDAAN PSIKOSIS DGN NEUROSIS
NO ASPEK PSIKOSIS NEUROSIS
1. perilaku umum Gangguan terjadi pada seluruh Gangguan terjadi pada sebagian
aspek kepribadian, tidak ada kepribadian, kontak dengan realitas masih
kontak dengan realitas. ada.

2. Gejala-gejala Gejala bervariasi luas dengan Gejala psikologis dan somatik


waham, halusinasi, kedangkalan bisa bervariasi, tetapi bersifat
emosi, dst. yang terjadi secara temporer dan ringan.
terus menerus.

3. orientasi Penderita sering mengalami Penderita tidak atau jarang mengalami


disorientasi (waktu, tempat, dan disorientasi .
orang-orang).

4. pemahaman Penderita tidak memahami bahwa Penderita memahami bahwa


dirinya sakit. dirinya mengalami gangguan
(insight) Jiwa.

5. resiko sosial Perilaku penderita dapat Perilaku penderita jarang atau tidak
membahayakan orang lain dan diri membahayakan orang lain dan diri sendiri.
sendiri.

6. penyembuhan Penderita memerlukan perawatan Tidak begitu memerlukan perawatan di


di rumah sakit. Kesembuhan rumah sakit. Kesembuhan seperti semula
seperti keadaan semula dan dan permanen sangat mungkin untuk
8/2/2018 permanen sulit dicapai. dicapai. 4
NEUROSIS

Oleh :
Eyet Hidayat
A. PENGERTIAN NEUROSIS
Neurosis merupakan gangguan jiwa pada taraf
ringan.
Neurosis terjadi pada sebagian aspek
kepribadian.
Neurosis dapat dikenali dari gejala-gejala yang
menyertainya dgn ciri khas kecemasan.
Penderita neurosis masih mampu
menyesuaikan diri dan melakukan aktivitas
sehari-hari.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 6


B. MACAM-MACAM NEUROSIS

NEUROSIS CEMAS

HISTERIA

NEUROSIS FOBIK
NEUROSIS
NEUROSIS OBSESIS KOMPULSIF

NEURASTENIA

NEUROSIS DEPRESIF

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 7


1. NEUROSIS CEMAS
a. Gejala-gejala neurosis cemas
1) Gejala somatis: sesak nafas, dada seperti tertekan,
mudah lelah, keringat dingin, dst.
2) Gejala psikologis: kecemasan, ketegangan, panik,
depresi, dst.
b. Faktor penyebab neurosis cemas
Menurut Maramis (2000: 261), faktor pencetus neurosis
cemas sering jelas dan secara psikodinamik
berhubungan dengan faktor-faktor yang bersifat
menahun.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 8


c. Terapi untuk penderita neurosis cemas
Terapi untuk penderita neurosis cemas
dilakukan dengan menemukan sumber
ketakutan dan menemukan penyesuaian
yang lebih baik thd. permasalahan.
Mudah tidaknya terapi dilakukan pada
umumnya dipengaruhi oleh kepribadian
penderita.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 9


Jenis-jenis terapi untuk penderita
neurosis cemas
1) Psikoterapi individual
2) Psikoterapi kelompok
3) Psikoterapi analitik
4) Sosioterapi
5) Terapi seni kreatif
6) Terapi kerja
7) Terapi perilaku
8) Farmakoterapi

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 10


2. HISTERIA
a. Pengertian histeria
Histeria merupakan neurosis yang
tanda utamanya berupa reaksi-
reaksi emosional yg tak terkendali
sbg cara mempertahankan diri dari
kepekaannya terhadap rangsang-
rangsang emosional

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 11


b. Jenis-jenis histeria
1) Histeria minor atau reaksi konversi
Pada histeria minor, kecemasan diubah / dikonversi
menjadi gangguan fungsional susunan saraf
somatomotorik atau somatosensorik misalnya
kejang, lumpung, mati raba, buta, dst.
2) Histeria mayor atau reaksi disasosiasi
Pada histeria mayor, kecemasan dapat menyebab-
kan terpisahnya fungsi kejiwaan satu dgn lainnya
dan fungsi yang terpisah tersebut bekerja secara
otonom misalnya amnesia, somnabulisme, fugue,
kepribadian ganda, dst.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 12


c. Faktor penyebab histeria
 Menurut Freud, histeria disebabkan oleh
pengalaman traumatis yang berusaha untuk
dilupakan atau dianggap tak pernah terjadi..
 Apa yang dilupakan atau dianggap tidak
pernah terjadi tsb tidak pernah hilang
melainkan berada di alam tak sadar dan
berusaha untuk muncul ke alam sadar
tetapi munculnya dalam bentuk gangguan
jiwa

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 13


d. Terapi untuk penderita histeria
Ada beberapa teknik yang bisa dipakai
untuk menyembuhkan histeria, yaitu:
1) teknik hipnosis
2) teknik asosiasi bebas
3) psikoterapi suportif
4) farmakoterapi

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 14


3. NEUROSIS FOBIK
a. Definisi neurosis fobik
Neurosis fobik merupakan gangguan jiwa
dengan gejala utama fobia, yaitu
ketakutan yang irrasional terhadap suatu
benda atau keadaan.
Pada saat fobia terjadi penderita
mengalami rasa mula, lelah, panik,
berkeringat, mau pingsan, dst.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 15


b. Macam-macam fobia, antara laian:
1) hematophobia: takut melihat darah
2) hydrophobia: takut pada air
3) pyrophobia: takut pada api
4) acrophobia: takut berada di ketinggian

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 16


c. Faktor penyebab neurosis fobik
 Neurosis fobik terjadi karena penderita
pernah mengalami ketakutan dan shock
hebat berkenaan dengan situasi atau benda
tertentu, yang disertai perasaan malu dan
bersalah.
 Pengalaman traumastis ini kemudian
direpresi (ditekan ke dalam ketidak
sadarannya). Namun pengalaman tersebut
tidak bisa hilang dan akan muncul bila ada
rangsangan serupa.
8/2/2018 Designed by Kuntjojo 17
d. Terapi untuk penderita neurosis fobik
Psikoterapi suportif, upaya untuk mengajar
penderita memahami apa yang sebenarnya
dia alami beserta psikodinamikanya.
Terapi perilaku dengan deconditioning, yaitu
setiap kali penderita merasa takut dia diberi
rangsang yang tidak menyenagkan.
Terapi kelompok.
Manipulasi lingkungan.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 18


4. NEUROSIS OBSESIF-KOMPULSIF

a.Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide


yang mendesak ke dalam pikiran atau
menguasai kesadaran dan istilah kompulsi
menunjuk pada dorongan atau impuls
yang tidak dapat ditahan untuk tidak
dilakukan, meskipun sebenarnya
perbuatan tersebut tidak perlu dilakukan.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 19


Contoh obsesif-kompulsif antara lain ;
Kleptomania : keinginan yang kuat untuk
mencuri meskipun dia tidak membutuhkan
barang yang ia curi.
Pyromania : keinginan yang tidak bisa ditekan
untuk membakar sesuatu.
Wanderlust : keinginan yang tidak bisa ditahan
untuk bepergian.
Mania cuci tangan : keinginan untuk mencuci
tangan secara terus menerus.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 20


b. Neurosis jenis ini dapat terjadi karena
faktor-faktor sebagai berikut (Yulia D.,
2000 : 116-117).
Konflik antara keinginan-keinginan yang
ditekan atau dialihkan.
Trauma mental emosional, yaitu represi
pengalaman masa lalu (masa kecil).

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 21


c. Terapi untuk penderita neurosis
obsesif-kompulsif
psikoterapi suportif;
penjelasan dan pendidikan;
terapi perilaku.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 22


5. NEUROSIS DEPRESIF
a. Definisi neurosis depresif
Neurosis depresif merupakan neurosis dengan
gangguang utama pada perasaan dengan ciri-ciri :
kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri
rendah, dan cenderung menyalahkan diri sendiri.
 Gejala-gejala utama gangguan jiwa ini adalah :
gejala jasmaniah : senantiasa lelah.
gejala psikologis : sedih, putus asa, cepat lupa,
insomnia, anoreksia, ingin mengakhiri hidupnya,
dst.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 23


b.Faktor penyebab neurosis depresif
Menurut David D. Burns depresi tidak
didasarkan pada persepsi akurat tentang
kenyataan, tetapi merupakan produk
“keterpelesetan’ mental, bahwa depresi
bukanlah suatu gangguan emosional sama
sekali, melainkan akibat dari adanya distorsi
kognitif atau pemikiran yang negatif, yang
kemudian menciptakan suasana jiwa, terutama
perasaan yang negatif pula.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 24


• Burns berpendapat bahwa persepsi individu
terhadap realitas tidak selalu bersifat objektif.
Individu memahami realitas bukan bagaimana
sebenarnya realitas tersebut, melainkan
bagaimana realitas tersebut ditafsirkan. Dan
penafsiran ini bisa keliru bahkan bertentangan
dengan realitas sebenarnya. Konsepsi tersebut
kemudian oleh Burns dijelaskan dengan
visualisasi sebagai berikut:

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 25


DIALOG INTERNAL
Realitas yg dihadapi
ditafsirkan

MOOD
Perasaan diciptakan
REALITAS oleh pikiran
Peristiwa-peristiwa Semua pengalaman
Yang: INDIVIDU
diproses melalui kerja
Positif otak dan diberi makna
Negatif sebelum terjadi respon
netral emosional

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 26


c. Terapi untuk penderita neurosis depresif
Untukmenyembukan depresi, Burns (1988 : 5) telah
mengembang-kan teknik terapi dengan prinsip yang
disebut terapi kognitif, yang dilakukan dengan prinsip
sebagai berikut.
Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh
kesadaran atau pemikiran ang bersangkutan.
Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran
telah dikuasai oleh kekeliruan yang mendalam.
Bahwa pemikiran negative menyebabkan
kekacauan emosional.
 .

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 27


• Terapi kognitif dilakukan dengan cara
membetulkan pikiran yang salah,
yang telah menyebabkan terjadinya
kekacauan emosional. Selain terapi
kognitif, bisa pula pendrita depresi
mendapatkan farmakoterapi.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 28


6. NEURASTHENIA
a. Definisi neurasthenia
 Neurasthenia merupakan gangguan jiwa
dengan gejala utama tidak bersemangat,
cepat lelah meskipun tidak sehabis kerja
berat, emosi labil, kemampuan berpikir
menurun.
 Di samping gejala-gejala utama tersebut
juga terdapat gejala-gejala tambahan, yaitu
insomnia, kepala pusing, sering merasa
dihinggapi bermacam-macam penyakit, dst.
8/2/2018 Designed by Kuntjojo 29
b. Faktor penyebab neurasthenia
Neurasthenia dapat terjadi karena beberapa
faktor (Zakiah Daradjat, 1983 : 34), yaitu
sebagai berikut.
Terlalu lama menekan perasaan,
pertentangan batin, kecemasan.
Terhalanginya keinginan-keinginan.
Sering gagal dalam menghadapi persaingan-
persaingan

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 30


c. Terapi untuk penderita neurasthenia
Upaya membantu penyembuahn
penderita neurasthenia dapat dilakukan
dengan teknik terapi sebagai berikut.
Psikoterapi supportif;
Terapi olah raga;
Farmakoterapi.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 31


REFERENSI
 Burns, David D. (1998) Terapi Kognitif : Pendekatan
Baru Bagi Penanganan Depresi. (Alih Bahasa :
Santosa) Jakarta : Erlangga.
 Dirgagunarsa, Singgih. (1988) Pengantar Psikologi.
Jakarta : BPK Gunung Mulia.
 Maramis, W.F. (1980) Ilmu Kedokteran Jiwa.
Surabaya : Airlangga University.
 Yulia Singgih D. (2000) Azas-azas Psikologi Keluarga
Idaman. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

8/2/2018 Designed by Kuntjojo 32

Anda mungkin juga menyukai