Anda di halaman 1dari 16

SKRINING PASIEN

oleh Petugas Non-Medis


( Pendaftaran Rawat Jalan dan Admission )
PENGERTIAN SKRINING

Mengklasifikasikan

“Menyaring”

Membedakan  mengidap sakit / tidak


• Pengertian menurut WHO ( World Health
Organization )

Upaya pengenalan penyakit/kelainan yang belum diketahui


dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur lain
yang dapat secara cepat membedakan orang yang tampak
sehat benar-benar sehat dengan tampak sehat tapi
sesungguhnya menderita kelainan.
TUJUAN SKRINING

1. Kebutuhan pasien = pelayanan dan fasilitas


RS

2. Memilah pasien  BISA dilayani atau TIDAK


bisa dilayani

“Keselamatan pasien”
• (!) Perlu informasi :
– Kebutuhan pasien yang dapat dilayani di RS
– Pemberian pelayanan yang efisien kepada pasien
– Rujukan ke pelayanan lain ( di dalam maupun
keluar RS )

– Pemulangan pasien yang tepat dan aman ke


rumah.
KAPAN SKRINING DILAKUKAN ?

• Skrining dilakukan pada kontak pertama saat


pasien di rumah sakit bahkan saat pasien
belum tiba di rumah sakit
SIAPA YANG BERTUGAS MELAKUKAN SKRINING ?

Skrining dilakukan oleh petugas yang terlatih


yaitu :

• Petugas non medis


• Petugas medis dan PPA (Profesional Pemberi
Asuhan )
Skrining Pasien oleh Petugas Non Medis
• OLEH ?
• Petugas terlatih dan sedang bertugas

• KAPAN ?
• Kontak pertama pasien dengan petugas non medis yang sedang
bertugas.

• BAGAIMANA ?
• VISUAL  tampilan
• Bila gawat / butuh pertolongan segera  IGD
• Bila tidak gawat  poliklinik rawat jalan sesuai kebutuhan
PERHATIKAN !
1. Warna kulit
Pucat, kebiruan
2. Fisik
Lemah / tidak sanggup berdiri / Tidak sanggup berjalan )
3. Napas
Sesak

4. Tidak sadarkan diri / kejang ?


5. Cacat fisik ?
6. Pasien risiko jatuh ?

Respon bila YA  segera ke IGD


Respon bila TIDAK  arahkan ke poliklinik sesuai kebutuhan pasien
Skrining Oleh Petugas Pendaftaran Rawat Jalan

1. Tanya keluhan, kebutuhan pasien dan pelayanan poliklinik


yang dituju.

2. Evaluasi Visual : ( panas tinggi , nyeri dada pasien dewasa )


• Gawat  IGD
• Tidak gawat  poliklinik sesuai kebutuhan

3. Mau ke lab / radiologi  registrasi ke IGD


Bagaimana jika..?
• Bawa surat pengantar rawat inap  arahkan ke
admission.

• Butuh rawat inap tapi tidak ada pengantar  arahkan


ke IGD.

• Pasien tidak tahu  arahkan ke poli sesuai kebutuhan

• Petugas registrasi RJ tidak tahu / kesulitan 


Customer Service
Skrining oleh Admission
Skrining ke pasien yang akan rawat inap dan
bawa SPRI

Bila SPRI lebih dari 1 x 24 jam WAJIB dilakukan


skrining oleh dokter jaga IGD

* Pasien Kebidanan ?
Proses Skrining Pendaftaran RJ dan Admission dicatat di mana ?

Petugas pendaftaran / front office dan


Admission TIDAK PAKAI FORMULIR karena
dilakukan berdasarkan visual.
Apa Saja yang Belum Bisa Dilakukan di MHT ?

• Kasus yang belum bisa ditangani MHT :


– “Air borne infection” ( SARS, flu burung, )
– HIV
– Transplantasi organ
– Bedah autopsi
– Pasien gangguan jiwa akut

• Tindakan medis yang masih belum dapat dilakukan di MHT :


– Radiotherapy, endoscopy neonatus, pemeriksaan mata
untuk neonatus, dan PET-Scan.
Lampiran
• SPO – Skrining Pasien di Admission

• SPO RAWAT JALAN


• SPO – pendaftaran RWJ
• SPO – pendaftaran RWJ poli minggu
• SPO – pendaftaran RWJ bila terjadi error system
• SPO – pendaftaran pasien jaminan di COE
Lampiran
• RAWAT INAP
• SPO – Pendaftaran RWI dari IGD
• SPO – Pendaftaran RWI dari poli RWJ
• SPO – Pendaftaran RWI Pasien Narapidana
• SPO – Kamar Perawatan Penuh
• SPO – Kamar Perawatan di RS Penuh

Anda mungkin juga menyukai