Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN JAGA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “Veteran” JAKARTA
Hari, Tanggal : Rabu, 11 Oktober 2017
Pukul : 19.00 – 07.00 WIB
Petugas Jaga : Antania I K
Hanifah Githa
Isman Setiawan
Luthfan Dio S B
IDENTITAS PASIEN

 Nama : An.FA
 Umur : 2 tahun 11 bulan
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Cinere
Anamnesis

 Seoranganak perempuan umur 2 tahun 11


bulan datang ke IGD pada pukul 22.00 WIB
dengan :
 Keluhan Utama :
Kejang berulang 3 jam yang lalu sebelum
masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang

 Demam sejak 12 jam yang lalu, tinggi, terus-


menerus, tidak menggigil dan tidak
berkeringat
 Muntah sejak 10 jam yang lalu, frekuensi ± 3
kali, jumlah ± ¼ gelas / kali, isi sisa makanan
dan minuman, tidak menyemprot
 BAB encer sejak 6 jam yang lalu, frekuensi ± 4
kali, jumlah ± 4-6 sendok makan perkali, tidak
berlendir, tidak berdarah
Riwayat Penyakit Sekarang

• Kejang berulang 3 jam yang lalu, frekuensi 4 kali,


lama kira-kira 2-5 menit per kali, jarak antara
kejang sekitar 15 sampai 30 menit, kejang seluruh
tubuh dengan mata melihat ke atas. Ini
merupakan episode kejang yang pertama, anak
tidak sadar setelah kejang yang terakhir.
• Anak kurang mau makan sejak sakit, minum masih
mau, oralit belum dicoba, berat badan terakhir 9
kg (ditimbang 1 bulan yang lalu)
Riwayat Penyakit Sekarang

 Batuk pilek tidak ada, sesak nafas tidak ada


 Riwayat kontak dengan penderita batuk-batuk lama
tidak ada
 Riwayat nyeri telinga dan keluar cairan dari telinga
tidak ada
 Riwayat nyeri saat buang air kecil tidak ada, buang air
kecil warna dan jumlah biasa, terakhir 3 jam yang lalu
 Riwayat perdarahan dari hidung, gusi dan saluran cerna
tidak ada
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak pernah menderita kejang dengan atau tanpa
demam sebelumnya

 Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita
kejang dengan atau tanpa demam

 Riwayat Kehamilan Ibu :


Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit
berat, tidak mengkonsumsi obat-obatan atau jamu,
tidak pernah mendapat penyinaran selama hamil,
kontrol teratur ke bidan, riwayat imunisasi TT tidak
diketahui, dan gestasi cukup bulan
 Riwayat Kelahiran :
Lahir spontan ditolong bidan, langsung menangis
kuat. Berat badan lahir 2500 gram, tetapi panjang
badan lupa.

 Riwayat Makanan dan Minuman :


ASI : 0 bulan – 18 bulan
Bubur susu : 2 bulan - 6 bulan
Nasi Tim : 6 bulan – 8 bulan
Nasi Lunak : 9 bulan – 12 bulan
Nasi Biasa : 12 bulan - sekarang, 3x 1 porsi perhari,
telur 4 kali seminggu, daging ayam 2 kali seminggu,
sayur 4 kali seminggu
- Kesan : kualitas dan kuantitas cukup
 Riwayat Imunisasi :
BCG : umur 1 bulan
DPT : umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan
Polio : umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan
Hepatitis B : umur 0 bulan, 4 bulan, 6 bulan
Campak : 9 bulan
Kesan : imunisasi dasar lengkap

 Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien merupakan anak kedua, ayah tamat SMA,
pekerjaan buruh. Ibu tamat SMP, tidak bekerja.
Penghasilan keluarga ± Rp 2.000.000 sebulan.
 Riwayat Lingkungan dan Perumahan :
Tinggal di rumah semi permanen,
pekarangan luas, sumber air minum dari
sumur gali, buang air besar di WC dalam
rumah, sampah dibakar. Kesan : higiene dan
sanitasi kurang baik
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan umum : sakit berat


 Kesadaran : tidak sadar. GCS E1M4V1 = 6
 Tekanan Darah : 90 / 50 mmhg
 Frekuensi denyut nadi : 140 x /menit
 Frekuensi nafas : 28 x/ menit
 Suhu : 39,2 oC
 Sianosis : tidak ada
 Edema : tidak ada
 Anemis : tidak ada
 Ikterus : tidak ada
 Panjang badan : 88 cm
 Berat badan : 10 kg
 Status gizi :
 Badan menurut Umur : 72,5 %
 Tinggi Badan menurut Umur : 93,7%
 Berat Badan menurut Tinggi Badan : 79,3 %
Kesan : Gizi Kurang
Kulit : Teraba hangat, sianosis tidak ada, pucat tidak ada,
kuning tidak ada, turgor kembali cepat

Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening

Kepala : Bentuk bulat, simetris, lingkar kepala 48 cm (normal


standar Nellhaus)
Mata : Tidak cekung, air mata ada, Konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter pupil 1 mm/
1mm, reflek cahaya +/+ normal
Telinga : Tidak ditemukan kelainan

Hidung : Tidak ditemukan kelainan


Tenggorokan : Tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis
Mulut : Mukosa bibir dan mulut basah. Oral trush tidak ada
Leher : JVP 5-2 cmH20, kaku kuduk tidak ada
Dada : Paru
- Inspeksi : Normochest, simetris kiri dan kanan,
retraksi tidak ada
- Palpasi : Fremitus sukar dinilai
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi tidak
ada , wheezing tidak ada
Dada : Jantung
- Inspeksi : Iktus tidak terlihat
- Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial linea mid clavicularis
sinistra RIC V
- Perkusi :
 Batas kanan : Linea Sternalis dextra
 Batas kiri : 1 jari medial linea mid clavicularis
sinistra RIC V
 Batas atas : RIC II
- Auskultasi : Bunyi jantung normal, irama teratur, bising tidak
ada
Perut : Inspeksi : Distensi tidak ada
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali cepat
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Punggung : Tidak ditemukan kelainan
Alat kelamin : Tidak ditemukan kelainan
Anus : Colok dubur tidak dilakukan
Anggota : Akral hangat, perfusi baik
gerak Reflek fisiologis : +/+ normal
Reflek patologis : Reflek babinsky (-/-), Reflek openheim (-/-
), Reflek chaddock (-/-), Reflek scaefer (-/-), Reflek Gordon
(-/-)
Tanda : Kaku kuduk tidak ada
Rangsangan Brudzinsky I (-)
Meningeal Brudzinsky II (-)
Kernig Sign (-)
Pemeriksaan Laboratorium

Darah :
 Hemoglobin : 12 gr%
 Leukosit : 12.100/ mm3
 Hitung jenis leukosit : 0/ 0/ 25/ 42/26/3
 Hematokrit : 29 %
 Trombosit : 251.000/mm3
Pemeriksaan Laboratorium

Urin :
 Protein : (-)
 Reduksi : (-)
 Bilirubin : (-)
 Eritrosit : (-)
 Bilirubin : (-)
 Urobilin : (+)
Kesan : urin dalam batas normal
Pemeriksaan Laboratorium

Feses :
 PH netral
 Makroskopis : warna kuning
 Mikroskopis : leukosit (-), eritrosit (-),
telur cacing (-)
Diagnosa Kerja

 Kejang Demam Kompleks


 Diare Akut Tanpa Dehidrasi
 Suspek Sepsis
 Gizi kurang
Tatalaksana

PASTIKAN ABC CLEAR


Penatalaksanaan Saat Kejang

pada kebanyakan kasus, biasanya kejang demam


berlangsung singkat dan saat pasien datang kejang
sudah berhenti. Bila datang dalam keadaan kejang,
obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah
diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB, dengan cara
pemberian secara perlahan dengan kecepatan 1-2
mg/menit atau dalam 3-5 menit, dan dosis
maksimal yang dapat diberikan adalah 20 mg.
 Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang
tua atau jika kejang terjadi di rumah dalah
diazepam rektal 0,5-0,75 mg/kgBB, atau
diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat
badan kurang dari 10 kg dan diazepam rektal 10
mg untuk berat badan lebih dari 10 kg.
 Jika kejang belum berhenti, dapat diulang dengan
cara dan dosis yang sama dengan interval 5 menit.
 Jika setelah 2 kali pemberian diazepam rektal
masih tetap kejang, dianjurkan untuk di bawa ke
rumah sakit.
 Di rumah sakit dapat diberikan diazepam
intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB. Jika
kejang tetap belum berhenti, maka diberikan
phenytoin intravena dengan dosis awal 10-
20mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1
mg/kgBB/menit atau kurang dari 50 mg/menit.
 Jika kejang berhenti, maka dosis selanjutnya
adalah 4-8 mg/kgBB/hari, dimulai 12 jam setelah
dosis awal.
 Jika dengan phenytoin kejang belum berhenti,
maka pasien harus dirawat di ruang rawat
intensif.
Pemberian obat pada Saat Demam
 Antipiretik tidak terbukti mengurangi risiko
kejang demam, namun para ahli di Indonesia
sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan.
 Dosis paracetamol adalah 10-15 mg/kgBB/kali
diberikan 4 kali sehari dan tidak boleh lebih dari
5 kali.
 Dosis ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali, 3-4 kali
sehari.
 Meskipun jarang, acetylsalicylic acid dapat
menyebabkan sindrom Reye, terutama pada anak
kurang dari 18 bulan, sehingga tidak dianjurkan.

Anda mungkin juga menyukai