Kalau saja kapal asing tidak mau masuk atau melintas ke perairan
Indonesia akibat terganggung bangkai kapal yang karam tersebut,
maka kerugian besar yang akan diderita yakni importir dan eksportir
sebab tidak ada lagi yang mau angkut barang milik mereka, di
samping negara akan kehilangan pendapatan serta kepecayaan dunia
international.
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN
Pemilik kapal wajib menyingkirkan kerangka kapal dan / atau muatannya yang
mengganggu keselamatan dan keamanan pelayaran paling lama 180 (seratus
delapan puluh) hari kalender sejak kapal tenggelam.
Mengapa pemilik kapal membiarkan begitu saja bangkai
kapal yang karam di tengah laut?,
Sudah sewajarnya pemerintah memikirkan akan hal ini dan memberikan peraturan bahwa
bangkai kapal karam wajib diangkat bangkainya dan ini menjadi tanggung jawab pemilik
kapal, Pemerintah serta Perusahaan Asuransi, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor. 71 Tahun 2013 tentang Salvage dan atau Pekerjaan Bawah Air.
Regulasi mengenai asuransi kerangka kapal ini, lebih jelas diatur di
dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 10 Tahun 2015 Tentang
Kenavigasian.
Penegakkan hukum dalam hal ini Hukum Kemaritiman, harus secara tegas dan keseriusan
ditegakkan, sebab hal ini kalau tidak secara tegas akan menggangu perekonomian Indonesia
secara otomatis merugikan terhadap Negara
Penegakan hukum terhadap keamanan dan keselamatan pelayaran, akan berjalan efektif, jika
ada keserasian (terintegrasi) antara 4 (empat) faktor yang mencakup faktor hukum, aparat
penegak hukum, fasilitas atau sarana pendukung, dan masyarakat yang diatur sebagai subyek
hukum. Faktor hukum penting untuk mengetahui suatu ketentuan merupakan ketentuan
hukum yang berlaku atau bukan yang bisa dilihat dari ajaran atau teori sumber hukum.