Preseptor :
Inanition
Isolation
Instability
Impaction
and Falls
Geriatric
Syndromes Incontinenc
Impotence
e
Iatrogenes Immuno
is deficiency
Immobilizatio
n
Infection
Insomnia
Gejala dan tanda (sign and symptom) pasien
geriatri biasanya tidak khas lagi.
Misalnya seorang pasien geriatri dengan
penumonia, jarang menunjukkan gejala berupa
demam, batuk, sesak dan leukositosis. Gejala
yang acap kali muncul adalah hilangnya nafsu
makan, kelemahan umum dan pada
pemeriksaan fisik dapat ditemukan gangguan
kesadaran seperti apatis maupun delirium.
Demikian pula pasien geriatri dengan riwayat
premorbid Osteoarthrosis pada beberapa sendi
besar yang mengalami gagal jantung kongestif,
tidak jarang datang ke instalasi gawat darurat
dengan keluhan ‘jatuh’. Pada anamnesis lebih
lanjut tidak dijumpai keluhan sesak napas,
dyspnoe d’effort maupun paroxysmal nocturnal
dyspnoe.
Selain perubahan kesadaran dan ‘jatuh’ maka
presenting symptom pasien geriatri sering lebih
ringan dari kondisi parah yang sesungguhnya
ada; hal ini menyebabkan tenaga kesehatan
harus mempunyai kemampuan observasi yang
cermat serta tingkat kewaspadaan yang tinggi.
Karena perjalanan usia maka fungsi organ
Lanjut Usia akan mengalami penurunan.
Penurunan faal ini akan membawa
konsekuensi menurunnya daya cadangan faali
Sebagai contoh, seorang pasien geriatri yang
menderita pneumonia biasanya disertai
penurunan daya tahan tubuh non spesifik
seperti penurunan aktivitas silia saluran nafas
serta refleks batuk. Kedua hal tersebut
mengakibatkan pasien geriatri tak mungkin
hanya diobati dengan antibiotika dan mukolitik;
diperlukan beberapa upaya untuk
meningkatkan daya tahan tubuh non spesifik
tadi seperti tapping, latihan bernafas dan
drainase postural.
Contoh lain misalnya penurunan jumlah
glomerulus ginjal yang menyebabkan
pemberian obat pada pasien geriatri
memerlukan pertimbangan penyesuaian dosis
(karena eksresi obat sebagian besar melalui
ginjai).
Status fungsional diartikan sebagai
kemampuan seseorang melakukan aktivitas
hidup sehari-hari secara mandiri. Contoh,
bangun dari posisi berbaring, duduk,
berjalan, mandi, berkemih, berpakaian,
bersolek makan naik-turun tangga dan buang
air besar.
Karena penyakit akut yang menyerang, biasanya
pasien geriatri akan mengalami penurunan status
fungsional, misalnya dari mandiri menjadi
ketergantungan ringan atau sedang; dari
ketergantungan ringan menjadi ketergantungan
sedang sampai berat bahkan ketergantungan
total. Dalam menetapkan derajat ketergantungan
seseorang maka perlu dicatat bahwa data yang
diperoleh dari keterangan langsung harus
disesuaikan dengan data dari keluarga yang
tinggal bersama pasien serta dari pengamatan
langsung tenaga kesehatan.
Pasien geriatri juga sering datang berobat
disertai gangguan status nutrisi. Gizi kurang
acapkali tidak diperhatikan oleh pasien
maupun keluarganya sampai pasien benar-
benar jatuh dalam status gizi yang buruk.
Indeks massa tubuh menggambarkan status
nutrisi yang lebih akurat. Defisiensi vitamin
dan mineral sering menyertai gizi kurang dan
gizi buruk
Dokter atau perawat harus memiliki kepekaan yang
tinggi dalam menyusun daftar diagnosis atau daftar
masalah kesehatan pasien sesuai urutan prioritas.
Diagnosa medik saja tidak akan cukup
menggambarkan masalah kesehatan yang dimiliki
pasien. Kondisi mobilisasi, ketidakmampuan
transfer tubuh secara mandiri, kesulitan makan,
gangguan komunikasi adalah beberapa contoh
masalah kesehatan yang sering lupa dan dari
penetapan diagnosa medik padahal sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan
secara keseluruhan.
Beberapa gejala dan tanda yang sering keluar dari
tampilan klinik pasien :
Instabilitas
• Rasa Nyeri
• Imobilisasi
• Gangguan asupan
Falls Fraktur makanan dan cairan
Berkurangnya kemampuan gerak, dikenal
dengan istilah immobilisasi digunakan untuk
menggambarkan suatu sindroma penurunan
fungsi fisik sebagai akibat dari penurunan
aktivitas dan adanya penyakit penyerta.
Tidak mampu bergerak selama min. 3x24
jam
Imobilisasi seringkali diabaikan dan tidak
ditatalaksana dengan baik sejak awal
perawatan, baik dirumah maupun di rumah
sakit
Penyebabnya harus dicari karena imobilisasi
sering menajdi gejala pertama yang dikeluhkan
oleh pasien atau keluarga. Misal: stroke/CVD,
pneumonia, PPOK, gagal jantung, osteoarthritis,
osteoporosis, depresi, malnutrisi, PAD,
keganasan/kanker, anemia, efek obat, dll
Akibat/dampaknya juga fatal tromboemboli
paru, pnemonia orthostatik, ISK, ulkus dekubitus,
atrofi otot, gangguan metabolik seperti balans
nitrogen negatif, toleransi glukosa terganggu,
inkontinensia, dll
Luka atau ulkus dekubitus salah satu
masalah yang ditimbulkan oleh imobilisasi
yang seringkali mempersulit perawatan dan
bahkan dapat menimbulkan pemanjangan
lama perawatan, tingginya biaya perawatan
dan kematian.
Fraktur dan nyeri
Imobilisasi Penurunan kesadaran