Anda di halaman 1dari 42

Kelompok : 12

Preseptor :

SMF Ilmu Penyakit Dalam


Program Pendidikan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Bandung
Pengertian Sindrom Geriatri

 Sindrom = kumpulan gejala


 Banyak dialami oleh pasien geriatri
 Berkaitan dengan proses menua dan
multipatologi
 Tidak hanya berkaitan dengan masalah
fisik organobiologik tapi juga psikologik
dan sosial ekonomi
Pengertian Sindrom Geriatri

Kumpulan gejala dan masalah kesehatan


yang sering dijumpai pada pasien geriatri.

- Perlu penatalaksanaan segera


- Identifikasi penyebab
- Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri
 Immobility (imobilitas)  Isolation (isolasi diri 
 Instability (instabilitas) depresi)
 Incontinence  Inanition (malnutrisi)
(inkontinensia urine dan  Impecunity (kemiskinan
alvi) atau finansial yang
 Intelectual impairment berkurang)
(gangguan fungsi  Iatrogenesis (misalnya
intelektual dan kognitif,
seperti demensia) polifarmasi)
 Infection (infeksi)  Insomnia (gangguan tidur)
 Impairment of vision  Immune deficiency
and hearing (gangguan (defisiensi sistem imun)
penglihatan dan  Impotence (disfungsi
pendengaran) ereksi)
 Iritable colon (iritasi usus
besar  perdarahan
saluran cerna atau diare)
Intellectual
Impairmen Impairmen
Impairmen
t of t
t of Visual
Hearing

Inanition
Isolation

Instability
Impaction
and Falls
Geriatric
Syndromes Incontinenc
Impotence
e

Iatrogenes Immuno
is deficiency

Immobilizatio
n
Infection
Insomnia
Gejala dan tanda (sign and symptom) pasien
geriatri biasanya tidak khas lagi.
Misalnya seorang pasien geriatri dengan
penumonia, jarang menunjukkan gejala berupa
demam, batuk, sesak dan leukositosis. Gejala
yang acap kali muncul adalah hilangnya nafsu
makan, kelemahan umum dan pada
pemeriksaan fisik dapat ditemukan gangguan
kesadaran seperti apatis maupun delirium.
Demikian pula pasien geriatri dengan riwayat
premorbid Osteoarthrosis pada beberapa sendi
besar yang mengalami gagal jantung kongestif,
tidak jarang datang ke instalasi gawat darurat
dengan keluhan ‘jatuh’. Pada anamnesis lebih
lanjut tidak dijumpai keluhan sesak napas,
dyspnoe d’effort maupun paroxysmal nocturnal
dyspnoe.
Selain perubahan kesadaran dan ‘jatuh’ maka
presenting symptom pasien geriatri sering lebih
ringan dari kondisi parah yang sesungguhnya
ada; hal ini menyebabkan tenaga kesehatan
harus mempunyai kemampuan observasi yang
cermat serta tingkat kewaspadaan yang tinggi.
Karena perjalanan usia maka fungsi organ
Lanjut Usia akan mengalami penurunan.
Penurunan faal ini akan membawa
konsekuensi menurunnya daya cadangan faali
Sebagai contoh, seorang pasien geriatri yang
menderita pneumonia biasanya disertai
penurunan daya tahan tubuh non spesifik
seperti penurunan aktivitas silia saluran nafas
serta refleks batuk. Kedua hal tersebut
mengakibatkan pasien geriatri tak mungkin
hanya diobati dengan antibiotika dan mukolitik;
diperlukan beberapa upaya untuk
meningkatkan daya tahan tubuh non spesifik
tadi seperti tapping, latihan bernafas dan
drainase postural.
Contoh lain misalnya penurunan jumlah
glomerulus ginjal yang menyebabkan
pemberian obat pada pasien geriatri
memerlukan pertimbangan penyesuaian dosis
(karena eksresi obat sebagian besar melalui
ginjai).
Status fungsional diartikan sebagai
kemampuan seseorang melakukan aktivitas
hidup sehari-hari secara mandiri. Contoh,
bangun dari posisi berbaring, duduk,
berjalan, mandi, berkemih, berpakaian,
bersolek makan naik-turun tangga dan buang
air besar.
 Karena penyakit akut yang menyerang, biasanya
pasien geriatri akan mengalami penurunan status
fungsional, misalnya dari mandiri menjadi
ketergantungan ringan atau sedang; dari
ketergantungan ringan menjadi ketergantungan
sedang sampai berat bahkan ketergantungan
total. Dalam menetapkan derajat ketergantungan
seseorang maka perlu dicatat bahwa data yang
diperoleh dari keterangan langsung harus
disesuaikan dengan data dari keluarga yang
tinggal bersama pasien serta dari pengamatan
langsung tenaga kesehatan.
Pasien geriatri juga sering datang berobat
disertai gangguan status nutrisi. Gizi kurang
acapkali tidak diperhatikan oleh pasien
maupun keluarganya sampai pasien benar-
benar jatuh dalam status gizi yang buruk.
Indeks massa tubuh menggambarkan status
nutrisi yang lebih akurat. Defisiensi vitamin
dan mineral sering menyertai gizi kurang dan
gizi buruk
Dokter atau perawat harus memiliki kepekaan yang
tinggi dalam menyusun daftar diagnosis atau daftar
masalah kesehatan pasien sesuai urutan prioritas.
Diagnosa medik saja tidak akan cukup
menggambarkan masalah kesehatan yang dimiliki
pasien. Kondisi mobilisasi, ketidakmampuan
transfer tubuh secara mandiri, kesulitan makan,
gangguan komunikasi adalah beberapa contoh
masalah kesehatan yang sering lupa dan dari
penetapan diagnosa medik padahal sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan
secara keseluruhan.
Beberapa gejala dan tanda yang sering keluar dari
tampilan klinik pasien :

Inkontinensia urine imobilisasi


Inkontinensia alvi iatrogenesis
gangguan impaksi fekal
intelektual
gangguan imunitas infeksi
impotensi inanition
gangguan gangguan masukan
penglihatan dan makanan
pendengaran
irritable bowel Instabilitas
postural
Definisi :
Ketidakmampuan menahan keluarnya
urin atau keluarnya urin tak terkendali
pada saat yang tidak tepat dan tidak
diinginkan.

Etiologi : sindrom delirium,


immobilisasi, polyuria, infeksi,
inflamasi, impaksi feses, serta
beberapa obat-obatan.
Perubahan proses menua :
D elirium, • Kapasitas kk 
R estricted mobility, retension • Otot dasar panggul 
I nfection, inflammation, • Kontraksi otot kk abnormal
impaction • Residu urin kk banyak
P olyuria, pharmaceutic • Hipertrofi prostat
• Produksi urin malam 

Dehidrasi, jatuh, fraktur, dekubitus, depresi


Inkontinensia urin dapat menimbulkan
masalah kesehatan lain seperti dehidrasi
Karena pasien mengurangi minumnya
akibat takut mengompol, jatuh dan
fraktur karena terpeleset oleh urin yang
berceceran, luka lecet sampai ulkus
decubitus akibat pemasangan pembalut,
lembab dan basah pada punggung bawah
dan bokong. Selain itu, rasa malu dan
depresijuga dapat timbul akibat
inkontinensia urin tersebut.
1. Latihan otot dasar panggul rutin dan teratur
setiap hari
2. Mengatur jadwal berkemih
3. Jangan berkemih hanya Karena ingin
berkemih
4. Cukup minum (1,2-2 liter/hari)
5. Hindari minuman yang merangsang
berkemih ( kopi, air gula)
6. Hindari sembelit (makanan tinggi serat)
7. Konsultasi dengan dokter tentang obat-
obatan yang dikonsumsi
 Perubahan cara jalan (gait) dan
keseimbangan seringkali menyertai
proses menua. Instabilitas postural
dapat meningkatkan risiko jatuh,
yang selanjutnya mengakibatkan
trauma fisik maupun psikososial.
Hilangnya rasa percaya diri, cemas,
depresi, rasa takut jatuh sehingga
pasien terpaksa mengisolasi diri dan
mengurangi aktivitas fisik sampai
imobilisasi
 Gangguan keseimbangan merupakan
masalah kesehatan yang dapat
ddisebabkan oleh salah satu atau
lebih dari gangguan visual, gangguan
organ keseimbangan (vestibuler) dan
atau gangguan sensori motor
 Pengasuh/keluarga dan bahkan petugas
kesehatan seringkali menganggap gangguan
cara berjalan dan berkurangnya mobilitas pasien
sebagai perubahan yang normal pada lansia.
Sebaliknya, gangguan cara berjalan sebenarnya
sering merupakan gejala penyakit lain yang
dapat disembuhkan. Seiring dengan penuaan,
terjadi penurunan kecepatan cara berjalan
sekitar 0,2% per tahun sampai dengan usia 63
tahun dan penurunan kecepatan tersebut
meningkat sampai dengan 1,6% per tahun
setelah usia 63 tahun
INSTABILITAS, JATUH DAN PATAH TULANG
Perubahan proses menua :
• panjang langkah (step) 
• lingkup sendi ankle
• keterbatasan muskuloskeletal
• rotasi spinal  Kardiovaskular, artritis,
kondisi ortopedik lain
• input sensorik 
• respon motorik melambat
• ayunan lengan 

Instabilitas
• Rasa Nyeri
• Imobilisasi
• Gangguan asupan
Falls Fraktur makanan dan cairan
 Berkurangnya kemampuan gerak, dikenal
dengan istilah immobilisasi digunakan untuk
menggambarkan suatu sindroma penurunan
fungsi fisik sebagai akibat dari penurunan
aktivitas dan adanya penyakit penyerta.
 Tidak mampu bergerak selama min. 3x24
jam
 Imobilisasi seringkali diabaikan dan tidak
ditatalaksana dengan baik sejak awal
perawatan, baik dirumah maupun di rumah
sakit
 Penyebabnya harus dicari karena imobilisasi
sering menajdi gejala pertama yang dikeluhkan
oleh pasien atau keluarga. Misal: stroke/CVD,
pneumonia, PPOK, gagal jantung, osteoarthritis,
osteoporosis, depresi, malnutrisi, PAD,
keganasan/kanker, anemia, efek obat, dll
 Akibat/dampaknya juga fatal  tromboemboli
paru, pnemonia orthostatik, ISK, ulkus dekubitus,
atrofi otot, gangguan metabolik seperti balans
nitrogen negatif, toleransi glukosa terganggu,
inkontinensia, dll
 Luka atau ulkus dekubitus  salah satu
masalah yang ditimbulkan oleh imobilisasi
yang seringkali mempersulit perawatan dan
bahkan dapat menimbulkan pemanjangan
lama perawatan, tingginya biaya perawatan
dan kematian.
Fraktur dan nyeri
Imobilisasi Penurunan kesadaran

• Ulkus dekubitus • Kekakuan & kontraktur sendi


• Trombosis vena • Atrofi otot
• Hipotensi ortostatik • ISK
• Pneumonia
 Identifikasi dan penatalaksanan sedini
mungkin diperlukan, sehingga terjadinya
komplikasi akibat imobilisasi dapat dicegah.
 Penatalaksanaannya adalah dengan
mengobati penyakit atau masalah yang
menjadi penyebab, rehabilitasi dengan
fisioterapi dan pencegahan terjadinya
komplikasi atau dampak, misalnya:
 Kelemahan dan kontraktur sendi
◦ Mobilisasi dini dan perubahan posisi scr teratur
◦ Latihan isometris teratur 10-20% tekanan max
◦ Latihan gerakan pasif 1-2x/hari 20 menit
 Ulkus dekubitus
◦ Perubahan posisi lateral 30 derajat
◦ Penggunaan kasur anti dekubitus & mika miki
◦ Pasien kursi roda  reposisi tiap jam
 Trombosis
◦ Mobilisasi dini
◦ Kompresi intermiten
◦ Pumping mechanism exercise
◦ Terapi fisik dan latihan jasmani scr teratur
◦ Latihan isometric
 Konstipasi dan skibala
◦ Evaluasi kebiasaan BAB
◦ Asupan cairan 1500-2000 ml/hari
◦ Asupan serat 30 gr/hari (sayur dan buah)
 Status gizi
◦ Kalori & protein adekuat (25-30kkal/kg bb & 0,8-1
gr/kgBB
◦ Bila menjalani perawatan : 1,5 gr/kgBB
◦ Bila ada infeksi berat : > 1,5 gr/kgBB
◦ Suplementasi vitamin & mineral (Mg, Zn)
 Gejala awal berupa penurunan nafsu makan, keluhan akan terlihat
seperti dispepsia. Keluhan lemas dan lesu akan mendominasi
disertai kehilangan minat. Pada keadaan lebih lanjut akan terjadi
penurun kemampuan melakukan aktivitas kehidupan dasar (ADL)
sampai imobilisasi, dan akhirnya pasien akan mengalami kondisi
acute confusional state (= sindrom delirium). Selain itu, pasien juga
dapat muncul kehadapan dokter dengan keluhan utama instabilitas
postural (terhuyung-huyung) atau jatuh.
 Perlu diperhatikan bahwa gejala pneumonia pada lanjut usia tidak
selalu berupa batuk, demam, dan sesak nafas. Dokter dan tenaga
kesehatan lain perlu mewaspadi hal tersebut. Dalam pemeriksaan
laboratorium juga sering kali tidak muncul leukositosis namun
hanya berupa peningkatan persentasi sel segmen. Pemeriksaan
jasmani yang teliti akan membantu menegakan diagnosis dengan
ditemukannya perubahan kesadara, mungkin ada tanda-tanda
dehidrasi, dan tentu adanya ronkhi basah pada auskultasi paru-
paru.
 Dalam pengelolaannya, selain memberikan
antibiotik yang adekuat, program nutrisi yang
memadai, serta rehidrasi yang cukup, perlu pula
dipertimangkan untuk merujuk pasien ke
rumahsakit (sesuai indikasi) agar dapat dikelola
lebih intensif. Pengeluaran dahak yang sulit
merupakan salah satu alasan mengapa pasien perlu
dirawat di rumahsakit. Tindakan fisioterapi dada,
inhalasi, drainase postural, serta melatih batuk
yang efisien merupakan beberapa contoh mengapa
rumahsakit dapat berperan lebih besar.
 Jika status fungsional pasien masih mandiri,
tanpa dehidrasi, dan asupan makanan masih
dapat mencapai 75% dari yang dianjurkan
maka pasien masih dapat dikelola di
puskesmas dengan pemberian antibiotik
adekuat, nutrisi, dan cairan yang memadai
serta latihan nafas maupun latihan batuk
yang efektif, jika dalam 3 hari tidak dijumpai
perbaian maka dirujuk.
 Gejala awal
- menyerupai gejala infeksi lainnya, seperti
penurunan nafsu makan (seperti dispepsia)
- Lemas, lesu dominan, serta kehilangan minat
Gejala lanjutan :
- Keluhan utama : instabilitas postural (sering
terhuyung-huyung atau jatuh)
- ADL menurun (dapat terjadi imobilisasi
sampai acute confusional state (sindrom
delirium))
- Inkontinensia urin
- Polakisuri (jarang)
Bukan indikasi pemberian antibiotik :
 Urinalisis pada perempuan lanjut usia sering
menunjukkan piuria
 Asimtomatik bakteriuria pada lanjut usia

Sebaiknya dilakukan observasi atau


pemantauan pemeriksaan biakan urin (untuk
pembuktian biakan adanya ISK) dan uji
resistensi sebelum pengobatan antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai