Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK : 1

12700171 Sultony Alfin Aprizal


12700512 Rizka Oktaviana
12700521 Ervina Ika Y.P
15700161 Dimas Dermawan
Putra
APA ITU SJSN KESEHATAN ??
 Merupakan suatu tata cara penyelenggaraan
program jaminan sosial oleh beberapa badan
penyelenggaraan jaminan sosial atau yang di
kenal badan penyelenggara jaminan sosial
(BPJS) dan mulai di berlakukan sejak 1 Januari
2014 dan di targetkan tercapai 100% hingga 1
Januari 2019.
 SJSN kesehatan pada dasarnya merupakan
program Negara yang bertujuan memberi
kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
LIMA HAL YANG TERMASUK DALAM
SJSN :
1. Jaminan Kesehatan
tujuan memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
2. Jaminan Kecelakaan Kerja
apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau
menderita penyakit akibat kerja.
3. Jaminan Hari Tua
untuk menjamin apabila memasuki masa pensiun, mengalami
cacat total tetap, atau meninggal dunia.
4. Jaminan Pensiun
peserta kehilangan atau berkurang penghasilan nya karena
memasuki masa pensiun .
5. Jaminan Kematian
untuk memberikan santunan kematian yang di bayarkan
kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.
PRINSIP SISTEM JAMINAN SOSIAL
NASIONAL
1. Prinsip kegotong royongan
2. Prinsip nirlaba
3. Prinsip keterbukaan
4. Prinsip Akuntabilitas
5. Kehati-hatian
6. Prinsip portabilitas
7.Prinsip kepesertaan bersifat wajib
8. Prinsip dana amanat
9.Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
KEANGGOTAN SERTA BESAR IUARAN :
Besaran iuran :

Sistem iuran yang dibuat adalah sistem gotong


royong, iuran yang dibayarkan akan digunakan
untuk membiayai peserta lain yang membutuhkan
(sedang sakit), begitu sebaliknya ketika anda
sakit, biaya berobat anda di rumah sakit akan
ditanggung BPJS melalui iuran peserta lainnya.
Semua Warga Negara diwajibkan untuk
mendaftarkan diri dan anggota keluarganya
menjadi peserta BPJS baik itu melalui BPJS
Mandiri atau PBI.
BESAR IUARAN
PESERTA BENTUK IURAN BESARAN KET
IURAN

PBI NILAI NOMINAL Rp. 19.225,- Ranap kelas 3

(per jiwa) Pasal 16A, 23

PNS/TNI/POLRI/ PENSIUN 5% 2% dari pekerja Ranap kelas 1, kelas


2
(per keluarga ) 3% dari pemberi
kerja Pasal 16B, 23

PEKERJA PENERIMA UPAH 4,5 % (per keluarga) s/d 30 Juni 2015: Ranap kelas 1, kelas
SELAIN PNS DLL 2
dan 0,5% dari pekerja
Pasal 16C, 23
5% (per keluarga) 4% dari pemberi
kerja

mulai 1 Juli 2015:

1% dari pekerja

4% dari pemberi
kerja

PEKERJA BUKAN NILAI NOMINAL 1. Rp 25,500,- 1. Ranap kelas 3


PENERIMA UPAH dan
BUKAN PEKERJA (per jiwa) 2. Rp 42,500,- 2. Ranap kelas 2

3. Rp 59,500,- 3. Ranap kelas 1

Pasal 16F, 23
LEMBAGA YANG MENGURUS SJSN
KESEHATAN
 BPJS adalah badan hukum yang dibentuk
dengan Undang-Undang untuk menjalankan
sebagian penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahan, yakni urusan penyelenggaraan
program jaminan sosial.

 BPJS tergolong lembaga-lembaga dalam sistem


ketatanegaraan yang berada di tingkat
pusat.Dalam penyelenggaraan program jaminan
sosial, BPJS terkait dengan fungsi-fungsi
aparatur pemerintah terkait, baik di tingkat Pusat
maupun di Daerah.
KOMPONEN UTAMA SJSN
KESEHATAN
 SJSN terbagi menjadi lima komponen jaminan
utama yaitu jaminan kesehatan, jaminan
kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan
hari tua, dan jaminan pensiunan.
 Penyelenggaraan SJSN ini sebagai wujud dari
pelaksanaan amanat UUD 1945 pasal 34 ayat 2
yang berbunyi “Negara mengembangkan sistem
jaringan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan”.
TRIAS MANAJEMEN PLUS DALAM SJSN
KESEHATAN
1.Manajemen kepesertaan
2.Manajemen keuangan
3.Manajemen pemeliharaan kesehatan
+
Sistem Informasi Manajemen
Kesehatan
PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA DAN LANJUT DALAM
SJSN KESEHATAN
1. PPK I pemberi pelayanan tingkat 1
yaitu :
Puskesmas
Klinik
Rumah sakit kelas D (Rumah sakit
yang didirikan di desa tertinggal,
perbatasan atau kepulauan)
Praktik Dokter atau dokter gigi.
2. PPK II merupakan tingkat lanjut adalah
pemberi pelayanan kesehatan di tingkat II
yaitu :
 dokter spesialis praktek perorangan atau
bersama.
 pada tahap perujukan rumah sakit.
PERMASALAHAN YANG TIMBUL
DALAM KAITAN PELAKSANAAN SJSN
KESEHATAN
1. Aspek kepesertaan
2. Soal pelayanan
3. Menyangkut regionalisasi rujukan
4. Soal kriteria gawat darurat (emergency)
5. Pembagian kelas perawatan rawat inap
6. Pengadaan obat-obatan
7. Terkait klasifikasi tarif INA-CBGs
8. Pembagian jasa medis di RS pemerintah
JENIS ASURANSI
Asuransi sosial Asuransi komersial
Kepesertaan bersifat Kepesertaan bersifat sukarela
wajib yang berpotensi
mencakup 100%
penduduk (universal
coverage) dan relative
dapat menekan biaya
pelayanan kesehatan

Non profit Profit


Manfaat komprehensif Manfaat sesuai dengan premi yang
dibayarkan
ANALISIS MENURUT ERVINA
 Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan
berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, dan asas
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem
Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan
jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang
layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.
 Sistem pembiayaan berfungsi untuk memberikan
jaminan pembiayaan agar masyarakat terhindar dari
bencana financial ketika sakit. Sistem pembiayaan juga
harus menjamin equity atau kesetaraan akses layanan
kesehatan. Sistem pembiayaan jangan hanya
menguntungkan mereka yang mudah memperoleh akses
layanan kesehatan, seperti misalnya mereka yang
tinggal di kota besar atau dekat kota yang jumlah
penyedia layanan kesehatannya memadai.
 SJSN yang sudah disempurnakan bersama
SPSN yang didukung oleh peraturan
perundang-undangan, pendanaan dan nomor
induk kependudukan (NIK) akan dapat
memberi perlindungan penuh kepada
masyarakat luas secara bertahap.
Pengembangan SPSN dan SJSN dilaksanakan
dengan memerhatikan budaya dan sistem yang
sudah mengakar di masyarakat luas. Jaminan
sosial juga diberikan kepada kelompok
masyarakat yang kurang beruntung termasuk
masyarakat miskin, masyarakat yang tinggal di
wilayah terpencil, tertinggal dan wilayah
bencana.
 Kesejahteraan rakyat terus membaik, meningkat
sebanding dengan tingkat kesejahteraan negara-
negara berpenghasilan menengah dan merata
yang didorong oleh meningkatnya pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas yang disertai dengan
terwujudnya lembaga jaminan sosial, sumber
daya manusia terus membaik yang ditandai
antara lain oleh meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat.
ANALISIS MENURUT DYMAS
 Jaminan Kesehatan Nasional yang dimulai pada
tahun 2014 dan secara bertahap menuju ke
Universal Health Coverage. Tujuan Jaminan
Kesehatan Nasional secara umum yaitu
mempermudah masyarakat untuk mengakses
pelayanan kesehatan dan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu. Sistem Jaminan Sosial
Nasional seperti yang tertuang dalam Undang-
undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional, diselenggarakan
berdasarkan pada prinsip-prinsip yang sangat
berbeda dengan prinsip pasar. Prinsip-prinsip
tersebut dirumuskan dalam UU SJSN berdasarkan
kajian akademik yang mendalam dengan
mengambil pelajaran dari praktik (best practice)
Negara lain.
 BPJS Kesehatan (Badan Penyelanggaraan Jaminan
Sosial Kesehatan) merupakan Badan Usaha Milik
Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah
untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan
kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama
untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS
dan TNI/Polri, Veteran, Perintis Kemerdekaan
beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya
ataupun rakyat biasa. BPJS Kesehatan bersama
BPJS Ketenagakerjaan dahulu bernama Jamsostek
merupakan program pemerintah dalam kesatuan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk
BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1
Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan
mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014.
 Perubahan pembiayaan menuju keUniversal
Coveragemerupakan hal yang baik namun
mempunyai dampak dan resiko sampingan.
Ketidakmerataan ketersediaan fasilitas kesehatan,
tenaga kesehatan dan kondisi geografis,
menimbulkan masalah baru berupa ketidakadilan
diantara kelompok masyarakat. Sebagai
gambaranya itu di Indonesia timur :Di daerah
kawasan timur yang jumlah provider-nya terbatas
dan aksesnya kurang menyebabkan kurangnya
supply (penyediaan layanan oleh pemerintah &
pihak lain), sehingga akan muncul kesulitan
terhadap akses ke fasilitas kesehatan. Hal ini
berimbas pada masyarakat di wilayah Indonesia
timur yang tidak memiliki banyak pilihan untuk
berobat di fasilitas kesehatan.
ANALISA MENURUT SULTONY ALFIN
 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan
program pemerintah yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan bagi
seluruh rakyat Indonesia, di mana mempunyai tujuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan kepada
setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
di bayar oleh pemerintah. Di harapkan tahun 2019
kepesertaan pada sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) ini bisa mencakup seluruh masyarakat
Indonesia, hal tersebut bukan hanya tugas dari BPJS
Kesehatan yang merupakan Badan Penyelenggara
Program Jaminan Kesehatan Nasional tetapi
merupakan pekerjaan rumah bagi kita sebagai tenaga
kesehatan terutama seluruh pelaksana pelayanan
dasar di puskesmas sebagai suatu unit pelaksana
fungsional dan pusat pembangunan kesehatan serta
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
 Sebagai program yang baru berjalan yaitu mulai
beroperasi pada tanggal 1 Januari 2014, banyak
kendala dalam pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial
Kesehatan Nasional (SJSN) ini. Baik dari proses
pelaksanaan yang rumit dan berbelit-belit, maupun
alur proses pembuatan kartu peserta yang banyak
memakan waktu sehingga membuat masyarakat jadi
memilih sebagai peserta umum yang hanya tinggal
membayar tanpa melalui proses panjang dan
berbelit. Serta proses sosialisasi yang belum berjalan
optimal membuat proses informasi mengenai Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) belum sampai
kepada masyarakat secara menyeluruh walaupun
dari Dinas Kesehatan maupun puskesmas yang
sudah menyampaikan informasi secara terus
menerus.
ANALISIS MENURUT RIZKA OKTAVIANA
 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah suatu tata
cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa
badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS). Pada tanggal 1
januari 2014 mulai diberlakukan BPJS kesehatan di seluruh
pelayanan kesehatan di Indonesia dan Dana Jaminan Sosial
adalah dana amanat milik seluruh peserta yang merupakan
(BPJS) himpunan iuran beserta hasil pengembangannya
yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
untuk pembayaran manfaat kepada peserta dan pembiayaan
operasional penyelenggaraan program jaminan sosial.
Adapun peserta adalah setiap orang. jaminan Kesehatan
nasional ( JKN ) ini direncanakan setiap tahun dengan
periode per enam bulan dengan kajian berkala tahunan
elitibilitas fasilitas kesehatan, kualitas pelayanan dan
penyesuaian besaran pembayaran harga keekonomian.
Diharapkan pada tahun 2019 jumlah fasilitas kesehatan dan
tenaga kesehatan mencukupi, distribusi merata, sistem
rujukan berfungsi optimal, pembayaran dengan cara
prospektif dan harga keekonomian untuk semua masyarakat
Indonesia.
 Dalam pelaksaan SJSN kesehatan sejak 1 Januari 2014 hingga
sekarang ada beberapa masalah yang saya temukan pada
masyarakat di dalam sistem pelayanan kesehatan sistem
pembayaran dan sistem mutu pelayanan kesehatan.
Pelaksanan sistem jaminan sosial sendiri masih banyak di
temukan masalah seperti Pelaksanaan di lapangan, pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh PPK I (Puskesmas klinik)
maupun PPK II (Rumah Sakit) sampai saat ini masih
bermasalah. Pasien harus mencari-cari kamar dari satu RS ke
RS lainnya karena dibilang penuh oleh RS, bukanlah hal yang
baru dan baru sekali terjadi seperti yang bisa kita lihat di
berbagai media pemberitaan dan Masih kurangnya tenaga
kesehatan yang tersedia di fasilitas kesehatan sehingga peserta
BPJS tidak tertangani dengan cepat. Masalah lain yang juga
sering dikeluhkan oleh masyarakat yaitu tidak semua obat
ditanggung oleh BPJS atau hanya sejumlah tertentu obat
dapat diambil dengan menggunakan BPJS. Sehingga
masyarakat harus kembali lagi ke PPK I atau PPK II untuk
mengambil kembali obat yang diminum selanjutnya.
 Terkait dari masalah-masalah yang saya temukan diatas,
masyarakat juga banyak yang mengapresiasi baik untuk
sistem SJSN ini. Masyarakat merasa sangat terbantu dengan
adanya sistem kesehatan ini terutama dalam masalah
pembiayaan dengan Prinsip nirlaba yang bertujuan
memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. Sehinga
masyarakat tingkat menengah ke bawah juga dapat
mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal tanpa
mereka perlu harus memikirkan biaya yang akan mereka
keluarkan nanti. Sehingga banyak masyarakat yang dapat
tertangani penyakitnya lebih cepat sehingga tidak terjadi
komplikasi atau penyakitnya menjadi lebih parah.
 Jadi menurut saya pelaksanaan SJSN kesehatan sejak di
berlakukan tanggal 1 Januari 2014 hingga tanggal 31
Desember 2017 sudah cukup sesuai dengan Sembilan prinsip
SJSN kesehatan tetapi pada prinsip kepesertaan wajib untuk
sekarang masih ada yang belum menggunakan SJSN
kesehatan yang di selenggarakan oleh BPJS.
Sekian
Dari
kelompok kami

Anda mungkin juga menyukai