Anda di halaman 1dari 60

Presentasi Kasus

ikterus neonatorum

Oleh : Anita Dwi Budhi


110.2003.029
Pembimbing : dr. Nur Hasmani S, Sp.A
IKTERUS
 Ikterus (jaundice) terjadi apabila terdapat
akumulasi bilirubin dalam darah, sehingga kulit
dan atau sklera bayi tampak kekuningan
Patofisiologi
IKTERUS IKTERUS
FISIOLOGIS PATOLOGIS
ikterus yang timbul
pada hari kedua dan
- terjadi sebelum umur
ketiga yang tidak 24 Jam
mempunyai dasar
patologis

kadarnya tidak
melewati kadar yang
-Setiap peningkatan kadar
membahayakan atau bilirubin serum yang
yang mempunyai memerlukan fototerapi
potensi sebagai
“kern ikterus
ETIOLOGI
 Produksi yang berlebihan
 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi
hepar
 Gangguan transportasi
 Gangguan dalam ekskresi
 Gangguan sirkulasi enterohepatik
Faktor Resiko
Ikterus patologis dapat disebabkan oleh
keadaan
 Hemolisis akibat inkompatibilitas ABO
atau isoimunisasi rhesus, defisiensi G6PD,
sferositas herediter dan pengaruh obat
 Infeksi, septikemia, sepsis, meningitis,
infeksi saluran kemih, infeksi intrauterin
 Polisitemia
 Ekstravasasi sel darah merah, sefalhematom,
kontusio, trauma lahir
 Ibu diabetes
 Asidosis
 Hipoksia/asfiksia
 Sumbatan traktus digestivus yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi
enterohepatik
KRITERIA DIAGNOSTIK IKTERUS
PATOLOGIS
 Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan
 Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan ≥ 13
mg/dl atau bayi kurang bulan ≥ 10 mg/dl
 Kadar bilirubin direk > 2 mg/dl
 Peningkatan bilirubin > 5 mg/dl dalam 24 jam
 Ikterus menetap pada usia > 2 minggu
 Ikterus yang terjadi akibat hemolisis
 Terdapat faktor resiko
Penegakan Diagnosis
metode Kramer yaitu

Kramer 1 : kuning pada daerah kepala dan


leher
Kramer 2 : kuning sampai badan atas (
pusar atas )
Kramer 3 : kuning sampai badan bawah (
lutut dan atau siku )
Kramer 4 : Kuning sampai pergelangan
kaki dan tangan
Kramer 5 : kuning seluruh tubuh ( telapak
tangan dan kaki
PENATALAKSANAAN
Tata laksana Awal Ikterus Neonatorum
menurut WHO
 Mulai terapi sinar bila ikterus diklasifikasikan
sebagai ikterus berat.
 Tentukan apakah bayi memiliki faktor risiko
berikut: berat lahir < 2,5 kg, lahir sebelum usia
kehamilan 37 minggu, hemolisis atau sepsis
 tentukan golongan darah bayi dan lakukan tes
Coombs:
Bila kadar bilirubin serum di bawah nilai
dibutuhkannya terapi sinar, hentikan terapi sinar.
Bila kadar bilirubin serum berada pada atau di atas
nilai dibutuhkannya terapi sinar, lakukan terapi sinar
Bila faktor Rhesus dan golongan darah ABO bukan
merupakan penyebab hemolisis atau bila ada riwayat
defisiensi G6PD di keluarga, lakukan uji saring G6PD
bila memungkinkan.
 Tentukan diagnosis banding
Gambar bayi dalam unit terapi sinar
Identitas Pasien
 Nama : By.Ny. R
 Umur : 14 hari
 Agama : Islam
 Tanggal lahir :6 September 2011
Jenis Kelamin : laki - laki
 Alamat : Jl. KH. A. sapii,
manggarai selatan.
 Tanggal masuk RS : 21 September 2011
 No.Rekam medik : 14.36.96
Data Orang Tua
Data Orang Tua Ayah Ibu
Nama Tn. D Ny. R
Umur 38 tahun 30 tahun
Perkawinan 1 1
Pekejaan TNI AD Ibu Rumah Tangga
Agama Islam Islam
Suku Batam Batam
ANAMNESIS
Alloanamnesis (ibu) pada tanggal 21 September 2011

 Keluhan Utama : Bayi tampak kuning


 Keluhan Tambahan : (-)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Pasien datang bersama dengan ibu ke poli RS
RIDWAN dengan keluhan bayi tampak kuning,
ibu pasien mengatakan kuning timbul pada saat
bayi berumur 3 hari. Bayi tampak kuning pada
daerah wajah,leher,sampai bawah pusar. Keluhan
kuning ini tidak disertai malas minum susu dan
banyak tidur. Buang air besar tidak tampak
seperti dempul dan Buang air kecil tidak tampak
seperti warna teh pekat. Tidak ada demam,
batuk dan pilek. Tidak ada muntah.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Tidak ada

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Riwayat sakit kuning : Ayah pada
waktu umur 9 tahun.
- Riwayat sakit kuning pada saudara
kandung pasien disangkal.
- Riwayat transfusi darah disangkal.
- Riwayat hipertensi dan sakit gula
pada nenek dari sebelah ibu
Riwayat Kehamilan:

 Kehamilan ketiga
 Ibu mengatakan minum obat-obatan maag (promaag)
pada saat trisemester pertama.
 Rutin antenal care di RS RIDWAN
 Riwayat stress dan TD tinggi tidak ada
 Riwayat memelihara kucing tidak ada.
 Golongan darah ibu A,bapak B,Rhesus?
 Ibu mengatakan minum jamu akar2an dari
kalimantan setelah melahirkan
Riwayat Kelahiran
 Lahir bayi laki-laki tunggal hidup di RS
RIDWAN MEURAKSA pada tanggal 6
september 2011

 pukul 16.30 WIB lahir spontan, dari ibu


G3P2A0 Hamil 39 minggu ,Ketuban pecah dini
tidak ada, warna air ketuban putih keruh dan
warna tali pusat putih segar. Apgar score
8/9/10, BBL 3000 gram, PB 49 cm,LK 34 cm,LD
32 cm, Anus (+),cacat (-).
Riwayat Makanan :
Sejak lahir pasien minum ASI On Demand
(± setiap 2 jam )

Riwayat Imunisasi :
 Pada tanggal 7/9/2011 : Imunisasi
Hepatitis B
 Pada tanggal 21/9/2011 : Imunisasi polio
dan BCG
 Keadaan Umum : Kulit tampak ikterus kramer 3 saat
usia 14 hari,menangis kuat, gerak aktif,tidak
muntah,BAB 2x warna kuning,ampas (-) dan BAK 5x
normal.
 Berat Badan : 3000 gram
 Panjang Badan : 49 cm
 Tanda Vital :
 HR :120 x/menit
 RR :32 x/menit
 Suhu : 37°C (rectal)
Data Antropometrik
Panjang badan : 49 cm
Berat badan : 3000 cm
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 32 cm
 Kepala
normocephal,ubun-ubun besar belum
menutup, tidak cekung,caput(-).
 Mata
Palpebra tidak oedem,Konjunctiva kanan dan
kiri tidak anemis, sklera kanan dan kiri
ikterik, pupil kanan dan kiri
(bulat,isokor.refleks cahaya +/+)
 Telinga
Bentuk daun telinga normal, simetris,
sekret -/-

 Hidung
Bentuk normal, Tidak terdapat deviasi
septum hidung,sekret (-),tidak ada nafas
cuping hidung.
 Mulut
-bibir tidak sianosis,bibir
basah,frenulum linguae
ikterik(+),mukosa mulut ikterik(+).
 Leher
Tidak teraba pembesaran KGB,kulit
:ikterik(+).
 Thoraks
 -Bentuk dan gerak simetris,retraksi(-),kulit
ikterik (+).
 Inspeksi: bentuk simetris dalam keadaan statis dan
dinamis
 Palpasi dan perkusi tidak dilakukan.
 Auskultasi : suara nafas vesikuler pada kedua lapang
paru,ronkhi -/-,wheezing-/-.
 Jantung
 Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi: ictus cordis teraba
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi: BJ I-II reguler, murmur tidak ada, gallop
tidak ada.
Abdomen
Datar, supel, bising usus (+), Hati dan limpa
tidak teraba, kulit ikterik
 Genitalia
Testis yang kiri lebih besar dari yang kanan

 Ekstremitas
- akral hangat, tidak ada edema, perfusi perifer
baik
Kulit:
 warna kulit kuning, mulai dari wajah, leher sampai
abdomen. (kramer 3)
Pemeriksaan Neurologis
Refleks Moro : (+) normal
Refleks Rooting : (+) normal
Refleks hisap : (+) normal
Refleks Palmar Grasp : (+) normal
Refleks Babinski : (+) normal
Pemeriksaan Laboratorium

Bilirubin total Bilirubin total - Bilirubin


21/9/2011

22/9/2011

24/9/2011
16,60 mg/dL 14,26 mg/dL total : 5,30
mg/dL
- Bilirubin
direk : 3,29
mg/dL
- Indirek : 2,01
mg/dL
RESUME
Pasien datang bersama dengan ibu ke poli RS
RIDWAN dengan keluhan bayi tampak kuning,
bayi berumur 14 hari. Bayi tampak kuning pada
daerah wajah,leher,sampai abdomen. Riwayat
kelahiran:Lahir bayi laki-laki tunggal hidup di RS
RIDWAN MEURAKSA pada tanggal 6
september pukul 16.30 WIB secara spontan
 dari ibu G3P2A0 Hamil 39 minggu
,Ketuban pecah dini tidak ada, warna air
ketuban putih keruh dan warna tali pusat
putih segar. Apgar score 8/ 9/10, BBL
3000 gram, PBL 49 cm,LK 34 cm,LD 32
cm, Anus (+),cacat (-).
 Diketahui bahwa golongan darah ibu A, ayah B.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan : keadaan
umun : menangis kuat, gerak aktif,kulit kuning
(kramer III), TTV: HR:120x/mnt,RR:32x/mnt,S:
37°C,sklera mata kanan dan kiri ikterik. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan tanggal
21/9/2011 ; bilirubin total 16,60 mg/dL.
DIAGNOSA KERJA

 -BBLC-CB-SMK,SPONTAN
 -Ikterus Neonatorum ec.
Hiperbilirubinemia
 PENATALAKSANAAN

 ASI 150-220 ml/kgBB/hari


 Fototerapi
 RENCANA PEMERIKSAAN

 Pemeriksaan kadar bilirubin setelah


fototerapi
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : ad bonam


 Quo ad fungtionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : ad bonam
 Telinga : Bentuk daun telinga normal,
simetris, elastisis,sekret (-).
 Hidung : bentuk normal. Tidak terdapat
nafas cuping hidung, sekret tidak ada
 Mulut : bibir tidak sianosis,bibir
basah ,mukosa mulut tidak ikterik.
 Leher : Tidak teraba
pembesaran KGB,kulit, ikterik
 Toraks : simetris,retraksi(-),Cor: BJ I-II
regguler,murmur(-),gallop(-).
 Pulmo: SN Vesikuler,Ronki-/-,wh-/-.
 Abdomen: supel,cembung,BU+ normal,H/L
ttb
 Ekstremitas : akral hangat, perfusi
jaringan baik ,tidak ada edema dan sianosis.

 A: BBLC,CB, SMK,SPONTAN
 Hiperbilirubinemia
P:
 ASI 150-220 ml/kgBB/hari
 Fototerapi
 Telinga :Bentuk daun telinga normal, simetris,
elastisis,sekret (-).
 Hidung : bentuk normal. Tidak terdapat nafas cuping
hidung, sekret tidak ada
 Mulut :bibir tidak sianosis,bibir basah ,mukosa mulut
tidak ikterik.
 Leher :Tidak teraba pembesaran KGB,kulit :tidak ikterik
 Toraks : simetris,retraksi(-),Cor: BJ I-II
regguler,murmur(-),gallop(-).
 Pulmo: SN Vesikuler,Ronki-/-,wh-/-.
 Abdomen: supel,cembung,BU+ normal,H/L ttb
 Ekstremitas : akral hangat, perfusi jaringan
baik ,tidak ada edema dan sianosis.
 A: BBLC,CB, SMK,SPONTAN
 Hiperbilirubinemia
 P:
 ASI150-220 ml/kgBB/hari
 Fototerapi
 Bilirubin di bawah 12 mg/dl,pasien boleh pulang.
 Toraks : simetris,retraksi(-),Cor: BJ I-II
regguler,murmur(-),gallop(-).
 Pulmo: SN Vesikuler,Ronki-/-,wh-/-.
 Abdomen: supel,cembung,BU+ normal,H/L ttb
 Ekstremitas : akral hangat, perfusi
jaringan baik ,tidak ada edema dan sianosis
 A: BBLC,CB, SMK,SPONTAN
 Hiperbilirubinemia
 P:
 ASI 150-220 ml/kgBB/hari
 Pasien sudah boleh pulang
ANALISA KASUS
 Pada pasien ini didapatkan:
 -BBLC,CB, SMK,spontan.
 -Ikterus neonatorum ec.
Hiperbilirubinemia.
 Diagnosa tersebut ditegakkan
berdasarkan Anamnesis,Pemeriksaan fisik
dan Pemeriksaan penunjang yang tersedia.
.
ANALISA KASUS
 BBLC,CB,SMK,SPONTAN
 Dari Anamnesis partus pada tanggal 6 september
2011dengan usia gestasi adalah 39 minggu,dengan berat
badan lahir 3000 gram.Analisis menurut kepustakaan
pada pasien ini adalah neonatus cukup bulan sesuai masa
kehamilan,karena usia gestasi aterm antara 37 sampai 42
minggu,dan berat badan lahir berkisar antara 2500-3999
gram.
ANALISA KASUS
 Hiperbilirubinemia
Menurut kepustakaan,ikterus yang timbul pada
Hiperbilirubinemia ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik yang dilakukan dan hasil laboratorium
yang didapat, Bayi laki-laki,usia14 hari tampak kuning
(kramer III),minum susu(+),demam(-),BAB dan BAK
normal,Riwayat pemberian obat-obatan pada bayi
disangkal.
ANALISA KASUS
 Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada mata sklera
ikterik,pada mulut; frenulum linguae ikterik(+),mukosa
mulut ikterik(+) dan pada kulit tampak ikterus kramer
III, yang muncul pada hari ke 3 kelahiran,hal ini ditunjang
dengan pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar
bilirubin total 16,60 mg/dL.
ANALISA KASUS
 Menurut teori jika terjadi ikterus fisiologik,maka ikterus
terlihat pada hari ke2-3 kelahiran, dan meningkat dengan
kecepatan kurang dari 5 mg/dl/24 jam,dengan kadar 5-6
mg/dl untuk selanjutnya turun sampai kadarnya dibawah
2 mg/dl. Karena pada bayi Ny.R memiliki kadar bilirubin
di atas 16,60 mg/% untuk neonatus cukup bulan,
sehingga disebut hiperbilirubinemia.
ANALISA KASUS
 Faktor resiko terjadinya hiperbilirubinemia pada bayi ini
dikarenakan ASI diduga akibat pregnanediol yang
memecahkan eritrorosit lebih banyak sehingga
menimbulkan kuning.
 pada pasien ini dengan fototerapi,fototerapi dihentikan
bila kadar bilirubin total <12 mg/dl.Prognosis pada
pasien ini ad bonam karena tidak ada gejala bilirubin
indirect malalui sawar darah otak.

Anda mungkin juga menyukai