Anda di halaman 1dari 5

Pemeriksaan fisik:

Kasus ringan :
gejala menghilang 1 – 3 hari.
gelisah
Frekuensi pernapasan meningkat ,
 napas cuping hidung
penggunaan otot pernapasan tambahan dan retraksi

berat :
 apnea dan kegagalan pernapasan.
Hepar dan lien teraba (akibat pendorongan
diafragma karena tertekan oleh paru yang
hiperinflasi).
Pemeriksaan penunjang:

Laboratorium : melihat leukosit


AGD : asidosis metabolik atau respiratorik (keadaan
berat).
Pemeriksaan nasofaring : untuk virus dengan deteksi antigen
atau dengan biakan.
pemeriksaan radiologis
Diagnosa banding:

1. Asma bronkial
2. Bronkopneumonia
3. Penyakit jantung kongestif
4. Pertusis
5. Fibrosis kistik paru
Penatalaksanaan:

 Terapi Suportif
Dibaringkan dalam posisi supin, kepala ditegakkan dgn kemiringan 30 –
40 derajat, leher posisi ekstensi.
o Pemantauan ketat suhu dan pemberian O2.
o Keseimbangan & kecukupan cairan (diberikan dgn nasogastric tube
atau intravena)

 Terapi Spesifik
o Ribavirin (Virazol) : obat virustatic dengan spektrum luas
o Antibiotika : bila ada indikasi infeksi bakteri.
o Bronkodilator lazim digunakan pada terapi bronkiolitis. Tetapi efikasi
bronkodilator sebagai terapi bronkiolitis tidak secara umum dapat
diterima.
o Kortikosteroid : tidak ada manfaatnya.
o Sedativa : tidak dianjurkan, karena menyebabkan penekanan pusat
pernapasan.
Prognosis:

 Prognosis tergantung ketepatan diagnosis,


fasilitas yang tersedia, ketepatan tatalaksana,
dan kecermatan pemantauan.
 Bayi yang sebelumnya sehat prognosis baik.
 Bayi dengan resiko tinggi angka kematian :
37%.
 ± 1% bayi dgn bronkiolitis menjadi kronis dlm
beberapa minggu sampai bulan, bahkan
berakhir dengan kematian.

Anda mungkin juga menyukai