Anda di halaman 1dari 31

Carpal Tunnel

Syndrome

dr. Nini Natalia Li, Sp.KFR


Nandasari Estetyka
ANATOMI
• Tulang Carpal
• Nervus Medianus
DEFINISI

Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati tekanan


atau cerutan terhadap nervus medianus di dalam
terowongan karpal pada pergelangan tangan, tepatnya
dibawah fleksor retinakulum yang ditandai dengan
adanya penurunan fungsi saraf
EPIDEMIOLOGI
Pekerja yang terpapar
Wanita (5%) > pria
getaran, pekerja
(0,6%) dengan usia 25-
perakitan, pengolahan
64 tahun, prevalensi
makanan & buruh
tertinggi pada wanita
pabrik makanan beku,
usia > 55 tahun,
pekerja toko, pekerja
biasanya antara 40-60
industri, dan pekerja
tahun.
tekstil, pengguna
komputer
ETIOLOGI

• Usia lanjut Hipotiroidisme


• Jenis kelamin perempuan Penyakit autoimun
• Diabetes Penyakit rematologi
• Obesitas Arthritis
• Kehamilan Penyakit ginjal
• Pekerjaan yang spesifik Trauma
• Cedera karena gerakan Predisposisi anatomi di
berulang dan kumulatif pergelangan tangan
• Genetik Penyakit menular.
FAKTOR-FAKTOR

Herediter Trauma Pekerjaan Infeksi

Penyakit
Metabolik Endokrin Neoplasma kolagen
vaskular

Degeneratif Iatrogenik Stress Inflamasi


Herediter: HMSN (hereditary motor and sensory neuropathies) tipe
III.

Trauma: dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah,


pergelangan tangan dan tangan, sprain pergelangan tangan, dan
trauma langsung terhadap pergelangan tangan.

Metabolik: amiloidosis, gout, hipotiroid, neuropati fokal tekan 


CTS  penebalan ligamen dan tendon mukopolisakarida.

Pekerjaan: gerakan mengetuk atau fleksi dan ekstensi pergelangan


tangan yang berulang-ulang. Misalnya sekretaris, pekerja kasar
yang sering mengangkat beban berat dan pemain musik (pemain
piano dan pemain gitar).
Inflamasi: Inflamasi membran mukosa  n. medianus tertekan  carpal
tunnel syndrome.

Neoplasma: kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase, mieloma.

Endokrin: akromegali, terapi estrogen atau androgen, diabetes mellitus,


hipotiroidi, kehamilan.

Penyakit kolagen vaskular: artritis reumatoid, polimialgia reumatika,


skleroderma, lupus eritematosus sistemik.

Iatrogenik: punksi arteri radialis, pemasangan shunt vaskular untuk


dialisis, hematoma, komplikasi dari terapi anti koagulan.

Infeksi: tenosinovitis,
Degeneratif:
Faktor stress tuberkulosis,
osteoartritis.
sarkoidosis.
PATOFISIOLOGI

Insufisiensi
Mikrovaskular
Penebalan fleksor Tekanan N. Tekanan
Kronis
retinakulum Medianus Intrafasikuler

Aliran darah v.
Anoksia Gangguan nutrisi
intrafasikuler

Kehilangan kemampuan
Endotel Rusak Kebocoran protein
mengirim inpuls saraf

Kronis
S. Saraf rusak Fibrosis epineural Edem epineural

Kronis

Digantikan Fungsi N.
Atropi saraf
jaingan ikat Medianus
terganggu
MANIFESTASI KLINIS

Tabel 2.1 Sign dan Symptoms Carpal Tunnel Syndrome


DASAR PENEGAKAN DIAGNOSA

Pemerkisaan
Fisik
Anamnesis

• Nyeri di tangan atau lengan pada malah hari atau saat bekerja?
• Atropi atau kelemahan otot-otot thenar?
• Hilangnya sensasi pada tangan  Numbness?
• Parastesia  missal kesemutan pada malam hari?
• Tingling pada distribusi N. medianus?
• Apakah nyeri terasa berkurang ketika tangan digerakkan atau
dikibaskan atau meletakkan tangan pada posisi lebih tinggi?
• Apakah pasien sering menjatuhkan benda yang dipegang?
• Apakah ada kesulitan ketika menggenggam?
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan harus dilakukan secara


menyeluruh pada penderita dengan perhatian
khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan
otonom tangan. Beberapa pemeriksaan dan
tes provokasi yang dapat membantu
menegakkan diagnosa CTS adalah sebagai
berikut (Jeffrey, et al., 2002)
Phalen’s Test

Torniquiet Test

Tinel’s Test
Wrist Extension Test

Pressure Test

Luthy’s Sign
Flick’s Sign

Thenar Wasting

Manual maupun Dynamometer

Sensibilitas

Fungsi Otonom
Pemeriksaan
Penunjang

Elektrodiagnostik Elektromiografi

Pencitraan :
Laboratorium X-ray, CT, MRI,
USG
Diagnosa
Pembanding

Thoracic Pronator De
Cervical
Radiculopathy
Outlet Teres Quervain’s
Syndrome Syndrome Syndrome
Penatalaksanaan

Menurut Jeffrey et al (2002) terapi CTS dibagi atas 2 kelompok

Terapi terhadap
Terapi langsung
keadaan yang
terhadap CTS
mendasari CTS

Terapi konservatif Terapi operatif


Terapi Konservatif

• Istirahatkan pergelangan tangan.


• Obat anti inflamasi non steroid.
• Pemasangan bidai pada posisi netral
pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang
terus-menerus atau hanya pada malam hari
selama 2-3 minggu.
• Nerve Gliding
• Injeksi steroid
• Vitamin B6 (piridoksin)
Nerve Gliding
Terapi Konservatif

• Terapi latihan fisioterapi:


 Passive Movement Exercise
 Active Movement Exercise
1) Free Active Exercise: gerakan yang dihasilkan oleh kontraksi
otot yang melawan gravitasi tanpa bantuan atau tenaga baik
dari luar tubuh ataupun dari dalam tubuh itu sendiri.
2) Resisted Active Movement: latihan dengan dinamis ataupun
statik kontraksi otot dengan tahanan dari luar yang bisa
berupa manual maupun memakai alat (Kisner, 2007).
Terapi Operatif

operasi terbuka (adanya massa, anomaly,


tenosinovitis pada carpal tunnel) dengan anestesi
lokal  endoskopik  mobilisasi penderita secara
dini dengan jaringan parut yang minimal 
komplikasi operasi seperti cedera pada saraf (Rambe
dan Aldi, 2004).
Terapi terhadap
keadaan yang
mendasari CTS

a). Mengurangi posisi kaku pada pergelangan tangan, gerakan


repetitif, getaran peralatan tangan pada saat bekerja.
b). Desain peralatan kerja supaya tangan dalam posisi natural saat
kerja.
c). Modifikasi tata ruang kerja untuk memudahkan variasi gerakan.
d). Mengubah metode kerja untuk sesekali istirahat pendek serta
mengupayakan rotasi kerja.
e). Meningkatkan pengetahuan pekerja tentang gejala-gejala dini
CTS sehingga pekerja dapat mengenali gejala-gejala CTS lebih dini.
KOMPLIKASI

• Atrofi otot-otot thenar


• Kelemahan otot-otot thenar
• Ketidakmampuan tangan untuk
melakukan aktivitas
PROGNOSIS

• Terapi konservatif  prognosa baik


• Terapi operatif  secara umum baik  tapi karena dilakukan
pada CTS kronis  post op bertahap
• Bila setelah dilakukan tindakan operasi, tidak juga diperoleh
perbaikan maka dipertimbangkan kembali kemungkinan berikut
ini (Bachrodin, 2011):
1. Kesalahan menegakkan diagnosa.
2. Telah terjadi kerusakan total pada nervus medianus.
3. Terjadi CTS yang baru sebagai akibat komplikasi operasi seperti
akibat edema, perlengketan, infeksi, hematoma atau jaringan parut
hipertrofik.
ALGORITMA
KESIMPULAN

• Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah gejala


neuropati kompresi dari N. medianus di tingkat
pergelangan tangan, ditandai dengan bukti
peningkatan tekanan dalam terowongan karpal
dan penurunan fungsi saraf di tingkat itu.
• Diagnosa CTS  gejala klinis, pemeriksaan fisik
(Phalen test dan Tinnel test) dan pemeriksaan
penunjang (elektrodiagnostik, radiologi dan
laboratorium).
• Penatalaksanaan  etiologi, durasi gejala, dan
intensitas kompresi saraf.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai