Anda di halaman 1dari 78

Mekanisme Dasar Gejala

dan Tanda Penyakit Kulit


dan Kelamin

Faridha S.Ilyas
Muh Dali Amiruddin
Dasar-dasar Diagnosis Klinis
 Menentukan diagnosis kulit

 Dalam mendiagnosis  pengenalan


yang terpola pada gangguan kulit

 Untuk mendiagnosis lesi kulit  tidak


sama persis dengan yang
digambarkan di atlas
Prinsip-Prinsip Umum

 Pendekatan pada pasien  tidak


berbeda dengan penyakit lain

 Data  anamnesa, pemeriksaan


fisik, kadang-kadang laboratorium,
diagnosa banding,  diagnosa
terbaik dapat ditentukan
 Yang terpenting pemeriksaan fisik
 inspeksi

 Penentuan yang paling kritis pd


pemeriksaan kulit  karakteristik
penampakan klinis (morfologi) lesi
dasar
Riwayat Pendahuluan
 Untuk mendapatkan keluhan
utama, dengan menanyakan
pertanyaan terbuka-tertutup,
seperti :
“Apakah ada masalah dengan kulitnya?”
Kita mengikuti pertanyan ini
dengan 3 pertanyaan umum, lalu
melakukan pemeriksaan
 Tiga pertanyaan umum yang
dimaksud :
1. Onset dan Perkembangan
2. Gejala
3. Penatalaksanaan

Onset dan Perkembangan : “ Kapan


mulainya” atau “ Apakah bertambah baik atau
bertambah buruk?”
 Gejala-gejala : “Apakah hal ini mengganggu
anda?”
Gejala yang paling sering adalah
gatal.
 Penatalaksanaan : “Bagaimana anda
memperlakukan penyakit anda?”

 Untuk peny.kulit, biasanya


penderita  pengobatan topikal
dan pengobatan sistemik tetapi
malah dapat memperburuk
penyakitnya
Pelaksanaan Riwayat
 Setelah riwayat dan pemeriksaan
fisik  diagnosa atau diagnosa
banding.
 Untuk memperoleh lebih khusus
tentang riwayat penyakit,
termasuk riwayat sebelumnya,
riwayat keluarga atau riwayat
sosial
Pemeriksaan Fisik

 Untuk kulit agar inspeksinya adekuat


 ada 3 ketentuan penting :
1. Pasien sama sekali tak berpakaian,
hanya dengan pakaian pemeriksaan
2. Penyinaran adekuat, dari cahaya natural
atau terang sampai cahaya untuk
fluoresen
3. Dipersiapkan untuk melihat penyakit.
 Pemeriksaan yg adekuat pada kulit
yg seharusnya ditambahkan
 Pemeriksaan mukokutaneus
termasuk pemeriksaan mulut.
 Pemeriksaan kuku yang sering
terlewatkan. Tanda dari kedua
kelainan ini maupun penyakit
sistemik dapat nampak pada kuku
sebaik pada mulut.
 Lampu Wood  T. versikolor, T.
Kapitis dan eritrasma serta untuk
melihat pigmentasi kulit
 Kaca pembesar
 Walaupun pemeriksaan fisik sangat
tergantung pada inspeksi, jangan
melupakan kegunaan palpasi kulit.
Ketentuan utama mengenai hal ini
adalah :
1. Menilai tekstur dan konsistensi lesi kulit
2. Evaluasi apakah lesi perih atau tidak
3. Meyakinkan pasien bahwa kita tidak
takut menyentuh lesi kulit mereka,
dimana mereka tidak mempunyai
penyakit menular yang menakutkan
Fisiologis rambut dan kuku
Siklus Pertumbuhan Rambut
Diagram kuku normal
Istilah Lesi-lesi Kulit

Macule : flat circumscribed area of discoloration (< 1


cm)
Larger lesions may be called patches
Papule : circumscribed, raised area (< 0.5 cm)
Vesicle : fluid-filled lesion (blister) < 0.5 cm diameter
Pemfigus Vulgaris Bulla intra epidermal

Pemfigoid Bullosa Bulla sub epidermal


Bulla Intraderm

Bulla : fluid-filled lesion > 0.5 cm diameter


Nodule : circumscribed palpable mass
Skuama : lapisan stratum korneum yang terlepas
dari kulit. Terdiri dari : ptiriasiformis (halus),
psoriasiformis (berlapis-lapis), iktisiformis (seperti
sisik ikan), kulikuler (tipis), dan lamelar (berlapis)
Crust : collection of dried exudate consisting of serum,
debris & pus cells
Erosi:
Kehilangan jaringan kulit yang tidak
melampaui stratum basal
Ekskoriasi :bila garukan lebih dalam sampai
ujung papil, terlihat darah dan serum
Fissura : goresan tipis yang linear pada
dermis
Likenifikasi : penebalan kulit disertai
relief kulit yang makin jelas
Atropi :Hilangnya jaringan kulit
epidermal, permukaan tampak tipis dan
berkerut
Teleangiektasis : pelebaran pembuluh
darah kapiler pada kulit
Komedo :Lesi jerawat non inflamasi
yang terbentu dari impaksi keratin pada
kanalis pilosebasea
 Burrow : liang
Abses : kumpulan nanah dalam
jaringan
Sikatriks : terdiri atas jaringan yang tak
utuh, relief kulit tidak normal,
permukaan kulit licin, dan tak terdapat
adneksa, dapat atrofik atau hipertrofik,
bila hipertrofik patologis disebut
Keloid
Ulcer : loss of epidermis & part of dermis
Urtika : evanescent plaque of dermal oedema
surrounded by a flare
Pustule : vesicle yang berisi nanah
Eritema :
edema setempat yang timbul mendadak dan
hilang perlahan
(post Pemfigus Vulgaris )
Hubungan Patologi Klinis
Komponen Kulit Manifestasi Klinik Perubahan Patologik

Epidermis
Stratum korneum Sisik Hiperkeratosis
Subkorneal epidermis Likenifikasi Hiperplasia
Papul dan Plak Hiperplasia
Vesikel, bula dan pustul Gangguan inflamasi
Krusta Serum kering
Makula berpigmen,
Melanosit papul Peningkatan jumlah

dan nodul atau fungsi


Bintik putih Penurunan jumlah
atau fungsi
Dermis
Pembuluh darah Makula, Papula atau nodul Hiperplasia atau inflamasi

Eritema Vaasodilatasi

Purpura Hemoragik

Urtika Vasodilatasi dengan edema

Saraf Papul, nodul Hiperplasia

Jaringan penyambung Indurasi Hiperplasia

Papul, nodul, plak, ulserasi Kehilangan epidermis & dermis

Dermis badan
Unit pilosebaseus Hirsutisme Hiperplasia

Alopesia Atropi

Komedo,papul, nodul dan kista Hiperplasia atau inflamasi

Kelenjar keringat Hiperhidrosis Hipersekresi

Vesikel, papul pustul dan kista Hiperplasia atau inflamasi

Lemak subkutan Indurasi dan nodul Hiperplasia atau inflamasi


 Squama, likenifikasi, vesikel, bula
pustul dan krusta terjadi pada
epidermis.

 Eritema, purpura dan indurasi


terjadi pada dermis
Skema Diagnosis Penyakit
Kulit
Epidermis
Pertumbuhan Pigmentasi
Dermis dan Subkutan
Eksematous
Papul bersisik
Epidermis terlibat Plak dan Plakat
Vesikel
Ruam Papul & inflamasi
Pustul
Bintik putih
Tanpa keterlibatan Merah Pucat Eritema Umum
Epidermis Lokal
Khusus
Tidak pucat Purpura Makula
Papula

Indurasi
Ulkus
Kerusakan rambut

Macam kerusakan

Kerusakan kuku
Kerusakan
membran mukosa
 Kebanyakan kerusakan kulit dikategorikan
pertama sebagai proliferasi pertumbuhan
(neoplasma) ruam atau (erupsi).
 Pertumbuhan dan ruam adalah bagian yang
terpisah tergantung bagaimana kita melihat
secara klinis dan komponen struktural apa saja
yang terlihat.
 Petumbuhan  epidermis, pigmentasi dan dermis, dan
proses proliferasi subkutan.
 Pertumbuhan epidermal akibat dari hiperplasia
keratinosit; banyak neoplasma mempunyai permukaan
skuama.
 Lesi pigmentasi hasil dari peningkatan produksi pigmen
atau peningkatan jumlah sel yang memproduksi pigmen
dan akan tampak makula atau papula
 Dermal dan subkutan bermanifestasi dalam papula atau
nodul yang dapat disebabkan proliferasi elemen dermis
dan biasanya tidak disertai perubahan epidermis
Pertumbuhan
Jenis Umum Tidak Umum
Epidermal Kutil Ca. Sel Squamous
(Keratonisitik) Corn
Molokum Contangiosum
Keratosis
Ca. sel basal

Pigmentasi Bintik-bintik Melanoma Maligna


Lentigo
Melasma
Nevus

Dermis dan Dermatofibroma Neurofibroma


Subkutan Kista Epidermal Xantoma
Hemangioma Tumor Ganas
Keloid
Lipoma
 Beberapa ruam  menyebabkan beberapa perubahan epidermal,
biasanya satu perubahan khusus atau predominan.
 Dermatitis eksematosa adalah karakteristik histology dengan
udema interseluler yang manifestasi klinisnya sebagai vesikel,
papul atau likenifikasi
 Erupsi dengan skuama  adalah hasil dari penipisan stratum
korneum
 Vesikel dan bula tampak ketika akumulasi cairan dalam atau
dibawah epidermis
 Papul pruritus  oleh karena inflamasi predominan pada dermis.
 Pustul timbul ketika agregasi sel terjadi inflamasi pada epidermis
 Akhirnya ketika pigmen melanin lepas dari epidermis terjadi titik
putih
Ruam pada Epidermis
Jenis Peny.umum Peny.tdk umum
Eksematous Dermatitis kontak
Dermatitis Atopik
Dermatitis Seboroik
Ekzema Dishidrotik
Ekzema Numular
Dermatitis Statik
Nonspesifik

Skuama, Papul Psoriasis Mikosis Fungoides


dan Plakat Dermatofitosis Sipilis Sekunder
Dermatitis Seboroik Lupus Eritematous Diskoid

Vesikel dan Bulla Dermatitis Kontak Dermatitis Herpetiformis


Herpes Simpleks Pempigoid Bulosa
Herpes Zoster Pemfigus
Varisela Epidermolisis Bulosa
Ekzema Dishidrotik Porfiria Cutanea Tarda
Impetigo Bulosa
Jenis Peny.umum Peny.tdk umum
Papul inflamasi Scabies
Reaksi Gigitan Serangga
Miliaria

Pustul Acne Vulgaris Pustular Psoriasis


Rosacea Miliaria Pustulosa
Follikulitis Acneiform Drug Eruption
Candidiasis Infeksi Gonokokus
Impetigo

Bintik Putih Vitiligo Tuberous sclerosis


Tinea Versikolor
Pityriasis Alba
Post inflammatory
 Ruam pada dermis tanpa keterlibatan epidermis 
inflamasi atau infiltrasi (lebih banyak inflamasi)
 Erupsi inflamasi  merah sebab vasodilatasi pembuluh
darah pada dermis
 Kemerahan pada lesi kulit  eritema atau purpura.
Sangat penting untuk dibedakan
 Eritema  darah meningkat dan pada kulit terjadi
dilatasi pembuluh darah. Oleh karena itu eritema dapat
menjadi pucat.
 Dengan purpura ekstravasasi darah dari pembuluh
darah yang rusak ke dermis dan tidak pucat. Tes untuk
menilai kepucatan disebut Diaskopi (dilakukan dengan
menekan jari atau kaca dan amati perubahan warnanya)
Ruam pada Dermis
Jenis Peny. Umum Peny. Tidak Umum
Eritema:
1. Umum Reaksi Obat Eritema toksik
Eksanteem Virus Lupus Eritematous
Eritroderma Eksfoliatif

2. Lokal Selulitis Eritema Nodosum


Abses

3. Khusus Urtikaria Eritema multiforme

Purpura:
1. Makula Actinic Purpura Purpura Trombositopenia
DIC
2. Papula Vaskulitis

Indurasi Kulit Skleroderma


Skleromiksedema
Beberapa macam Penyakit
Type Sering pada penyakit Kurang pada Penyakit
Ulkus Kulit Vaskuler Malignan
Sebab Fisik Infection
Peny. Jaringan Penyambung
Peny. Neurologi

Rambut Hilang Androgen Alopecia Trichotillomania


Telogen Effluvium Alopecia Areata
SLE
Tinea Kapitis

Penyakit Kuku Infeksi Jamur Pemfigoid


Psoriasi Pemfigus
Paronikia Syphilis

Mucous Membrans Aphtous Stomatitis Pemfigoid


Thrush Pemfigus
Lichen Planus Syphilis
Leukoplakia
Pruritus (tanpa Scabies Metabolik (ginjal, hati, tiroid)
rash) Gatal “musism dingin” Malignant (limpoma, polisitemia vera)
Psikogenic Reaksi Obat
Psoriasias Dermatitis Seborhoik
Pytiriasis Rosea Sifilis Sekunder
Dermatitis Atopik Dermatitis Kontak
Eritema Multiforme Dermatitis Herpetiformus
Skabies
Seborrhoick dermatitis of forehead and scalp
Psoriasis Vulgaris
Psoriasis Vulgaris
Psoriasis of the nail “pitting and alteration of the
surface”
Total destruction of the nail plate in psoriasis of the
nail
Scabies
Pemfigus
Bullosa
Alopecia
Acne Vulgaris
Pemeriksaan Mikroskopis yang sering dilakukan

1. KOH (potassium hidroksida)  infekasi


dermatophyta dan Infeksi Kandida

2. Pewarnaan Gram
Ada 2 indikasi pewarnaan gram,
1. Mendiagnosa impetigo bulosa dengan memeriksa
cairan pada bulla yang intak
2. Menentukan penyebab apakah karena bakteri, jamur,
virus ataukah steril.
3. Sediaan Tzanck
Sediaan Tzanck dapat digunakan untuk
mendiagnosa dini infeksi herpes

4. Kerokan Skabies
Ditemukannya skabies dibawah mikroskop
merupakqan diagnosa sekaligus dapat
ditentukan perawatannya. Terowongan yang
ditemukan merupakan diagnosa skabies
5. Pemeriksaan Lapangan Gelap
Lebih sering digunakan pada klinik peny,kelamin
yang dapat dengan cepat mendiagnosa infeksi
sifilis aktif.

6. Kultur
Lab.mikrobilogi dapat memberikan dan
menggambarkan bentuk patogendan beberapa
diantaranya dapatdiidentifikasi pada pemeriksaan
mikroskopik. Jamur dan bakteri mempunyai
banyak frekwansi bentuk, kultur virus juga
senantiasa membantu
7. Biopsi kulit
Biopsi kulit tidak terlalu perlu untuk
mendiagnosa kebanyakan kelainan kulit

8. Tes Imunoflurosens
Untuk memriksa kulit yang melepuh seperti
pemfigus, pemfigoid bulosa dan dermatitis
herpetiformis digunakan tes ini.
Tes ini mendeteksi kelainan antibodi yang
merusak kulit.
Mikroskop elektron

 Pemeriksaan mikroskop elektron pada


jaringan kulit sangat jarang digunakan, tapi
dapat membantu mendiagnosa kelainan kulit
yang sangat jarang ditemkan, mis.histiositosis
X dan subtipe epidermolisis bulosa
Patch Test
 Berguna untuk mengidentifikasi pasien dengan
dermatitis kontak causa alergi
 Tes ini mendeteksi respon delayed hipersentivity
(tipe IV) pada kontak alergi dan sangat berbeda
dengan Scratch Test
 Tes ini sebaiknya dilihat kembali setelah
tambahan waktu 48 jam karena respon delayed
hipersensitivity seringkali nampak setelah 48 jam
Kerontokan Rambut
 Alopesia terinduksi stress
 Alopesia Androgenik (kebotakan umum)
 Alopesia Arreata
 Discoid Lupus Eritematous
 Tinea Capitis
Kelainan pada Kuku
 Infeksi jamur  onychomycosis dan tinea
unguium
 Psoriasis kuku
 Paronychia
 Perdarahan splinter
 Periungual teleangiectasis
Onychomycosis disebabkan oleh mould
Pachyonychia in distal onychomycosis caused by
dermatophytes
Kelaianan Membran Mukosa
 Terbagi atas 2 kelompok besar
1. Erosi dan Ulserasi
2. Lesi putih, menandakan perkembangan
hioerkeratosis dimana keganasan harus
disingkirkan
 Stomatitis aphtosa
 Pemfigus membran mukosa
 Sariawan, oleh Candida Albicans
 Lichen Planus mulut
 Leukoplakia

Anda mungkin juga menyukai