Anda di halaman 1dari 10

Trend dan Issue Etika dalam

Keperawatan Informed
Consent
Disusun Oleh:
1). Ade Putra (09200 041)
2). Andriyadi Jayasinga (09200 043)
3). Devi Artika Putri (09200 047)
4). Eko Novri Candra D (09200 050)
5). Irfiyanti Ramadhani (09200 053)
6). Oriza Pratiwi (09200 065)
7). Ruli Triyantoro (09200 071)
8). Selly Mega Afrisa (09200 072)
9). Zenna Dwi Amalia (09200 077)
Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk
mengembangkan keilmuannya sebagai wujud
kepeduliannya dalam meningkatkan
kesejahteraan umat manusia baik dalam
tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat
mengembangkan keilmuannya maka
keperawatan dituntut untuk peka terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya setiap saat.
Pengertian

Menurut PerMenKes no
290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th 2004
Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan
Kedokteran KKI tahun 2008. Maka Informed
Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran
yang diberikan oleh pasien atau keluarga
terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan
secara lengkap mengenai tindakan kedokteran
yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Menurut Lampiran SKB IDI No. 319/P/BA./88 dan
Permenkes no 585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang
Persetujuan Tindakan Medis Pasal 4 ayat 2
menyebutkan dalam memberikan informasi
kepada pasien / keluarganya, kehadiran seorang
perawat / paramedik lainnya sebagai saksi adalah
penting.
Pentingnya Informed Consent
Tujuan Informed Consent:
a. Memberikan perlindungan kepada
pasien terhadap tindakan dokter yang
sebenarnya tidak diperlukan dan secara
medik tidak ada dasar pembenarannya
yang dilakukan tanpa sepengetahuan
pasiennya.
b. Memberi perlindungan hukum kepada
dokter terhadap suatu kegagalan dan
bersifat negatif, karena prosedur medik
modern bukan tanpa resiko, dan pada
setiap tindakan medik ada melekat suatu
resiko ( Permenkes No.
290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3 ).
Aspek Hukum Informed Consent
Informed Consent hakikatnya adalah hukum
perikatan, ketentuan perdata akan berlaku dan
ini sangat berhubungan dengan tanggung jawab
profesional menyangkut perjanjian perawatan
dan perjanjian terapeutik. Aspek perdata
Informed Consent bila dikaitkan dengan Hukum
Perikatan yang di dalam KUH Perdata BW Pasal
1320 memuat 4 syarat sahnya suatu perjanjjian
yaitu:
1. Adanya kesepakatan antar pihak, bebas dari
paksaan, kekeliruan dan penipuan.
2. Para pihak cakap untuk membuat perikatan.
3. Adanya suatu sebab yang halal, yang
dibenarkan, dan tidak dilarang oleh peraturan
perundang undangan serta merupakan sebab
yang
masuk akal untuk dipenuhi.
Lanjutan…
Ada beberapa kaidah yang harus
diperhatikan dalam menyusun dan
memberikan Informed Consent agar
hukum perikatan ini tidak cacat
hukum, diantaranya adalah:
1. Tidak bersifat memperdaya
(Fraud).
2. Tidak berupaya menekan (Force).
3. Tidak menciptakan ketakutan
(Fear).
Trend dan Issue Mutakhir
Praktek Keperawatan
Upaya-upaya bidang kesehatan selama ini
seperti preventif, promoti, kuratif dan rehabilitatif
rupanya perlu mendapatkan refleksi dari perawat.
Kritisi tersebut bukan untuk menggugat cakupan
pelayanan kesehatan, melainkan perawat perlu
menciptakan model praktik pelayanan perawatan
yang khas dan berbeda, sehingga meskipun
perannya tidak langsung berdampak terhadap
peningkatan indeks pembangunan manusia,
namun tetap berarti (mengisi sektor yang
kosong/tidak tergarap) karena perannya tidak
identik dengan profesi lain atau sebagai sub
sistem tenaga kesehatan lainnya.
Mengingat hal – hal tersebut kita perlu mencermati
beberapa peristiwa di belahan dunia lain, akan perubahan –
perubahan konsep dan pengembangan kesehatan.
Khususnya di negara maju seperti Amerika, hasil riset yang
dikemukakan oleh Bournet (dalam Jurnal Riset) tentang
perkembangan “Hospital At Home” atau perawatan pasien
di rumah mereka sendiri, secara kuantitatif menunjukan
peningkatan dari tahun ke tahunnya. Masih penelitian
tentang Hospital At Home dan di Amerika menunjukan
bahwa, tingkat kepuasan pasien yang di rawat di rumahnya
sendiri lebih memuaskan pasien dan keluarga dibandingkan
dengan mereka yang dirawat di rumah sakit. Bila kita
melihat tren dan isu di negara lain tersebut kita dapat
membuat satu analisis bahwa, Hospital At Home akan
menjadi salah satu model anyar yang perkembangannya
akan sangat pesat. Implikasinya bagi perawat dan praktek
keperawatan jelas hal ini merupakan angin surga, karena
dengan praktik dalam model Hospital At Home, perawat
akan menunjukan eksistensinya.
Kesimpulan
Trend dan issue etika dalam keperawatan
yang berkaitan dengan informed consent, dapat
disadari bahwa belum seutuhnya diterapkan pada
pelayanan kesehatan khususnya di Indonesia.
Karena pada dasarnya dalam praktik sehari hari,
pasien yang datang untuk berobat ke tempat
praktik dianggap telah memberikan
persetujuannya untuk dilakukan tindakan
tindakan rutin seperti pemeriksaan fisik. Akan
tetapi, untuk tindakan yang lebih kompleks
biasanya dokter akan memberikan penjelasan
terlebih dahulu untuk mendapatkan kesediaan
dari pasien, misalnya kesediaan untuk dilakukan
suntikan.

Anda mungkin juga menyukai