Absorbsi Obat

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 58

ABSORBSI

OBAT
Oleh
Hardi S.Farm.,Apt
Farmaseutika
• Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari
hubungan sifat fisikokimia formulasi obat
terhadap bioavailabilitas obat.
• Absorbsi
• Distribusi
• Metabolisme
• Ekskresi
Sebelum obat diabsorbpsi, obat
mengalami disintegrasi dan disolusi
Definisi
• Absorpsi merupakan proses masuknya obat
dari tempat pemberian kedalam pembuluh
darah
• Dalam proses absorbsi obat melintasi
membaran plasma
Membran sel
Membran sel merupakan lapisan antarmuka yang disebut
membran plasma, yang memisahkan sel dengan
lingkungan di luar sel, terutama untuk melindungi inti sel
dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam
sitoplasma.
Fungsi membran sel
• Menjaga keutuhan sel
• Mengatur perpindahan makanan dan produk yang
terbuang
• Mengatur keluar masuknya senyawa2 dari dan ke
sitoplasma
• Lebih permeabel terhadap molekul yang bersifat
nonpolar
Membran sel
 membran sel bersifat semipermeabel dan
mempunyai ketebalan total kurang lebih 8 nm,
struktur membran biologis sangat kompleks dan
dapat mempengaruhi intensitas dan masa kerja
obat.

 Sesudah pemberian obat scr oral, obat harus


melalui sel epitel sal. cerna membran sistem
peredaran tertentu, melewati membran kapiler
menuju sel-sel organ atau reseptor obat
Membran sel
Komponen membran sel
1. Lapisan lemak biomolekul
Tebal lapisan lemak biomolekul ± 35 Å
2. Protein
bentuk protein bervariasi, ada yg besar, Berat molekulnya
± 300.000 dan ada pula yang sangat kecil.protein bersifat
ampifil karena mengandung gugus hidrofil dan hidrofob
3. Mukopolisakarida
Jumlah mukopolisakarida pada membran biologis kecil
dan strukturnya tdk dalam keadaan bebas tatapi dalam
bentuk kombinasi dengan lemak, seperti glikolipid, protein.
Mukopolisakarida ini berperan untuk pengenalan sel dan
interaksi antigen-antibodi
• Bergantung pada cara pemberianya, tempat
pemberian obat adalah salura cerna (mulut
sampai rektum), kulit, sublingual, paru-paru,
otot dll.
• Yang terpenting adalah pemberian obat
melalui per oral
• Absorbsi obat utamanya berlangsung pada
usus halus karena permukaanya yang luas
• Permukaan Usus
H halus Luas
Tidak semua obat mengalami absorbsi

• Ada beberapa pemberian obat tidak


mengalami absorbsi karena langsung
diberikan ke dalam pembuluh darah seperti
intravena dan antraarteri
• iV dan iA, karena langsung ke dalam
pembuluh darah sehingga bioavailabilitasnya
tinggi (100%) dan efeknya lebih cepat karena
lebih cepat mencapai reseptor.
Rute pemberian obat dan kadar obat dalam plasma
Mekanisme perpindahan/transport obat

• Difusi pasif:
Perpindahan obat/senyawa dari kompartemen
yang berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
merupakan mekanisme transport sebagian
besar obat. Aspirin, probenesid, ergotamin dll
• Transport aktif:
Perpindahan obat/senyawa dari kompartemen
yang berkonsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi
membutuhkan energi dan protein
pembawa/carrier mekanisme transport obat-
obat tertentu. Vitamin B, glikosida jantung,
estradiol, Na, K.
• Endositosis dan eksositosis
cara ini memindahkan obat obat yang berukuran
sangat besar melintasi membran sel. Transport obat
dgn cr mengcenkram vesikel yg terisi obat dn
eksositosis kebalikan dr endositosis. Contoh vitamin
B12, neurotransmiter.
• transport komvektif
Obat hrs terlarut dlm medium berair kemudian
menembus membran melalui suatu pori . Diameter 8
A, contoh sulfonamid terionisasi.
• transport pasangan ion
Pembentukan kompleks antra senyawa anion
organikdgn senyawa kation pd membran. Senyawa
anion endogen seperti musin. Contoh asam sulfonat,
amonium kuartener.
Difusi pasif
Tergantung pada:
• Ukuran dan bentuk molekul
obat
• Kelarutan obat dalam lemak
• Derajat ionisasi obat
Hukum fick
• Molekul
obatberdifusidaridaerahdengankonsentrasiobatti
nggikedaerahdgnkonsentarasiygrendah
𝑑𝑄 𝐷𝐴𝐾
= (CGI – CP)
𝑑𝑡 ℎ
 dQ/dt= lajudifusi
 D= keofisiendifusi
 K= koefisiendifusi
 h= tebalmembran
 CGI – CP=
perbedaankonsentrasiobatdlmsalurancernadan
dalam plasma
• Bagaimana penyerapan metoprolol dan
propranolol dan kapan sebaiknya diminum…?
• Kapan sebaiknya konsumsi antasida dan
ranitidin
Laju pelarutan obat
• Pelarutan merupakan proses
dimanasuatubahankimiaatauobatmenjaditerlarutdala
msuatupelarut.
• Digambatkanolehhukum Noyes danwhitney;
𝑑𝑐 𝐷𝐴𝐾
= (Cs-C)
𝑑𝑡 ℎ
𝑑𝑐
Ket; = lajupelarutanobat
𝑑𝑡
D= tetapanlajudifusi
A=luaspermukaanpartikel
C=konsentrasiobatdlmbagianterbesarpelarut
K=koefisienpartisiminyak/air
h= tebal “stagnan layer”
Derajat ionisasi
Adalah banyaknya obat yang terionkan (menjadi
bermuatan) ketika dilarutkan dalam air
• Faktor penentu utama ionisasi:
 Sifat asam-basa obat : asam lemah atau basa lemah
(sebagian besar obat adalah asam lemah atau basa
lemah)
 Sifat asam-basa cairan solven (pelarut)-nya : asam
ataubasa

(obat yang bersifat asam lemah akan lebih terionisasi


pada suasana basa, sedangkan obat yang bersifat basa
lemah akan terionisasi pada suasana asam)
• Aturan:
• Molekul akan menjadi kurang bermuatan (tidak
terionisasi ) jika berada pada suasana pH yang sama,
dan akan lebih bermuatan jika berada di pH yang
berbeda
• Semakin bermuatan, suatu molekul akan semakin sulit
menembus membran
• Semakin kurang bermuatan, suatu molekul akan lebih
mudah menembus membran
• Dapat menjadi prediktor terhadap sifat absorpsi obat
Contoh: Aspirin (bersifat asam lemah) akan lebi mudah
terabsorpsi di
lambung atau usus ?
Mengapa ?
Sublingual
• Pemberian obat dibawah lidah (sublingual)
hanya untuk obat yang sangat larut lemak
karena luas permukaanya yg kecil sehingga obat
hrs cepat diabsorbsi
• Contohnya; nitrogliserin
• Rutenya SL
SL kapiler vena vena cava superior
jantung, dst
Pemberian SL tdk melewati hati shg obat tdk mengalami
metabolisme lintas pertama. Sesuai untuk obat yg rusak oleh HCL.
• Pemberian SL ditujukan untuk pasien dgn gangguan
menelan, muntah, dan diinginkan efek yang cepat
• Stlh pemberian obat cepat terlarut dan diabsorbsi
melalui vena retikularis ke vena fasial ke vena
jungularis interna ke vena braciocephalic ke vena cava
ke jantung lalu kesistemik
• Penyerapanya secara difusi dan 3-10x lebih besar dari
rute oral
• SL lebih permeabel dari pada buccal
• Sublingual> Buccal > Gingival> Palatal memiliki
ketebalan mukosa 100-200, 200, 250,
500-600 mikrometer. Karena permeabilitas tinggi
dan suplai darah yang kaya, rute sublingual mampu
menghasilkan onset yg cepat
Mekanisme absorbsi
• Absorbsi dipengaruhi oleh
 Permeabilitas
 Ionisasi (pH)
 Berat molekul zat
• Syarat pemberian secara SL
 Tidak terasa pahit
 Dosis diturunkan dari 20mg, mis. Nifedipin
 Berat molekul kecil sampai sedang
 Kestabilan yang baik dalam air dan air liur
 Sebagian tidak terionisasi pada pH rongga mulut
 Mengalami first pass effect mis. ketotifen fumarat
Faktor yang mempengaruhi penyerapan SL

• Lipofilik obat
• Kelarutan obat pada saliva (pH saliva=6)
pKa obat >2 dan <10
• Ikatan dengan mukosa
• Ketebalan epitelium oral (100-200 μm)
• Koefisien partisi (Kisaran koefisien partisi
minyak-air 40-2000 adalah dianggap optimal
agar obatnya bisa diserap sublingual)
Keuntungan SL
• Absorbsinya cepat
• Tidak membutuhkan banyak air untuk
pelarutan
• Meningkatkan kepatuhan pasien
• Dosis rendah untuk memberikan efek yg tinggi
• Menghindari metabolisme lintas pertama
• Sesuai untuk kondisi darurat
• Permukaan kontak yg luas
KEKURANGAN SL
• Karena pemberian obat sublingual
mengganggu makan, minum, dan berbicara.
• Obat sublingual tidak bisa digunakan saat
pasien tidak kooperatif atau tidak sadar.
• Pasien tidak boleh merokok saat mengambil
sublingual Obat
• Tidak sesuai dengan sustained‐delivery
systems.
Rute transdermal
• Peghantaran obat transdermal obat

adalah penerapan obat pada


permukaan kulit sehingga bisa
menembus melalui kulit dan
mencapai sirkulasi sistemik.
• Banyak produk obat dioleskan ke
permukaan kulit Bisa menembus
sampai batas tertentu ke lapisan
kulit bahkan sistemik
SISTEMIK
TARGET TERAPI
• Permukaan kulit
• Kulit itu sendiri
• sistemik
Keuntungan
• Patch mudah diterapkan, non-invasif dan tidak menimbulkan rasa sakit.
• Obat dapat diberikan dalam jangka waktu yang lama.
• Mengurangi frekuensi pemberian obat
• Cocok untuk obat yang terdegradasi dalam pH lambung,
usus atau mengalami metabolisme lintas pertama di hati
• Tidak ada interaksi obat dengan makanan, enzim, minuman dan
flora GI lainnya.
• sesuai untuk orang tua yang tidak bisa menggunakan obat scr oral
• sesuai untuk obat yang mengganggu rute oral dan mengurangi efek
samping obat.
• Dalam hal pengantaran obat toksisitas bisa dihentikan
dgn melepaskan patch
• Penggunaan sendiri mungkin dilakukan.
• Patch hemat biaya.
• Mengurangi variabilitas antar pasien
Kekurangan
• Andministrasi Sulit untuk dosis besar lebih dari 10
mg / hari
• Obat-obatan ionik menimbulkan masalah.
• Tidak sesuai untuk Obat yang memiliki ukuran lebih dari
500 Dalton
• Obat dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi
kulit.
• Sulit mencapai konsentrasi obat tinggi dlm plasma.
• Penggunaan jangka panjang menciptakan
ketidaknyamanan pada pasien.
• Obat dengan koefisien partisi yang sangat rendah atau
tinggi gagal untuk mencapai peredaran sistemik.
Rute penyerapan obat melalui kulit
• Rute transfolikular
jalur terpendek yang dimiliki obat mengikuti untuk mencapai
sirkulasi sistemik yang menyediakan area yang luas untuk difusi
obat. 0,1% dari total kulit permukaan
• Rute transellular
Penyampaian obat melalui jalur ini lewat korneum yang memiliki
keratin sangat terhidrasi jalur hidrofilik. Pada rute transellular obat
melewati matriks (sitoplasma) dari sel. Rute ini sesuai untuk obat
hidrofilik.
• Rute interseluler
Seperti namanya menunjukkan jalur interselular obat
berdifusi melalui matriks lipid kontinyu antara sel. Telah ditemukan
air harus menempuh perjalanan 50 kali lebih lama dengan rute ini;
oleh karena itu rute ini sesuai untuk obat yang lipofilik.
Penghantaran transdermal konvensional
menggunakan patch
Menurut Kalia dan Guy (2001), transportasi obat melaui Kulit
adalah proses yang melibatkan beberapa langkah;

a) Pembubaran dan pelepasan obat dari formulasi;


b) partisi obat ke stratum korneum;
c) difusi obat di seluruh stratum korneum,
terutama oleh interselular lipid;
d) Partisi obat dari stratum korneum kedalam
lapisan epidermis;
e) difusi melintasi epidermis ke dalam lapisan
dermis, dan
f) penyerapan obat oleh kapiler, yang kemudian
mencapai sirkulasi sistemik
Rute rektal
• Pada pemberian obat melalui rektal, misalnya
untuk pasien yang tidak sadar atau muntah
• Hanya 50% darah dari rektum yang melalui
vena porta, sehingga eliminasi lintas pertama
oleh hati juga hanya 50%
• Absorbsi obat melalui mukosa rektal seringkali
tdk teratur dan tidak lengkap
• Sering timbul iritasi pada mukosa rektal
Rute paru
• Aerosol, Dispersi butiran cairan yang sangat halus didalam
udara dan berdiameter rata- rata 5 μm
• Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan
• Beberapa keuntungan pemberian obat melalui pernafasan
 Dosis yg biasa diberikan lebih kecil
 Onsetnya lebih cepat
 Langsung menuju ke tempat kerja
 Efek samping sistemik yg rendah
 Lebih mudah dan nyaman
 Kecepatan aliran darah paru paru yg tinggi dn
permukaan yg luas akan meningkatkan aktivitas obat
Faktor yang mempengaruhi deposisi
obat dan cara mengoptimalkanya
• Ukuran partikel
Ukuran partikel yang optimal adalah sgt
penting. Ukuran ideal 2 mikron/kurang
(bronkus), 0,7 mikron (bronkiolus), 0,5 mikron
(alveolus).
• faktor fisiologi pasien; umur pasien,
kemampuan menggunakan alat, dll
• Sistem penghantaran obat; MDI dan inhaler
serbuk kering, nebilizer.
Apa yang terjadi dengan obat aerosol
setelah deposisi di paru-paru
(1) Kontak pertama dengan cairan lapisan paru:
pelepasan bahan aktif farmasi (API) dari
partikel aerosol
(2) penyerapan API
di seluruh epitel paru: proses ini terutama
dikendalikan oleh sifat fisikokimia.
(3) Pembersihan partikel yang tidak terlarut.
Rute okular
Faktor yang Mempengaruhi
Bioavailabilitas Intraocular:
1. Pemasukan dan pengeluaran dari Lacrimal
fluids.
2. Efisiensi pengeringan naso-lacrimal.
3. Interaksi obat dengan protein dari Lacrimal
fluid.
4. Pengenceran dengan air mata.
Mekanisme absorbsi obat melalui
okular
• Penetrasi melalui Sclera & Conjuctiva untuk masuk ke dalam
jaringan mata.
• Non-Productive: karena penetrasi obat diabsorpsi ke sirkulasi
Non-Corneal umum.
Absorption

• Outer Epithelium: rate limiting barrier, dengan ukuran pori 60å,


hanya bisa untuk ion kecil & molekul lipofilik.
• Trans cellular transport: transport between corneal epithelium
Corneal & stroma.
Absorption
Rute okular
Faktor yang mempengaruhi absorbsi obat
1.Bentuk sediaan
• Seperti pil, tablet, kapsul, suspensi,emulsi dll.
• Ukuran partikel
• Bahan tambahan seperti pengikat.
2. Sifat kimia fisika obat
• Bentuk basa, asam, ester
• Bentuk kristal atau polimorf
• Kelarutan dalam lemak/air
• Derajat ionisasi
Faktor yang mempengaruhi absorbsi obat
3. Faktor biologis
• Variasi keasaman (PH) saluran cerna
• Sekresi cairan lambung
• Gerakan saluran cerna
• Luas permukaan sal. Cerna
• Waktu pengosongan lambung
• Waktu transit dalam usus
• Banyaknya pembuluh darah pada tempat absorbsi
4. Faktor lain
• Umur
• Diet
• Adanya interaksi obat dengan senyawa lain
• Adanya penyakit tertentu

Anda mungkin juga menyukai