Anda di halaman 1dari 16

Stres Diperberat Kerja

Kelompok A3
Tutor: dr. Yusuf Handako
Nur Hayani Binti Mohd Sukri (102015217)

Seorang laki-laki,45 tahun,dengan satu istri dan


2 anak, datang ke klinik dengan keluhan sering
SKENARIO sulit tidur sejak 1 tahun terakhir dan makin
sering sejak 1 bulan terakhir. Pekerjaannya
sebagai seorang manajer marketing sebuah
perusahaan bir di Cibitung, sejak satu tahun.
Dia tinggal Depok, sehingga setiap hari dia
harus berangkat sebelum pukul 6.00, untuk
menghindari kemacetan. Kira-kira 1 bulan yang
lalu ibunya meninggal dunia karena stroke
akibat darah tinggi.
DEFINISI
Penyakit yang mempunyai penyebab
PENYAKIT spesifik atau asosiasi kuat dengan
AKIBAT pekerjaan, yang pada umumnya terdiri
KERJA dari satu agen penyebab yang sudah
diakui.

Penyakit yang terjadi pada populasi


PENYAKIT pekerja tanpa adanya agen penyebab di
DIPERBERAT tempat kerja, namun dapat diperberat
PEKERJAAN oleh kondisi lingkungan pekerjaan
yang buruk bagi kesehatan.

BUKAN PAK Penyakit umum lainnya yang tidak


termasuk kriteria sesuai batasan tersebut
PENYEBAB PAK

Fisika

Ergonomis Kimia

Pajanan

Psikososial Biologis
EPIDEMIOLOGI

• Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja


di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja
mengalami sakit akibat kerja.
• Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatat angka kematian dikarenakan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun.
• Hasil laporan pelaksanaan kesehatan kerja di 26 provinsi di Indonesia tahun 2013,
jumlah kasus penyakit umum pada pekerja ada sekitar 2.998.766 kasus dan jumlah
kasus penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan berjumlah 428.844 kasus.
Rendahnya jumlah kasus terkait kerja yang relatif rendah tidak menggambarkan
keadaan sesungguhnya, tetapi lebih pada tidak terdeteksi dan terdiagnosis.
ASPEK BAHAYA PSIKOSOSIAL
Kategori Kondisi yang didefinisikan sebagai bahaya (hazard)

Context to work
Budaya dan fungsi organisasi Komunikasi yang buruk, dukungan yang buruk terhadap pemecahan masalah serta pengembangan
karyawan, tujuan organisasi yang tidak jelas.

Peran dalam organisasi Adanya peran konflik, tanggungjawab terhadap orang banyak.

Perkembangan karir Karir yang tidak berkembang dan tidak jelas, kesempatan promosi jabatan yang sangat kurang atau
berlebihan, pengupahan yang buruk, posisi jabatan yang tidak aman, rendahnya nilai-nilai sosial
dalam pekerjaan.

Decision latitude/control Kurangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan, kurangnya kontrol atas pekerjaan.

Hubungan interpersonal Isolasi sosial atau fizikal, hubungan kerja yang buruk dengan atasan, sesama pekerja dan bawahan,
adanya konflik dalam hubungan kerja, kurangnya dukungan social.

Content of work
Lingkungan kerja dan peralatan kerja Kurangnya sarana dan fasilitas kerja, adanya masalah dengan perlengkapan dan peralatan kerja yang
dipakai.
Desain Kerja Pekerjaan yang rutin dan membosankan, ketidakjelasan jenis pekerjaan, ketrampilan kerja yang
rendah.
Beban kerja Beban kerja yang berlebihan atau kurang, tidak bisa beradaptasi dengan tuntutan kerja yang
cepat, tekanan waktu kerja yang tinggi.
Jadwal kerja Shift kerja, jadwal kerja yang kaku, jam kerja yang tidak terduga dan jam kerja yang lama.

Sumber : Cox T, Griffiths A, Rial-González E. Research on work-related stress. Luxembourg: Office for
Official Publications of the European Communities;2000.p.68.
GEJALA STRES AKIBAT KERJA

• Gejala Fisiologis berupa otot tegang, jantung berdebar, perut mual dan keringat
dingin
• Gejala Psikologis dapat berupa mudah marah, emosi meledak-ledak, mudah
panik
• Gejala Psikosomatik dalam bentuk gangguan muskuloskeletal, sistem
pernafasan, kardiovaskuler, kulit, kelenjar endokrin, sistem saraf, mata,
gastrointestinal, dan genitourinarial
• Gejala perilaku berupa absensi, menghindari interaksi atau komunikasi dengan
orang lain, menghindari hal-hal yang biasa disukai, perubahan kebiasaan makan,
banyak merokok, gangguan tidur, tidak masuk kerja, serta penurunan prestasi
kerja.
PENEGAKAN DIAGNOSIS PAK

Sumber : Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 56 tahun 2016 tentang penyelenggaraan pelayanan penyakit akibat kerja.
Langkah 1. Diagnosis klinis – Stres
(mengakibatkan sulit tidur)

Pada pemeriksaan fisik, akan ditemukan gejala


yang sesuai dengan stres seperti penurunan
Anamnesis berat badan, kenaikan tekanan darah dan
Identitas : Laki-laki, 45 tahun, gangguan somatoform. Namun pada skenario
tinggal di Depok, kerja ini, tidak dilakukan pemeriksaan fisik
sebagai manajer marketing.
Keluhan utama : sering sulit
tidur 1 tahun terakhir, makin
sering sejak 1 bulan terakhir.
Bila diperlukan dilakukan pemeriksaan
penunjang dan pemeriksaan khusus.
Misalnya, Heart Rate Variability (HRV)
untuk mengukur tingkat stres
Langkah 2. Menentukan pajanan

Pasien bekerja sebagai seorang manajer marketing sebuah


perusahaan bir. Selain itu, pasien tinggal di Depok sehingga setiap
hari dia harus berangkat sebelum pukul 6.00, untuk menghindari
kemacetan.
Langkah 3. Menentukan hubungan
antara pajanan dengan diagnosis klinis
Beban kerja yang dialami dapat mengakibatkan stres pada pasien. Menurut
Glaser et al, terdapat hubungan signifikan antara beban kerja terhadap stres dan
stres terhadap pergantian kerja oleh pekerja. Kajian ini mengasumsikan stress
memainkan peran antara beban kerja dan niat pergantian kerja.
Glaser DN, Tatum BC, Nebeker DM, Sorenson RC, Aiello JR, 1999. Workload and social support : effects on performance and stress.
Human Performance. 1999;12(2):155-176.

Langkah 4. Menentukan besarnya pajanan

Oleh karena pajanan yang dialami pasien adalah pajanan psikososial, maka
sulit untuk menentukan besarnya pajanan. Namun secara kualitatif, dapat
dievaluasi beban kerja sudah berapa lama yaitu pasien menjadi manajer
marketing dan berangkat awal ke tempat kerja yang jauh sudah sejak 1
tahun yang lalu.
Langkah 5. Menentukan faktor individu
yang berperan
Antara faktor individu yang berperan adalah ibu pasien meninggal karena stroke
akibat darah tinggi 1 bulan yang lalu. 1 tahun terakhir yaitu sejak pasien bekerja
sebagai manajer marketing di Cibitung, pasien sudah sulit tidur. Namun, sejak 1
bulan yang lalu setelah kematian ibu pasien, gejala sulit tidur pasien semakin
memburuk. Selain itu, oleh karena ibu pasien meninggal akibat darah tinggi,
pasien mungkin bertambah khawatir akan kesehatannya karena darah tinggi dapat
diakibatkan faktor keturunan.

Langkah 6. Menentukan pajanan di luar


tempat kerja
Tidak ada pajanan di luar tempat kerja.
Langkah 7. Menentukan Diagnosis
Penyakit Akibat Kerja

Oleh sebab poin 2,3,4 positif dan salah satu dari poin 5 atau 6
positif, diagnosisnya adalah stres diperberat kerja.
PENATALAKSANAAN

MEDIKAMENTOSA
Jika mengalami gangguan psikologis pemberian obat-obatan
disesuaikan dengan gejala psikologis yang dialami, jika mengalami
depresi maka diberi anti depresan, jika mengalami cemas, diberi anti
anxietas, jika mengalami gangguan mood diberi litium, jika ada gejala
psikotik diberik anti psikotik.
PENATALAKSANAAN

NON-MEDIKAMENTOSA
• Jika perusahaan tempat pasien bekerja mempunyai cawangan yang
berdekatan dengan tempat tinggal pasien, pasien dinasihatkan untuk
pindah bila memungkinkan.
• Seterusnya, dilakukan modifikasi perilaku, memilih filsafat hidup
yang tepat, mengelola waktu secara baik.
• Khusus untuk waktu-waktu senggang sebaiknya dimanfaatkan untuk
relaksasi atau latihan fisik yang bersifat rekreatif, seperti; meditasi,
jalan sehat, jogging, renang, lintas alam, bersepeda, dan lain-lain.
• Serta menjalin hubungan harmonis dengan rekan kerja.
PENCEGAHAN

Sarapan setiap pagi, pola makan diatur dengan baik, gizi makanan
tercukupi sesuai dengan kebutuhan tubuh, dan aktivitas, melakukan olah
raga teratur, menghindari makanan dan minuman yang mengandung
kafein, yang terpenting memperhatikan gaya hidup sehat, rekreasi.
KESIMPULAN

Diagnosis penyakit akibat kerja pada dasarnya sama seperti penyakit


biasa, melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
tetapi untuk membedakan itu penyakit akibat kerja atau bukan dengan
mengikuti tujuh langkah diagnosis okupasi. Dengan ketentuan :

• Jika poin 2,3,4 positif, sedangkan poin 5,6 negatif  PAK


• Jika poin 2,3,4 negatif, sedangkan poin 5, 6 positif  bukan PAK
• Jika poin 2,3,4 positif dan salah satu dari poin 5 atau 6 positif 
diperberat

Dalam skenario ini, diagnosis adalah stres diperberat kerja karena poin
2,3,4 positif dan dan salah satu dari poin 5 atau 6 positif.

Anda mungkin juga menyukai