Disampaikan Oleh :
Hanura Aprilia,Ns., M.Kep
Patofisiologi Penuaan
Jalan Napas
Perubahan struktur saluran napas pasien geriatri mungkin
termasuk pada kerusakan gigi, penyakit gusi, dan penggunaan
prostesis gigi. Pelapis gigi, gigi palsu, dan tambalan gigi
dapat menyebabkan obstruksi jalan napas pada pasien trauma
Geriatri.
Sistem Respirasi
Perubahan sistem pernapasan mulai muncul pada usia dewasa awal dan meningkat
secara signifikan setelah usia 60 tahun.
Ada penurunan gerakan dinding dada dan fleksibilitas otot-otot dinding dada.
Perubahan menyebabkan inhalasi yang menurun, napas menjadi cepat.
Ada penurunan kapasitas vital (jumlah udara yang ditukar setiap kali napas) karena
volume residu yang meningkat (volume udara di paru-paru setelah pernapasan yang
dalam). Jika ada riwayat merokok, atau riwayat bekerja di daerah polutan, maka
akan terjadi perubahan pernapasan bahkan lebih signifikan.
Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi berkurang karena perubahan pada jantung dan
pembuluh darah.
Cardiac output dan stroke volume terjadi penurunan, begitu
juga sistem konduksi jantung.
Terjadi penurunan fungsi pada katup jantung.
Terjadi Arteriosklerosis selama proses penuaan, dan
mengakibatkan peningkatan resistensi pembuluh darah
perifer (mungkin terjadi hipertensi sistolik).
Mungkin ada tekanan darah yang biasanya lebih tinggi pada
orang tua. Dengan demikian, perubahan signifikan dalam
perfusi jaringan dapat terjadi ketika tekanan darah normal
160 turun menjadi 120 sebagai akibat trauma.
Fungsi Sensori dan Persyarafan
Beberapa perubahan terjadi di otak seiring bertambahnya usia :
Otak menyusut, dan lapisan terluar meningeal, dura mater, tetap
melekat erat pada tengkorak. Ini menyebabkan ruang atau
peningkatan jarak antara otak dan tengkorak. Ruang ini
memungkinkan terjadinya peningkatan insiden hematoma subdural
pada kasus trauma.
Ada juga yang mengeras, menyempit, dan hilangnya elastisitas
beberapa arteri di otak. Dapat menyebabkan cedera karena
deselerasi yang menyebabkan pembuluh darah pecah dan
berpotensi terjadinya pendarahan di dalam tengkorak.
Penurunan aliran darah ke otak. Pasien mungkin akan mengalami
penurunan respon sensorik seperti persepsi nyeri dan penurunan
fungsi pendengaran, penglihatan, atau persepsi inderawi lainnya.
Penurunan sirkulasi serebral karena proses penuaan dapat
menyebabkan dimensia seperti; kebingungan, sifat lekas marah,
kelupaan, berubah pola tidur, dan disfungsi mental seperti
kehilangan memori dan regresif tingkah laku.
Pengaturan Suhu
Produksi air liur, motilitas esofagus, dan sekresi lambung dapat menurun. Ini
dapat mengakibatkan penurunan kemampuan untuk menyerap nutrisi.
Konstipasi dan tumbukan tinja biasa terjadi. Hati dapat membesar karena
proses penyakit atau mungkin gagal karena penyakit atau kekurangan gizi. Ini
dapat menyebabkan penurunan kemampuan dalam memetabolisme obat-
obatan.
Sistem Imun
Total air tubuh dan jumlah sel tubuh mungkin menurun, dan
peningkatan proporsi berat badan karena lemak. Mungkin ada
kerugian kemampuan sistem tubuh untuk menyesuaikan diri
dengan penyakit atau cedera.
Pengobatan
Banyak jenis obat yang dapat mengganggu kemampuan untuk
mengkompensasi setelah mengalami trauma pada pasien
geriatri.
1. Antikoagulan dapat meningkatkan perdarahan.
2. Antihipertensi dan vasodilator perifer dapat mengganggu
tubuh terhadap kemampuan untuk menyempitkan
pembuluh darah sebagai respons terhadap hipovolemia.
3. Beta-blocker bisa menghambat kemampuan jantung untuk
meningkatkan laju kontraksi bahkan dalam hipovolemik syok.
Sejumlah proses penuaan berkontribusi pada peningkatan risiko
cedera pasien Geriatri. Perubahan yang dapat meningkatkan
kerentanan terhadap cedera :
1. Refleks yang lebih lambat
2. Gagal penglihatan
3. Gangguan pendengaran
4. Arthritis
5. Kulit rapuh dan pembuluh darah
6. Tulang rapuh
Pengkajian
Hal-hal yang menjadi perhatian pada pengkajian pasien geriatri:
1. Kita harus membedakan antara tanda dan gejala penyakit
kronis dan masalah akut; contohnya:
Hilangnya elastisitas kulit dan adanya pernapasan dengan
menggunakan mulut mungkin tidak selalu
mengindikasikan dehidrasi.
Edema dependen mungkin sekunder akibat insufisiensi
vena dengan varises vena dari pada gagal jantung
kongestif.
2. Gangguan pada pendengaran mengharuskan kita untuk bisa
mencari sumber informasi yang dapat dipertanggung
jawabkan ct; Keluarga dalam 1 rumah, atau tetangga
terdekat.
3. Perhatian dalam mengkaji jalan napas seperti; kemungkinan
gangguan jalan napas karena perangkat atau fragmen gigi
yang terlepas.
4. Membuka jalan napas secara perlahan dengan
mempertahankan kepala, leher, dan tulang belakang
menjadi sedikit kendala karena pasien kemungkinan
mengalami arthritis dan kyphosis tulang belakang.
5. Pasien lansia dengan penurunan kesadaran juga harus
mempertimbangkan perlunya pemeriksaan glukosa darah.
6. Perhatian pernapasan pasien jika frekuensi kurang dari 10
atau lebih dari 20 kali/menit maka perlu adanya bantuan
pemberian oksigen dengan capaian saturasi oksigen
maksimal.
7. Pilihan antara penilaian trauma cepat dan penilaian terfokus
tergantung pada mekanisme cedera dan / atau hasil
penilaian awal. Jika ada yang berbahaya
pada mekanisme umum cedera (kecelakaan mobil atau jatuh
dari ketinggian) atau jika pasien tidak sadar, Anda harus
melakukan penilaian trauma cepat. Jika ada mekanisme
terfokus pada cedera seperti luka peluru pada paha atau
luka tikam ke dada, anda harus melakukan penilaian
terfokus.
8. Cedera dada lebih cenderung menyebabkan masalah serius
pada orang tua dengan paru-paru yang buruk, perlu
waspada terhadap masalah pasien dengan penyakit paru-
paru kronis, sehingga resiko hipoksia lebih besar.
9. Semua pasien usia lanjut seharusnya dilakukan pemantauan
jantung, dan pulse oximetry.
Pertimbangan Transport Pasien Kritis
Beberapa intervensi kritis yang mungkin untuk dilakukan di tempat kejadian
sebelum proses transport pasien adalah sebagai berikut:
Berikan manajemen jalan nafas.
Bantu ventilasi.
Mulailah CPR.
Kendalikan pendarahan besar.
Dekompresi tension pneumothorax.
Daftar Pustaka
Campbell John E., (2008). International Trauma Life Support, For Emergency
Care Providers. American College of Emergency Physicians.