Anda di halaman 1dari 12

Pembimbing: dr.Jefferson Nelson Munthe,Sp.OG, M.

Kes
Oleh: Merry C Sihombing
PENDAHULUAN
• Gangguan hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu
dan menyebabkan sekitar 10%-15% kematian ibu di seluruh dunia terutama di negara
berkembang. Preeklamsia dan eklamsia merupakan jenis hipertensi pada kehamilan yang paling
parah dan merupakan penyebab utama kematian ibu di berbagai negara. Sekitar 30%
hipertensi pada kehamilan dikaitkan dengan hipertensi kronis, sementara 70% kasus terjadi pada
wanita hamil tanpa riwayat hipertensi. Preeklamsia adalah gangguan multisistem yang unik dan
tidak diketahui etiologinya pada kehamilan.Preeklamsia mempersulit 6%-10% dari semua
kehamilan di amerika serikat, insiden ini diyakini bahkan lebih tinggi di negara-negara
berkembang. Di kamerun, preeklamsia terjadi pada 4,9% hingga 7,7% kehamilan.
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan komplikasi maternal dan perinatal dari
kehamilan yang dipersulit oleh preeklampsia berat di tiga rumah sakit rujukan di Yaoundé, ibu
kota Kamerun.
METODE

• Kami melakukan studi deskriptif cross-sectional dari 1 juni 2012 hingga 31 juni 2014 pada wanita
hamil dengan preeklampsia berat yang dirujuk di tiga rumah sakit tingkat tersier di yaoundé,
kamerun: rumah sakit umum yaoundé, rumah sakit pusat yaoundé, dan yaoundé rumah sakit
universitas. Rumah sakit tersebut menerima wanita hamil dari semua bagian negara, yang
sebagian besar merupakan masyarakat dari yaoundé

Preeklampsia berat didefinisikan dengan adanya satu atau lebih kriteria berikut: tekanan darah≥ 160/110
mmHg, proteinuria≥ 3,5 g/24 jam, oliguria (<600 ml/24 jam), IUGR (<10 persentil), oligoamnios; gejala
yang menunjukkan kegagalan organ akhir seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium;
komplikasi medis termasuk edema paru, edema serebral, gagal ginjal akut, hematoma hati, sindrom HELLP
(hemolisis, peningkatan enzim hati dan jumlah trombosit yang rendah).
• Kami mencatat data demografi, usia kehamilan (ditentukan oleh periode menstruasi terakhir
ketika kehamilan diketahui atau trimester pertama USG kehamilan), kondisi medis seperti
hipertensi, diabetes mellitus, riwayat merokok, munculnya tanda dan gejala tekanan darah pada
saat masuk rumah sakit, evaluasi laboratorium pada saat masuk rumah sakit (darah lengkap,
enzim hati, urea, kreatinin, asam urat, profil koagulasi) dan proteinuria selama 24 jam. Komplikasi
obstetrik termasuk kelahiran prematur dan plasenta abruptio; komplikasi materno-fetal termasuk
kematian ibu, kematian perinatal, berat lahir rendah (<2500 gram), dan skor apgar rendah (<7
pada menit ke-5) juga dikumpulkan dari data yang tersedia pada rekam medis.Angka kematian
perinatal
• Didefinisikan sebagai jumlah semua janin (pada kehamilan 28 minggu dan lebih) dan kematian
neonatal (7 hari pertama setelah lahir)/1000 kelahiran hidup. Analisis statistik dilakukan
menggunakan EPI 3.5.5.Data dipresentasikan dalam bentuk ratarata±standar deviasi, persentase
dan angka.Uji chi-square dan fisher digunakan jika diperlukan. Nilai P <0,05 dianggap signifikan
secara statistik.
HASIL

• Selamat masa penelitian, 2.500 kelahiran terjadi di rumah sakit yang dipilih dan 111 kasus
kelahiran (4,44%) dipersulit oleh adanya preeklamsia berat. Empat pasien menolak untuk
berpartisipasi dan dikeluarkan dari penelitian. Sehingga, 107 wanita membentuk populasi
penelitian. Usia pasien berkisar antara 16 hingga 45 tahun dengan rata-rata 27,47 ± 6,46
tahun.
Tabel 1 menunjukkan karakteristik
sosiodemografi dari populasi
penelitian. Sekitar setengah
(49,5%) pasien yang diteliti
memiliki tingkat pendidikan
menengah, sekitar dua pertiga
populasi penelitian (64,5%) belum
menikah dan 58% pasien adalah
non-pekerja (ibu rumah tangga
atau siswa).
Tabel 2 menunjukkan
karakteristik klinis populasi
penelitian. Sebanyak 43,92%
merupakan wanita primipara.
Namun, riwayat preeklamsia
berat ditemukan pada 14,95%
pasien dan 10,89% pasien
memiliki riwayat hipertensi
kronis. Proteinuria berat (100%),
tekanan darah tinggi (92%) dan
gejala neurologis seperti sakit
kepala berat, gangguan
penglihatan (62%), adalah
tanda preeklamsia berat yang
paling sering pada populasi
penelitian kami.
Tabel 3 menunjukkan komplikasi
maternal preeklamsia berat.
Eclampsia (12,14%); abruptio
plasenta (11,21%) dan retinopati
hipertensi (7,47%) merupakan
komplikasi yang paling sering
terjadi. Kami mencatat dua kasus
kematian ibu yang terjadi pada
pasien yang mengalami eklamsia.
DISKUSI

Kami melakukan pemeriksaan hasil maternal dan perinatal pada wanita hamil dengan preeklamsia
berat dan eklamsia di tiga rumah sakit referensi yaoundé, ibu kota kamerun. Kami menemukan
bahwa:
1) median usia kehamilan saat diagnosis adalah 37 minggu.
2) angka bedah sesar adalah 42,6% dan masing-masing 75% untuk populasi penelitian umum
dan untuk wanita yang melahirkan dalam 24 jam setelah diagnosis preeklamsia berat.
3) eklampsia (12,14%), abruptio plasenta (11,21%) dan retinopati hipertensi (7,47%) adalah
komplikasi maternal yang paling sering terjadi.
4) persalinan preterm, IUFD dan oligoamnios adalah komplikasi janin yang paling sering terjadi.
5) semua kematian ibu (dua) terjadi pada pasien dengan eklamsia, dan semua kematian neonatal
(empat) terjadi pada kelompok usia kehamilan 28-33 minggu.
Tabel 4 menunjukkan komplikasi
perinatal berdasarkan usia
kehamilan pada wanita dengan
preeklampsia berat dalam
populasi penelitian. IUFD
(kematian janin dalam kandungan)
dan oligoamnios adalah
komplikasi janin yang paling
sering terjadi. Selain itu, kejadian
oligoamnios secara statistik lebih
sering terjadi dalam 28-33
minggu kelompok usia kehamilan
daripada pada kelompok usia
kehamilan ≥34 minggu. Keempat
kematian neonatal terjadi pada
kelompok usia kehamilan 28-33
minggu.
KESIMPULAN

• Studi ini menunjukkan bahwa kehamilan yang dipersulit karena adanya


preeklamsia berat memiliki morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal yang
tinggi secara signifikan di tempat penelitian kami.Efek yang merusak dari
gangguan hipertensi pada kehamilan dapat dicegah dengan tindak lanjut
antenatal yang dekat dengan pasien dan strategi manajemen yang sesuai.
• Deteksi dini individu berisiko tinggi dan kasus ringan oleh para profesional medis
yang terlatih baik di pusat kesehatan primer dan rujukan yang tepat waktu ke
rumah sakit tersier akan meningkatkan hasil perinatal dan maternal pada
kelompok pasien kritis ini.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai