Anda di halaman 1dari 17

INDIVIDU SOSIOPATIK

EKA SR SIHOMBING, SKM., M.Kes


Proses Diferensiasi dan Sosialisasi
 Proses diferensiasi: ada orang-orang yang
secara individual memang berbeda dengan
orang kebanyakan sejak lahirnya.
 Terjadilah proses sosialisasi pada diri anak
dalam pengoperan pola tingkah laku yang
ditolak secara sosial itu (yang
menyimpang/ sosiopatik).
Deviasi Primer dan Deviasi
Sekunder
 LIMITASI INTERNAL DAN
PERSONAL
Deviasi primer  peranan yang dianggap
wajar oleh pribadi yang bersangkutan, namun
dianggap menyimpang/ sosiopatik oleh
sebagian besar anggota masyarakat lainnya.
Deviasi sekunder  menggunakan tingkah
laku deviasi sebagai alat pembelaan diri atau
alat menyerang atau alat penyesuaian diri
terhadap segala kesulitan
Penyebab terjadinya deviasi
sekunder:
1. Dimulai dengan deviasi primer.
2. Muncul kemudian reaksi-reaksi sosial,
hukuman dan sanksi-sanksi.
3. Pengembangan dari deviasi-deviasi
primer.
4. Reaksi sosial dan penolakan yang lebih
hebat dari masyaarakat.
5. Pengembangan deviasi lebih lanjut disertai
pengorganisasian yang lebih rapi timbul sikap
bermusuh serta dendam penuh kebencian
terhadap masyarakat yang menghukum
mereka.
6. Kesabaran masyarakat sudah sampai pada
batas terakhir dibarengi stigma sosial.
7. Timbul reaksi kedongkolan dan kebencian di
pihak si penyimpang disertai intensifikasi/
penghebatan tingkah laku yang sosiopatik.
8. Masyarakat menerima tingkah laku sosiopatik
itu sebagai realitas konkret atau sebagai status
sosial.
Pribadi penyimpang merupakan agen yang
dinamis, yang bertidak dan memilih sendiri
pola tingkah laku, kebiasaan dan peranan
sosial tertentu.
 Orang yang mengembangkan satu bentuk
disorganisasi sosial, biasanya secara potensial
mampu dan mudah mengembangkan bentuk
penyimpangan tingkah laku abnormal lainnya.
Sanksi Sosial dan Pembatasan Sosio-
Kultural
Sanksi sosial :
 Membatasi partisipasi sosialnya
 Tidak diperbolehkan memainkan peranan
ekonomi atau sosial tertentu.
 Diberi hukuman
 Diusir/ dikucilkan dari masyarakat umum.
Mobilitas pada Individu- individu
Sosiopatik
Individu sosiopatik sangat mobile sifatnya
karena tidak mempunyai tempat dan tidak
bisa menyesuaikan diri dengan anggota-
anggota kelompoknya
Penyesuaian Diri, Ketidakmampuan
Menyesuaikan Diri, Individu Marginal
Individu akan merasa bahagia dan mudah
menyesuaiakan diri dengan
lingkungannya jika individu merasa puas
dalam usaha pembenaran diri dan
pedefinisian diri sendiri.
 Ketidakmampuan penyesuaian diri
secara total berlangsung pada kasus-kasus
yang ekstrem, adanya personal
maladjustment dan kepatahan jiwa secara
total/ complete breakdown.
 Individu yang menolak peranan-peranan yang
disodorkan oleh masyarakat kepada dirinya
atas dasar alasan-alasan subjektif  Individu-
individu marginal.
 Pribadi marginal adalah seorang yang
dihadapkan pada pilihan peranan.
 Pribadi marginal disebabkan oleh keterbatasan
internal atau eksternal tertentu.
 Pribadi marginal total adalah orang yang tidak
menampilkan titik persinggungan sama sekali
antara limitasi internal dengan limitasi
eksternal.
 Pribadi sosiopatik yang setel (adjusted) adalah
seorang yang dengan sadar dan iklas menerima
statusnya, juga menerima peranan dan
pendefinisian diri sendiiri.
Reaksi Sosial
 Berbagai Reaksi dan sikap timbul dari
penyimpangan-penyimpangan dalam
kelompok, masyarakat atau lingkungan
sosial.
 Reaksi sosial antara lain: kekaguman,
pujian, hormat, pesona, simpatik, sikap
acuh tak acuh, cemburu, iri hati, ketakutan,
dll.
Kusien- toleransi/ kompleks dari
reaksi-reaksi sosial
1. Ekspresi subjektif dan kuantitatif
terhadap penyimpangan (tingkah laku
patologis).
2. Kesediaan masyarakat untuk menerima
atau menolak penyimpangan tadi.
 Perbandingan di antara tingkah laku
objektif yang nyata kelihatan sosiopatik
dengan kesediaan lingkungan sosial/
masyarakat untuk mentolerisasinya.
Reaksi sosial bisa dibagi dalam tiga
fase, yaitu:
 Fase mengetahui dan menyadari adanya
penyimpangan.
 Fase menentukan sikap dan kebijaksanaan.
 Fase mengambil tindakan, dalam bentuk:
reaksi reformatif, reorganisasi, hukuman
(memberikan hukuman), dan sanksi-sanksi.
Organisasi Sosiopatik dan
Kebudayaan Eksploitatif
 Iklim kebudayaan modern yang sangat
eksploitatif setiap kelemahan dan
penyimpangan pola tingkah laku bisa
dijadikan objek pemerasan banyak pihak.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai