Anda di halaman 1dari 16

EPIFISIOLISIS

• Tulang panjang (dan beberapa tulang pendek seperti


tulang metakarpal) dibagi menjadi tiga wilayah
topografi
1. Diafisis merupakan bagian poros tulang.
2. Epifisis tampak di kedua ujung tulang dan sebagian
tertutup oleh tulang rawan artikular.
3. Metafisis merupakan persambungan antara bagian
diafisis dan epifisis.
• Proses perkembangan tulang, perkembangannya
dimulai dari lempeng epifisis (epifisis disk). Di tempat
inilah di mana proses osifikasi endokhondral terjadi,
suatu proses pertumbuhan dimana terjadi secara
longitudinal, kolom tulang rawan yang mengandung
vaskularisasi diganti dengan massa tulang.
GROWTH PLATE

Growth plate atau fisis adalah lempeng kartilago yang


terletak di antara epifisis dan metafisis. Ini penting bagi
terjadinya pertumbuhan tulang panjang. Bagian ini
juga menjadi satu titik kelemahan dari semua
struktur tulang terhadap trauma mekanik
DEFINISI
• Epifisiolisis adalah fraktur pada anak-anak yang melibatkan zona hipertrofik pada lempeng
pertumbuhan.
• Karena lempeng pertumbuhan adalah suatu bagian tulang yang relatif lemah, strain sendi yang
dapat menyebabkan cedera ligamen pada orang dewasa cenderung akibat terjadi pemisahan
pada lempeng pertumbuhan saat mereka masih anak-anak.
• Epifisiolisis biasnanya terjadi pada usia antara 10 hingga 16 tahun selama pubertas
Patofisiologi • Jika terjadi fraktur yang melibatkan piringan epifiseal,
biasanya melalui lapisan hipertrofik pada lempeng
pertumbuhan, dan sering masuk kedalam metafisis
pada salah satu tepi. Ini tidak memberikan banyak efek
terhadap pertumbuhan longitudinal yang sedang
berkembang biak.
• Tetapi kalau fraktur melintasi lapisan sel reproduksi
pada lempeng dapat mengakibatkan penulangan
premature  gangguanpertumbuhan tulang.
• Selain itu suplai darah piringan epfisieal yang masuk
dari permukaan epiphyseal dapat kehilangan pasokan
darahnya  piringan nekrotis dan tidak tumbuh lagi.
TIPE 1
Slipped/ Separation
• Terdapat pemisahan total epiphysis
sepanjang tulang tanpa patah tulang, sel
piringan epifiseal yang tumbuh masih
melekat pada epiphysis.
• Jenis luka ini akibat gaya gunting, lebih
umum terjadi pada bayi yang baru lahir ( dari
luka kelahiran ) dan pada anak-anak yang
masih muda dimana piringan epifiseal masih
relatif tebal.
• Prognosis baik, biasanya hanya dengan
closed reduction, ORIF dapat dilakukan jika
stabilitas tidak tercapai atau tidak terjamin
Tipe II ( Above)
• Garis pemisah patah tulang memanjang
sepanjang piringan epiphyseal kemudian
keluar melalui bagian metaphysis sehingga
mengakibatkan fragmentasi metaphyseal
berbentuk triangular.
• Jenisfraktur ini, akibat dari gaya gunting dan
tekuk, biasanya terjadi pada anak-anak yang
lebih besardimana piringan epiphyseal relatif
tipis.
• Fraktur tipe 2 ini adalah fraktur yang paling
sering terjadi (75%).
Tipe III (Lower)
• Patah tulang tipe 3 ini adalah intra-
artikular, memanjang dari permukaan
sambungan hingga bagian dalam piringan
epifiseal dan kemudian sepanjang piringan
tersebut hingga sekelilingnya.
• Sering memerlukan ORIF untuk
memastikan realignment anatomis
Type IV (Through)
• Patah tulang yang intra-articular, mamanjang dari
permukaan sambungan malalui epifisis memotong
ketebalan piringan epifiseal dan melalui bagian
metaphysis.
• Contoh yang paling umum dari fraktur tipe IV ini
adalah patah tulang condyle lateral tulang lengan
bagian atas
Type V (Raised)
• Fraktur yang relatif kurang umum ini diakibatkan
oleh gaya tekan yang keras yang terjadi pada
epifisis menuju ke piringan epifiseal.
• Tidak ada fraktur yang kelihatan tetapi lempeng
pertumbuhan remuk dan ini mungkin
mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Seperti
juga yang terjadi pada daerah lutut dan
pergelangan kaki
Penanganan • Pada tipe I reduksi tertutup tidak sulit karena
perlekatan periosteal utuh disekitar lingkarannya
dan kemudian dibebat dengan erat selama 5-6 minggu.

TIPE 1 • Prognosis untuk masa yang akan datang sangat


dipengaruhi oleh suplai darah pada epiphysis
Penanganan • Pada tipe II reduksi tertutup relatif mudah didapatkan
begitu juga dengan perawatannya karena engsel
periosteal utuh dan potongan metaphysis terlindung
selama reduksi.
TIPE 2 • Prognosis selama perkembangan yang sempurna
dengan suplai darah pada epifisis umunya baik, yang
hampir selalu berada pada tempat dimana fraktur type
II terjadi
Penanganan • Penanganan pada tipe III membutuhkan reduksi
anatomis yang sempurna. Dapat dilakukan dengan
manipulasi secara pelan-pelan dibawah anestesi

TIPE 3
umum, kalau ini berhasil tungkai ditahan dengan gips
selama 4-8 minggu.
• Kalau tidak dapat direduksi dengan tepat dengan
manipulasi tertutup, reduksi terbuka biasanya
dibutuhkan segera untuk mengembalikan permukaan
sambungan normal yang sempurna. Tungkai kemudian
dibebat selama 4-6 minggu, tetapi diperlukan waktu
selama itu lagi sebelum anak siap untuk melanjutkan
aktivitas tanpa batasan.
• Prognosis untuk pertumbuhan adalah suplai darah
yang baik yang diberikan pada bagian epiphysis yang
terpisah.
Penanganan • Penanganan tipe IV yaitu reduksi terbuka dan fiksasi
internal dengan kawat Kirschner diperlukan dimana
tidak hanya untuk mengembalikan permukaan

TIPE 4
sambungan normal tetapi juga untuk mendapatkan
pengembalian posisi piringan epiphyseal
• Prognosis untuk pertumbuhan pada tipe IV ini jelek
kecuali jika reduksi sempurna dicapai dan terjaga.
Penanganan • Karena epiphysis tersebut biasanya tidak tergeser,
diagnosis fraktur tipe V sulit untuk dilakukan.
• Beban ringan harus diabaikan paling tidak tiga

TIPE 5 minggu dengan harapan untuk menjaga tekanan


selanjutnya pada epiphyseal.
• Prognosis fraktur tipe V kurang diperhatikan karena
gangguan pertumbuhan hampir tidak terlihat.

Anda mungkin juga menyukai