Anda di halaman 1dari 12

MgSO4 untuk Terapi

Eklampsia
Anna G. Euser, PhD; Marilyn J. Cipolla, PhD
(Stroke. 2009;40:1165-1175.)

Antonius Arifin
Resident of Obstetrics and Gynecology,
Faculty of Medicine, Hasanuddin University
Abstrak
Latar Belakang & Tujuan —MgSO4 digunakan luas  cegah kejang eklampsia.
 Meski banyak bukti yang mendukung efektivitas MgSO4. masih tersisa
pertanyaan  keamanan & mekanismenya??

Ringkasan Review —menampilkan mekanisme efek MgSO4 terhadap vasodilatasi


pembuluh serebral & perifer, proteksi Blood Brain Barrier (BBB) & sebagai
antikonvulsan.

Kesimpulan
 Meski mekanismenya masih belum jelas, efek MgSO4 dalam mencegah
eklampsia  multifaktorial.
 MgSO4 dapat bekerja sebagai vasodilator (aksi di vasa otak atau perifer)  m↓
tahanan perifer atau menghilangkan vasokonstriksi.
 Juga dapat memproteksi BBB & membatasi pembentukan edem serebral atau
bekerja sebagai antikonvulsan sentral.

Kata kunci: eklampsia _ MgSO4 _ vasodilatasi _ BBB _ antikonvulsan


 MgSO4 telah digunakan sepanjang abad ke-20  pencegahan kejang
pada eklampsi

 Bukti empirik menunjang efektivitas MgSO4 dalam mencegah &


mengobati kejang eklampsi & profilaksis pada preeklamsi.

 Studi eklampsia kolaborasi multinegara  MgSO4 mengurangi 52%


resiko rekurensi kejang pada eklampsi dibanding diazepam, & 67%
dibanding fenitoin. Hal ini meningkatkan penggunaan MgSO4 secara
signifikan di UK & Irlandia (2%  40%).

 Hasil penelitian sebesar 60%  MgSO4 juga digunakan sebagai


antikonvulsan untuk eklampsia (1998) (naik dari 2% pada tahun 1992).
 Meski efektif dalam pencegahan & terapi  bagaimana keamanannya???
Kemungkinan toksisitas hipermagnesium??

 Kadar normal Mg2+ = 1,5-2,5 mEq/L (1.8 - 3.0 mg/dL) di mana 1/3 - 1/2
berikatan dengan protein plasma.

 Kadar Mg2+ total yang dianjurkan untuk terapi eklampsi adalah 3,5-7 mEq/L
(4.2 to 8.4 mg/dL) secara IM (6 g loading dose diikuti 2 g/jam), IV (2-4 g hingga
1 g/menit) atau kombinasi keduanya.

 Arefleksia, terutama hilangnya refleks patella terjadi pada dosis 8-10 mEq/L,

 Paralisis nafas terjadi pada kadar magnesium serum > 13 mEq/L yang akhirnya
dapat memicu cardiac arrest.

 Pemberian melalui infus tidak akan memicu kadar magnesium serum terapeutik
pada semua pasien (36,2% ditemukan kadar total magnesium < 4 mEq/L pada
30 menit setelah terapi inisiasi pada suatu studi).
 Pengukuran magnesium terionisasi  apakah untuk monitor
magnesium total terionis atau bentuk aktif fisiologisnya saja??.

 Beberapa studi menunjukkan korelasi yang rendah antara kadar


magnesium total & kadar magnesium yang terionisasi, baik selama
sebelum terapi atau selama terapi MgSO4.

 Pada loading dose 4 g IV diikuti 2 g per jam dalam infus, dapat


ditemukan peningkatan keduanya (Mg2+ total dan yang terionisasi),
yaitu sebesar 4.84 ± 0.24 mg/dL untuk kadar MgSO4 total & yang
terionisasi adalah 2.04 ± 0.14 mg/dL.

 Namun, walaupun pemberian MgSO4 mampu meningkatkan kadar


Mg2+ terionisasi dalam serum, kadar kalsium (Ca2+) terionisasi tidak
berubah secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa efek MgSO4
tidak melalui modulasi kadar kalsium terionisasi.

 Mekanismenya masih tidak jelas  kemungkinan sebagai vasodilator,


dengan aksi pada perifer atau sirkulasi serebral untuk menghilangkan
vasokonstriksi, memproteksi BBB, m↓ pembentuk edem serebral, &
aksi antikonvulsan sentral.
Vasodilatasi yang Diinduksi-
Magnesium
 Magnesium = antagonis kalsium  m↓ kalsium intrasel  meng-
inaktifkan kinase rantai pendek myosin yang tergantung-
kalmodulin & m↓ kontraksi  relaksasi arteri  m↓ tahanan
perifer & serebral, menghilangkan vasospasme & m↓ tekanan
arteri.

 Efek vasodilatasi MgSO4  merupakan vasodilator arteri besar


seperti aorta, arteri mesenterika, arteri otot-otot polos, arteri
uterina, & arteri serebral.

 Namun terjadinya vasodilatasi yang diinduksi-magnesium dalam


terapi & pencegahan eklampsia tidak sepenuhnya dimengerti.
Efek Vaskular MgSO4

 Magnesium merupakan vasodilator poten


terhadap arteri uterina, arteri mesenterika
& aorta, namun efeknya kecil terhadap
arteri serebral.

 Pada otot polos, MgSO4 berkompetisi


dengan kalsium untuk berikatan dengan
voltage-operated calcium channels
(VOCC).

 Aksi kanal kalsium yang turun


mengurangi kalsium intrasel,
menyebabkan relaksasi & vasodilatasi.

 Pada endotel, MgSO4 meningkatkan


produksi prostaglandin I2 (melalui
mekanisme yang tidak diketahui), yang
selanjutnya m↓ agregasi platelet. MgSO4
juga meningkatkan produksi NO yang
menyebabkan vasodilatasi.
Aktivitas pada BBB & Pembentukan
Edema Cerebral
 Efek antagonis kalsium dari MgSO4 juga dapat
mempengaruhi endotel otak yang membentuk
BBB.

 Penurunan kalsium sel menghambat kontraksi


endotel & pembukaan dari tight junction yang
terikat dengan cytoskeleton actin.

 Penurunan permeabilitas tight junction


membatasi transport isi vascular, ion, & protein
yang dapat memicu edem vasogenik & kejang.

 MgSO4 mengurangi transport transelular


melalui pembatasan pinositosis, yang diketahui
terjadi dengan cepat selama hipertensi akut.

 Magnesium juga dapat m↓ regulasi


Aquaporine-4 (AQP4), suatu protein kanal air
yang berlokasi di ujung astrositik, & mungkin
juga endotel serebral, yang berkaitan dengan
pembentuk edem serebral (meski
mekanismenya belum diketahui).
MgSO4 sebagai Antikonvulsan

 Kejang terjadi akibat pelepasan


berlebihan terhadap
neurotransmitter eksitotoksik
meliputi glutamat.

 Glutamat berlebihan dapat


mengaktivasi reseptor NMDA,
memicu depolarisasi massif jaringan
neuron & memicu potensial aksi.

 Magnesium dapat meningkatkan


ambang kejang melalui hambatan
reseptor NMDA, yang kemudian
membatasi efek glutamat.
Kesimpulan

 MgSO4 = suatu pilihan terapi efektif dalam


pencegahan eklampsia.

 Mekanisme kerja dipengaruhi oleh


multifaktorial

 Sebagai antagonis kalsium, efeknya terhadap


otot polos vascular adalah memulai relaksasi
& vasodilatasi data berperan dalam m↓
tahanan vascular perifer.
Kesimpulan
 MgSO4 juga memiliki efek pada endotel serebral
untuk mengurangi edem vasogenik melalui
penurunan kontraksi serabut tekanan &
permeabilitas paraselular lewat calcium-dependent
second messenger systems seperti MLC kinase.

 MgSO4 dapat bekerja sentral untuk menghambat


reseptor NMDA, memberikan aktivitas antikonvulsan
untuk meningkatkan ambang kejang.

 Pemahaman lebih jauh tentang efek MgSO4 akan


mengawali keamanan & efektivitas terapi eklampsia.

Anda mungkin juga menyukai