Anda di halaman 1dari 38

SPIROMETRI

Lab. Fisiologi FKIK - UNSOED


Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan indikasi
pemeriksaan spirometri
2. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor – faktor
yang mempengaruhi hasil pemeriksaan
spirometri
3. Mahasiswa dapat menjelaskan interpretasi
hasil pemeriksaan spirometri
Outline
• Respirasi
• Volume paru
• Indikasi pemeriksaan spirometri
• Interpretasi spirogram
• Gangguan ventilasi
Respirasi
 Ventilasi
 Difusi
 Perfusi
Ventilasi
Peristiwa masuk dan keluar udara ke dalam paru
 Inspirasi
 Ekspirasi
Tes Faal Paru
• Spirometri
• Kapasitas difusi
• Arterial blood gas, shunt fraction measurement,
dead space
• Airway resistance
• Inspiratory/expiratory muscle pressures
• Airway reactivity (methacholine/exercise
challenge)
• Cardiopulmonary exercise test
Spirometri
• pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur
secara obyektif kapasitas/fungsi paru
(ventilasi).
• Alat yang digunakan : spirometer.
• Pengukuran :
– mengukur volume paru
– menilai perubahan atau gangguan pada faal paru
Tujuan Pemeriksaan spirometri
• Menilai status faal paru
• Menilai manfaat pengobatan
• Memantau perjalanan atau progresifitas
penyakit
• Menentukan prognosis
• Menentukan toleransi tindakan bedah
Indikasi Pemeriksaan spirometri

 Investigasi pasien dengan tanda/gejala penyakit paru


– Cough, Wheeze, Breathlessness, Crackles, Abnormal chest
x-ray
 Monitoring pasien dengan penyakit paru:
progressfitas dan respon terapi.
– Interstitial fibrosis, COPD, Asthma,Pulmonary vascular
disease
 Investigasi pasien dengan penyakit yang
berkomplikasi ke respirasi.
– Connective tissue disorders, Neuromuscular diseases
Indikasi Pemeriksaan spirometri

 Evaluasi Preoperative :
– Lung resection, Abdominal surgery, Cardiothoracic surgery
 Evaluasi pasien beresiko terkena penyakit paru.
– Exposure to pulmonary toxins such a radiation, medication,
or environmental or occupational exposure
 Surveillance pasca transplantasi paru, menilai
– Acute rejection, Infection, Obliterative bronchiolitis
Indikasi Spirometri di Layanan primer

• Pasien dengan gejala pernapasan yang tidak terdiagnosis:


– Sesak, Mengi, Batuk
• Pasien yang diduga COPD, khususnya dengan riwayat merokok dan:
– Peningkatan usia
– Batuk kronis
– Sesak napas saat aktivitas, dan
– Wheezing setiap hari
– Riwayat infeksi paru di musim dingin berulang
• Diagnosis PPOK
• MonitoringPasien dengan COPD
• Diagnosis asma
Kontra Indikasi
• Absolut: Tidak ada
• Relatif:
– Kondisi akut yang dapat mempengaruhi
pemeriksaan: muntah, vertigo
– Hemoptisis, pneumothorax
– Pasca bedah: Abdomen, thorax, mata
– Infark miokard akut dalam 1 bulan terakhir dan
atau angina tidak stabil
Penilaian
 Volume tidal (TV)
 Volume Cadangan Inspirasi (IRV)
 Volume Cadangan Ekspirasi (ERV)
 Volume Residu (RV)
 Kapasitas Vital (VC)
 Kapasitas Vital Paksa (FVC)
 Kapasitas Residu Fungsional (FRC)
 Kapasitas Paru Total (TLC)
Penilaian
 Volume ekspirasi paksa detik pertama (FEV1)
 Maximal voluntary ventilation (MVV)
Tipe Spirometer
• Flow vs.Volume
• Tipe flow-measuring :
– Turbin/rotating vane
– Pneumotachograph (Lilly or Fleisch type)
– Ultrasonic designs
Aspek pemeriksaan spirometri
• Persiapan peralatan dan pasien
• Pelaksanaan pemeriksaan
• Produksi hasil spirogram yang akurat dengan
nilai acuan
• Interpretasi hasil.
Persiapan Peralatan
• Kaliberasi  akurat
• infection control
Persiapan Alat & Ruangan
• Timbangan, pengukur tinggi
• Nose clip, Mouth piece (1 per pasien)
• Spiro filter
• Spirometer
• Suhu ruangan 25°C
Persiapan Pasien
• Anamnesis terinci
– ID, Usia, Ras, riwayat penyakit atau pengobatan
• Pengukuran TB, BB
• Aktivitas/ kondisi yang harus dihindari sebelum px:
– Merokok ‐ 4 jam
– Mengkonsumsi alkohol ‐ 4 jam
– Melakukan latihan fisik ‐ 30 menit
– Makan kenyang ‐ 2 jam
• Mengenakan pakaian dan atau celana longgar selama pemeriksaan
• Mengosongkan kandung kemih
• Pasien mendapat penjelasan mengenai tujuan dan prosedur
pemeriksaan
Posisi dagu
Spirogram
SVC Maneuver (1)
• Vital Capacity merupakan jumlah udara yang dapat
diekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal, diukur
dalam Liter.
• Pemeriksaan SVC dilakukan dalam posisi berdiri, dan
sebaiknya dilakukan sebelum pemeriksaan FVC
dilakukan.
• Pasien diminta untuk melonggarkan pakaian, dasi, ikat
pinggang, BH, atau perlengkapan lain yang dapat
membatasi pernafasan maksimal.
• Posisi dagu dan leher saat melakukan manuver harus
benar, yaitu berdiri tegak dengan leher menghadap ke
depan, sedikit mendongak.
SVC Maneuver (2)
Teknik pemeriksaan:
• Pasien diminta untuk memasukkan mouth piece ke dalam
mulut dan bernafas secara normal ( inspirasi dan ekspirasi
biasa) sebanyak 3 kali sesuai dengan instruksi pemeriksa.
Kemudian pasien diminta untuk menarik nafas dalam -
dalam dan menghembuskannya secara maksimal.
• Test dihentikan setelah ekspirasi maksimal berakhir atau
subjek tidak dapat melanjutkan pemeriksaan.
• Jumlah manuver dalam satu kali pemeriksaan yang
disarankan adalah 3 kali manuver dan maksimal 4 kali
manuver dengan interval antar manuver selama 1 menit
atau lebih.
3300/1900 ml

500 ml
1000 ml

1200/1100 ml
FVC Maneuver (1)
• Terdapat 3 fase penting dalam manuver pemeriksaan
FVC, yaitu:
– Inspirasi maksimal
– Ekspirasi cepat dan maksimal
– Ekspirasi komplit sampai end of test (EOT)
• Parameter yang dinilai:
– FVC (Force Vital Capacity )
– FEV1 (Force Expiratory Volume in 1 second)
– FEV1/FVC (FEV1 %)
– PEF (Peak Expiratory Flow)
– FEF 25-75% (Forced Expiratory Flow 25-75%)
• Minimal 3manuver, maksimal 8 manuver
FVC Maneuver (2)
Teknik pemeriksaan
• Pasien diminta untuk memasukkan mouth piece
ke dalam mulut dan menarik nafas maksimal
secara cepat dan kemudian menghembuskannya
secara cepat dalam satu kali usaha sampai tidak
ada udara lagi yang dapat dikeluarkan.
• Berikan instruksi dengan benar, tepat, dan
bersemangat selama manuver berlangsung.
• Manuver dihentikan bila ekspirasi telah maksimal
atau subjek telah melakukan ekspirasi ≥6 detik
dan atau tidak dapat melanjutkan pemeriksaan.
Spirometri

FEF 25-75%: rerata forced


expiratory flow selama
pertengahan FVC; sensitif
untuk small airways
disease
Nilai Rujukan
• Standar normal tergantung pada:
– Tinggi badan
– Gender
– Usia
– Ras
• Kriteria Reproduksibel (3 x tes)
• Rate of decline: normal  tambah usia, FEV1
↓= 20-30cc/th; pada COPD, FEV1 ↓ = 50-
80cc/th
Kriteria Penerimaan
• Permulaan uji harus baik
• Pemeriksaan selesai
• Waktu ekspirasi minimal 3 detik
• Grafik flow ‐ volume memiliki puncak
• Terbebas dari artefak:
– Batuk
– Penutupan glottis
– Sumbatan mouth piece
– Kebocoran
Kriteria Reproduksibel
• Ditentukan setelah didapatkan 3 manuver
yang memenuhi kriteria penerimaan.
• Dinyatakan reproduksibel bila 2 manuver
dengan nilai terbesar memiliki perbedaan
volume absolut kurang dari 5% atau kurang
dari 100 ml untuk nilai FVC dan FEV1, pilih
yang lebih besar.
Interpretasi Parameter Fungsi Paru
• Nilai prediksi orang Indonesia berdasarkan Pneumobile
Project Indonesia
• Gangguan Fungsi paru Restriksi
– VC < 80% nilai prediksi
– FVC < 80% nilai prediksi
• Gangguan Fungsi paru Obstruksi
– FEV1 < 80% nilai prediksi
– FEV1 /FVC < 75% nilai prediksi
• Gangguan Fungsi paru Restriksi dan Obstruksi
– FVC < 80% nilai prediksi
– FEV1 / FVC < 75% nilai prediksi
Klasifikasi gangguan paru
Gangguan ventilasi
 Restriksi : gangguan pengembangan paru

 ARDS
 Pneumonia
 Atelektasis
 Abses paru
 TB milier
 Pneumotoraks
 Efusi pleura
Gangguan ventilasi
 Obstruksi : perlambatan aliran udara ekspirasi

 Asma bronkiale
 Bronkitis kronik
 Emfisema
 Bronkiekstasis
Referensi
• Levi ML et al. 2009. Diagnostic Spirometry in Primary Care: Proposed standards for
general practice compliant with American Thoracic Society and European
Respiratory Society Recommendations. Primary Care Respiratory Journal; 18(3):
130-147
• http://www.klikparu.com/2013/09/nilai-normal-faal-paru-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai