Sistem Reproduksi
Sistem Reproduksi
Joel Herbet
Pendahuluan
Sistem reproduksi penting bagi kelangsungan hidup
spesies
Melalui reproduksi blue print spesies dapat
bertahan lebih lama daripada masa hidup setiap
anggota spesies
Kemampuan reproduksi bergantung pada hubungan
antara hipotalamus, hipofise, organ reproduksi, dan
sel target hormon seks
SISTEM REPRODUKSI
• Sistem reproduksi tdd :
1. Organ reproduksi primer (gonad)
2. Saluran reproduksi
3. Kelenjar seks tambahan
• Gonad pria : sepasang testis
• Gonad wanita : sepasang ovarium
• Fungsi :
1. Menghasilkan gamet : spermatozoa dan ovum
2. Mengeluarkan hormon2 seks : testosteron, estrogen, dan
progesteron
Saluran reproduksi berfungsi : mengangkut dan
menampung gamet setelah diproduksi
Kelenjar seks tambahan berfungsi mengeluarkan
sekresi mereka ke saluran reproduksi
Reproduksi bergantung pada penyatuan gamet pria
dan wanita
Sistem reproduksi pria dan wanita sangat berbeda
sesuai dengan peran mereka dalam reproduksi
Fungsi reproduksi pada pria :
1. Pembentukan sperma (spermatogenesis)
2. Penyaluran sperma kepada wanita
Fungsi reproduksi wanita :
1. Pembentukan ovum (oogenesis)
2. Menerima sperma
3. Transportasi sperma & ovum ke tempat fertilisasi
4. Memelihara embrio s/d janin hamil
5. Persalinan
6. Memberi makan bayi yang baru lahir payudara
dimasukkan sebagai organ reproduksi tambahan
Selain karakteristik seks primer, manusia memiliki
karakteristik seks sekunder
Karakteristik seks sekunder membedakan antara
pria dan wanita
Testosteron dan estrogen merupakan penentu dan
pemelihara karakteristik seks sekunder
Sistem reproduksi pria dan wanita dirancang untuk
memungkinkan penyatuan gamet
Sel gamet mengandung kromosom yang haploid
22X atau 22Y
Pembelahan sel pada gamet terjadi secara meiosis
Penyatuan gamet pria dan wanita akan menentukan
jenis kelamin jenis kelamin genetik
• Jenis kelamin genetik menentukan gonad mana
yang berkembang testis atau ovarium
• Kromosom ‘Y’ yang menentukan diferensiasi
gonad muncul mulai bulan ke-2 embrio
• Kromosom ‘Y’ mengandung SRY (sex determining
Region of Y chromosome) merangsang
pembentukan antigen H-Y mengarahkan
diferensiasi gonad menjadi testis
Genetik wanita tidak memiliki SRY jaringan
gonad berkembang menjadi ovarium
Gonad yang berkembang akan menetukan fenotipe
pada masing2 individu
Embrio dari kedua jenis kelamin memiliki potensi
memiliki saluran dan genitalia eksterna pria atau
wanita
Androgen akan membuat diferensiasi menjadi
sistem reproduksi pria demikian sebaliknya
Perkembangan Genitalia Eksterna
Genitalia eksterna pria dan wanita berkembang dari
jaringan yang sama
Awalnya berupa : tuberkel genital, lipatan uretra,
pembengkakan genital
Tuberkel genital pada ♂ menjadi glans penis
pada ♀ menjadi klitoris
Lipatan uretra pada ♂ menjadi penis pada ♀
menjadi labia minora
Pembengkakan genital pada ♂ menjadi
skrotum dan preputium pada ♀ menjadi labia
mayora
Perkembangan Saluran Reproduksi
Berasal dari 2 duktus primitif : Wolfii dan Mulleri
Perkembangan saluran reproduksi ditentukan oleh
sekresi testis hormon testosteron dan Mullerian
inhibiting factor
Pada ♂ wolfii berkembang menjadi sal.reproduksi
pria dengan bantuan testosteron; Mulleri regresi
Metabolit testosteron,dihidrotestosteron, berfungsi
dalam diferensiasi genitalia eksterna menjadi penis
dan skrotum
Pada ♀ tidak ada testosteron dan Mullerian
inhibiting factor wolfii regresi, Mulleri
berkembang genitalia eksterna menjadi labia dan
klitoris
Kesimpulan : Jaringan reproduksi embrionik
secara pasif berkembang menjadi reproduksi
wanita terpapar hormon2 seks wanita selama
hamil
Jika mendapat pengaruh faktor2 maskulinisasi
menjadi sal. reproduksi dan genitalia eksterna pria
Reproduksi Pria
Testis berkembang dari gonadal ridge, terletak di
belakang abdomen turun ke dalam skrotum
melalui kanalis inguinalis
Testosteron yang menginduksi turunnya testis
Suhu skrotum < suhu tubuh spermatogenesis
dapat berlangsung
Kriptorkidismus tidak dapat menghasilkan
sperma hidup testisnya tersembunyi
Posisi skrotum terhadap abdomen bisa berubah
tergantung suhu lingkungan refleks spinal
Suhu dingin skrotum terangkat ke arah abdomen
demikian sebaliknya
Fungsi testis :
1. Mengasilkan sperma (spermatogenesis)
2. Menghasilkan testosteron : oleh sel Leydig
Testis dikontrol oleh 2 hormon gonadotropik
1. FSH : bekerja pada sel sertoli spermatogenesis
2. LH : bekerja pada sel Leydig menghasilkan
testosteron
FSH dan LH dirangsang GnRH (gonadotropin
releasing hormone) dari hipotalamus
Testis tidak aktif setelah lahir sekresi FSH dan
LH tidak cukup untuk merangsang testis
Aktivitas GnRH meningkat setelah pubertas
testosteron meningkat pematangan reproduksi
dan munculnya karakteristik seks sekunder
Spermatogenesis
Terjadi di tubulus seminiferosa
Didalam tubulus terdapat 2 jenis sel:
1. Germinativum
2. Sertoli
Spermatogenesis memerlukan waktu 64 hari :
spermatogonia spermatozoa
Setiap hari jutaan sperma dihasilkan (matang)
Tahapan Spermatogenesis
Spermatogonia (46) spermatosit primer (46)
spermatosit sekunder (23) spermatid (23)
spermatozoa
Spermatid secara struktur mirip dengan
spermatogonia perlu spermiogenesis
spermatozoa yang dapat bergerak
Spermatozoa memiliki tiga bagian :
1. Kepala, terdiri dari :
a. Nukleus : mengandung informasi genetik
b. Akrosom : vesikel berisi enzim, digunakan utk
menembus ovum
2. Bagian tengah : banyak mengandung mitokondria
3. Ekor : mengandung mikrotubulus2, untuk mobilitas
sperma menggunakan energi yang dihasilkan
bagian tengah
Pada tubulus seminiferosa selain sel germinativum,
terdapat juga sel sertoli
Fungsi sel sertoli :
1. Membentuk sawar darah testis
2. Sumber nutrisi sperma
3. Memfagosit sitoplasma selama proses
spermiogenesis dan sel germinativum yang rusak
4. Menghasilkan cairan ke lumen tubulus membawa
sperma ke epididimis
5. Menghasilkan androgen binding protein
mengikat testosteron produksi sperma konstan
6. Merupakan sel target dari testosteron dan FSH; juga
menghasilkan inhibin feedback negatif terhadap
FSH
Selain testis, sistem reproduksi pria terdiri dari:
1. Saluran untuk mengangkut sperma dari testis keluar
tubuh : epididimis, vas deferens, uretra
2. Kelenjar seks tambahan : vesikula seminalis, prostat,
bulbourethralis
3. Penis
Saluran2 tersebut mempunyai fungsi untuk
pematangan sperma dan penyimpanan sementara
sperma
Kelenjar seks tambahan menyalurkan sekresi
mereka ke dalam saluran reproduksi vesikula
seminalis & prostat ke duktus deferens;
bulbourethralis ke uretra
Sekresi2 kelenjar tersebut membentuk semen
Semen : Sperma, sekret kelenjar seks tambahan,
dan mukus
Sekret kelenjar seks tambahan sangat membantu
proses pembuahan
1. Vesikula seminalis : pembentuk sebagian besar
semen
a. Menghasilkan fruktosa
b. Menghasilkan prostaglandin
c. Menghasilkan fibrinogen
2. Kelenjar prostat
a. Menghasilkan cairan alkalis menetralkan asam
pada vagina
b. Menghasilkan enzim2 pembekuan dan fibrinolisin
3. Kelenjar bulbouretralis : menghasilkan mukus
sebagai lubrikasi ketika hubungan kelamin
Ereksi dan Ejakulasi
Penis terdiri dari jaringan erektil yang terdiri dari 2
corpora cavernosa dan 1 corpora spongiosa
Perilaku seksual pria tdd ereksi dan ejakulasi
Ereksi : pengerasan penis sehingga memungkinkan
masuk ke vagina
Ejakulasi : Ekspulsif semen ke dalam uretra dan
keluar dari penis
Fase Siklus Seksual
1. Fase eksitasi : ereksi, vasokongesti testis, dan
peningkatan keinginan berhubungan kelamin
2. Fase datar : peningkatan respon tubuh secara
menyeluruh peningkatan denyut jantung,
tek.darah, pernafasan, dan ketegangan otot
3. Fase orgasme : ejakulasi dan respon lain
kenikmatan seksual
4. Fase resolusi : kembali kedalam keadaan semula
Ereksi
Terjadi karena pembengkakan penis oleh darah
mengisi jaringan erektil
Perangsangan seksualpe-↑ aktivitas
parasimpatisdilatasi arterioljaringan erektil
terisi darahpenis membesar, memanjang, &
kerasvena tertekanaliran darah balik
terhambatmempertahankan darah tetap di
jaringan erektilereksi
Pada saat terjadi peningkatan aktivitas parasimpatis
peningkatan sekresi mukus dari bulbouretralis
dan kelenjar uretra siap untuk koitus
Refleks ereksi merupakan refleks spinal
Refleks spinal dapat difasilitasi atau dihambat oleh
pusat2 yang lebih tinggi di otak
Melihat hal2 yang erotis ereksi meskipun tidak
ada stimulasi pada penis
Ejakulasi
Bila stimulasi taktil dan psikis meningkat sampai
titik tertentu ejakulasi
Ejakulasi juga merupakan refleks spinal
Terdiri dari dua fase :
1. Emisi : peningkatan stimulasi seksual simpatis
aktif kontraksi otot polos di v.seminalis, prostat,
dan sal.reproduksi sekret prostat, v.seminalis, dan
sperma keluar ke dalam uretra
2. Ekspulsi : semen di uretra impuls2 saraf
mengaktifkan otot rangka di pangkal penis
kotraksi ritmik dari otot rangka tekanan dalam
penis meningkat semen keluar dari uretra
Orgasme merupakan suatu sensasi yang
ditimbulkan oleh respon kontraksi otot2 panggul
dan respon tubuh secara keseluruhan disertai
perasaan lega dan kepuasan
Setelah orgasme dilanjutkan fase resolusi
Fase resolusi : simpatis menyebabkan
vasokonstriktor aliran darah masuk menurun
ereksi berkurang
Fase resolusi juga disertai dengan respon tubuh
secara keseluruhan kembali ke normal
Ereksi bisa terjadi lagi setelah beberapa saat
periode refrakter
Volume ejakulat rata-rata 3 ml sperma rata-rata
120 juta/ml
Bila jumlah sperma <20 juta/ml infertil secara
klinis
Infertil juga harus dilihat dari kualitas sperma yang
dihasilkan jumlah cukup, ada kelainan
motilitas/struktur fertilitas menurun
Reproduksi Wanita
Lebih kompleks daripada reproduksi pria
Berbeda dengan pria, pengeluaran ovum berlangsung
intermitten dan sekresi hormon mengalami
pergeseran siklus yang lebar
Jaringan yang dipengaruhi oleh hormon seks tersebut
juga mengalami perubahan berkala siklus haid
bulanan
Ovarium sebagai gonad pada wanita berfungsi :
1. Menghasilkan ovum (oogenesis)
2. Menghasilkan hormon2 seks : estrogen dan progesteron
Estrogen berfungsi :
1. Pematangan dan pengeluaran ovum
2. Pembentukan karakteristik seks sekunder
3. Mengangkut sperma dari vagina ke tuba uterina
untuk pembuahan
4. Terlibat dalam perkembangan payudara
Progesteron berfungsi :
1. Mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk
merawat mudigah/janin yang sedang tumbuh
2. Berperan dalam kemampuan payudara menghasilkan
susu
Oogenesis
Replikasi dan pembelahan kromosom sama dengan
spermatogenesis perbedaannya terletak pada
cadangan gamet yang terbatas dan waktu prosesnya
yang lebih lama
S/d bulan ke-5 janin : oogonia mengalami
mitosis 6-7 juta oogonia (46)
Akhir kehidupan janin : oogonia mengalami miosis
pertama oosit primer (46 ganda) bertahan s/d
pubertas
Oosit primer dikelilingi oleh sel granulosa
folikel primer ± 2 juta folikel primer, sisanya
berdegenerasi ± 400 yang akan matang dan
menjadi ovum, sisanya akan mengalami atresia
(degenerasi) dari mulai lahir s/d pubertas
Setelah lahir tidak ada folikel primer lagi yang
terbentuk
Selama pubertas s/d menopause sebagian folikel
primer akan menjadi folikel sekunder (antrum)
Sesaat sebelum ovulasi : oosit primer (46 ganda)
miosis yang tertunda oosit sekunder (23 ganda)
& badan polar pertama
Sperma perlu masuk ke oosit sekunder agar meiosis
kedua terjadi ovum matang dan badan polar
kedua jika tidak dimasuki sperma, tidak akan
mengalami meiosis kedua
Ovum matang bergabung dengan sperma
fertilisasi
Siklus ovarium
Terdiri dari fase folikel dan luteal secara bergantian
Siklus akan berhenti bila ada kehamilan atau
menopause
Berlangsung rata-rata 28 hari (21-35 hari)
Fase folikel terjadi diawal siklus untuk
menghasilkan ovum persiapan ovulasi
Fase luteal terjadi setelah fase folikel
mempersiapkan saluran reproduksi wanita untuk
kehamilan
Fase folikel
Folikel primer hanya akan berkembang jika
lingkungan hormonal tepat untuk perkembangan
sebagian atresia/degenerasi
Sel2 granulosa pada folikel primer berproliferasi
beberapa lapisan yang mengelilingi oosit sel2
granulosa menghasilkan zona pelusida gel yang
mengelilingi dan memisahkan oosit dari sel2
granulosa sekitarnya
Jaringan ikat ovarium ditepi folikel berproliferasi dan
berdiferensiasi sel teka
Gabungan sel teka dan granulosa disebut sel
folikel mensekresikan estrogen
Sel2 folikel primer mengeluarkan sekret yang
bertambah banyak karena pengaruh hormon
terbentuk antrum folikel sekunder
Jumlah estrogen yang semakin meningkat membuat
folikel sekunder folikel matang (folikel de
Graaf) ovum tergeser ke pinggir pada daerah
yang mudah ruptur memudahkan ovulasi ±
14 hari dari mulai awal perkembangan folikel
Sesaat sebelum ovulasi oosit menyelesaikan
meiosis pertama
Dinding folikel ruptur ovum keluar tersapu oleh
cairan antrum disedot ke dalam tuba uterina
fase folikel selesai fase luteal dimulai
Sel2 folikel yang tertinggal di ovarium korpus
luteum (luteinisasi) berwarna kekuningan
Korpus luteum mengalami peningkatan vaskularisasi
progesteron >> estrogen mempersiapkan
uterus agar dapat menerima implantasi ovum yang
sudah dibuahi
Bila ovum tidak dibuahi korpus luteum
berdegenerasi ±14 hari setelah pembentukannya
pembuluh darah berkurang korpus albicans
fase luteal selesai siklus ovarium selesai
Bila ovum dibuahi korpus luteum menjadi
korpus luteum kehamilan sekresi progesteron
dan estrogen meningkat ada sampai akhir
kehamilan
Siklus ovarium dikontrol oleh hubungan yang
kompleks antara hipotalamus, hipofise, ovarium
(folikel dan korpus luteum)
FSH dan LH mengatur fungsi gonad pada wanita
tergantung pada stadium siklus ovarium
Kedua hormon ini dipengaruhi oleh GnRH
FSH dan LH merangsang proliferasi sel2 granulosa
dan sel teka menghasilkan estrogen oleh folikel
Fase folikel lapisan endometrium terlepas +
folikel ovarium mengeluarkan estrogen dibawah
pengaruh FSH dan LH uterus makin menebal
estrogen terus meningkat menghambat sekresi
FSH dan LH (inkomplit) estrogen mencapai
puncaknya sekresi LH meningkat ovulasi
korpus luteum folikel sekresi estrogen menurun
Fase luteal folikel yang tersisa korpus luteum
sekresi progesteron dan estrogen timbul
perubahan vaskuler dan sekretorik di endometrium
persiapan tempat implantasi ovum yang dibuahi
bila ovum tidak dibuahi korpus luteum
berdegenerasi (2 minggu) sekresi progesteron
dan estrogen menurun peluruhan dinding
endometrium FSH dan LH aktif kembali
merangsang fase folikel yang baru
Siklus Seksual Wanita
Hampir mirip dengan pria : fase eksitasi, fase datar,
fase orgasme, dan fase resolusi
Fase eksitasi : dimulai adanya rangsangan fisik atau
psikis rangsangan pada daerah klitoris dan
perineum merupakan rangsangan yang paling kuat
Fase datar : eksitasi semakin meningkat timbul
respon sistemik
Fase orgasme : respon seksual memuncak
simpatis memicu kontraksi ritmik otot-otot panggul
tidak ada ejakulasi tidak ada periode refrakter
masih berespon terhadap rangsangan seksual
orgasme multipel
Fase resolusi : vasokongesti panggul dan
manifestasi sistemik mereda