Anda di halaman 1dari 17

BEDSITE TEACHING

AT R E S I A D U O D E N U M
OLEH:
ROY EKA ALFIN SIREGAR
FINDA SYAHMINA DAULAY
DURGA DEVI
VISHAL RAMASAMY
CUT NURHANIFAH USWA
ZAKYA RADHITA NST
FILZAH CHAIRANI
RIFADIZA ALISYA
MUHAMMAD RIZQI SALEH
NAHRIRA DARWIS
DEFINISI

Atresia duodenum adalah suatu kondisi dimana duodenum tidak


berkembang dengan baik, sehingga tidak berupa saluran terbuka dari lambung
yang tidak memungkinkan perjalanan makanan dari lambung ke usus.
EPIDEMIOLOGI
• 1 dari 5000 kasus kelahiran
• Lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan
• Lebih dari 50% yang terkena juga mengalami kelainan kongenital seperti:
– Trisomy 21: 30%
– Isolated cardiac defect: 30%
– Kelainan gastrointestinal: 25%
– Prematur: 45%
– Retardasi pertumbuhan: 33%
ETIOLOGI
• Kelainan bawaan yang penyebabnya belum jelas
• Kelainan pengembangan embrionik saat masih dalam kehamilan
ETIOLOGI
• Obstruksi duodenal kongenital: intrinsic atau ekstrinsik lesi gastrointestinal
• Penyebab tersering: atresia
• Lesi intrinsic disebabkan oleh rekanalisasi daripada fetal duodenum
• Lesi ekstrinsik disebabkan oleh defek pada pertumbuhan struktur sekitarnya
• Pankreas anular adalah penyebab terjarang: bentuk dari obstruksi ini mungkin disebabkan oleh
perkembangan duodenal daripada lesi. Anular pancreas adalah indicator yang visible dari stenosis
atau atresia yang telah ada.
• Lainnya:
– Atresia bilier
– Agenesis gall bladder
– Stenosis CBD
– Kista koledokus
PATOFISIOLOGI
• Gangguan perkembangan duodenum terjadi akibat proliferasi endodermal yang tidak adekuat
(elongasi saluran cerna melebihi proliferasinya) atau kegagalan rekanalisasi pita pada epithelial
(kegagalan proses vakuolisasi).
• Banyak peneliti yang telah menunjukkan bahwa epitel duodenum berproliferasi dalam usia 30 -
60 hari lalu akan terhubung ke lumen duodenal secara sempurna.
• Vakuolisasi
GEJALA KLINIS

• Pembengkakan abdomen pada bagian atas


• Muntah terus menerus, meskipun bayi dipuasakan selama beberapa jam
• Tidak memproduksi urine setelah beberapa kali buang air kecil
• Muntah banyak segera setelah lahir dan berwarna hijau karena empedu
• Hilangnya bising usus setelah beberapa kali buang air besar
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Pemeriksaan fisik:
– Inspeksi: tampak kontur/peristalsis lambung atau usus di daerah epigastrium
– Palpasi: tampak ditensi pada daerah epigastrium oleh duodenum dan gaster yang berdilatasi
• Radiologi
– The Double Bubble sign
Foto radiografi supine dari abdomen menunjukkan tanda gelembung ganda:
perut membesar (S) dan duodenum proksimal (D) pada neonatus dengan
atresia duodenum. Perhatikan tidak adanya gas distal.
• USG
– The Double Bubble Sign dan dijumpai polihidramnion
– Sonografi abdomen janin (lihat gambar di bawah), menunjukkan 2 lesi anechoic (tanda gelembung
ganda). Gelembung pertama dibentuk oleh cairan yang mengisi perut janin, yang kedua dibentuk oleh
duodenum janin yang terdampar. Obstruksi kemungkinan akan berada di bagian ke-2 dari duodenum.
Gambar ultrasound ini (tanda double bubble) menunjukkan kemungkinan atresia duodenal.
Sonogram prenatal dalam bidang Ultrasound aksial, menunjukkan
miring sagital ke falus menunjukkan polihidramnion dan bola perut dan
tanda gelembung ganda pada janin duodenum
dengan atresia duodenum. Inutero,
perut (S) dan duodenum (D) diisi
dengan cairan.
• CT Scan
• MRI
Ini adalah MRI dari janin
dengan atresia duodenal.
Tanda "gelembung ganda"
ditandai dengan panah.
Peningkatan amniotik juga
terlihat, dan konsisten
dengan polihidramnion dan
obstruksi usus.
PENATALAKSANAAN
• Pemasangan OGT untuk dekompresi
• Memberikan cairan elektrolit IV
• Pembedahan
KOMPLIKASI
• Mudah terjadi dehidrasi
• Cacat lahir lainnya
PROGNOSIS

• Morbiditas dan mortalitas telah membaik secara bermakna selama


50 tahun terakhir. Perbaikan dari atresia duodenal diharapkan
muncul setelah pengobatan. Jika tidak diobati, kondisi pasien akan
bertambah buruk dan mematikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai