Oleh
dr. Ricky Saunders
Pembimbing:
• Barium enema
– malposisi cecum namun dapat menunjukkan hasil normal pada 20%
pasien
– Double contrast : udara menggembung di dalam usus besar
– Appendisitis akut akibat puntiran dari loop usus juga dapat terlihat
Diagnosis Malrotasi dan Volvulus
• CT-scan
– Sensitivitas dan spesifisitas yang baik untuk diagnosis obstruksi usus
– Jarang digunakan untuk diagnosis malrotasi tanpa volvulus
– Malrotasi : gambaran pemnbuluh darah mesenterika dan usus yang
melilit (whirl pattern), edema mesenterika akibat obstruksi vena dan
limfe serta dilatasi lambung dan duodenum
Diagnosis Malrotasi dan Volvulus
• USG :
– inversi arteri mesenterica superior dan vena mesenterica
superior. Posisi vena mesenterica superior yang berada di
sisi kiri arteri mesenterica superior → sugestif malrotasi
– Malrotasi dengan volvulus : obstruksi duodenum,
penebalan bowel loops di sisi kanan spine, vena
mesenterica superior melingkari arteri mesenterica
superior (whirlpool sign), dan terdapat cairan bebas di
kavum perioteneum
– Tidak banyak membantu diagnosis
– Didapatkan cairan intraluminal dan edema di abdomen
Terapi
• Pembedahan direkomendasikan bagi setiap pasien dengan
rotasi abnormal yang berat di semua usia
• Jika terjadi volvulus, pembedahan segera harus dilakukan
sebagai tata laksana kegawatdaruratan
– Volvulus dibebaskan
– Duodenum dan jejunum bagian superior dibebaskan dari lilitan
jaringan dan tetap berada di sisi kanan kavum abdomen
– Perlekatan dibebaskan
– Kadang disertai apendektomi incidental
• Prosedur Ladd dapat dilakukan secara laparoskopi untuk
malrotasi tanpa volvulus dan bila tidak terjadi iskemia pada
usus
• Tujuan pembedahan : mengurangi risiko volvulus kembali
Prosedur Ladd
1. Membebaskan pita peritoneal,
2. Vertikalisasi duodenum
3. Apendektomi
abdomen
Prognosis
• Iskemia luas pada usus akibat volvulus dapat
menyebabkan terjadinya short bowel
syndrome
• Mortalitas 3-15%
• Penundaan pembedahan meningkatkan angka
mortalitas
• Pada kasus nekrosis saluran cerna, reseksi
meningkatkan angkat kelangsungan hidup
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
• Nama : By. NY NKH
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 6 hari
• Tanggal lahir : 22/05/2020
• Agama : Hindu
• Alamat : Gianyar
• Nomor RM : 20022798
• Tanggal MRS : 27/05/2020 pukul 21.12 WITA
HETEROANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama: BAB berdarah
Anak dikatakan tampak kuning 1 hari sebelum MRS, malas minum dan lebih
sering tertidur daripada biasanya.
Saat diterima di UGD anak, pasien tampak kuning, letargis dan demam.
Didapatkan dengan tangis yang lemah setelah dirangsang nyeri.
Riwayat Intranatal
Status Present
• Aktivitas Tonus Refleks : lemah
• Tangis : lemah
• Laju Denyut Jantung : 146 kali/menit
• Laju napas : 48 kali/menit
• Suhu axilla : 38 oC
• SpO2 : 98% udara ruangan
• Skor Nyeri (PIPP) :0
29
PEMERIKSAAN FISIS
Status Generalis
Kepala : normocephali
UUB terbuka datar, UUK terbuka datar
sefal hematom (-), caput succedaneum (-)
Mata :pucat (-/-), ikterik (+/+), pupil isokor (+), reflex (+)
THT : napas cuping hidung tidak ada, sianosis tidak ada
Mulut : tidak ada celah palatum, terpasang OGT produksi
(+) kuning kehijauan
Leher : pembesaran kelenjar getah bening tidak ada
PEMERIKSAAN FISIS
Cor
Inspeksi : precordial bulging (-), iktus kordis tidak tampak
Palpasi : RV heave (-), LV lift (-)
Auskultasi : S1, S2 normal regular, murmur (-)
Pulmo
Inspeksi : bentuk normal, simetris, retraksi (-)
Palpasi : gerakan dada simetris
Auskultasi : Bronkovesikuler +/+, Rales -/-,
Wheezing -/-
PEMERIKSAANPEMERIKSAAN
FISIS FISIS
By. Ny. NKH, laki-laki, 6 hari rujukan dari RS P. Bayi dikeluhkan BAB darah
segar sebanyak 2x, ± 3 jam sebelum masuk rumah sakit. BAB darah dengan
volume ± 15-20 ml. Riwayat BAB sebelumnya hitam kehijauan saat lahir ± 3
kali per hari. Satu hari SMRS, BAB dikatakan kuning dengan frekuensi hanya
1x/hari.
Muntah dikeluhkan sejak 2 hari SMRS (usia 3 hari). Muntah setiap kali diberi
minum walaupun sudah disendawakan dengan frekuensi > 5 kali/hari,
volume ± 10-15 ml setiap kali muntah, berwarna kuning kehijauan. Anak
diberikan ASI dan SF sejak usia 1 hari sebanyak 2-3 kali per hari. Riwayat
pemberian makanan padat disangkal. BAK terakhir pasien saat tiba di UGD
anak.
Kesan: