Anda di halaman 1dari 45

PEREKONOMIAN

INDONESIA

Nurlaili Rohmatu Sholihah 17070925008


Judul : PEREKONOMIAN INDONESIA (Memahami Masalah dan Menetapkan Arah)
Pengarang : Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika
Penerbit : Selaras
Tempat Terbit: Malang
Tahun Terbit : 2014
Ukuran : 15,5 x 23 cm
Jumlah Halaman : x + 314 hlm
ISBN : 978-602-8299-34-3
Reformasi ekonomi telah berjalan 15
tahun setelah krisis 1997/1998.
“Reformasi Ekonomi” terdapat tiga level
BAB I Dinamika Perekonomian Nasional
BAB II Kondisi Makroekonomi Nasional
BAB III Konstelasi Ekonomi Global
BAB IV Dimensi Krisis Ekonomi
BAB V Pertumbuhan dan Ekonomi Daerah
BAB VI Investasi dan Birokrasi
BAB VII Deindustrialisasi dan Persoalan Buruh
BAB VIII Perangkap Liberalisasi
BAB IX Ekonomi Politik Subsidi BBM
BAB X Problematika Anggaran
BAB XI Penataan Sektor Keuangan
BAB XII Sektor Pertanian dan Kedaulatan Pangan
BAB XIII Proklamasi dan Ekonomi Konstitusi
BAB XIV Dimensi Pembangunan Ekonomi
Pancasila Ajaran BUNG KARNO
sebagai Landasan dan Arah
Pembangunan Negara Bangsa
Indonesia melalui Pendidikan
Nasional
Pidaro BUNG KARNO “Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945”,
di samping memuat usulan Pancasila sebagai dasar negara,
sesungguhnya juga menggambarkan kerangka wujud negara Indonesia
merdeka yang harus dibangun di seberang jembatan emas

sebuah negara kebangsaan yang melindungi segenap bangsa dan


tumpah darah Indonesia
negara kebangsaan demokratis berdasarkan demokrasi
perwakilan yang mengutamakan permusyawaratan untuk
mencapai konsensus,

negara kebangsaan yang sejahtera dan berkeadilan sosial

negara kebangsaan yang menjunjung tinggi HAM dan perdamaian


dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial

negara kebangsaan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.

Cita-cita wujud negara Indonesia merdeka ini intinya telah tertuang


dalam Pembukaan UUD 1945.
Wujud negara kebagsaan yang dicita-citakan
oleh BUNG KARNO ini masih jauh dari
terealisasikan

Penyebabnya, para elite politik belum


sepenuhnya memahami hakikat cita-cita negara
kebangsaan ini sebagai suatu sistem dan budaya
politik sesuai dengan tingkat perkembangan
peradaban dan kebudayaan nasional

Berbagai pemikiran dan praktik politik yang


dicoba terapkan dari
1945-1959 dan 1959-1965,
1966-1998 dan pasca-Orde Baru
banyak yang tidak congruent dengan kondisi
masyarakat dan budaya Indonesia
Pembangunan struktur dan Hal ini merupakan akar
infrastruktur politik maupun terjadinya berbagai
infrastruktur ekonomi
gejolak dan krisis tanpa
tidak menampakkan adanya mengetahui pegangan
kesungguhan untuk membangun
negara bangsa yang dicita-citakan bersama untuk
BUNG KARNO sebagaimana mengatasinya
dirumuskan dalam Pembukaan
UUD 1945
Untuk mencapai wujud
negara kebangsaan yang Penataan dan
dicita-citakan diperlukan penyelenggaraan
suatu transformasi satu sistem
budaya yang didukung pendidikan nasional
oleh segala lembaga sebagai bagian dari
sosial,
pembangunan
terutama lembaga negara bangsa
PENDIDIKAN pembina sangatlah diperlukan
generasi muda
Agar lembaga
pendidiikan benar-
benar mampu
melaksanakan fungsi
konstitusionalnya
Amanat GBHN 1999, amanat GBHN 1999
Pasal 3 dan Pasal 4 Ayat maka pendidikan
(3) UU No. 20 Tahun 2003 nasional harus
tentang SISDIKNAS ditempatkan sebagai
prioritas utama dalam
Menjadikan lembaga pembangunan bangsa
Pendidikan nasional yang pendidikan sebagai pusat
selama ini secara pembudayaan segala
konstitusional berfungsi kemampuan, nilai, dan
mencerdaskan kehidupan sikap manusia Indonesia
bangsa dan memajukan yang patriotistik,
kebudayaan nasional demokratis, humanis,
belum dapat sekaligus memiliki rasa
melaksanakan fungsinya keadilan yang tinggi serta
secara memadai cerdas
Ideologi dan Landasan
Pemerintahan Negara
Republik Indonesia
Makna Pembukaan UUD 1945 sebagai
Ideologi Negara Kebangsaan Indonesia
Para pendiri Republik, melalui Pembukaan UUD 1945
Telah sepakat bahwa Indonesia yang merdeka adalah negara
kebangsaan yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila
Wujud negara kebagsaan yang dirancang adalah

1. Yang terlindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh 2. Yang maju


tumpah darah Indonesianya kesejahteraanya

4. Yang bermartabat dalam pergaulan


3. Yang cerdas antarbangsa sehingga dapat ikut serta
5. Berdasarkan
kehidupan menciptakan ketertiban dunia
Pancasila
bangsanya berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial
MISI NEGARA 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia
Penyelenggaraan dan seluruh tumpah darah Indonesia
Pemerintah
Negara Republik 2. Memajukan kesejahteraan umum
Indonesia dalam
Pembukaan UUD
1945 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia


yang berdasarkan kemerdekaan,
keadilan sosial, dan perdamaian abadi
Empat misi yang tertulis dalam
Pembukaan UUD 1945 yang
berdasarkan Pancasila pada Cita-cita ini dalam bahasa
hakikatnya adalah ideologi negara politik ekonomi
yang memuat cita-cita
pembangunan Negara Bangsa merupakan wujud negara
Indonesia yang maju, sejahtera, kesejahteraan
berkeadilan sosial, dan demokratis
berdasarkan Pancasila
Kaitan Ideologi Negara dalam Pembukaan
UUD 1945 dengan Pasal-Pasal UUD 1945
Terdapat pertanyaan yang dijadikan kriteria untuk menilai seberapa
jauh pasal-pasal dalam UUD 1945 dapat dijadikan landasan strategis
bagi penyelenggaraan negara guna mewujudkan empat misi negara
Seberapa jauh berbagai pasal dalam UUD 1945, termasuk hasil
perubahan, menghambat terwujudnya usaha melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
Seberapa jauh berbagai pasal dalam UUD 1945, termasuk hasil
perubahan, menghambat terwujudnya upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan umum
Seberapa jauh berbagai pasal dalam UUD 1945, termasuk hasil
perubahan, menghambat terwujudnya upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa
Seberapa jauh pasal-pasal dalam UUD 1945, termasuk hasil
perubahan, menghambat atau menghalangi upaya untuk ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
Implikasi Ideologi Negara dan UUD 1945
terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Negara

Pelaksanaan UUD 1945


sejak proklamasi, dapat
Sebagai ideologi negara, misi dibagi dalam empat
yang tertuang dalam periode :
Pembukaan UUD 1945 sudah 1. Periode perang
seyogyanya mengikat seluruh kemerdekaan
kekuatan politik bangsa, 2. Periode Demokarasi
terutama para penyelenggara Terpimpin
3. Periode Orde Baru
pemerintahan negara sebagai
4. Periode Reformasi,
pengemban amanat rakyat sering menunjukkan
untuk melaksanakan ideologi inkonsistensi bahkan
dan segala ketentauan yang menyimpang dari
tertulis dalam UUD 1945 ketentuan dan jiwa
UUD 1945
1. Perang Kemerdekaan
• Kepentingan utama adalah mempertahankan
kemerdekaan dan memperoleh pengakuan internasional,
sistem pemerintahan presidensil sepenuhnya ditinggalkan
dan diganti dengan pemerintahan parlementer

2. Era Demokrasi Terpimpin


• Sasaran utama menyelamatkan negara dan menjaga keutuhan
wilayah Nusantara sebagai wilayah NKRI, berbagai ketentuan
dalam UUD 1945 sering ditinggalkan dan berujung pada tragedi
nasional 1 Oktober 1965 dan jatuhnya presiden Soekarno
3. Era Orde Baru
• Tema utama menyelamatkan NKRI dari subversi komunis dan
memajukan kesejahteraan umum, berbagai ketentuan UUD 1945
ditafsirkan secara bebas atas nama mandataris MPR dan
berujung pada krisis Multidimensi dan mundurnya Presiden
Soeharto

4. Era Reformasi
• Setelah berbagai pasal dalam UUD 1945 diamandemen sehingga
menjadi jelas tanpa perlu ditafsirkan secara merdeka, ketentuan yang
menyangkut ekonomi, pendidikan, kebudayaan, kesejahteraan sosial,
serta pertahanan negara tampak diabaikan dan tidak dilaksanakan.

• Tekanan diberikan pada pelaksanaan berbagai ketentuan yang terkait


dengan politik dan hukum yang hakikatnya tidak memiliki kaitan
langsung dengan misi yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945
Agar cita-cita para pendiri Republik
sebagaimana tertulis dalam Pembukaan UUD
1945 dapat terwujud, seluruh kekuatan
bangsa berupaya agar pasal-pasal dalam UUD
1945 dan pembukaannya dijadikan landasan
dalam mengukur dan menilai berbagai
kebijakan penyelenggaraan pemerintahan
negara apakah telah sesuai dengan yang
digariskan oleh UUD 1945 atau tidak
Pendidikan Nasional
menurut UUD 1945, UU
No.20 Tahun 2003, dan
Peraturan Pemerintah
lainnya
Pemerintah Wajib Menyelenggarakan Sistem
Pendidikan Nasional

Ketentuan pasal 4 ayat (3) UU No. 20 tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
“pendidikan di selenggarakan sebagai suatu
proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat.”
Maka berdasarkan pasal di atas dengan
menyelenggarakan sekolah yang hanya
menyediakan kesempatan peserta didik untuk
datang ke sekolah untuk mendengar, mencatat,
dan menghafal, dan pada akhir jenjang
pendidikan diuji penguasaan hafalannya,
amanat untuk menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan
nasional tidak mungkin dapat terlaksana.
Penyelenggara PendidikanNasional
dari masa ke masa
Dalam penyelenggaraan pendidikan kita
mengenal 3 UU Pendidikan:
1. UU No. 4 Tahun 1950 Jo UU No. 12 Tahun
1954,
2. UU No. 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan
Nasional,
3. UU No. 20 Tahun 2003 di samping UU No. 20
Tahun 1961 tentang perguruan tinggi.
Sebagai tindak lanjut UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menteri Malik Fadjar meniadakan Ebtanas. Ini
tampaknya sesuai dengan ketentuan Pasal 61
Ayat (2) dan ketentuan Pasal 58 Ayat (1).
Tetapi pada 2004 muncul sistem UAN yang
setelah tahun 2005 namanya berubah menjadi
UN.
Pendidikan Dasar dan Menengah
yang sesuai dengan UUD 1945 dan
UU. No. 20 Tahun 2003
Pasal 31 UUD 1945 sebelum amandemen
menetapkan:
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran.
2. Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional, yang di atur dengan undang-
undang.
Dalam Pasal 31 hasil amandemen terdapat
penegasan yang berbunyi:

2. Setiap warga negara wajib mengikuti


pendidikan dasar dan pemerintahwajib
membiayainya.
Ketentuan hukumdasar diatasdi pertegas
dengan ketentuan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 6
Ayat (1) dan Pasal 34 Ayat (2):

Pasal 6 Ayat (1):


“setiap warga negara yang berusia tujuh
sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar.”
Pasal 34 Ayat (2)
“Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menjamin terselenggaranya wajib belajar
minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa
memungut biaya.”
Renungan tentang
Pendidikan Nasional dan
Pelaksanaanya
Makna amanat mencerdaskan kehidupan
bangsa danmemjukan kbudayaan nasional.
Pembangunan nasional sebagai upaya
membangun seutuhnya dan masyarakat
seluruhnya.
Pendidikan sebagai unsur esensial
pembangunan nasional.
Sasaran utama pembangunan
nasional sebagaimana di amanatkan
oleh para pendirirepublik melalui UUD
1945 adalah cerdasnya kehidupan
bangsa, majunya kebudayaan nasional,
dan disejahterakannya kehidupan
rakyat indonesia secara berkeadilan.
Pembangunan nasional yang hakikatnya
merupkan proses transformasi budaya menuju
peradaban negara bangsa indonesia yang
modern dan demokratis berdasarkan pancasila
adalah pembangunan manusia seutuhnya dan
masyarakat seluruhnya. Yang bermakna juga
sebagai gabungan berbagai revolusi dalam satu
generasi.
Sistem pendidikan nasional yang oleh
pendiri republik di letakkan sebagai
wahana utama untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan memajukan
kebudayaan nasional sejak Orde Baru
kurang didudukkan sebagai elemen
esensial dalam pembangunan bangsa.
Sejarah peradaban masyarakat Indonesia

Setelah Perang Dunia II; Politik, Pada masa ini masyarakat Indonesia
Ekonomi, Perdagangan, Teknologi, baru sebagian kecil mengenal,
dan Hubungan Politik Dunia menguasai dan menghayati
sepenuhnya dilandasi oleh kebudayaan tersebut.
Peradaban. Dalam bahasa
St.Takdir Alisahbana sebagai “
kebudayaan modern yang rasional,
berdasarkan kemajuan ilmu,
teknologi dan yang menekankan hak-
hak manusia dan sebagainya”.
Gambaran minimnya masyarakat indonesia mengenal, menguasai dan
menghayati kebudayaan modern

Masa sebelum kedudukan Jepang

Sekolah HIS dan HCS 93.416


Dasar
ELS 4.034

Pendidikan SMP/MULO 8.235


Indonesia
Berlandaskan AMS 922
1940
Kebudayaan Sekolah
Modern HBS 552
Menengah
Lycea 206

PT 157 37
Lanjutan
Masa sesudah kemerdekaan

Insinyur 35
Pendidikan
Indonesia Dokter 1.200
Berlandaskan
1949 Dokter gigi 150
Kebudayaan
Modern
Fisikawan 1
Bruce Glassburner

Doktor- Ekonom 2

• Indonesia baru mengenal Perguruan Tinggi 1920 yaitu dengan berdirinya


Technische Hoogescool dan itupun kesempatan bagi orang Indonesia sangat
terbatas
• Universitas Tertua telah berdiri sejak abad 11 dan 12 di Bologna dan Paris
Lanjutan
Melihat perkembangan seperti ini Presaiden Soekarno memandangnya
mendorong para pendiri Republik sebagai Revolusi Multidimensi
Indonesia menempatkan tujuan (Ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi,
mencerdaskan kehidupan bangsa politik)
sebagai tujuan kemerdekaan
kebangsaai Indonesia. Maknanya
adalah membawa masyarakat
Indonesia menuju masyarakat
modern abad ke-20; hal ini adalah
suatu transformasi budaya
Makna Mencerdaskan kehidupan Bangsa dan Memajukan
Kebudayaan Nasional

1. Bahwa agar cita-cita para pendiri 3. Bahwa sekolah (dari TK, SD,
bangsaa, yaitu suatu negara/bangsa SMP,SMA dan PT) adalah lembaga
yang maju (modern), demokratis, yang paling strategis sebagai pusat
bermartabat,adil dan makmur pembudayaan berbagai
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 kemampuan, nilai, dan sikap yang
dapat terwujud, diperlukan suatu diperlukan bagi setiap warga negara
transformasi budaya. untuk dapat berpartisipasi secara
2. Bahwa transformasi budaya dari aktif, kreatif dan produktifitas dalam
budaya tradisional, feodal dan proses pembangunan masyarakat di
budaya masyarakat terjajah menjadi era globalisasi.
budaya masyarakat yang merdeka,
demokratis, modern,maju,cerdas dan
bermartabat perlu ditempuh melalui
diselenggarakannya suatu sistem
pendidikan nasional yang bermutu.
Lanjutan
4. Bahwa sekolah sebagai lembaga 5. Bahwa terselenggaranya sistem
pendidikan dapat menjadi pusat pendidikan nasional yang
pembudayaan bila dipenuhi mampu melaksanakan fungsi
persyaratan minimal penjamin konstitusionalnya secara efektif
mutu, yang meliputi tenaga dengan sendirinya dapat
pengajar, sarana dan prasarana memajukan kebudayaan
pendidikan, kurikulum dan proses nasional dalam wujud lahirnya
pembelajaran yang relevan, manusia terdidik yang
sistem evaluasi peserta didik berkarakter dan bermoral,
yang bermotivasi, serta beretos kerja tinggi,disiplin,
manajemen penyelenggaraan produktif, inovatif dan inventif,
yang efisien dan efektif serta menguasai IPTEK
Lanjutan
6. Bahwa untuk memungkinkan 7. Bahwa penyelenggara negara
tercapainya cita-cita sebagaiman secara konsekuen melaksanakan
tersebut pada butir 5 diperlukan prinsip demokrasi dalam pendidikan
sistem pendidikan tinggi yang dan memobilisasi dana sehingga
sepenuhnya didukung oleh dapat tersedia sekurang-kurangnya
pemerintah sehingga Universitas 20% dari APBN dan 20% dari APBD
benar-benar menjadi lembaga
pendidikan tinggi bagi putra-putri
terpilih dan terbaik bangsa serta
menjadi lembaga pengembangan
ilmu pengetahuan.
Penyelenggaraan pendidikan nasional untuk
membangun negara bangsa dan implikasi
pembiayaannya

Di era globalisasi ini, percaturan dunia di segala bidang didominasi oleh


negara maju, baik dalam kaitannya Word Trade Union (WTO) atau PBB, yang
segala keputusannya mempengaruhi hubungan antar negara. Dalam kaitan
ini, keberadaan negara nasional masih tetap penting.
Adam Smith dari london School of economics menyatakan “ in this unprecedented
situation, nations and nationalism are necessary, if implantable, instruments for controlling the
destructive effect of massive social change; they provide the only large-scale and powerful
communities and belief system that can secure a minimum social cohesion, order, and meaning in
adisrupitve and alienating word. More over, they are only popular forces than can legitimate
and make sense of the activities of the most powerful modern agent of social transformation t,
the rational state. For this reason, nations and nationalism are unliklely to disap pear, at least
until all areas of the globe have made the painful transition to an affluent and stable
modernity.
Lanjutan
Menunjukan suatu argumen tentang Indonesia, dilihat dari pemerataan
pentingnya negara nasional dan kemakmurannya, kemantapannya
dapat dikatakan paling tidak sampai sebagai bangsa yang modern yang
tercapai kemakmuran dan rasional, yang berorientasi IPTEK
modernisasi yang mantap serta masih jauh dari masyarakat modern
merata secara global. yang demokratis, masih berada pada
tahap transisi yang memerlukan
transformasi budaya. Maka
pentingnya membangun negara
nasional yang di dukung oleh
terselenggaranya suatu sistem
pendidikan nasioanal yang relevan,
efisien, dan efektif .
Implikasi pembiayaan pendidikan
UUD 1945 pasal 31 ayat 4
Perlu tersedianya dana sekurang-
kurangnya 20% APBN dan 20% APBD
a. Untuk anak usia 7-15 tahun yang wajib belajar tanpa membebani orang tua
• Setiap murid perlu memiliki buku pelajaran dan buku bacaan
• Guru memiliki buku pelajaran, buku guru dan buku sumber
• Sekolah dilengkapi dengan perpustakaan dan lapangan olahraga dengan
kelengkapannya.
b. Agar anak-anak lulusan SMP berbakat dari keluarga yang tidak mampu dapat
melanjutkan ke pendidikan menengah
c. Agar pemerintah dapat melaksanakan ketentuan pasal 31 ayat 5 yaitu
memajukan IPTEK melalui Perguruan Tinggi dan agar lulusan yang berbakat dari
keluarga yang tidak mampu dapat memperoleh beasiswa.

Anda mungkin juga menyukai