0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
43 tayangan7 halaman
Anal fissure adalah robekan pada anoderm distal dari linea dentata yang biasanya disebabkan oleh trauma akibat feses keras atau diare berkepanjangan. Gejalanya berupa nyeri saat BAB dan hematochezia. Terapi medikamentosa efektif untuk fissura akut, sementara fissura kronis mungkin memerlukan terapi operatif seperti lateral internal sphincterotomy.
Anal fissure adalah robekan pada anoderm distal dari linea dentata yang biasanya disebabkan oleh trauma akibat feses keras atau diare berkepanjangan. Gejalanya berupa nyeri saat BAB dan hematochezia. Terapi medikamentosa efektif untuk fissura akut, sementara fissura kronis mungkin memerlukan terapi operatif seperti lateral internal sphincterotomy.
Anal fissure adalah robekan pada anoderm distal dari linea dentata yang biasanya disebabkan oleh trauma akibat feses keras atau diare berkepanjangan. Gejalanya berupa nyeri saat BAB dan hematochezia. Terapi medikamentosa efektif untuk fissura akut, sementara fissura kronis mungkin memerlukan terapi operatif seperti lateral internal sphincterotomy.
ANAL FISSURE Suatu robekan pada anoderm, distal dari linea dentata etiologi berhub dgn adanya trauma feses yang keras / diare terus menerus Gejala: Nyeri pada robekan saat defekasi Hematochezia Nyeri intens selama beberapa jam setelah BAB PF: tidak dianjurkan untuk melakukan rectal toucher, anoscopy, atau proctoscopy karena sangat nyeri Pada acute fissure; robekan superfisial pada distal anoderm dan hampir sering disembuhkan dgn terapi medikamentosa Chronic fissures ulserasi dgn tepi menumpuk, dgn serabut putih dari sphincter ani internus yang terdapat pada dasar ulserasi. Jenis fissura ini membutuhkan terapi operatif. Penatalaksanaan First-line therapy minimalisir trauma anus (stool softeners, and warm sitz baths) Addition 2% lidocaine jelly / other analgesic creams Nitroglycerin ointment (0.2%) memperbaiki aliran darah (e.s = severe headache) Oral & topical calcium channel blockers (diltiazem dan nifedipine) digunakan untuk mengobati fissura dan lebih sedikit e.s dibanding topical nitrates. Golongan baru Arginine (nitric oxide donor) dan topical bethanechol (a muscarinic agonist) juga digunakan u/ mengobati fissura Medical therapy effective pada sebagian besar kasus acute fissures, tapi hanya 50 - 60% pada kasus chronic fissures Terapi operatif direkomendasikan untuk chronic fissures yang gagal dengan terapi medikamentosa Prosedur operatif Lateral internal sphincterotomy Tujuan: mengurangi spasme dari sphincter internus dgn memisahkan bagian dari otot Teknik Open & closed Keberhasilan operatif u/ memperbaiki gejala > 95 %. Rekurensi < 10% Risiko terjadi incontinence (biasanya untuk flatus) berkisar 5 - 15%.