Anda di halaman 1dari 153

Ergonomi dan Faal Kerja

dr. Harpini Endang Sardewi, Sp.Ok


Departemen Kedokteran Okupasi
Fakultas Kedokteran UKRIDA
ERGONOMI

•Apakah Ergonomi? Asal kata Yunani:


Ergon (= kerja) & Nomos (=aturan/hukum)jadi
suatu aturan atau norma dalam sistem kerja
•Mengapa Ergonomi?dari pengalaman setiap
aktivitas / pekerjaan dilakukan bila tak secara
ergonomis akan berakibat tak nyaman, biaya
tinggi,kecelakaan dan PAK meningkat,
performansi menurunpenurunan efeisiensi &
daya kerja
Ergonomi-2

• Dimana diterapkan? Secara umum dapat diterapkan


dimana saja, di rumah, perjalanan, lingkungan sosial,
maupun tempat kerja
• Bila diterapkan? Kapan saja dalam 24 jam sehari
semalam
• Siapa yg harus menerapkan? Setiap komponen
masyarakat, baik pekerja maupun masyarakat sosial
perlu menerapkan ergonomi dalam upaya
menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan
dan produktivitas kerja setinggi-tingginya
• Bagaimana diterapkannya? Perlu mempelajari
ergonomi secara detail. Diperlukan rasa seni, agar
dapat diterima oleh pemakainyadan memberi
manfaat yg besar kepadanya
Definisi
• Ilmu yg mempelajari kemampuan & karakteristik
manusia yg mempengaruhi rancangan peralatan,
sistim kerja dan pekerjaan yg bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi, keselamatan dan
kesejahteraan tenaga kerja
• Ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk
menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala
fasilitas yg digunakan baik dalam beraktivitas
maupun istirahatdengan kemampuan dan
keterbatasan manusia baik fisik maupun mental
sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi
lebih baik
Kualitas hidup pekerja (ILO)

1. Work should respect the workers ‘life and


health
2. Work should leave the worker with free time
for rest and leisure
3. Work should enable the worker to serve
society and achieve self-fulfillment by
developing his personal capacities
Unsur ergonomi
• 1. Anatomi:
Antropometri (dimensi tubuh manusia) & biomekanik
(aplikasi tenaga)
• 2. Fisiologi:
Fisiologi kerja: pengeluaran energi
Fisiologi lingkungan: efek lingkungan fisik
• 3. Psikologi:
Psikologi ketrampilan proses informasi & pembuatan
keputusan
Psikologi kerja: training, usaha & perbedaan individu
Ilmu multi disiplin
Ergonomi

Ilmu Kesehatan & Biologi Ilmu Disain

Batasan & penjelasan Rancang


Kemampuan & keterbatasan tugas,tempat
manusia kerja,sistim kerja
Jenis penyakit

• Washer woman’s sprain:


tendon otot ibu jari tangan tegang &
sarungnya meradang
• Cumulative trauma disorder (CTD):
akibat trauma berulang pada suatu otot
• Dll
Kerja & kesehatan

1. Tk. dpt terpajan bahan berbahaya dlm proses kerjanya:


racun kimia, debu, mikroorganisme, alergen, radiasi, dll
2. Pek. dlm lingk yg menganggu kesehatan: panas, dingin,
bising,dll
3. Perlu tenaga berlebihan/penggunaan muskuloskeletal
berlebih kumulatif
4. Pek.akibatkan stres psikologik
5. Resiko tinggi terjadi kecelakaan (tambang, bangunan,dll)
6. Yg dpt membiasakan cara hidup tak sehat
Istilah

• Hazard: segala sesuatu yg potensial membahayakan


seseorang
• Resiko: fakt penunjang timbulnya injuri/kehilangan akibat
hazard
• Workable: besarnya hazard/resiko
pengetahuan ttg hazard/resiko & cara kontrol
tersedia/ada kemudahan utk kontrol
biaya utk kontrol
• Optimum: terbaik/paling mendukung
Faktor berhubungan dgn injury

• Usia
• Pengalaman
• Pekerjaan
• Jenis injury
• Bagian tubuh
• Kecenderungan celaka
• Aktifitas
• Tipe shift
• Waktu shift
• Bagian dari kecelakaan
• Peralatan
Resiko peningkatan ketegangan

• Ada beban tugas baru pd seseorang


• Kerja individu sehari-hari diluar batas
kemampuannya
• Faktor personal, sosial, atau lingkungan
mengurangi toleransi individu terhadap
stress fisik
Antropometri
Ilmu mengenai pengukuran, massa, bentuk
dan keadaan inert tubuh

Antropometri merupakan data empiris


alamiah yang tergatung pada
metode/pengalaman mengukur berbagai
dimensi fisik dan kandungan lainnya pada
populasi yang spesifik
Manfaat data antropometrik
• Merupakan data statistik mengenai ukuran
manusia, massa dan bentuknya, yang dapat
digunakan di tempat kerja, membuat tempat
duduk, serta untuk keperluan desain peralatan
kerja.
• Contoh ukuran penting:
– tinggi badan
– jangkauan paling jauh
– duduk: lebar kursi,
tinggi lutut,
jarak lutut-bokong-meja
Lanjutan manfaat data antropmetri

• Data antropometri:
utk variabilitas dimensi tubuh, dipakai distribusi
normal
• Populasi pengguna:
faktor utama: jenis kelamin, usia,
suku/ras,jenis pekerjaan
kriteria keberhasilan: nyaman, bentuk dpt
menghasilkan kerja
optimal, kesehatan dan
keamanan
Lanjutan Antropometri
Kriteria antropometri

• Jarak ruangan: ruang untuk kepala, ruang


kaki, ruang siku, dst, termasuk kemudahan
melalui rintangan
• Jangkauan:termasuk lokasi kontrol, atau
penyimpanan material, serta pelbagai
situasi menjangkau melalui rintangan
• Postur/sikap tubuh: termasuk lokasi display
& kontrol ditempat ketinggian
• Kekuatan
ERGOMETRI & ANTROPOMETRI
• ERGOMETRI
1. PENGGUNAAN TENAGA
2. KAPASITAS MAKSIMAL KERJA
3. FATIGUE

• ANTROPOMETRI
1. STATIS
2. DINAMIS
Ketinggian tempat kerja
• Upaya/aktivitas untuk pencapaian minimal ,
terutama beban otot statis pada gerakan tubuh
saat bekerja, juga jangkauan penglihatan
• Kerja berat, terutama bila beban dibawah,
diupayakan dibawah ketinggian siku
• Kerja yg perlu diskriminasi visual & koordinasi
tangan/mata: perlu berada didekat daerah mata
 sedikit dibawah ketinggian bahu, untuk
menstabilkan tangan diberi bantalan siku /
pergelangan yg nyaman  mengurangi beban
otot bahu
Desain stasiun kerja
• Sikap kerja duduk:
Keuntungan posisi duduk (Grandjean,1993):
Pembebanan pd kaki, pemakaian energi & keperluan untuk
sirkulasi darah dapat dikurangi
• Pekerjaan yg paling baik dilakukan dlm posisi duduk (Pulat,
1966):
– Pekerjaan yg memerlukan kontrol dgn teliti pd kaki
– Pekerjaan utama menulis/memerlukan ketelitian pd tangan
– Tak perlu tenaga dorong yg besar
– Obyek yg dipegang tak memerlukan tangan bekerja pd ketinggian
>15cm dari landasan kerja
– Diperlukan kestabilan tubuh yg tinggi
– Pekerjaan dilakukan dlm waktu lama
– Seluruh obyek yg dikerjakan/disuplai masih dlm jangkauan dgn posisi
duduk
Posisi dan postur duduk untuk tugas kantor khusus
• Punggung kursi dapat disesuaikan
• Penopang lumbal yang baik
• Tinggi kursi dapat disesuaikan
• Tak ada tekanan berlebih pada bagian bawah paha & belakang lutut
• Penopang kaki bila diperlukan
• Ruang untuk merubah posisi tak terhalang bagian bawah meja
• Lengan bawah hampir horisontal
• Pergelangan tangan tidak menekuk berlebihan (saat gerakan keatas,
kebawah, kesamping)
• Ketinggian dan sudut layar memungkinkan posisi kepala nyaman
• Terdapat ruang didepan keyboard untuk mendukung tangan/pergelangan
selama berhenti mengetik
Sumber: Work with display screen equipment, HSE books
Ketinggian landasan kerja posisi duduk (Sanders
&Mc.Cormick,1987)

• Jika memungkinkan menyediakan meja yg


dapat diatur turun & naik
• Landasan kerja harus memungkinkan lengan
menggantung pd posisi rileks dari bahu, dgn
lengan bawah mendekati posisi horizontal /
sedikit menurun
• Ketinggian landasan kerja tak memerlukan
fleksi tulang belakang yg berlebihan
Desain stasiun kerja sikap berdiri

• Pekerjaan yg paling baik dilakukan dgn posisi


berdiri (Pulat,1992&Clark,1996):
– Tak tersedia tempat untuk kaki & lutut
– Harus memegang obyek yg berat (>4,5 kg)
– Sering menjangkau keatas, kebawah dan
kesamping
– Sering melakukan pekerjaan menekan kebawah
– Diperlukan mobilitas tinggi
Desain stasiun kerja dgn sikap kerja dinamis

• Clark, 1996:
– Pekerjaan yg dilakukan dgn duduk suatu saat dan
disaat lainnya berdiri saling bergantian
– atau 15 cm diatas landasan kerjaPerlu menjangkau
sesuatu >40 cm ke depan dan
– Tinggi landasan kerja dgn kisaran antar 90 cm- 120
cm, merupakan ketinggian yg paling tepat baik
untuk posisi duduk maupun berdiri
Pemilihan sikap kerja terhadap jenis pekerjaan
yg berbeda
Prinsip fisiologik&biomekanik
• 1. Lay out tempat kerja
# Mc.Cornick:
kurangi gerakan tak perlu, penempatan
alat kerja di:
* tempat paling mudah di jangkau
berdasarkan prinsip:
kepentingan
penggunaan tersering
* kelompok yg sama, berdasarkan prinsip:
fungsi sama
* sesuai proses, berdasarkan prinsip:
berurutan sesuai proses kerja
Lanjutan prinsip fisiologik&biomekanik

# Mc.Corlet:
bekerja dlm posisi tegak kedepan
pekerjaan terlihat dgn kepala & badan tegak
kepala agak kedepan
aktivitas posisi agak beda, tapi tak
menganggu & tak kurangi kemampuan kerja
posisi duduk bersandar
berat badan ditumpu ke-2 kaki
aktivitas pada titik tengah
Lanjutan fisiologik&biomekanik

• 2. Motion economy
• Barnes (9 prinsip)
1.ke-2 tangan mulai&berhenti bersamaan
2.ke-2 tangan jangan tidak bekerja pd saat yg sama
3.gerakan anggota tubuh atas berlawanan&simetris
4.gerakan tubuh paling ringan & efektif
5.gunakan daya momentum
6.gerakan ringan berayun
7.gerakan balistik > cepat
8.pekerjaan dgn irama alami & ringan
9.fiksasi mata minimal
Faktor resiko Ergonomi

Postur janggal tangan & pergelangan


• Jepit jari: penggunaan tenaga menjepit
suatu obyek dengan jari-jari tanpa ibu jari
menyentuh jari telunjuk
• Tekanan jari: penggunaan tekanan dengan
jari satu atau lebih kepada permukaan
suatu obyek
Lanjutan faktor resiko

• Deviasi radial:
posisi tangan miring kearah ibu jari
• Deviasi ulnar:
posisi tangan miring kearah jari kelingking
• Fleksi > 450 : posisi tangan menekuk kearah
telapak (fleksi), diukur dari sudut yang
terbentuk oleh poros tangan dan poros
lengan bawah, sebesar sama/lebih dari 45°
• Ekstensi > 45°: posisi tangan yang menekuk
kearah punggung tangan (ekstensi)
Evaluasi keperluan pekerjaan

• Analisa masalah
• Pengukuran apakah yg dikerjakan
seseorang
• Pengukuran dan respons fisiologik serta
psikofisikal pada evaluasi keperluan
pekerjaan
Gerakan berulang
• Kelelahan otot dan/ sendi adalah isyarat
tubuh utk mengubah pola kerja.
• Melakukan gerakan yg sama atau tipe
genggaman tertentu berulang kali dapat
menimbulkan nyeri atau peradangan
Contoh peradangan
• Tendinitis - peradangan tendon karena
gerakan berulang atau posisi yang tidak tepat
• Tenosynovitis – kondisi dimana tendon dan
pembungkusnya meradang, disebabkan
pergelangan yang menekuk yang tidak tepat
atau berulang kali.
Lanjt contoh…………….

• Carpal Tunnel Syndrome – nyeri karena n.


medianus yang terpelintir di daerah
pergelangan, menimbulkan genggaman
terlepas, otot nyeri, kelemahan dan baal pada
ibu jari serta jari telunjuk.
MASALAH
• Pekerjaan/tempat kerjakarakterisasi masalah
& pemecahan
• Individucari hubungannya, disain ulang, bila
perlu konsultasi individu
• Situasional:
supervisi
tekanan produksi
peraturan (mis. kemungkinan untuk
pekerjaan yg setara)
edukasi setelah masalah teridentifikasi
Analisa Faktor untuk penilaian
beban kerja fisik
• Biomekanik
jangkauan
berat
tenaga & tenaga putaran
dimensi objek
• Gerakan
frekuensi
derajat putaran
durasi
ketrampilan/keperluan koordinasi (kompleksitas)
Lanjutan analisa faktor

• Analisa waktu aktifitas


pola aktifitas pd shift
distribusi aktifitas fisik berat & ketat
waktu untuk melaksanakan tugas(untuk
menilai tekanan waktu)
Frekuensi adanya kebutuhan aktivitas yg
berlebihan
Pengukuran dan respons fisiologik serta
psikofisikal pada evaluasi keperluan
pekerjaan

• Pengukuran penampilan
lingkungan: suhu, bising, penerangan,jadwal shift,
lembur,faktor fisik/kimia lain(bau,permukaan
lantai),APD
Mental & persepsi:
kebutuhan visual, kebutuhan auditorik,
kompleksitas, keperluan informasi , keperluan
pengambilan keputusan, tekanan/pacuan dari
luar
Lanjutan pengukuran & respon fisiologik

• Produktifitas shift:
total unit/shift pd berbagai tingkatan & durasi
upaya &/pajanan
unit/jam, dibandingkan standar
jumlah waktu pd kerja yg tak tetap, atau kerja
sampingan
kerja terputus-distraksi, kecelakaan
• Kualitas output * kesalahan
Mis komunikasi/defek
Aksi yang tak patut
Kerja tak tuntas
Ukuran fisiologik & psikofisikal pd penilaian
kebutuhan kerja

• Upaya fisik:
HR, TD, konsumsi O2, ventilasi/menit (volume
pertukaran udara), permukaan elektromiografi
(sinyal otot), skala psikofisikal
• Faktor lingkungan:
HR, ventilasi/menit, suhu tubuh, skala
psikofisikal—skala dasar kenyamanan, visual
akuitas—kelelahan
• Faktor mental &persepsi:
HR, TD, ventilasi/menit, akuits visual/kelelahan,
skala psikofisikal—skala pengukuran stress
Karakteristik fisik dari kerja
• Buruk :
1. Setiap aktivitas periode panjang, trutama
bila saat kerja dengan postur statis
2. Usaha eksplosif dengan intensitas
maksimal yang kerap
3. Beban otot statik
4. Gerakan berulang, terutama bila perlu
tenaga besar,menyentak, kaku/kikuk, dst,
atau menggunakan kelompok otot kecil
Lanjutan Karakteristik fisik dari kerja

• Baik :
1. Aktivitas bergantian
2. Kerja dinamis dgn intensitas sedang,
mencakup kelompok otot besar
3. Regangan otot lembut, terutama dengan
beban otot statik
4. Kerja dan istirahat seimbang
Prinsip perencanaan ruang kerja rasional
• Prinsip utama:benda yg paling utama berada di
lokasi paling menguntungkan/terjangkau
• Prinsip frekuensi penggunaan: benda paling
sering dipakai berada di lokasi paling
menguntungkan/terjangkau
• Prinsip fungsi: benda yg paling berhubungan
fungsi/aksinya dikelompokkan
• Prinsip penggunaan berurutan: benda yang
sering digunakan berurutan, dikelompokkan dan
diletakkan ditempat yg sesuai dengan urutannya
• Back Injuries are the 2nd-most
common workplace problem
• A back injury costs an average of
$11,645 in medical claims and lost
time wages.
National Safety Council

• Most back injuries can be prevented


Lever effect -- can
(200 lbs.) magnify weight by factor
of up to 10
(40 lbs.)

100 lbs.
10 lbs.
Maximum Safe Lifting
Weight = 51 lbs.
National Safety Council
Means
using
your
Use Your Head and Save Your Back! head!

•Bend •Let
•STAND your your
close to knees - legs do
the load not the
your lifting
back!

Get Help Use


with the
heavy or right
awkward tools!
loads!
Carrying the load…

• Hold the load close so you can see over it.


• Keep the load balanced.
• Avoid twisting the body
• Watch out for pinch points -- doorways, etc.
• Face the way you will be moving.
For those Awkward Moments...
If you must lift or lower from a high place:
•Stand on a platform instead of a ladder
•Lift the load in smaller pieces if possible
• Push the load to see how heavy and stable it is.
• Slide the load as close to yourself as possible
before lifting up or down.
• Get help when needed to avoid an injury.
From hard-to-get-at places...
• Get as close to the load as possible
• Keep back straight, stomach muscles tight
• Push buttocks out behind you.
• Bend your knees
• Use leg, stomach, and buttock muscles to
lift -- not your back.
FAAL KERJA
• Aktifitas tubuh utama:
* gerakkan tubuh/anggota tubuh
utk jalan/lari
* pindahkan/bawa obyek
* pertahankan sikap tubuh
Jenis gerakan tubuh

• Dinamik
otot memendek & memanjang, ritmik
(konsentrik) (eksentrik)
• Isometrik : panjang otot tetap
Isotonik : kekuatan otot tetap
Intermiten : kerja otot dinamik/statik satu
periode tertentu, lalu istirahat, baru kerja lagi
Metabolisme otot
Energi yang diperlukan untuk bekerja
berasal dari proses metabolik endokrin
yaitu: ATPADP + Fosfat + Energi
Metabolisme yang berlangsung dalam
suasana:
Aerobik: asam lemak bebas,
glukosa+O2 CO2+ H20 + energi
Anaerobik: glukosa  asam laktat + energi
Kontraksi otot
• Stimulasi otot untuk membangun tenaga
merupakan proses elektrokimiawi (Layzer
&Rowland,1971, Winter,1979)
• Aktivasi dilaksanakan oleh sinyal listrik dari CNS
yaitu akson motor neuron, sehingga menimbulkan
kontraksi otot
• Meski tidak ada hubungan fisik antara akson dan
serabut otot, tetapi adanya transmiter kimiawi
(asetilkoline) dapat mengaktifkan serabut otot
pada motor end plate atau junction mioneural,
kemudian terjadi kontraksi & tenaga, sehingga
kerja dapat terealisasi
Gerakan otot
• Otot memegang beberapa peranan pd tubuh
• Otot yg memicu tenaga primer untuk gerakan spesifik
disebut pemicu primer atau agonis, misal biseps
brachii pemicu primer untuk gerakan fleksi siku
• Sebuah otot dapat juga berperan sebagai antagonis
yg berkontraksi menimbulkan gerakan berlawanan
dgn agonis, contoh otot triseps lengan atas adalah
antagonis biseps saat fleksi siku, sedangkan biseps
antagonis triseps sewaktu ekstensi siku
• Otot dapat juga sebagi stabilisator memfiksasi tubuh
atau mensuport tulang/tubuh, sehingga otot lain yg
aktif dapat fiksasi menarik
• Otot bisa juga bersinergi, kerja bersama dgn otot lain
untuk menimbulkan gerakan yg diinginkan
Peran sistim kardiovaskuler

Peran Utama: alat transportasi


1. Panas ototke permukaan tubuh
2. Nutrient di deposit (hati&lemak)  otot
3. Oksigen dari paru  ke otot
4. CO2 & H20 & as.laktat otot paru & hati
Pengukuran kemampuan aerobik

Kemampuan kebugaran fisik terhadap kerja


dapat diukur dengan:
• Maximum aerobic power:
uptake O2 permenit (max.VO2), saat
eksersise dinamik dgn kelompok otot besar
• Setelah mencapai aerobic power, maka
diperlukan proses adaptasi sebelum siap
untuk melakukan kerja
Adaptasi

Perubahan yg terjadi dlm satu periode pd


beberapa generasi
Aklimatisasi

• Perubahan respon organisme karena ada


pergantian lingkungan terus menerus
Toleransi aklimatisasi

• Menjalani program aklimatisasi 5 – 7 hari


• Memelihara kebugaran jasmani
• Untuk suhu tinggi, cukup air minum
• Pemeliharaan keseimbangan elektrolit
• Pemeriksaan kesehatan pra kerja
Toleransi aklimatisasi 2

• Mekanisme fisiologik aklimatisasi mencakup


peningkatan produksi sel darah merah dan
hematokrit, peningkatan 2,3
diphosphoglycerate intraerythrocytic dan
hiperventilasi ringan.
• Exercise terutama pd pekerja fisik berat dpt
menjadi bgn dari program aklimatisasi tsb
Fenomena kardiovaskuler

• Sirkulasi perifer akan vasokonstriksi bila terkena


dingin, darah menjadi dingin, viskositas
meningkat.
• Berdasarkan penelitian bila suhu > rendah (0
ºC) vasodilatasi dingin, lalu suhu kulit turun jadi
0 ºC, tetapi 10 – 15 menit kemudian suhu naik
jadi 5 ºC.
• Bila kehangatan tubuh terpelihara, tangan
telanjang tetap hangat pada suhu udara -35 ºC
Analisa aktifitas kerja:

Pendukung kontraksi otot


• Paru: O2 CO2

• Hati 
• Otot  simpan energi
• Jar. Lemak 

• Tr.intestinum  uptake energi

Distribusi panas,O2,CO2,H20
Klasifikasi faali aktifitas kerja

Pek kons O2 energi kel detak jtg/men


L/men kcal/men kali/men
Ringan <0 < 2.5 < 90
Sedang 0.5-1.0 2.5-5.0 90-100
Berat 1.0-1.5 5.0-7.5 110-130
Sgt. Brt 1.5-2.0 7.5-10.0 130-150
Brt >>> > 2.0 > 10.0 150-170
Homeostasis

Pemeliharaan kondisi statis internal


Contoh:
Paru:salurkan O2 ke cairan ekstraseluler
Ginjal: pelihara konsentrasi ion
Tr.gastrointestinal: sediakan nutrien
Pengaruh lingkungan kerja terhadap
kardiovaskuler

• Kel.mikroba: bakteri, jamur, virus, toksin


tanaman melalui fungsi jantung
• Kel.bahan kimia: pestisida, gas toksik,
logam berat  vaskulotoksik
• Kel.fisik: medan magnit/listrik, radiasi,dll
• Hubungan interaktif sesama manusia
Pengaruh lingkungan kerja terhadap faal paru

Yaitu debu tergantung pada:


1. Konsentrasi debu (Ø1 mikron di deposit
dlm alveoli) bisa edema paru, silikosis
2. Intensitas & durasi pajanan
3. Kerentanan host, tergantung mekanisme
clearance paru
Merokok di tempat kerja
4 mekanisme melawan kesehatan:
• Pajanan agen toksik dlm tembakau
• Transformasi kimiawi di tempat kerja
akibat panas rokok
• Efek aditif/sinergisme agen serupa dgn
efek noxious
• Fungsi siliaris gagal, mekanisme clearance
terganggu
Pengaruh lingkungan kerja terhadap ginjal

• Lingkungan kerja yang mengandung fume logam, dapat


mengganggu fungsi ginjal
• Contoh: pabrik aluminium, pekerja dapat terpajan bubuk
aluminium peroral, atau terinhalasi aluminium akibat las
aluminium;
pabrik baterei, pajanan cadmium dapat terjadi peroral
atau inhalasi
nefropati timbal, akibat terpajan timbal jangka panjang
akibat terinhalasi aerosol paraquat (pestisida) ginjal
memucat, bengkak, seperti berawan
Istilah

• Gas : substansi dalam status gas, dalam suhu


ruangan
• Vapor : fase gas material yg sebenarnya pd suhu
ruangan berupa solid atau cairan
• Aerosol : dispersi partikel solid, atau cair
dlm udara. Termasuk debu, mist,
fog, smoke dan fume
• Debu : dispersi partikel solid hasil penghancuran
massa material yg lebih besar, pd operasi
pengeboran, pemecahan, penggilingan
Lanjutan istilah

• Mist : dispersi partikel liquid yg masih


terlihat
• Fog : aerosol liquid hasil kondensasi.
Mis. Oil mist pd pemotongan /
penggilingan
acid mist pd electropatting,
painting, spray-mist
Lanjutan istilah

• Fume : aerosol material solid yang


berbentuk kondensasi atau
vaporisasi material, terutama
molten metals, yang bereaksi
dengan udara menjadi oksida.
Ukuran partikelnya sangat halus
< 0.1 úm. (pd pengelasan,
pemotongan metal)
• Smoke : aerosol hasil pembakaran tak
sempurna material mengandung
carbon.
Ritme biologik

Terdapat tiga tipe ritme biologik mayor:


• Ritme ultradian: dgn frekuensi<1 siklus/20 jam
cth diantara interval 90 menit dari REM
(rapid eye movement) pd saat tidur.
• Ritme infradian: periodenya >28jam, cth siklus
menstruasi
• Ritme sirkadian (Halberg): ritme biologik yg
berkisar pd frekuensi mendekati 24 jam/hari.
Ritme sirkadian
Berbagai parameter fisiologik, psikologik, dan
behavioral, mengikuti ritme sirkadian:
Suhu tubuh, serum dan kortikostreoid urine,
elektrolit, fungsi kardiovaskuler, sekresi enzim
gaster, hitungan lekosit, kekuatan otot,
keadaan siaga, suasana hati, memori jangka
pendek dan panjang
Ritme sirkadian

Sistim ritme sirkadian mensimfonikan


rangkaian kejadian fisiologikal internal dan
metabolisme, serta memungkinkan
sinkronisasi siklus siang dan malam.
Fase tubuh manusia

Tubuh manusia selama 24 jam mempunyai


2 fase, yaitu:
• siang hari fase ergotropik dimana semua
organ dan fungsi faali siap bekerja; dan
• Fase pemulihannya (tropotropik) pd malam
hari
Fungsi fisiologik
Fungsi fisiologik manusia ritmik dlm periode
24 jam, disebut irama kesiagaan harian
atau “ritme sirkadian”
Fase terendah: malam hari menjelang pagi
(pk04.00), kemudian meningkat secara
berangsur-angsur, dan
Mencapai puncaknya pada siang hari,
Lalu turun kembali perlahan-lahan
Variabel ukuran ritme sircadian

• Suhu tubuh
• Tekanan darah
• Produksi adrenalin
• Kecepatan denyut jantung
• Mental abilities
• Volume pernafasan
• Ekskresi 17 ketosteroid
• Kapasitas fisik
Kerja shift

• Jenis pekerjaan yg menuntut kontinuitas,


memerlukan pekerja yg bekerja selama 24 jam
terus menerus (diluar jam kerja normal) dan
dibagi dlm beberapa shift kerja.
• Mungkin dapat berpengaruh terhadap ritme
biologik endogen pekerja, dan mengacaukan
sistem ritme sirkadian.
Tipe sistim shift
• Permanen: individu bekerja hanya pd shift
siang, sore atau malam
• Rotasi; setiap individu bekerja dgn berbagai
shift berbasiskan rotasi. Rotasi dapat lambat
(> 1mingguan, biasanya 21 hari atau lebih),
rotasi mingguan (5 sp 7 hari/shift), rotasi
cepat (1-4 hari/shift)
• Bergoyang (osilasi): pekerja bergantian antara
malam dan siang; atau sore dan malam, dalam
seminggunya
Lanjutan tipe shift

• Shift terpisah: terdapat waktu kosong yg


memisahkan waktu kerja dalam seharinya. Cth
pelayanan bisnis spt restoran, transportasi yg
mengikuti jam-jam sibuk.
• Shift istirahat: pekerja dapat termasuk dlm
salah satu pola diatas, tetapi jam kerjanya
bergantung pada jam dimana pekerja lainnya
istirahat
• Tipe bergantian: 4 hari kerja, dgn periode 10-
12 jam kerja. Dpt digunakan dalam 1 shift, 2
shift, 3 shift, kontinu atau non kontinu. (dgn
liburan akhir pekan)
Lanjutan tipe shift

• 8 hari seminggu dengan hari kerja 4-10jam


diikuti 4 hari liburterutama pd operasional
tetap 10 jam perhari, 7 hari seminggu atau
jam kerja 20 jam perhari dalam 2 shift.
• Waktu fleksibel, berasal dari Eropa, dimana
pekerja dapat memilih jam kerja hariannya
untuk memenuhi kebutuhan mingguannya.
• Jam kerja tidak tentu, pekerja diperbolehkan
memilih waktu mulai kerja dan saat
berhentinya
Aspek sosial kerja shift

• Shift berarti gangguan pd kehidupan


berkeluarga, karena adanya perbedaan jadwal
kerja sehingga sulit utk berkumpul dan
melakukan kegiatan bersama,
• Juga berpengaruh pd pergaulan/kontak sosial
dgn kawan, karena harus kerja saat
liburan/akhir pekan.
Jam kerja

• Jam kerja harian yg melebihi 8 jam/hari,


akan menurunkan hasil kerja setiap jamnya,
dan meningkatkan angka abssensi sakit,
serta kecelakaan.
• Dalam 1 minggu 40 jam kerja dapat selama
5 hari, sehingga ada waktu utk istirahat 2
hari.
Masa istirahat
Beberapa jenis masa istirahat selama bekerja:
• Spontaneus pauses, hanya pendek, atas inisiatif pekerja
sendiri, sering terjadi pd pekerja berat
• Disguised pauses, pd pekerja rutin ringan, istirahat
sekedar utk mengurangi konsentrasi pd pekerjaan utama.
Mis, merubah posisi duduk, atau berdiri dari kursinya dan
berjalan sebentar
• Work conditioned pauses, istirahat disebabkan
pekerjaannya, mis menunggu mesin menyelesaikan
pekerjaannya, menunggu peralatan pd saat proses
pemanasan/pendinginan
• Prescribed pauses, istirahat yg ditentukan perusahaan
(cofee break, lunch, dll)
Lanjutan masa istirahat

• Secara keseluruhan rest pauses dapat


meningkatkan out put kerja, karena:
• Mengurangi kelelahan
• Memberi kesempatan utk makan & minum
• Memungkinkan kontak sosial
Getaran

• Sumber getaran memberikan fluktuasi


tekanan yg cepat menyebar, seperti
penyebaran riak air.
• Hasil gerakan molekul udara: fluktuasi pd
tekanan atmosfer/gelombang suara,
• Gelombang menyebar ke segala arah dari
sumbernya, bila sumber dihentikan, maka
gelombang suara seketika berhenti
Pengaruh getaran okupasi

• Whole body vibration


Konduksi berasal dari struktur kontak /
penunjangnya yg bergetar sendiri, yg
kemudian menyebar ke seluruh tubuh
pekerja
• Segmental vibration
Getaran langsung melalui tangan,
pergelangan dan lengan pekerja.
Pengaruh segmental vibration (HAV=hand
arm vibration)

Efek medik:
*lebih serius dari pada whole body vibration
*disebut sebagai: traumatic vasospastic
disease,dead fingers, spastic anemia,
Raynaud’s phenomenon of occupational
origin, vibration induced white finger
Patofisiologi HAV
White finger:
*spasme arteri digitalis (saraf simpatis)
*Raynaud, serangan ok dingin, akibat aktivitas saraf
simpatis berlebihan.
*Lewis, ujung saraf simpatis peka terhadap dingin
*Magos & Okoks, refleks lokal sensitif, dgn akumulasi
substansi vasoaktif dlm dinding pb.darah yg peka
terhadap dingin.
*Pykko & Starck, Olsen et al, Pyykko & Gemne,
Ekenvall & Okada, mekanisme dasar episode iskemia
diprovokasi oleh stimulasi dingin
Aspek fisiologi bising

Rentang suara didengar manusia normal


20–20000Hz
Rentang frekuensi komunikasi
300 – 3000Hz
Sensitivitas terbesar pd frekuensi
1000-4000Hz
Bising

Komponen berbagai frekuensi yg banyak


tetapi tak harmonis satu sama lainnya
jadi:
Bising adalah suara yg tak dikehendaki.
Lanjutan bising

Intensitas >85 dB merusak reseptor


pendengaran Corti di telinga dalam, yaitu
bunyi dgn frekuensi 3000 – 6000 Hz,
terutama 4000Hz
Gangguan pendengaran akibat bising

• Gejala awal pendengaran berkurang


• Dapat disertai bunyi berdenging
• Bila sudah berat, sukar menangkap
percakapan orang dgn kekerasan biasa
• Gangguan lebih berat, percakapan
keraspun tidak mengerti
Sumber kebisingan

• Sumber kebisingan, al:


– Generator, mesin diesel pembangkit listrik
– Mesin-mesin produksi
– Mesin potong, gergaji, serut di perusahaan kayu
– Ketel uap/boiler pemanas air
– Alat-alat lain yg menimbulkan suara dan getaran
seperti alat pertukangan
– Kendaraan bermotor dari lalu lintas, dll
Penilaian
• Tujuan penilaian:
– Memperoleh data intensitas kebisingan pd sumber suara
– Memperoleh data kebisingan pd penerima suara (pekerja
& masyarakat sekitar perusahaan)
– Menilai efektivitas sarana pengendalian kebisingan yg
telah ada & merencanakan langkah pengendalian lain yg
lebih efektif
– Mengurangi tingkat intensitas kebisingan baik pada
sumber suara maupun pd penerima suara sampai batas
diperkenankan
– Membantu memilih alat pelindung dari kebisingan yg tepat
sesuai jenis kebisingannya
Pengukuran intensitas kebisingan

• Jenis pengukuran pd sumber suara:


– Dengan alat “sound level meter”, dapat mengukur
intensitas kebisingan antara 40 – 130 dB(A) pada
frekuensi 20 – 20.000 Hertz
– Sebelum pengukuran, dibuat “contour-map” lokasi
sumber suara & sekitarnya.
• Jenis pengukuran pd penerima suara
- Selanjutnya sound level meter dipasang pd ketinggian ±
(140-150 cm) atau setinggi telinga.
Aspek fisiologi Penerangan

Penerangan
merupakan faktor yg berperan dlm menciptakan
ruangan kerja
Juga berpengaruh langsung pd:
suhu, persepsi arsitektural dan keselamatan kerja
Jenis pencahayaan (umum) :
alamiah (sinar matahari) & buatan (artefisial)
Penerangan di tempat kerja
• Penerangan yg baik:
– pekerja dapat melihat obyek-obyek yg dikerjakan secara
jelas, cepat dan tanpa upaya yang tak perlu (Suma’mur,
1984). Juga harus dapat melihat dgn jelas pula benda/alat
disekitarnya yg mungkin mengakibatkan kecelakaan
– Membantu menciptakan lingkungan kerja nyaman &
menyenangkanmemelihara kegairahan kerja
• Armstrong (1992):
– Intensitas penerangan kurang gangguan visibilitas &
eyestrain
– Kalau berlebihanglare, reflections, excessive
shadows,visibility&eyestrain
Penerangan buruk

Akibatkan:
• Kelelahan mata, sehingga daya dan efisiensi
kerja kurang
• Kelelahan mental
• Pegal di daerah mata dan sakit kepala di
sekitar mata
• Kerusakan indera penglihatan
Pengaruh kelelahan pada mata dapat
akibatkan

• Kehilangan produktivitas
• Kualitas kerja rendah
• Banyak terjadi kesalahan
• Meningkatnya kecelakaan
Langkah-langkah pengendalian masalah penerangan di
tempat kerja

• Modifikasi sistim penerangan yg sudah ada


– Merubah posisi lampu
– Menambah/mengurangi jumlah lampu
– Mengganti jenis lampu yg > sesuai (bohlampneon)
– Mengganti tudung lampu
– Mengganti warna lampu
• Modifikasi pekerjaan:
– Membawa pekerjaan > dekat ke mata,spy obyek > jelas terlihat
– Merubah posisi kerja, utk hindari bayangan, pantulan, sumber
kesilauan & kerusakan penglihatan
– Modifikasi obyek kerja sehingga terlihat dgn jelas
• Pemeliharaan & pembersihan lampu
• Penyediaan penerangan lokal
• Penggunaan tirai & perawatan jendela
Pedoman desain sistim penerangan
(Sanders & Mc.Cormick)

• Hindari penempatan arah cahaya langsung dlm


lapangan penglihatan pekerja
• Hindari penggunaan cat mengkilat pd mesin/meja
kerja&tempat kerja
• Gunakan cahaya difusi (merata)
• Gunakan > banyak lampu dgn daya kecil, daripada
sedikit dgn daya besar
• Hindari lokasi pencahayaan dlm 30o dari garis normal
lihat
• Hindari sumber cahaya berkedip (licker),dll
Penggunaan warna di tempat kerja

Warna yg terlihat muncul karena struktur molekul


permukaan obyek memantulkan hanya pada
bagian cahaya yg jatuh padanya
Pemilihan warna di tempat kerja dimaksudkan bagi
keselamatan, karena warna mudah ditangkap
oleh indera penglihatan.
Beberapa warna yg biasa digunakan sebagai kode
keselamatan kerja:
merah: utk tanda bahaya, tanda peringatan utk
kebakaran
kuning:biasanya kontras dgn hitam, bahaya
tubrukan, look out, bahaya terpeleset
Pedoman pemilihan warna

Pedoman pd daya pantulnya:


• Langit-langit 80%
• Dinding 70%
• Lantai 30%

Peraturan Pemerintah :
Peraturan Menteri Perburuhan N0:7 th 1964,
tentang syarat kesehatan kebersihan, serta
penerangan di tempat kerja.
Standar iluminasi (penerangan)

• Kerja kasar, rutin, detil besar, bahan kontras


jelas: 100 –200 lux
• Kerja sedang tanpa konsentrasi besar:
200-500 lux
• Detil kerja semakin halus, kontras kurang,
pekerjaan makin luas, menyangkut inspeksi
& baku mutu: 500 – 1000 lux
• Amat halus, tepat & teliti: 1000 – 2000 lux
Penerangan diperlukan pada

• Kerja bangunan
• Di gedung: tangga, eskalator, jalan
menanjak, dll
• Penerangan darurat
• Tempat berabahaya: pd industri di tempat
yg mudah meledak/terbakar
• Mesin-mesin pabrik
Satuan penerangan

• Standar candle
• 1 foot candle: penerangan yg diberikan
oleh suatu sumber dari 1 candle kepada
suatu bidang berjarak 1 feet dari sumber
tersebut 1fc
• 1candle

1ft 2ft 3ft


Visibility

4 faktor yg mempengaruhi terlihatnya suatu


benda:
• Ukuran obyek
• Brightness
• Kontras
• Waktu
Lanjutan visibility

• Ukuran obyek: berkaitan dgn sudut penglihatan,


minimum 2,5 x ukuran terkecil
• Brightness: sebagian cahaya yg mengenai obyek
harus dipantulkan, sehingga obyek
mempunyai kecerahan
• Kontras: perbedaan brightness obyek dgn latar
belakangnya
• Waktu: semakin lama waktu tersedia utk mengamati obyek
makin sempurna hasil pengamatan
Kesilauan

Keadaan terang lapang pandang yang


menyebabkan:

• ketidak nyamanan
• gangguan,
• rintangan penglihatan serta
• kelelahan mata
Sebab kesilauan
• Sumber cahaya dlm lapang pandang /
penglihatan, contoh: lampu besar mobil di malam
hari, lampu ditempat kerja pd garis penglihatan
• Kesilauan pantulan obyek /bagian obyek > terang
dari pantulan daerah/obyek sekitar:
*beda pantulan 2 daerah penglihatan (baca di
tempat gelap, lampu diarahkan ke buku)
*suatu daerah tak sempurna menghambur
cahaya yg jatuh kepadanya & memantul ke
satu arah tertentu (permukaan mengkilat)
Klasifikasi sistim iluminasi

I. Iluminasi langsung
II. Iluminasi semi langsung
III. Illuminasi difus
IV. Iluminasi semi tak langsung
V. Iluminasi tak langsung
Iluminasi langsung

• 90 –100% cahaya diarahkan langsung


kepada permukaan yg perlu diterangi.

• Paling efektif, tapi mengakibatkan bayangan


mengganggu, dan bisa timbul silau ok
cahaya langsung atau pantulan lampu
Semi langsung

• 60 –90% cahaya langsung ke permukaan,


sisanya menerangi & dipantulkan oleh
langit-langit & dinding , sehingga
keburukan sistim langsung berkurang
• Dinding plester putih efisiensi pantul 90%,
• Cat putih 75 –90%
Sistim difus

• Separuh cahaya diarahkan ke permukaan,


separuh lagi menyinari & dipantulkan oleh
langit-langit

• Termasuk direk-indirek, separuh cahaya


kebawah & separuh lagi ke atas, serta tak
ke mata, tapi masih ada bayangan & silau
Semi tak langsung

• 60 –90% cahaya ke langit-langit & dinding


atas, sisanya kebawah.
• Langit-langit perlu di finishing, derta
sipelihara baik
• Bayangan praktis tak ada, silau berkurang
Iluminasi tak langsung

• 90 – 100% cahaya ke langit-langit & dinding atas,


kemudian dipantulkan menerangi seluruh
ruangan secara difus.

• Seluruh langit-langit menjadi sumber cahaya, jadi


perlu finishing dan dipelihara, warna muda dan
mat supaya tak silau, lampu perlu dibersihkan
berkala, ok debu dapat menyerap >25% cahaya.
Baik utk kantor, kamar gambar dll
Pengaruh kesilauan

• Mengganggu kenyamanan/penglihatan
• Kelelahan visual, gangguan visual,
kepedihan mata, iritasi mata,berair, visual
strain sehingga timbul sakit kepala 
akibat kerja berat otot siliaris mata dan
otot-otot mata yg terlibat dlm fiksasi dan
penyambungan lensa mata
Reflektan sebagai persentase cahaya

Bahan warna Reflektan


(%)
Putih 100
Aluminium, kertas putih 80 – 85
Warna gading, kuning lemon, kuning dalam, hijau muda, biru 60 – 65
pastel, pink pale, krim
Hijau lime, abu-abu pale, pink, orang dalam, bluegrey 50 – 55
Biru langit, kayu pale 40 – 45
Pale oakwood, semen kering 30 – 35
Merah dalam, hijau rumput, kayu, hijau daun, coklat 20 – 25
Biru gelap, merah purple, coklat tua 10 – 15
hitam 0
Standar penerangan di tempat kerja
• Penerangan utk halaman & jalan-jalan di lingkungan Perusahaan harus
mempunyai intensitas penerangan sedikitnya 20 luks
• Penerangan utk pekerjaan-pekerjaan yg hanya membedakan barang kasar
& besar paling sedikit mempunyai intensitas 50 luks
• Penerangan yg cukup utk pekerjaan yg membedakan barang –barang kecil
secara sepintas lalu paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 100
luks
• Penerangan utk pekerjaan yg mebeda-bedakan barang kecil agak teliti,
paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 200 luks
• Penerangan utk pekerjaan yg membedakan dgn teliti dari barang-barang
yg kecil & halus, paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 300 luks
• Penerangan yg cukup utk pekerjaan membeda-bedakan barang halus dgn
kontars yg sedang dalam waktu yg lama, harus mempunyai intensitas
penerangan paling sedikit 500 – 1000 luks
• Penerangan yg cukup utk pekerjaan membeda-bedakan barang yg sangat
halus dgn kontras yg kurang dan dalam waktu yg lama, harus mempunyai
intensitas penerangan paling sedikit 2000 luks
Aspek fisiologis tekanan panas dan kelembaban

• Temperatur “core”: temperatur jaringan


tubuh, relatif konstan
• Temperatur kulit: tak stabil tergantung
temperatur lingkungan.
• Temperatur lingkungan: berpengaruh pada
kemampuan kulit utk melepas panas ke
lingkungan
Kecepatan metabolisme

• Basal metabolisme rate seluruh sel tubuh


• Rate metabolisme ekstra, dgn kontraksi
otot
• Metabolisme ekstra ok efek tiroksin pd sel
• Metabolisme ekstra efek epinefrin,
noerepinefrin, stimulasi simpatis pd sel
• Metabolisme ekstra ok peningkatan
temperatur sel
Pusat kendali suhu

• Hipotalamus
• Bereaksi terhadap kenaikan suhu core,
kemudian pengaruhi sistim kardiovaskuler
& kelenjar keringat
Rekomendasi WHO

• Untuk kegiatan industri rutin 30 – 40 %


VO2max  suhu 37,4 ºC,
• Bila meningkat jadi 50 % maka suhu core
naik jadi 38 º C (batas anjuran WHO)
Catatan:
VO2max: kemampuan tubuh utk mensuplai
O2 terhadap suatu kegiatan fisik
Kecepatan hilangnya panas

Ditentukan oleh:
• Berapa cepat panas dapat ditransfer dari
core ke kulit
• Berapa cepat panas dapat ditransfer dari
kulit ke lingkungan
Sumber panas

• Pekerjaan outdoor, sumber panas radiasi


solar, refleksi radiasi panas
• Pekerjaan indoor, sumber tungku api, ruang
mesin, tempat kerja tanpa AC,
pertambangan.
Proses adaptasi tubuh

Aklimatisasi: penyesuaian tubuh terhadap


stress suhu.
Pasca Aklimatisasi

Tubuh akan menjadi:


• Frekuensi denyut jantung > rendah
• Suhu tubuh > rendah
• Keringat > banyak
• Keringat > “encer”

Proses aklimatisasi: 2 jam sehari selama 1–2 minggu


Pertukaran panas
4 cara:
• Konveksi : transmisi (pembuangan) panas
melalui cairan/udara
• Evaporasi : derajat penguapan yg dikeluarkan
oleh paru, berkeringat
• Radiasi : transmisi panas diantara obyek. Obyek
>panas melepaskan panasnya ke yg > dingin
• Konduksi : transmisi panas melalui kontak
langsung, misal dgn lantai, kursi. Baju sbg isolator,
penghambat pertukaran panas.
Thermoregulasi fisiologik

• Peningkatan kecepatan metabolisme, utk


atasi hilangnya panas selama pajanan
dingin.
• Penyesuaian vasomotor
• Berkeringat, memicu evaporasi
Pengaruh fisiologis akibat tekanan panas
• Pulat, 1992:
– Reaksi fisiologis tubuh karena kenaikan temperatur udara diluar
comfort zone:
• Vasodilatasi
• Denyut jantung meningkat
• Temperatur kulit meningkat
• Suhu inti tubuh awalnya turun, kemudian meningkat, dll
• Resiko terjadinya gangguan kesehatan akibat pajanan tekanan
panas yg berlanjut:
– Dimulai dgn gangguan fisiologis sangat sederhana, sampai terjadinya
penyakit yg sangat serius (Grantham, 1992; Bernard, 1996)
– Pekerja yg bekerja selama 8 jam/hari berturut-turut selama 6 minggu,
pd ruangan dgn indeks suhu basah dan bola (ISBB) antara 32,02 –
33,010C menyebabkan kehilangan berat sebesar 4,23 % (Priatna,
1990)
Penilaian lingkungan kerja panas
• Metode terbaik untuk menentukan apakah tekanan
panas di tempat kerja telah menyebabkan gangguan
kesehatan adalah dgn mengukur suhu inti tubuh
pekerja ybs.
• Normal, suhu inti tubuh 37o C; bila rerata suhu inti
tubuh pekerja >38oC, diduga terdapat pajanan panas
lingkungan kerja yg berakibat kenaikan suhu tubuh
tsb.
• Pengukuran suhu lingkungan kerja, salah satu
parameternya adalah dgn menggunakan ISSB (Indeks
Suhu Basah & Bola), yg terdiri dari parameter suhu
udara kering, suhu udara basah dan suhu panas
radiasi
Penghitungan dengan ISBB
• Pekerjaan yg dilakukan di bawah pajanan sinar
matahasi (outdoor):
– ISBB= (0,7 x suhu basah ) + (0,2 x suhu radiasi) +
(0,1 x suhu kering)
• Pekerjaan dilakukan dalam ruangan ( indoor):
– ISSB= (0,7 x suhu basah)+(0,3 x suhu radiasi)
• Alat ukur yg modern: QUESTTEMP Heat Stress
monitordigital, meliputi parameter suhu
basah, suhu kering, suhu radiasi dan ISBB,
hasilnya dibaca pd alat dgn menekan tombol
operasional dlm satuan oC atau oF
Pengendalian lingkungan kerja panas
• Mengurangi faktor beban kerja dgn mekanisasi
• Mengurangi beban panas radian dgn cara:
– Menurunkan temperatur udara dari proses
kerja yg menghasilkan panas
– Relokasi proses kerja yg menghasilkan panas
– Penggunaan tameng panas& alat pelindung yg
dapat memantulkan panas.
• Mengurangi temperatur & kelembaban. Melalui
cara ventilasi pengenceran (dilution ventilation),
atau pendinginan secara mekanis (mechanical
cooling)
Pengendalian lingkungan kerja panas lanjt

• Meningkatkan pergerakan udara. Peningkatan


pergerakan udara melalui ventilasi buatan,
untuk memperluas pendinginan evaporasi,
tapi tak boleh melebihi 0,2 m/detik. Perlu
dipertimbangkan bahwa menambah
pergerakan udara pada temperatur tinggi
(>40oC) dapat berakibat peningkatan tekanan
panas
Lanjutan pengendalian lingkungan kerja panas

• Pembatasan terhadap waktu pemaparan


panas dengan cara:
– Melakukan pekerjaan di tempat panas pagi dan
sore hari
– Penyediaan tempat sejuk yg terpisah dgn proses
kerja untuk pemulihan
– Mengatur waktu kerja – istirahat secara tepat
berdasarkan beban kerja dan nilai ISBB
Cold stress

• Hazard lingkungan pd pekerja di:


– Rg dingin
– Pekerja dry ice
– Pekerja gas cair
– Penyelam
– Di udara luar saat musim dingin, kutub utara dan
selatan, dlm ruangan dengan penghangat yg buruk
pd musim dingin
Pemeliharaan suhu tubuh

• Mengurangi kehilangan panas melalui kulit


dgn vasokonstriksi perifer & meningkatkan
metabolisme dgn menggigil
• Efek berbahaya akibat dingin:
– Frostbite
– Trench foot
– Chilblains
– Hypothermia umum
Pengendalian

Umumnya hazard dingin mudah dikenali dan


dicegah
• Pakaian pelindung dan ruangan yang
terlindungi sangat diperlukan
• Pekerja dpt istirahat di rg yg hangat, makanan
hangat, bila perlu disediakan pakaian kering
pengganti
Lingkungan hiperbarik
Tekanan udara ambient melampaui 1 atmosfer
mutlak (1 ATA), tekanan atmosfer pd permukaan
laut. Umumnya antara 2 – 5 ATA, ttp ada yg
menyelam sp kedalaman > 100m pd tekanan 11
ATA:
• Operasi caisson
• Tunnel dibawah air
• Penyelaman
• Pasien dlm rg hyperbarik
Referensi
• BAJU WIDJASENA,Faal kerja, BAGIAN K3
FKM,UNDIP

Anda mungkin juga menyukai