Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu
adalah suatu kotoran”. oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah : 222) Ada dua bacaan yang diperkenalkan ayat ini ( )يطهرنdan ( )يتطهرنyang pertama berarti suci, yakni berhenti haidnya; dan yang keduan berarti amat suci, yakni mandi setelah haidnya berhenti. Tentu saja yang kedua lebih ketat dari pada yang pertama, dan agaknya lebih baik dan memang lebih suci. Bertaubat adalah menyucikan diri dari kotoran bathin, sedang menyucikan diri dari kotoran lahir adalah mandi atau berwudhu. Demikianlah penyucian jasmani dan rohani digabung oleh penutup ayat ini, sekaligus member isyarat bahwa hubungan seks baru dapat dibenarkan jika haid telah berhenti dan istri telah mandi. 3. يَا بَ ِني آ َ َد َم ُخذُوا ِزينَت َ ُك عم ِع عن َد ُك ِل َْ عَ ِِد َو ُكلُوا َوا عْ َربُوا َو َال َ ِب عال ُْ عَ ِرف ين ُّ ت ُ عَ ِرفُوا ِإنَّهُ َال يُ ِح Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” • Imam Bukhari mengatakan, Ibnu Abbas berkata bahwa makna yang dimaksud ialah “Makanlah sesukamu dan berpakaianlah sesukamu selagi kau hindari dua pekerti, yaitu, berlebih-lebihan dan sombong”.