Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 4

1. Bimbi Alkausar (05)


2. Kummala Alda Zanuba (15)
3. Moh. Iqbal Zamzamy (20)
4. Ninda Abdyatu Tamia (22)
5. Vinna Nurfadzillah (29)
TEORI PRODUKSI

 A. TEORI PRODUKSI
Teori yang menjelaskan hubungan antar tingkat produksi dengan
jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.
1. Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi, faktor produksi


dibedakan menjadi:
 Faktor Produksi Tetap
Jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi.
Ex: Mesin pabrik
 Faktor Produsi Variabel
Jumlah penggunaannya tergantung pada jumlah produksi.
Ex: Buruh harian lepas di pabrik rokok
2. Model Produksi dengan Satu Faktor Produksi Variabel

Q = f(K,L)
Di mana: Q = tingkat output
K = barang modal
L = tenaga kerja / buruh

Barang modal dianggap sebagai faktor


produksi tetap.
Model produksi semacam ini sangat jarang
bahkan tidak pernah ada
a. Produksi Total, Produksi Marjinal,
dan Produksi Rata - rata
 Produksi Total (total product), adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan
total faktor produksi.
TP = f(K, L)
 Produksi Marginal (Marginal Product), adalah tambahan produksi karena penambahan
penggunaan satu unit produksi.
∂𝑇𝑃
MP = TP’ =
∂𝐿
 Produksi Rata – rata ( Average Product), adalah rata – rata output yang dihasilkan per unit faktor
produksi.
𝑇𝑃
AP =
𝐿
b. Tiga Tahap Produksi
1. Tahap I (stage I), sampai pada saat kondisi AP maksimum
2. Tahap II (stage II), antara AP maksimum sampai MP = 0
3. Tahap III (stage III), saat MP bernilai <0 (negatif)
c. Perkembangan Teknologi

Kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktivitas meningkat.


Grafisnya digambarkan dengan meluasnya bidang yang dibatasi kurva TP.
Dengan modernisasi SDM, kemajuan teknologi akan meresap ke dalam diri
manusia (embodied technology) dan mendorong peningkatan efisiensi.
3. Model Produksi dengan Dua Faktor
Variabel
a. ISOKUAN (ISOQUANT)
kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua
macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi
tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang sama.
Asumsi – asumsi Isokuan:
1. Konveksitas (Convexity)
: kesediaan produsen mengorbankan faktor produksi demi yang satu
menambah penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat
produksi pada tingkat isokuan yang sama disebut derajat teknik substitusi
faktor produksi/marginal rate of technical substitution (MRTS).
2. Penurunan Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)
: sebab nilai MRTS menurun adalah produsen menganggap makin mahal
faktor produksi yang semakin langka (hukum LDR)

3. Hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing


Return)

4. Daerah Produksi Yang Ekonomis (Relevance Range of Production)


b. Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Produksi (Return to
Scale)
konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah
faktor produksi dilipatgandakan (doubling)
1. Skala hasil menaik (increasing return to scale)
jika penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebabkan output
meningkat lebih dari 1 unit.
2. Skala hasil konstan (constant return to scale)
jika pelipat gandaan faktor produksi menambah output sebanyak 2 kali ipat.
3. Skala hasil menurun (decreasing return to scale)
jika penambahan 1 unit faktor produksi menyebabkan penambahan output
kurang dari 1 unit.
C. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
kemajuan teknologi memungkinkan peningkatan efisiensi penggunaan
fakktor produksi. Hicks (ekonom) mengklasifikasikan kemajuan teknologi
berdasarkan pengaruhnya terhadap kombinasi penggunaan faktor
produksi, yaitu
1. Teknologi padat modal (capital using/capital intensive)
2. Teknologi padat karya (labour using/labour intensive)
3. Teknologi netral (neutral technology)
teknologi harus melalui 3 tahap sebelum dapat mempengaruhi efisiensi,
yaitu penemuan, inovasi,dan penyebaran inovasi.
D. KURVA ANGGARAN PRODUKSI (ISOCOST)

I = rK + wL r = rent
K = barang modal
w = upah(wages)
L = labour (tenaga kerja)

E. KESEIMBANGAN PRODUSEN
Terjadi pada saat kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan
memberikan hasil output yang maksimum.
TEORI BIAYA PRODUKSI

1. Konsep Biaya
Biaya Ekspllisit (explisit cost) dan Biaya Implisit (implisit cost).
a. Biaya Tenaga Kerja (w)
b. Biaya barang modal (r)
c. Biaya kewirausahaan

2. Produksi, Produktivitas, dan Biaya


3. Biaya Produksi Jangka Pendek
a. Biaya Total, Biaya tetap, dan biaya variabel
TC = FC + VC
b. Biaya Rata-Rata
AC = AFC + AVC atau TC/Q=FC/Q+AC/Q

c. Biaya Marginal
MC = ΔTC/ ΔQ = ΔVC/ ΔQ

d. Hubungan antar kurva-kurva biaya


4. Biaya produksi jangka panjang
- biaya total (jangka panjang)
LTC=LVC
- biaya marginal
LMC= ΔLTC/ ΔQ
- biaya rata-rata
LAC=LTC/ ΔQ

a.kurva biaya rata-rata jangka panjang


teorema amplop ( envelope theorerm
1. memproduksi dengan pabrik ukuran kecil
2. memproduksi dengan pabrik ukuran sedang
3. memproduksi dengan pabrik ukuran besar
b. Kurva biaya marginal
c. Skala Produksi Ekonomis dan tidak Ekonomis
Skala Produksi Ekonomis adalah Interval tingakt produksi dimana penambahan
output akan menurunkan biaya produksi jangka panjang perunit. Sebaliknya,
skala produksi tidak ekonomis adalah Interval tingkat produksi dimana
penambahan tingkat produksi justru menaikkan biaya produksi jangka panjang
per unit. Faktor penyebab terjadinya efisiensi dan in efisiensi jangka panjang
yaitu:
1. Teknologi Produksi
2. Manajemen
3. Sumber daya manusia (SDM)
4. Sudut Kemiringan kurva biaya rata-rata jangka panjang (Kurva LAC)

Anda mungkin juga menyukai