Anda di halaman 1dari 55

Kelompok 6B

• M. Arief Ridho
• Serlie A.
• Imanuel D.
• I.B. Sutha D.
• Jeane Christine N.N.
• Agatha N.G.
• Emeralda K.P.
• Teresa I.R.
Salah lokasi suntik
Seorang wanita usia 28 tahun datang ke
poliklinik umum dengan keluhan merasa baal
sepanjang tungkai bawah sebelah kanan,terasa
berat,dan cenderung tersandung pada saat
berjalan.Dari anamnesa didapatkan bahwa
penderita mendapat suntikan KB oleh bidan.Pada
pemeriksaan fisik ditemukan gangguan sensibilitas
sepanjang tungkai bawah sisi anterolateral dan
dorsumpedis,posisi kaki plantarflexio dan sedikit
inversio,gerakan dorsoflexio dan eversio lemah,otot
eversio juga lebih lemah.
Tujuan Pembelajaran
1. Definisi suntik KB
2. Jenis suntik KB dan macam cara penyuntikan
3. Mekanisme rangsangan saraf tepi
4. Prosedur suntik KB
1. Benar
2. Salah ( cidera pada saraf )
5. Lokasi suntik KB
1. Anatomi otot
2. Anatomi saraf
6. Profesionalisme seorang Bidan
Definisi suntik KB
(Kontrasepsi Injeksi)
Definisi Kontrasepsi
• Menurut Prawirohardjo (2006)
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan (bersifat sementara, dapat pula bersifat
permanen). Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu
variable yang mempengaruhi fertilitas
• Menurut BKKBN (1999)
Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya
kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma
• Menurut Mochtar (1998)
Kotrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya kosepsi
dengan menggunakan alat atau obat - obatan
Definisi Kontrasepsi Injeksi
• Cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal yang diinjeksikan
intramuscular (IM). Hormon progestin sintesis yang biasa
diinjeksikan adalah Depo-provera (DMPA), Noristerat
(NET-EN/Noethindrone enanthate), dan Estradiol
Cyphionate (Cyclofem)
Daftar Pustaka
• http://unsoed.ac.id/files/2012/05/Kontrasepsi-Injeksi.pdf
• USAID. Buku Panduan Untuk Program Pelayanan Keluarga
Berencana.1994.Jakarta : Yayasan Kusuma Buana
• http://eprints.undip.ac.id/44426/3/AGUSTINA_WULANDARI_2
2010110120136_BAB2KTI.pdf
• http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-
lutfiatulq-5082-3-bab2.pdf
JENIS SUNTIK KB & MACAM-
MACAM CARA PENYUNTIKAN
(INJEKSI)
Jenis Suntik KB

Suntik KB

1 3
Bulan Bulan
1. Suntik KB 1 bulan

• KB ini disuntikkan setiap 30 hari sekali, atau 1


bulan sekali
• Suntik KB ini bekerja dengan menghentikan
pelepasan sel-sel telur dari rahim, membuat
cairan vagina menebal  mencegah sperma
bertemu dengan sel telur.
• Suntikan ini juga mempertipis dinding rahim
 mempersulit implantasi.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37114/4/
Chapter%20II.pdf diakses pada 14/11/16 20:34
2. Suntik KB 3 bulan
• Suntikan KB 3 bulan  melepaskan hormon
progestin ke dalam pembuluh darah.
• Hormon progestin serupa dengan progesteron
= hormon yang diproduksi ovarium.
• Progestin  menghentikan pelepasan sel telur
ke dalam rahim sehingga mencegah terjadinya
pembuahan.
• Progestin  membuat cairan vagina menebal
 mencegah sperma untuk mencapai sel telur,
serta menipiskan dinding rahim
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37114/4/Chapter%20II.pdf
diakses pada 14/11/16 20:40
Macam-macam Cara
Penyuntikan
1. Intramuscular (IM)
2. Subcutaneous/subdermal (SC)
3. Intravenous (IV)
4. Intracutaneous/intradermal (IC)
1. Intramuscular

• Intramuscular = penyuntikan suatu cairan/obat


ke dalam jaringan otot.
• Lokasi umum:
• Pada otot pangkal lengan (M. Deltoideus)
• Pada otot paha bagian luar yaitu 1/3 tengah
pada sebelah luar (M. Rectus Femoris; M.
Vastus Lateralis)
• Pada otot bokong yang tepat adalah 1/3 bagian
dari sina iliaca anterior superior (S.I.A.S) (M.
Gluteus Maximus)
• Sudut penyuntikan: 90o
2. Subcutaneous/subdermal

• Subcutaneous = penyuntikan obat di


jaringan subkutan tepat dibawah dermis dan
diatas otot, misal: penyuntikan insulin pada
pasien DM.
• Lokasi umum:
• Pada lengan atas sebelah luar
• Pada paha bagian depan
• Perut, bagian bawah umbilicus
• Sudut penyuntikan: 45 o
3. Intravenous

• Intravenous = penyuntikan obat ke dalam pembuluh


darah vena.
• Lokasi umum:
- Pada lengan (V. Mediana Cubiti; V. Basilicia; V.
Cephalica)
- Pada tungkai (V. Saphenous Magna; V. Saphenous
Parva)
- Pada kepala (V. Frontalis; V. Temporalis)
- Pada mata kaki (V. Dorsalis Pedis)
• Sudut penyuntikan: 25o
4. Intracutanous/intradermal

• Intracutanous = pemberian obat kedalam


lapisan dermis kulit tepat dibawah
epidermis.
• Lokasi umum: biasanya di daerah volar
atau subskapular.
• Setelah disuntikkan, biasanya obat akan
membuat “benjolan” kecil di bawah kulit.
• Sudut penyuntikan: 10-15 o
Sumber: http://i2.wp.com/dokudok.com/wp-content/uploads/in-post-sudut-
injeksi.jpg?fit=584%2C421
DAFTAR PUSTAKA
- Tanto, Chris. Kapita Selekta Kedokteran
FK UI. Jakarta: Media Aesculapius, 2014. Ed
4; 508-510.
Prosedur suntik KB yang
benar
CARA PENYUNTIKAN KONTRASEPSI
INJEKSI YANG BENAR
1. Kontrasepsi suntikan Cyclofem 25 mg
Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg
Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan.
2. Memberikan kontrasepsi suntikan
Noristerat dalam dosis 200 mg sekali setiap 8
minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6
bulan pertama, kemudian untuk selanjutnya
sekali setiap 12 minggu.
3. Kontrasepsi suntikan DMPA, setiap 3 bulan
dengan dosis 150 mg secara intramuskuler
dalam - dalam di daerah pantat. Suntikan
diberikan setiap 90 hari.

4. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan


kapas alcohol yamg telah dibasahi dengan
isopropyl alcohol 60% - 90%. Tunggu dulu
sampai kulit kering, baru disuntik ke bagian otot
Musculus Gluteus Minimus.
5. Kocok obat dengan baik, cegah terjadinya
gelembung udara. Bila terdapat endapan putih
di dasar ampul, hilangkan dengan cara
menghangatkannya. Kontrasepsi suntikan ini
tidak perlu didinginkan.

6. Semua obat harus diisap kedalam alat


suntikannya.
DAFTAR PUSTAKA
1.perawatku.blog.unsoed.ac.id/files/2012/0
5/Kontrasepsi-Injeksi.pdf
2.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789
/20005/4/Chapter%20II.pdf
ANATOMI OTOT
(extremitas bawah)
• OTOT-OTOT VENTRAL PANGKAL PAHA
1. M.Iliacus
2. M.psoas major
3. M.psoas minor

OTOT-OTOT VENTRAL PAHA


1. M.quadriceps femoris
2. M.sartorius
3. M.tensor fasciae latae

OTOT-OTOT MEDIAL PAHA ATAS


1. M.gracilis
2. M.pectineus
3. M.adductor brevis
4. M.adductor longus
5. M.adduktor magnus
6. M.obturatorius eksternus
• OTOT-OTOT DORSAL PINGGUL
1. M.gluteus maximus
2. M.gluteus medius
3. M.gluteus minimus
4. M.piriformis
5. M.obturatorius internus
6. M.gemellus superior
7. M.gemellus inferior
8. M.quadratus femoris

OTOT-OTOT DORSAL PAHA


1. M.biceps femoris
2. M.semitendinosus
3. M.semimembranosus
• OTOT-OTOT VENTRAL BETIS
1. M.tibialis anterior
2. M.extensor hallucis longus
3. M.extensor digitorum longus
4. M.fibularis (peroneus) tertius

OTOT-OTOT LATERAL BETIS


1. M.fibularis (peroneus) longus
2. M.fibularis (peroneus) brevis

OTOT-OTOT DORSAL BETIS BAGIAN PERMUKAAN


1. M.triceps surae

OTOT-OTOT DORSAL BETIS BAGIAN DALAM


1. M.popliteus
2. M.tibialis posterior
3. M.flexor digitorum longus
4. M.flexor hallucis longus
• OTOT-OTOT KAKI DORSAL
1. M.ekstensor digitorum brevis
2. M.ekstensor hallucis brevis

OTOT-OTOT MEDIAL TELAPAK KAKI


1. M.abduktor hallucis
2. M.flexor hallucis brevis
3. M.adduktor hallucis

OTOT-OTOT BAGIAN TENGAH TELAPAK KAKI


1. M.flexor digitorum brevis
2. M.quadratus plantae
3. Mm.lumbricales pedis I-IV
4. Mm.interosei plantares I-III
5. Mm.interossei dorsales pedis I-IV

OTOT-OTOT LATERAL TELAPAK KAKI


1. M.abduktor digiti minimi
2. M.flexor digiti minimi brevis
3. M.opponens digiti minimi
Daftar Pustaka
• F. Paulsen & J. Waschke, SOBOTTA, jilid 1,
edisi 23
• http://adeputrasuma.blogspot.co.id/2013/
10/buku-anatomi-bagian-iii-
ekstremitas.html
Anatomi Saraf pada
Extremitas Inferior
Topography lower extremity
•Pelvis/panggul
•Regio glutealis/Bokong
•Regio femoralis/Paha
•Regio cruralis/tungkai bawah
Pelvis/panggul
Plexus Lumbalis

• N.iliohypogastricus
• N.ilioinguinalis
• N.genitofemoralis
• N.cutaneus femoris
lateralis
• N.obturatorius
• N.femoralis
Plexus Sacralis

• N.gluteus superior
• N.gluteus inferior
• N.cutaneus femoris
posterior
• N.pundendus
• N.ischiadicus
Regio glutealis/Bokong
• N.gluteus superior
• N.ischiadicus
• N.musculus quadrati femoris
• N.obturatorius internus
• N.cutaneus femoris posterior
• N.pundendus
• N.gluteus inferior
• N.cutaneus perforantes
Regio femoralis/Paha
• N.femoralis
• N.obturatorius
• N.ischiadicus
Regio cruralis/tungkai bawah
Ventral Dorsal
• N.fibularis communis • N.tibialis
• N.fibularis profundus • N.fibularis communis
• N.cutaneus surae
• N.fibularis medialis
superficialis
• N.cutaneus surae
• N.saphenus lateralis
• N.cutaneus dorsalis • N.suralis
intermedius • N.cutaneus dorsalis
lateralis
• N.cutaneus dorsalis
• N.plantaris lateralis
medialis
• N.plantaris medialis
Ventral Dorsal
Daftar Pustaka
• Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas
Anatomi Manusia : Anatomi Umum dan
Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U.
Penerbit. Jakarta : EGC
• Drake Richard, Wayne Vogl, Mitchell Adam WM.
2012. Gray’s Anatomy for Students 2nd edition.
Philadephia: Churchill Livingstone. p. 898.
PROFESIONALISME
BIDAN
TERMINOLOGI
• PROFESIONALISME = mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional [1]
• Bidan = seorang perempuan yang lulus pendidikan bidan yang
diakui pemerintah & organisasi profesi (IBI) di wilayah NKRI
serta memiliki kompetensi & kualifikasi untuk di registrasi,
sertifikasi, dan atau secara sah mendapat lisensi untuk
menjalankan praktik kebidanan. [2]
Standar kompetensi bidan Indonesai = batasan minimal
kemampuan seorang bidan  pelayanan kebidanan yang prima di
Indonesai. [3]
KOMPETENSI BIDAN
Kepmenkes 369/Menkes/SK/III/2007  Standar Profesi Bidan [3]
KOMPETENSI BIDAN
Area Pelayanan Bidan
• Praktik : rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik
atau unit kesehatan lainnya. [2]

• Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang


untuk memberikan pelayanan yg meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
dan KB [2]
PERAN BIDAN BERDASARKAN
KEWENANGAN
(sesuai Permenkes No. 1464 Tahun 2010 tentang izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan)
1. Kewenangan Normal
Pelayanan kesehatan (ibu, anak, reproduksi perempuan & KB)
2. Kewenangan Bidan Menjalankan Program Pemerintahan
• Pemberian KB suntik, IUD, dan susuk KB
• Pemberdayaan masayarakat
• Pelayanan kebidanan komunitas posyandu, kelas ibu, PAUD. dll
3. Kewenangan Bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter
• Pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal yang sudah
diberikan task shifting dan pelatihan.
• Bila daerah tersebut telah terdapat dokter, maka kewenangan ini
tidak berlaku. [3]
PERATURAN YANG
BERHUBUNGAN
DENGAN BIDAN
• UU No.32 Tahun 2009  Kesehatan
• PP No. 32 Tahun 1996  Tenaga Kesehatan
• Kepmenkes No. 900 Tahun 2002  Registrasi
dan Praktik Bidan
• Kepmenkes No. 369 Tahun 2007  Standar
Profesi Bidan
• Permenkes No 1464 Tahun 2010  Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan [3]
DIHUBUNGKAN DENGAN
SKENARIO
• Bidan tidak professional  kurang memahami
kompetensi bidan ke 2 (mengenai KB = lokasi
suntik KB pada perempuan)  salah lokasi
suntik KB  mengenai N. Ischiadicus  pasien
mengalami gangguan pada tungkai bawahnya 
melanggar UU No.32 Tahun 2009 pasal 99 [4] 
pidana penjara ( 3- 9 tahun) dan denda ( dua
sampai sembilan miliar rupiah )
DAFTAR PUSTAKA
1. www.kbbi.web.id
2. www.ibi.or.id
3. Supradewi I, Oktalia J, Fitriani, Risyati L, Amelia
R, Lukmanul H. Prosiding pertemuan ilmiah
tahunan (PIT) bidan 2014. Edisi ke-2. Jakarta: IBI
Publishing; 2014
4. hukumpidana.bphn.go.id

Anda mungkin juga menyukai