Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TEKNOLOGI FARMASI 2

MANUKFAKTUR SEDIAAN TABLET DENGAN


METODE BAHAN KERING

OLEH :
KELAS : IVB
KELOMPOK :3
ANGGOTA :

MERISA NURMA AYUNDA RIZKI MEILANI


POPPY NUR AZIZAH REGINA SYAFINATULLAH
QONITA QOTRUN NADA
RAHMA DEANNI YUNARDI
RATIH NUR RAMADHAN
PENDAHULUAN

Granulasi adalah suatu proses pembesaran ukuran ketika partikel-partikel kecil


dibentuk menjadi gumpalan (aglomerat) yang lebih besar, kuat secara fisik, sedangkan
partikel-partikel orisinilmasih dapat diidentifikasi. Berdasarkan pembuatan, granulasi
terdiri dari granulasi kering dan basah. Salah satu dari metode pembuatan tablet dalah
metode granulasi kering.
Tujuan metode kering adalah untuk memperoleh granul yang dapat mengalir bebas
untuk pembuatan tablet.
Granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi basah
karena tidak stabil atau peka terhadap panas/lembab atau juga tidak mungkin dikempa
langsung menjadi tablet, karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas, atau dosis efektif
zat aktif terlalu besar untuk dikempa langsung.
contohnya : asetosal dan vitamin.
 granulasi kering dilakukan pada campuran seluruh ingredient dalam suatu
formulasi tablet tanpa menggunakan cairan penggranulasi. Granulasi kering dibuat
dengan mengempa langsung seluruh campuran ingredient formulasi dengan
tekanan tinggi menggunakan suatu mesin pembuat bongkah (slugging machine)
atau mesin kompaktor.
 Tujuan utama granulasi adalah meperbaiki sifat aliran serbuk halus dengan
mengaglomerasikan partikel-partikel kecil dari serbuk halus yang digunakan
dalam suatu formulasi tablet. Aglomerat yang diperoleh masih perlu dihaluskan
menjadi granul yang dapat diproses lebih lanjut menjadi tablet jadi.
CARA PEMBUATAN TABLET METODE GRANULASI KERING

1. Zat aktif dan masing-masing eksipen dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin
penggiling, misalnya mesin giling TORNADO MILL.
2. Zat aktif dan semua eksipien, yakni pengisi, pengikat kering, sebagian disintegran,
lubrikan dan glidan (sampai 50% dari jumlah yang tertera pada formula) dicampur
dalam mesin planetary mixer atau twinshell blender.
3. Campuran serbuk pada nomor (2) dikempa dengan mesin besar khusus dan kuat
disebut “mesin bongkah” (slugging machine) yang menghasilkan bongkahan
(slugging) atau dengan mesin kompaktor gulung (roller compactor) atau
chilsonator yang menghasilkan pita/lempeng campuran serbuk yang rapuh.
4. Bongkahan atau pita/lempeng tadi diekstrusi melalui lempeng penyaring 18-20
mesh dalam mesin oscillating granulator atau mesin fitz mill.
5. Serbuk partikel halus yang dihasilkan dalam nomor (4) kembali
dipadatkan dengan mesin bongkah atau kompaktor gulung.
6. Bongkhan atau lempeng rapuh hasil nomor (5), kembali diekstruksi
dalam mesin oscillating glanulator atau mesin fitz mill (ukuran 18-20
mesh).
7. Granul hasil nomor (5) dan (6) disatukan dan dicampurkan dengan fase
luar, yaitu sisa lubrikan, disintegran dan glidan sebagai massa kempa,
di dalam mesin twin shell blender atau mesin cubic.
8. Massa kempa dikempa menjadi tablet.
TAHAP PEMBUATAN TABLET METODE GRANULASI KERING

Masing-masing
(1) Zat aktif dan semua
dihaluskan secara Mesin Tornado mill
eksipien
individu

(2) Zat aktif + pengisi + Mesin planetary mixer


pengikat kering + Dicampur sampai
atau twin-shell
sebagian lubrikan, homogen
blender
disintegran dan glidan
Mesin bongkah
(3) Campuran serbuk Dibongkah atau (slugging machine) /
nomor (2) dibuat lempeng komaktor gulung /
chilsonator

(4) Bongkahan atau Oscillating


diekstrusi granulator/mesin fitz
lempengan
mill 18-20 mesh
(5) Serbuk halus yang Dibongkah atau dibuat Mesin bongkah atau
dihasilkan pada nomor (4) lempeng kompaktor
gulung/chilsonator

(6) Bongkahan atau Oscillating


diekstrusi granulator/mesin fitz
lempengan hasil nomor (5)
mill 18-20 mesh

Dicampur dengan
(7) Hasil nomor (4) dan (6) Mesin twin shell blender
sisa lubrikan, glidan
disatukan atau mesin cubic
dan disintegran

(8) Massa kempa nomor


Dikempa Mesin tablet
(7)

Tablet jadi
BAGAN TAHAP GRANULASI KERING
Zat aktif dan eksipien

Dihaluskan secara individu

Dicampur (zat aktif dan


kembali kembali
eksipien)

Dibongkah /dilempengkan

Ekstrusi 18-20 mesh


Hasil ekstrusi

Granul rapuh Serbuk/partikel


halus

Granul memenuhi syarat

Dicampur dengan fase luar,


lubrikan, disintegran, glidan
massa kempa

kempa

Taqlet jadi
TEKNOLOGI GRANULASI KERING SECARA KEMPA

Granulasi kering secara kempa terdiri dari dua metode :


1. Pembuatan bongkah (slugging)
terdiri dari:
a. Menghaluskan tiap komponen (zat aktif dan eksipien)
secara individu
b. Mencampur kering seluruh komponen, dan
c. Mengempa campuran serbuk menjadi tablet besar atau
bongkahan (slug) pada mesin kempa.
Beberapa keterbatasan pada proses pengempaan bongkahan :
a. Proses bets tunggal
b. Pemeliharaan peralatan lebih banyak dibutuhkan
c. Skala ekonomi yang buruk dan hasil yang rendah
d. Hasil per jam rendah
e. Pengendalian proses yang buruk
f. Persyaratan sistem pendukung yang berlebihan
g. Polusi udara dan bunyi yang berlebihan
h. logistik yang berlebihan
i. Kebutuhan wadah dan ruang penyimpanan meningkat
j. Energi yang diperlukan untuk menghasilkan 1 kg bongkahan (slugging)
lebih banyak menghasilkan 1 kg kompak gulung.
2. Pembuatan lempengan (kompaktor gulungan)
berbeda seperti metode pembongkahan, zat-zat yang tidak
menunjukkan sifat kunci serbuk sangat cocok untuk proses
pemadatan gulung.
sifat kunci campuran serbuk yang dipersyaratkan untuk
pembuatan tablet kempa langsung adalah :
 Daya kohesif serbuk baik
 Karakteristik aliran granul baik
 Rentang ukuran partikel sempit
 Pemisahan granul minimum
KEUNTUNGAN PROSES TEKNOLOGI PENGEMPAAN GULUNG :

 Menyederhanakan pengolahan
 Meniadakan penggunaan bahan penggranulasi perair dan pelarut
 Menghasilkan kembali granulometri dan bobot jenis yang konsisten
 Memperbaiki keseragaman kandungan
 Mampu mempermudah alir serbuk
 Menggunakan lebih sedikit energi untuk pengoperasian
 Mnghasilkan produk kering
 Memperbaiki pengendalian bobot dosis obat
 Menggunakan lebih sedikit bahan mentah
 Menghasilkan disintegrasi tablet yang baik
 Tidak memerlukan ruangan dan peralatan tahan ledakan
 Mencegah pemisahan
PROSES PENGIKATAN PARTIKEL
1. Pengaturan kembali
2. Perubahan bentuk partikel
3. Pemecahan partikel menjadi berkeping-keping
(fragmentasi)
4. pengikatan partikel-partikel
Teori ikatan dalam proses
pengempaan
 Teori mekanik
 Teori antar molekul
 Teori film permukaan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai