Anda di halaman 1dari 48

TANDA DAN GEJALA

GANGGUAN JIWA

dr. SRI RAHAYU HARTINI, MSc, SpKJ


Tanda
•Objektif
•Diamati
pemeriksa

Sindrom
Gejala
•Subjektif
•Dirasakan
penderita
Istilah DSM IV ICD 10

•Gg. •(-) → •(+)


Mental delirium,
organik demensia,
etc.
•Psikogenik •(-) •(+)
•Neurosis •(-) •(+)
Keadaan normal / sehat mental
 Sulit didefinisikan
 Pola perilaku dan kepribadian yang sesuai
dengan standar kepantasan dan perilaku
yang dapat diterima
 George Mora: perilaku dikatakan normal
atau tidak, tergantung pandangan
masyarakat terhadap perilaku orang
tersebut
 (WHO) ► keadaan sempurna fisik, mental dan sosial
 DSM IV-TR
• Tidak ada definisi normal
• Gg. Mental didefinisikan sebagai perilaku atau sindrom psikologis
yang berhubungan dengan distress atau disabilitas
 Mental Health: A Report of the Surgeon General ►
keberhasilan kinerja fungsi mental dalam hal pikiran,
perasaan dan perilaku yang mengakibatkan aktivitas
produktif, pemenuhan hubungan dengan yang lain, dan
kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan dan
mengatasi kesulitan
Normal menurut Teori psikoanalitik

 Kapasitas untuk bekerja dan menikmati →


normal
 Contoh:
• Freud ► kemampuan untuk mencintai dan bekerja
• Klein ► ditandai dengan karakter yang kuat,
kapasitas untuk menghadapi konflik emosi,
kemampuan menikmati kesenangan tanpa konflik,
dan kemampuan untuk mencintai
• Erikson► kemampuan untuk menguasai periode
kehidupan
Fenomenologi
 Muncul awal abad ke-20, yang merupakan
cabang filsafat yang mempelajari makna
sesuatu
 Psikiatri → ilmu yang mempelajari tanda dan
gejala yang dialami baik oleh pasien maupun
oleh dokter
Gangguan Kesadaran
 Disorientasi → gangguan orientasi terhadap waktu,
tempat, orang
 Kesadaran berkabut → kejernihan pikiran yang tidak
sempurna disertai gg. Persepsi dan sikap
 Stupor → kurangnya reaksi atau ketidaksiagaan
terhadap sekitar
 Delirium → reaksi disorientasi yang disertai rasa
takut dan halusinasi, gelisah, bingung
 Koma → ketidaksadaran berat
 Koma vigil → koma pada pasien yang tampak seperti
tidur namun dapat segera terjaga (mutisme akinetik)
Gangguan Kesadaran
 Twilight state → kesadaran terganggu yang disertai halusinasi
 Dreamy state → Perubahan kesadaran, seperti mimpi, yang
berkembang secara tiba-tiba, biasanya berlangsung beberapa
menit; disertai halusinasi visual, auditori, dan penciuman
 Somnolen → mengantuk yang abnormal
 Kebingungan → reaksi tidak tepat terhadap rangsang
lingkungan; gangguan orientasi waktu, tempat, atau orang
 Mengantuk → kecenderungan untuk tidur, keadaan siaga
terganggu
 Sundowning → sindrom lansia yang terjadi malam hari, ditandai
dengan rasa mengantuk, kebingungan, ataksia dan terjatuh
akibat sedasi berlebihan
Gangguan perhatian
 Perhatian mudah teralih → ketidakmampuan memusatkan
perhatian, teralihkan ke stimulus eksterna yang tidak
penting
 Gangguan perhatian selektif → mengabaikan hal yang
menimbulkan anxietas
 Hipervigilans → perhatian dan fokus yang berlebihan
terhadap semua rangsang interna maupun eksterna
 Trans → perhatian yang terpusat dan gangguan kesadaran,
biasanya ditemukan pada hipnosis
 Disinhibisi → kebebasan yang lebih besar untuk bertindak
sesuai dengan dorongan atau perasaan dengan sedikit
memperhatikan pembatasan norma-norma budaya atau
superego seseorang
Gangguan sugestibilitas
 Folie a deux → keadaan emosional yang
saling berhubungan antara dua atau tiga
orang
 Hipnosis → modifikasi kesadaran yang
ditimbulkan secara buatan ditandai dengan
peningkatan sugesti
Afek
Ekspresi emosi yang terlihat

 Sesuai → irama emosional harmonis dengan


gagasan, pikiran atau pembicaraan yang
menyertai
 Tidak sesuai → irama emosional tidak
harmonis dengan gagasan, pikiran atau
pembicaraan yang menyertai
Afek
 Tumpul → penurunan yang berat pada
intensitas irama perasaan yang diungkapkan
keluar
 Menyempit → penurunan intensitas irama
perasaan yang kurang parah dari pada efek
yang tumpul
 Datar → tidak adanya atau hampir tidak adanya
tanda ekspresi afek; suara yang monoton,
wajah yang tidak bergerak
 Labil → Perubahan irama perasaan yang cepat
dan tiba-tiba, yang tidak berhubungan dengan
stimulasi ekstemal
Mood
Suatu perasaan yang meresap yang
dipertahankan, yang dialami secara subjektif
dan dilaporkan oleh pasien

 Disforik → suasana perasaan yang tidak


menyenangkan
 Eutimik → suasana perasaan dalam rentang
normal
Mood
 Ekspansif → ekspresi perasaan seseorang tanpa
pembatasan, seringkali dengan penilaian yang
berlebihan terhadap kepentingan atau makna
seseorang
 Irritable → ekspresi perasaan akibat mudah
diganggu atau dibuat marah
 Labil → suasana perasaan yang berubah ubah dari
waktu ke waktu
 Elevasi → suatu mood yang lebih ceria dari biasanya
 Euforia → suasana perasaan gembira dan sejahtera
secara berlebihan yang tidak sesuai kenyataan
Mood
 Ekstasi → suasana perasaan yang diwarnai dengan
kegairahan yang meluap luap
 Depresi → perasaan kesedihan yang psikopatologis
 Anhedonia → suasana perasaan yang diwarnai dengan
kehilangan minat dan kesenangan terhadap berbagai
aktivitas kehidupan
 Aleksitimia → ketidakmampuan individu untuk
menghayati suasana perasaannya
 Elasi → perasaan sukacita, euforia, kemenangan, dan
kepuasan diri intens atau optimisme
 La belle indiference → Sikap tenang yang tidak pantas
atau kurangnya perhatian terhadap ketidakmampuan
seseorang
Gangguan fisiologis yang menyertai
gangguan mood
 Anoreksia → hilang atau menurunnya selera makan
 Hiperfagia → peningkatan selera dan intak makanan
 Insomnia → kesulitan masuk tidur atau mempertahankan
tidur
• Awal → masuk tidur
• Tengah → terbangun setelah masuk tidur tanpa kesulitan dan
kesulitan untuk tidur kembali
• Akhir → terbangun pada dini hari atau 2 jam sebelum
waktunya
 Hipersomnia → tidur berlebihan
 Penurunan libido → penurunan keinginan dan dorongan
seksual
 Konstipasi → kesulitan defekasi
Motorik
 Ekopraksia → peniruan pergerakan yang
patologis seseorang pada orang lain
 Katalepsi → mempertahankan sikap tubuh
dalam posisi tertentu dalam waktu lama
 Eksitasi katatonik → aktivitas motorik yang
tidak terkontrol pada pasien katatonik
 Stupor katatonik → penurunan aktivitas
motorik yang nyata, seringkali sampai titik
imobilitas dan tampaknya tidak menyadari
sekeliling
Motorik
 Rigiditas katatonik → penerimaan postur yang
kaku yang disadari, menentang usaha untuk
digerakkan
 Postur katatonik → penerimaan postur yang
tidak sesuai atau kaku yang disadari, biasanya
dipertahankan dalam waktu yang lama
 Fleksibilitas serea → keadaan sikap tubuh yang
sedemikian rupa dapat diatur tanpa perlawanan
sehingga diistilahkan seluwes lilin
 Akinesia → kondisi aktivitas motorik yang
sangat terbatas
Motorik
 Negativisme → tahanan tanpa motivasi terhadap semua usaha
untuk menggerakkan atau terhadap semua instruksi
 Katapleksi → hilangnya tonus otot dan kelemahan secara sementara
yang dicetuskan oleh berbagai keadaan emosional
 Stereotipi → pola tindakan fisik atau bicara yang terfiksasi dan
berulang
 Manerisme → pergerakan tidak disadari, dan bersifat habitual
 Otomatisme → tindakan atau tindakan-tindakan yang otomatis yang
biasanya mewakili suatu aktivitas simbolik yang tidak disadari
 Otomatisme perintah → otomatisme mengikuti sugesti (juga
disebut kepatuhan otomatik)
 Agitasi psikomotor → Overaktivitas fisik dan mental,
biasanya nonproduktif, merupakan respon
ketegangan dari dalam
 Hiperaktivitas (hiperkinesia) → meningkatnya
aktivitas motorik
 Tik → pergerakan motorik yang spasmodik dan tidak
disadari
 Akatisia → Perasaan subjektif kegelisahan motorik
yang berupa keinginan untuk bergerak terus-
menerus
 Ataksia → kegagalan koordinasi otot, kehilangan
koordinasi perasaan dan pikiran
 Kompulsi → impuls tidak terkontrol untuk melakukan
tindakan berulang
• Dipsomania → minum alkohol.
• Kleptomania → mencuri
• Nimfomania → keinginan wanita untuk hubungan seksual
yang tak pernah puas dan berlebihan
• Satiriasis → keinginan pria untuk hubungan seksual yang tak
pernah puas dan berlebihan
• Trikotilomania → mencabut rambut
• Ritual → aktivitas tertentu yang dilakukan untuk mengurangi
cemas
 Tremor → perubahan gerakan yang ritmik
 Floksilasi → gerakan memcabut atau memilih yang tidak
bertujuan
 Hipoaktivitas (hipokinesia) → penurunan
aktivitas motorik dan kognitif
 Mimikri → aktivitas motorik tiruan dan
sederhana pada anak-anak
 Agresi → tindakan yang kuat dan diarahkan
tujuan yang mungkin verbal atau fisik
 Abulia → penurunan impuls untuk bertindak
dan berpikir, disertai dengan ketidakacuhan
tentang akibat tindakan; disertai dengan defisit
neurologis.
 Diskinesia → kesulitan melakukan pergerakan
 Rigiditas otot → keaadaan otot yang tidak bisa
digerakan
 Bradikinesia → perlambatan aktivitas motorik
yang disertai penurunan pergerakan spontan
 Khorea → gerakan acak, cepat, involunter,
menyentak dan tidak bertujuan
 Konvulsi → kontraksi atau spasme otot
involunter
• Tonik → berkontraksi terus menerus
• Klonik → bergantian kontraksi relaksasi
 Kejang → serangan gejala tertentu yang mendadak,
ex. Konvulsi, hilang kesadaran, gangguan psikis atau
sensoris
• General tonik-klonik → gerakan tonik klonik ekstrimitas
menyeluruh, menggigit lidah, inkontinensia, dan
pemulihan kesadaran dan kognisi lambat dan bertahap
• Parsial sederhana → kejang iktal lokal tanpa gangguan
kesadaran
• Parsial kompleks → kejang iktal lokal dengan gangguan
kesadaran
 Distonia → konstraksi badan atau ekstrimitas yang
lambat dan tertahan
Bentuk pikir
 Pikiran tidak logis → pikiran yang
mengandung kesimpulan yang salah atau
kontradiksi internal
 Dereisme → aktivitas mental yang tidak
sejalan dengan logika atau pengalaman
 Autistik → preokupasi dunia pribadi di
dalam dirinya sendiri
 Pemikiran magis → cara berpikir yang
menganggap pikiran kata-kata atau tindakan
mempunyai kekuatan
Proses pikir
 Neologisme → kata atau frase baru yang tidak
dapat dimengerti
 Word salad → gabungan kata atau frase yang
tidak dapat dimengerti
 Sirkumstansialitas → Gangguan pada proses
berpikir yang ditandai rincian yang tidak perlu
sebelum mengkomunikasikan ide sentral
 Tangensialitas → pembicaraan yang irrelevan
sehingga ide sentral tidak tersampaikan
Proses pikir
 Inkoherensi → pembicaraan yang terputus,
kacau dan tidak dapat dimengerti
 Perseverasi → pengulangan respon yang sama
terhadap stimuli yang berbeda
 Verbigerasi → pengulangan kata atau frase
yang stereotifik dan tidak bermakna
 Ekolalia → pengulangan kata atau frase yang
diucapkan seseorang
 Kondensasi → penggabungan berbagai konsep
menjadi satu
Proses pikir
 Irrelevan → jawaban yang tidak selaras
dengan pertanyaan
 Assosiasi longgar → perpindahan dari satu
ide ke yang lain dengan cara yang tidak ada
hubungannya
 Derailment → deviasi alur pikir yang
bertahap atau tiba-tiba tanpa blocking
 Flight of idea → perubahan pembicaran
yang cepat dengan ide yang berbeda-beda
Proses pikir
 Clang association → keterkaitan kata-kata
dengan bunyi yang mirip tapi berbeda arti
 Blocking → interupsi alur pikiran yang
mendadak sebelum suatu ide tuntas, setelah
jeda seseorang tidak ingat apa yang sedanga
atau akan dilakukan
 Glosolalia → Jargon yang memiliki arti bagi
pembicara tetapi tidak untuk pendengar
 Mutisme → hilangnya kemampuan untuk
berbicara
Gangguan Isi Pikir
 Waham → kepercayaan yang salah, didasarkan
kesimpulan yang salah tentang realitas eksterna
• Bizar → kepercayaan yang aneh dan tidak masuk
akal
• Sistematik → kepercayaan yand disatukan oleh
tema atau peristiwa tunggal
• Kongruen mood → waham yang isinya sesuai
dengan mood
• Tidak kongruen mood → waham yang isinya tidak
sesuai dengan mood
Gangguan Isi Pikir
• Nihilistik → dirinya atau dunia tidak ada atau akan
hancur
• Kemiskinan → seseorang bangkrut atau kehilangan
harta benda
• Somatik → melibatkan anggota tubuh
• Kejar → dilecehkan, dicurangi, atau dikerjar
• Kebesaran → konsep berlebihan tentang penting
diri, kekuatan atau identitas
• Rujukan → peristiwa atau perilaku ditujukan kepada
dirinya
• Menyalahkan diri → penyesalan dan rasa bersalah
• Kendali → keinginan, pikiran dan perasaan
dikendalikan oleh kekuatan eksternal
• Penarikan pikiran → pikiran seseorang dihilangkan
oleh orang lain atau kekuatan lain
• Insersi pikiran → pikiran lain dimasukan ke dalam
pikiran seseorang oleh orang
• Siar pikiran → pikiran sesorang disiarkan ke
lingkungan
• Ketidaksetiaan (cemburu) → kekasih seseorang
tidak setia
• Erotomania → seseorang sangat dicintai orang lain
 Miskin isi pikir → pikiran yang memberi sedikit
informasi karena hampa, pengulangan kosong
atau kalimat yang samar
 Ide berlebihan → kepercayaan salah yang
menetap tidak masuk akal
 Preokupasi pikiran → Pemusatan isi pikiran
pada ide tertentu, terkait dengan nada afektif
yang kuat
 Egomania → preokupasi atau mementingkan
diri sendiri
 Monomania → preokupasi terhadap satu subjek
 Hipokondria → Kekhawatiran berlebihan tentang
kesehatan yang didasarkan bukan pada patologi
medis yang nyata tetapi pada interpretasi realistis
dari tanda-tanda fisik atau sensasi sebagai abnormal
 Obsesi → ide , pikiran, atau impuls yang menetap
dan berulang yang tidak dapat dihilangkan dari
kesadaran dengan logika atau penalaran
 Kompulsi → perilaku berulang dalam menanggapi
sebuah obsesi atau dilakukan menurut aturan
tertentu
 Fobia → ketakutan yang hebat, tidak realistik,
patologis, dan persisten terhadap objek atau situasi
• Akrofobia → tempat tinggi
• Agorafobia → tempat terbuka atau yang tidak dikenal
• Algofobia → sakit
• Ailurofobia → kucing
• Eritrofobia → merah atau darah
• Panfobia → semua hal
• Klaustrofobia → tertutup
• Xenofobia → orang asing
• Zoofobia → binatang
• Fobia jarum → disuntik
Gangguan cara berbicara
 Pressured speech → peningkatan jumlah bicara, keras
dan cepat
 Logorea → pembicaraan yang berlebihan, banyak dan
koheren
 Miskin bicara → pembatasan jumlah pembicaraan
 Disprosodi → hilangnya irama bicara normal
 Disartria → kesulitan dalam artikulasi
 Gagap → pengulangan yang sering atau pemanjangan
suatu bunyi atau kata
 Akulalia → pembicaraan yang tidak bermakna akibat
gangguan pemahaman
 Bradilalia → bicara lambat yang abnormal
 Disfonia → kesulitan atau sakit pada waktu bicara
Gangguan Afasik
 Motorik → pemahaman tetap tapi kemampuan
bicara terganggu (ekspresif, Broca, nonfluent)
 Sensorik → tidak mampu memahami kata yang
diucapkan (Wernicke, reseptif, fluent)
 Amnestik (nominal) → kesulitan menemukan nama
suatu objek
 Sintaktis → ketidakmampuan menyusun kata dalam
urutan yang benar
 Jargon → kata yang diucapkan neologistik
 Global → kombinasi afasia nonfluent dan fluent
 Alogia → ketidakmampuan bicara akibat defisiensi
mental
Gangguan Persepsi
 Halusinasi → persepsi sensori palsu tanpa adanya
stimulasi eksternal
• Hipnagogik → tertidur
• Hipnapompik → bangun tidur
• Auditorik → bunyi
• Visual → penglihatan
• Olfaktorik → bau
• Gustatorik → rasa
• Taktil → sentuhan
• Somatik → pengalaman fisik di dalam tubuh
• Kongruen mood
• Tidak kongruen mood
 Ilusi → persepsi yang salah terhadap stimulasi eksterna
Gangguan yang berkaitan dengan gangguan
kognitif dan penyakit medis
 Agnosia → ketidakmampuan mengenali dan interpretasi
impresi sensorik
 Anosognosia → defisit fisik
 Somatopagnosia → bagian tubuh sendiri
 Agnosia visual → objek atau orang
 Astereognosis → objek melalui sentuhan
 Prosopagnosia → wajah yang sudah dikenal
 Apraksia → melakukan aktivitas motorik bertujuan
volunter
 Simultagnosia → mengintegrasikan stimuli visual yang
bersamaan
 Adiodokhokinesia → melakukan pergerakan cepat yang
bergantian
Gangguan yang berkaitan dengan
konversi dan fenomena disosiatif
 Makropsia → objek lebih besar dari asli
 Mikropsia → objek lebih kecil dari asli
 Depersonalisasi → diri berubah
 Derealisasi → lingkungan berubah
 Fugue → identitas baru disertai amnesia
identitas lama
Gangguan Memori
 Amnesia → ketidakmampuan untuk mengingat
pengalaman masa lalu
• Anterograd → lupa setelah kejadian
• Retrograd → lupa sebelum kejadian
 Hipermnesia → derajat retensi dan
pengingatan kembali yang berlebihan
 Lethologika → ketidakmampuan sementara
untuk mengingat nama atau kata benda
 Blackout → amnesia yang dialami oleh
alkoholik tentang perilaku selama minum-
minum
Gangguan Memori
 Paramnesia → mencampuradukan realita dan fantasi
• Fausse reconnaissance → pengenalan yang salah
• Falsifikasi retrospektif → memori terdistorsi tanpa sadar
dipengaruhi oleh emosi, pengalaman, dan kognisi
• Konfabulasi → pengisian kekosongan memori dengan
membayangkan kejadian tanpa dasar fakta
• Deja vu → pengalaman visual baru dianggap pernah
mengalami
• Deja entendu → pengalaman auditori baru yang dianggap
pernah mengalami
• Deja pense → pikiran baru dianggap pernah dialami
• Jamais vu → tidak mengenali situasi yang pernah dialami
• Memori palsu → pengingatan kejadian yang tidak pernah
terjadi
Tingkatan Memori
 Immediate → detik
 Short-term → menit
 Recent → hari
 Recent-past → bulan
 Long-term → masa lampau
Intelegensia
 Retardasi mental → fungsi intelektual di
bawah rata-rata yang berawal dari periode
perkembangan yang berhubungan dengan
gangguan pematangan dan belajar serta
maladaftasi sosial
• Ringan → IQ 50 atau 55 sampai 70
• Sedang → IQ 35 atau 40 sampai 50 atau 55
• Berat → IQ 20 atau 25 sampai 35 atau 40
• Sangat berat → IQ di bawah 20 atau 25
Intelegensia
 Demensia → gangguan fungsi intelektual
menyeluruh tanpa kesadaran berkabut
• Diskalkulalia → berhitung
• Disgrafia → menulis
• Aleksia → membaca
 Pesudodemensia → menyerupai demensia
namun bukan karena penyakit otak organik
 Pemikiran konkrit → berpikir secara harfiah
tanpa memahami makna
 Pemikiran abstrak → kemampuan untuk
memahami esensi keseluruhan
Tilikan
Kemampuan untuk mengenali keadaan dirinya

 Tilikan Intelektual → pemahaman kenyataan


tanpa disertai kemampuan pemahamam
tersebut untuk mengatasi situasi
 Tilikan sejati → pemahaman yang disertai
dorongan untuk menguasai sesuatu
 Tilikan terganggu → ketidakmampuan untuk
memahami realitas objektif sesuatu
Daya Nilai
Kemampuan untuk mengkaji situasi dan
bertindak sesuai situasi tersebut

 Daya nilai normal → tindakan yang dipilih


sejalan dengan realitas atau dengan standar
perilaku orang dewasa
 Daya nilai terganggu → menurunnya
kemampuan untuk memahami situasi dan
bertindak yang tepat

Anda mungkin juga menyukai